You are on page 1of 23

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Sumba Timur

BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1. Geografis, Administrasi dan Kondisi Fisik

Secara astronomis Kabupaten Sumba Timur terletak pada koordinat


1190 45’ - 1200 52’ Bujur Timur (BT) dan 90 16’ - 100 20’ Lintang Selatan
(LS). Secara definitif Kabupaten Sumba Timur menjadi Daerah Tingkat
II berdasarkan Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 dan Lembaran
Negara Nomor 1649. Berdasarkan posisi geografisnya Kabupaten
Sumba Timur memiliki batas-batas dengan :
- Sebelah Utara : berbatasan dengan Selat Sumba
- Sebelah Selatan : berbatasan dengan Samudera Hindia
- Sebelah Timur : berbatasan dengan Laut Sabu
- Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Sumba
Tengah

Luas wilayah Kabupaten Sumba Timur adalah 7.000,5 Km 2 atau


700.050 Ha yang tersebar pada 1 (Satu) Pulau Utama (Pulau Sumba)
dan 3 pulau kecil yang sudah dihuni yaitu Pulau Salura, Pulau
Menggudu, dan Pulau Nuha. Sekitar 40% dari Luas wilayah Kabupaten
Sumba Timur merupakan daerah yang berbukit-bukit terjal terutama di
daerah bagian Selatan, dimana lahan-lahan bukit tersebut merupakan
lahan yang cukup subur, sementara daerah bagian Utara berupa
daratan yang berbatu dan kurang subur.
Kondisi hidrologi di Kabupaten Sumba Timur sangat dipengaruhi
oleh 3 (dua) jenis hidrologi, yaitu : air tanah bebas, air tanah tertekan
dan air permukaan. Air tanah bebas umumnya dangkal dan mengikuti
kondisi morfologinya, sedangkan air tanah tertekan terletak jauh di
dalam tanah dengan lapisan yang kedap air. Sebagian besar penduduk
di Kabupaten Sumba Timur menggunakan air tanah dangkal dengan
membuat sumur gali dan lainnya menggunakan air tanah dalam.
Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kab. Sumba
Timur
No. Nama DAS Luas (Ha)
1 DAS Kambaniru
111,000
2 DAS Kalionga
55,000
3 DAS Melolo
45,000
4 DAS Kadahang

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 1
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

40,000
5 DAS Tidas
33,000
6 DAS Nggongi
26,000
7 DAS Watumbaka
23,000
Sumber : Dinas Kehutanan Kab.
Sumba Timur,2011

Untuk air permukaan yang terdapat di Kabupaten Sumba Timur


terdiri atas 2 (dua) jenis sungai, yaitu sungai besar dan sungai kecil.
Untuk sungai-sungai kecil yang terdapat di Kabupaten Sumba Timur
dan mempunyai debit air tidak begitu besar berkisar antara 2,5
m3/detik - 7 m3/detik; sungai-sungai kecil tersebut adalah Sungai
Kadahang, Mondu, Kawakuliku, Temu, Kawangu, Watumbaka, Yumbu,
Kapunduk, Payeti, Kadumbul, Wanga, Patawang, Melolo, Rindi, Tattung,
Ngalu, Kakaha, Waibara, Lailunggi, Tawui, Tarimbang, dan Lainjanji.
Sedangkan sungai yang memiliki debit air cukup besar mencapai 8
m3/detik - 12 m3/detik adalah Sungai Kambaniru, keberadaan sungai-
sungai ini dimanfaatkan Pemerintah Kabupaten Sumba Timur untuk
keperluan irigasi bagi lahan-lahan pertanian penduduk. Selain sungai,
daerah ini juga memiliki sumber mata air sebanyak 97 buah yang tidak
pernah kering sepanjang tahun.
Seperti wilayah lain di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kabupaten
Sumba Timur juga memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Pada umumnya wilayah Kabupaten Sumba Timur memasuki
musim hujan pada bulan Januari – April, sementara antara bulan Mei -
Desember ( 8 bulan lainnya) mengalami musim kemarau yang
mnyebabkan Kabupaten Sumba Timur masuk dalam
golongan/kelompok wilayah kering.
Bulan Agustus merupakan bulan terkering, dengan curah hujan rata
rata-rata dalam satu bulan berkisar antara 2-25 mm. Temperatur udara
rata-rata bulanan di Kota Waingapu, Ibukota Kabupaten Sumba Timur,
tercatat maximum 32,40C dan minimum 200C. Berdasarkan laporan
akhir Penyusunan Buku Sistem Informasi Kewilayahan Tahun 2002 lama
penyinaran matahari bulanan dalam setahun tertinggi tercatat pada
bulan September (97,4%) dan terendah tercatat pada bulan Januari
(44,8%).
Tabel 2.1a Keadaan Iklim Tahun 2008 – 2011 di
Kabupaten Sumba Timur
Jenis Keadaa Tahun Satu
Data n 2008 2009 2010 2011 an
Suhu Terenda 24,4 20,1 26,1 24,1 ˚C
h

