You are on page 1of 76

PELABUHAN

Dosen Pengajar:

Bayu Aditya Canserio, ST, MT.


I. PENGERTIAN PELABUHAN
II. PERENCANAAN PELABUHAN
III. KAPAL
IV. ALUR PELAYARAN
V. KOLAM PELABUHAN
VI. DERMAGA
VII. FENDER PENAMBAT
VIII. FASILITAS DARAT UMUM
• Deskipsi
• Menjelaskan tentang Pengertian Pelabuhan
meliputi : Perkembangan Pelabuhan