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 2
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

Tertingg
28,8 24,5 28,0 28,6 ˚C
i
Terenda
Kelemba 72 72 74,4 77 %
h
ban
Tertingg
Udara 84 85 82,9 87 %
i
Terenda
2 1 1,7 0,3 mm
Curah h
Hujan Tertingg
232 253 228,7 316 mm
i
Terenda
11 3 4 11 Knot
Kecepata h
n Angin Tertingg
17 5 6 15 Knot
i
Sumber: Sumba Timur dalam Angka 2008 – 2012

Topografi Kabupaten Sumba Timur dicirikan oleh dataran perbukitan


dan pegunungan landai. Sebagian besar wilayah di Kabupaten Sumba
Timur (43% dari luas keseluruhan wilayah) merupakan wilayah dengan
kemiringan yang datar berkisar antara 0-8 %. Adapun kemiringan lahan
di Kabupaten Sumba Timur dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Datar (0-8 %) meliputi seluruh


kecamatan dengan luasan terbesar berada di Kecamatan Pahunga
Lodu (31.069 Ha) dan untuk kecamatan dengan luasan terkecil
berada di Kecamatan Kota Waingapu (2.147 Ha).
2. Landai (8-15%) meliputi seluruh
kecamatan dengan luasan terbesar berada di Kecamatan Haharu
(14.412 Ha) dan untuk kecamatan yang mempuntai porsi kecil
berada di Kecamatan Kambera (1.217 Ha).
3. Agak curam (15-25%) meliputi
seluruh kecamatan dengan luasan terbesar berada di Kecamatan
Tabundung (14.065 Ha) dan kecamatan yang memiliki porsi terkecil
adalah Kecamatan Kambera (1.131 Ha).
4. Curam (25-45%) meliputi
seluruh kecamatan dengan luasan terbesar berada di Kecamatan
Tabundung (15.411 Ha) dan luasan terkecil berada pada Kecamatan
Pahunga Lodu (497 Ha).
5. Sangat curam (>45%) meliputi
seluruh kecamatan dengan luasan terbesar berada di Kecamatan
Kambata Mapambuhang (4.407 Ha) dan untuk luasan dengan porsi
terkecil berada di Kecamatan Pahunga Lodu (9 Ha).
Sedangkan untuk ketinggian di Kabupaten Sumba Timur adalah
sebagai berikut :

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 3
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

1. Ketinggian 0-200 m meliputi seluruh kecamatan, untuk luasan


terbesar berada di Kecamatan Rindi dengan luas 26.253 Ha,
sedangkan untuk kecamatan dengan luasan terkecil sebesar 82 Ha
yaitu Kecamatan Lewa.
2. Ketinggian 200-400 m meliputi seluruh kecamatan, untuk luasan
terbesar berada di Kecamatan Haharu dengan luas 24.863 Ha,
sedangkan untuk kecamatan dengan luasan terkecil sebesar 1.386
Ha yaitu Kecamatan Kambera.
3. Ketinggian 400-600 m meliputi seluruh kecamatan, untuk luasan
terbesar berada di Kecamatan Lewa dengan luas 23.415 Ha,
sedangkan untuk kecamatan dengan luasan terkecil sebesar 1.054
Ha yaitu Kecamatan Kambera.
4. Ketinggian 600-800 m meliputi seluruh kecamatan, untuk luasan
terbesar berada di Kecamatan Matawai La Pawu dengan luas 12.719
Ha, sedangkan untuk kecamatan dengan luasan terkecil sebesar 22
Ha yaitu Kecamatan Rindi.
5. Ketinggian 800-1200 m meliputi beberapa kecamatan, untuk luasan
terbesar berada di Kecamatan Matawai La Pawu dengan luas 12.854
Ha, sedangkan untuk kecamatan dengan luasan terkecil sebesar 33
Ha yaitu Kecamatan Kahaungu Eti.
Secara administratif Kabupaten Sumba Timur berdasarkan
Keputusan Bupati Sumba Timur Nomor : 131/145/19/T.Pem/2001
terbagi dalam 15 (lima belas) kecamatan (sebelum pemekaran/sesuai
dengan data yang terdapat di Kabupaten Sumba Timur Dalam Angka
Tahun 2006) dengan jumlah 151 desa/kelurahan dan jumlah
dusun/lingkungan sebanyak 362 dusun. Dengan telah ditetapkannya 2
kecamatan baru (Kecamatan Kambera dan Kecamatan Kambata
Mapambuhang) pada awal tahun 2007 dan 5 kecamatan baru
(Kecamatan Ngadu Ngala, Katala Hamulingu, Lewa Tidahu, Kanatang,
dan Mahu) pada akhir tahun 2007 ini maka jumlah kecamatan di
Kabupaten Sumba Timur terdiri dari 22 kecamatan dengan jumlah
desa/kelurahan sebanyak 140 Desa dan 16 Kelurahan. Untuk lebih
jelasnya lihat pada Tabel 2.2 berikut ini.
Tabel 2.2 Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan jumlah
Desa/Kelurahan

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 4
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

Sumber : Pokja AMPL Sumba Timur *)Rumah, Bangunan & Halaman


Sekitar

2.2 Demografi
Dewasa ini penduduk tidak hanya diposisikan sebagai obyek
pembangunan tetapi lebih sebagai pelaku utama sehingga
kontribusinya semakin signifikan dalam perencanaan, pelaksanaan,
ataupun peranannya sebagai kontrol sosial terhadap pelaksanaan
pembangunan. Hal tersebut juga berlaku dalam pembangunan sektor
sanitasi sehingga data kependudukan menjadi penting dalam
penyusunan Buku Putih Sanitasi. Perhitungan proyeksi penduduk
menggunakan Persamaan Bunga Berganda (Metode Geometrik),
dengan Rumusan Pt = Po (1+r )n.
Tabel-tabel berikut akan menyajikan data dan informasi kondisi
kependudukan Kabupaten Sumba Timur yakni Jumlah Penduduk, Laju
Pertumbuhan (Tahun 2000-2010) serta proyeksi penduduk 5 (lima)
tahun ke depan.

Tabel 2.3: Jumlah dan Kepadatan Penduduk 4


tahun terakhir

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 5
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

Sumber : Sumba Timur Dalam Angka Tahun 2009,2010,2011,2012

Tabel 2.4: Jumlah penduduk dan Kepadatan saat ini serta


proyeksinya untuk 5 tahun**)

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 6
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

**) Angka sangat sementara hasil proyeksi BPS Kab. Sumba Timur, 2013

Jumlah penduduk Kabupaten Sumba Timur mengalami kenaikan dari


tahun 2000-2010 dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 2,11 % .
Konsentrasi penduduk paling padat berada di Kecamatan Kambera dan
Kota Waingapu dimana ke-2 kecamatan tersebut merupakan kawasan
perkotaan, wilayah tersebut mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan sosial dan
kegiatan ekonomi.

2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah

Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri


Nomor 37 Tahun 2012 bahwa pendapatan Daerah yang dianggarkan
dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan
memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaanya. Pendapatan
daerah merupakan faktor yang paling penting dalam penyelenggaraan
pembangunan dan pelayanan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan
dan pemerintahan hanya dapat terlaksana jika didukung dengan
kemampuan pendapatan yang memadai.

Berdasarkan kondisi pendapatan daerah tahun-tahun sebelumnya


menunjukan bahwa Kabupaten Sumba Timur masih merupakan salah

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 7
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

satu Kabupaten yang dikategorikan sebagai daerah kapasitas fiskal


rendah. Hal ini tercermin dari kontribusi pendapatan asli daerah
terhadap pendapatan daerah yang relatif rendah.

Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Sumba


Timur Tahun 2009 - 2013

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 8
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

Sumber : DPPKAD Kab. Sumba Timur, Diolah **) Angka sangat


sementara

Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD


Kabupaten Sumba Timur Tahun 2009 – 2013

Sumber : Pokja AMPL Kab. Sumba Timur, Diolah

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 9
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Sumba


Timur Tahun 2009 - 2013

Sumber : APBD dan BPS Kab. Sumba Timur, diolah

Tabel 2.8 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Sumba


Timur Tahun 2009 - 2011

Sumber : BPS Kab. Sumba Timur,Diolah *) Angka sementara


**) Angka sangat sementara

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 10
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

Gambaran tersebut di atas menunjukan bahwa tingkat


ketergantungan keuangan Pemerintah Kabupaten Sumba Timur
terhadap Pemerintah Pusat masih cukup tinggi. Hal ini bukan berarti
ketiadaan potensi yang dapat dikembangkan akan tetapi potensi
daerah yang ada belum sepenuhnya dapat dikelola mengingat
keterbatasan kemampuan yang dimiliki daerah. Untuk itu pemerintah
daerah berupaya menggandeng atau bekerjasama dengan swasta
untuk mengembangkan berbagai potensi daerah.

2.4 Tata Ruang Wilayah

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan salah satu


dokumen makro arah pembangunan yang sangat strategis dan
merupakan dokumen perencanaan untuk jangka waktu 20 tahun.
Adapun hal-hal penting di salam RTRW Kabupaten Sumba Timur Tahun
2008-2028 yang terkait dengan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

Pembagian Perwilayahan Kabupaten Sumba Timur


Sesuai dengan penetapan orde perkotaan/hierarki perkotaan untuk
wilayah Kabupaten Sumba Timur serta berdasarkan konsep dan
strategi pengembangan wilayah, maka sistem perkotaan di Kabupaten
Sumba Timur direncanakan menjadi 5 Sistem Perwilayahan. Masing
masing pusat Sistem Perwilayahan akan memiliki fungsi dan peran
sesuai dengan potensi yang dimilikinya dengan kegiatan utama
berdasarkan kegiatan dominan dan potensial yang dapat
dikembangkan di wilayah pengembangan masing-masing. Pembagian
perwilayahan pembangunan di Kabupaten Sumba Timur sebagai
berikut :
1. Sistem Perwilayahan Waingapu
Wilayah pengembangan Waingapu meliputi Kecamatan Kota
Waingapu, Kecamatan Kambera, Kecamatan Pandawai, dan
Kecamatan Kambata Mapambuhang. Pusat pengembangannya di
Kecamatan Kota Waingapu. Fungsi dan peranan Kota Waingapu
sebagai pusat Sistem Perwilayahan adalah pusat pelayanan
pemerintahan dan perkantoran, kesehatan skala rumah sakit, pusat
perdagangan dan jasa skala regional, pengembangan industri,
transportasi darat/laut/udara skala regional, pusat pelayanan
Perguruan Tinggi, dan pusat pengembangan permukiman.
Sedangkan kegiatan utama pada Sistem Perwilayahan ini diarahkan
pada :
a. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa;
b. Pengembangan kegiatan pertanian (tanaman pangan, sayur-
sayuran, hortikultura, perkebunan);
c. Pengembangan kawasan peternakan;

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 11
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

d. Pengembangan perikanan;
e. Pengembangan kegiatan industri kecil, industri sedang, atau
industri besar (pengolahan hasil pertanian, kerajinan rakyat,
industri pengelolaan ikan);

f. Pengembangan kegiatan pariwisata dan sarana/prasarana


penunjangnya (seperti hotel, penginapan dan restoran);
g. Pengembangan pertambangan; dan
h. Pengembangan kehutanan.
2. Sistem Perwilayahan Lewa
Wilayah pengembangan Lewa meliputi Kecamatan Lewa, Kecamatan
Nggaha Ori Angu, dan Kecamatan Katala Hamu Lingu dan
Kecamatan Lewa Tidahu. Pusat pengembangannya di Kecamatan
Lewa. Adapun fungsi dan peranan pusat Sistem Perwilayahan Lewa
adalah :
a. Pengembangan perkebunan, kehutanan, pertambangan dan
industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan;
b. Pusat pelayanan pendidikan skala SMU/SMK;
c. Pusat pelayanan perdagangan dan jasa;
d. Pariwisata; dan
e. Pusat pelayanan kesehatan (puskesmas rawat inap).

Kegiatan utama direncanakan sebagai pusat pengembangan


perkebunan, kehutanan, pertambangan, industri pengolahan hasil
pertanian dan perkebunan, pusat pendidikan skala SMU, pelayanan
perdagangan dan jasa, dan pengembangan pariwisata.

3. Sistem Perwilayahan Karera


Wilayah pengembangan Karera meliputi Kecamatan Karera,
Kecamatan Tabundung, Kecamatan Pinu Pahar, dan Kecamatan
Matawai La Pawu, Kecamatan Paberiwai, Kecamatan Mahu dan
Kecamatan Ngadu Ngala. Pusat pengembangannya di Kecamatan
Karera. Fungsi dan peranan untuk pusat wilayah Sistem
Perwilayahan Karera adalah :
a. Pusat pelayanan pemerintahan dan perkantoran skala lokal;
b. Pusat pendidikan (SLTA/kejuruan);
c. Pusat perdagangan skala lokal; dan
d. Pusat pelayanan kesehatan (puskesmas rawat inap).

Kegiatan utama diarahkan sebagai pengembangan perkebunan,


pertanian dan kehutanan, pariwisata.

4. Sistem Perwilayahan Haharu

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 12
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

Wilayah pengembangan ini meliputi Kecamatan Haharu dan


Kecamatan Kanatang. Pusat pengembangannya di Kecamatan
Haharu. Fungsi dan peran sebagai:
a. Pusat pelayanan pemerintahan skala lokal;
b. Pusat pelayanan pendidikan tingkat SMU;
c. Pusat pelayanan perdagangan dan jasa; dan
d. Pusat pelayanan kesehatan (puskesmas rawat inap).

Kegiatan utama yaitu: kehutanan, perkebunan, pertanian,


peternakan, industri, pariwisata, pengembangan perikanan dan
pelabuhan.

5. Sistem Perwilayahan Umalulu


Wilayah pengembangan ini meliputi Kecamatan Umalulu,
Kecamatan Kahaungu Eti, Kecamatan Rindi, Kecamatan Pahunga
Lodu dan Kecamatan Wula Waijelu. Pusat pengembangannya di
Kecamatan Umalulu. Fungsi dan peran sebagai :
a. Pusat pelayanan kesehatan skala rumah sakit;
b. Pusat pelayanan pendidikan tingkat SMU/SMK; dan
c. Pusat pelayanan perdagangan dan jasa.

Kegiatan utama adalah pusat pengembangan perumahan,


pertanian, peternakan, industri, perikanan laut, perkebunan dan
pariwisata.

Arah Kebijakan Pengembangan dan Pembangunan


Kabupaten Sumba Timur
Adapun arah kebijakan pengembangan dan pembangunan
Kabupaten Sumba Timur :
a. Penataan kota yang terpadu dengan kota-kota sekitarnya;
b. Mengembangkan badan kerjasama antar kota;
c. Menyusun RIS prasarana untuk keterpaduan program dalam
kawasan dengan pusat-pusat permukiman;
d. Didukung oleh sistem transportasi kola yang lancar yang
melayani antar kota;
e. Pengembangan kerjasama antar kota untuk jaringan prasarana
seperti air bersih, jaringan jalan, drainase;
f. Pembangunan sarana prasarana telekomunikasi yang
mendukung kegiatan kota;

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 13
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

g. Peningkatan pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi;


h. Peningkatan fasilitas kesehatan, mulai tingkat RT sampai tingkat
pelayanan kota;
i. Pembangunan Rumah Sakit bertarap pelayanan Wilayah.

Arah Kebijakan dan Strategi Permukiman dan Infrastruktur


Kabupaten Sumba Timur
Arah kebijakan dan strategi penataan ruang Kabupaten Sumba
Timur meliputi kebijakan dan strategi penetapan struktur ruang,
pola ruang, penetapan kawasan strategis, penetapan fungsi
kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil serta penatagunaan tanah,
air, udara dan sumber daya alam lainnya. Adapun kebijakan dan
strategi yang terkait dengan pengembangan permukiman dan
infrastruktur adalah :

A. Kebijakan dan Strategi Penetapan Struktur Ruang


Wilayah, meliputi :
1. Pengembangan interaksi kawasan perkotaan di Kabupaten
Sumba Timur, dengan strategi :
 Pengembangan Kota Wiangapu sebagai pusat pelayanan
umum skala regional;
 Peningkatan interaksi kota pusat kabupaten dengan kota
pusat sistem perwilayahan melalui pengembangan
transportasi angkutan umum

2. Pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah yang meliputi


jaringan transportasi, energi listrik, dan prasarana lingkungan
lainnya.
Secara khusus, strategi pengembangan sistem jaringan
prasarana wilayah di Kabupaten Sumba Timur dijelaskan sebagai
berikut :
 Pengembangan jalan untuk mendukung kelancaran
pergerakan dan pertumbuhan wilayah;
 Pengembangan infrastruktur jaringan prasarana transportasi
pendukung berupa terminal;
 Pengembangan akses eksternal wilayah;
 Pengembangan jaringan transportasi laut untuk membuka
keterisolasian wilayah di pulau-pulau Kabupaten Sumba Timur;
 Pengembangan akses internal kawasan yang menghubungkan
simpul-simpul kegiatan untuk menddukung potensi industri;
 Optimalisasi pelayanan pelabuhan dan sarana pendukungnya;
 Optimalisasi tingkat pelayanan Bandar Udara;

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 14
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

 Perluasan jangkauan listrik sampai ke pelosok desa;


 Peningkatan kapasitas dan pelayanan listrik melalui sistem
koneksi antar wilayah;
 Optimalisasi tingkat penanganan sampah perkotaan dan
perdesaan;
 Penetapan kawasan Ruang Terbuka Hijau/RTH.

B. Kebijakan dan Strategi Penetapan Pola Ruang Wilayah,


meliputi :
1. Pemantapan fungsi kawasan lindung, dengan strategi :
 Pengamanan kawasan lindung dari penggunaan lahan untuk
kegiatan fungsional seperti pariwisata, permukiman, industri
dan lain sebagainya;
 Peningkatan dan pengembangan kerjasama pengelolaan
kawasan lindung.

2. Pengembangan kawasan budidaya khususnya kegiatan budidaya


pertanian, dengan strategi :
 Pengamanan lahan pertanian abadi dari alih fungsi peruntukan
lainnya seperti permukiman, industri, dan lain sebagainya;
 Pada kawasan perkotaan yang alih fungsi sawah tidak dapat
dihindari harus dilakukan pengembangan sawah baru yang
dilengkapi dengan sistem irigasi teknis.

C. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan


Strategis, meliputi :
1. Pengendalian perkembangan ruang pada kawasan militer dan
kawasan perindungan lingkungan hidup, dengan strategi :
 Penetapan batas pengaruh kawasan strategis;
 Penetapan pola pemanfaatan lahan sesuai dengan fungsi dan
peran masing-masing kawasan;
 Pengendaian kawasan secara ketat.
2. Pemantapan fungsi lindung pada kawasan cagar budaya, dengan
strategi :
 Pengendalian perkembangan kawasan sekitar cagar budaya;
 Pemanfaatan rumah dan kampung adat sebagai aset wisata;
 Peningkatan pemanfaatan rumah dan kampung adat untuk
penelitian dan pendidikan.

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 15
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman dan


Infrastruktur Kabupaten Sumba Timur
Rencana pengembangan kawasan permukiman dan infrastruktur di
Kabupaten Sumba Timur terdiri atas :
 Rencana pegembangan permukiman :
- Peningkatan sistem fasilitas dan utilitas pelayanan;
- Pengefisienan pemanfaatan lahan;
- Peningkatan kualitas lingkungan permukiman yang sehat dan
bersih.

 Rencana pengembangan transportasi, meliputi :


- Pengembangan jaringan Jalan Nasional, Jalan Propinsi, jalan lokal
primer, jalan sekunder dan jaringan jalan lainnya dalam
mendukung kelancaran pergerakan dan pertumbuhan wilayah;
- Pengembangan Terminal tipe C serta peningkatan infrastruktur
pendukung dan pelayanan terminal tipe B;
- Pengembangan jalur transportasi laut yang menghubungkan
Waingapu dengan pelabuhan lainnya di Propinsi Nusa Tenggara
Timur dan propinsi lainnya;
- Pengembangan pelabuhan dan prasarana pendukung;
- Pengembangan Bandar Udara Umbu Mehang Kunda beserta
pengembangan infrastruktur penunjang lainnya;
- Pengendalian ketat pada kawasan sekitar bandar udara sesuai
dengan aturan keselamatan penerbangan;
- Menjalin kerjasama dengan daerah lain untuk mendukung
pengembangan akses eksternal.

 Rencana pengembangan kelistrikan, meliputi :


- Pengembangan jaringan baru untuk wilayah-wilayah yang belum
terlayani fasilitas listrik;
- Optimalisasi pengoperasian dan penggunaan infrastruktur untuk
meningkatkan tingkat pelayanan kepada pelanggan;
- Peningkatan kapasitas Penerangan Jalan Umum (JPU) khususnya
pada malam hari dalam upaya peningkatan aktivitas
perekonomian wilayah;
- Pengkajian dan pengembangan PLTU, PLTA, dan PLTM sebagai
sarana pemenuhan krisis energi listrik;
- Penyediaan BTS bersama;
- Menjalin kerjasama dengan kabupaten sekitar untuk menunjang
pembangunan listrik.

 Rencana pengembangan prasarana lingkungan lainnnya meliputi :


- Pengembangan air bersih dan penyediaan air baku;
- Pengembangan hidran umum;

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 16
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

- Peningkatan prasarana pengolahan sampah;


- Pengelolaan sampah yang berkelanjutan;
- Pengembangan TPA yang ramah lingkungan;
- Peningkatan sanitasi lingkungan;
- Pengembangan RTH dengan pengadaan taman dan hutan kota.

2.5. Sosial dan Budaya


Dengan memetakan kondisi pendidikan dan tingkat kesejahteraan
masyarakat dapat menggambarkan keadaan sosial budaya suatu
tempat. Berdasarkan data statistik Sumba Timur Dalam Angka 2012
diketahui terdapat 313 unit sekolah dengan tenaga pengajar/guru
sebanyak 4.420 orang degan peserta didik/murid sebanyak 62.987
orang. Dimana rasio perbandingan murid dan guru untuk SD 1 : 14,
untuk SMP 1 : 14, sedangkan untuk SMA 1 : 16.
Data jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) yang ada di Kabupaten
Sumba Timur adalah sebanyak 31.971 RTM dan tersebar pada setiap
wilayah kecamatan. Data jumlah rumah tidak tersedia sehingga
diasumsikan bahwa banyaknya rumah sebanding dengan jumlah
rumah tangga. Data mengenai hal tersebut disajikan dalam tabel-tabel
berikut ini.
Tabel 2.9: Fasilitas Pendidikan (SD, SMP, SMA /sederajat) yang
tersedia
di Kabupaten Sumba Timur

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 17
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

Sumber : Sumba Timur Dalan Angka 2012

Tabel 2.10: Jumlah Rumah Tangga Miskin dan Kepala Rumah


Tangga
di Kabupaten Sumba Timur

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 18
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

Sumber : Sumba Timur Dalan Angka 2012


2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah
Bagan berikut akan mengetengahkan Struktur Organisasi
Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya dan SKPD yang
memiliki keterkaitan erat dengan pembangunan sektor sanitasi.

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 19
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pemerintah DaerahKabupaten Sumba Timur dan


SKPD terkait Pembangunan Sektor Sanitasi
BUPATI
DPRD SEKRETARIAT DPRD
WAKIL BUPATI
- Bagian Umum
- Bagian Persidangan dan Risalah
SEKRETARIAT DAERAH
- Bagian Keuangan
- Bagian Humas dan Protokol

Asisten Pemerintahan & Asisten Asisten Administrasi


Kesejahteraan Rakyat Perekonomian & Umum
STAF AHLI Pembangunan
- Bagian Administrasi - Bagian Hukum
- Bidang Hukum dan Politik Pemerintahan Umum - Bagian Administrasi - Bagian Organisasi
- Bidang Pembangunan - Bagian Administrasi Pembangunan - Bagian Humas
- Bidang Kemasyarakatan & SDM Kesejahteraan Rakyat - Bagian Administrasi - Bagian Umum
- Bidang Keuangan & Ekonomi Perekonomian

KECAMATAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH


DINAS DAERAH SATPOL PP

- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata - Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan


- Dinas Kehutanan - Badan Lingkungan Hidup
PELAKSANA HARIAN
- Dinas Kelautan dan Perikanan - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
KELURAHAN / DESA BADAN NARKOTIKA
- Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil - Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
- Dinas Kesehatan Pertanian
- Dinas Perhubungan dan Komunikasi - Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
- Dinas Pertanian dan Perkebunan Pemerintahan Desa
- Dinas Peternakan - Badan Pemberdayaan Perempuan dan
- Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Keluarga Berencana
- Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga - Badan Penanggulangan Bencana Daerah
- Dinas Pekerjaan Umum, - Inspektorat
- Dinas Pertambangan dan Energi - Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan
- Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Perlindungan Masyarakat
- Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan - Kantor Pengolahan Data Elektronik, Kearsipan
dan Perpustakaan
- Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu
- Rumah Sakit Umum Daerah

BUPATI

BAPPEDA BADAN DINAS PEKERJAAN UMUM DINAS KESEHATAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
Bidang PEMERINTAHAN DESA - Bidang Cipta Karya - Bidang Penanggulangan Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Perencanaan Wilayah - Bidang Kebersihan dan Penyakit dan Penyehatan
Bidang Pemberdayaan Teknologi Tepat Guna & Pertamanan Lingkungan
Sumberdaya Alam - Bidang Penanggulangan
Masalah Kesehatan (Seksi
Keterangan : Promkes)
Mandat Tupoksi Langsung

Mandat Tupoksi Tidak Langsung

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 15 Sumba Timur, 2013
Pokja AMPL Kabupaten
II - 1
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

Peta 2.1. Rencana Pengendalian Banjir Kabupaten Sumba Timur

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 16
Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013
Pokja AMPL Kabupaten
II - 18
Sumba Timur, 2013
II - 1
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

Peta 2.2. Wilayah Administrasi Kabupaten Sumba Timur

Peta 2.4. Rencana Pola Ruang Kabupaten Sumba Timur

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 17
Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013
Pokja AMPL Kabupaten
II - 18
Sumba Timur, 2013
II - 2
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur

Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013


II - 18
Pokja AMPL Kabupaten Sumba Timur, 2013
Pokja AMPL Kabupaten
II - 18
Sumba Timur, 2013
II - 3

You might also like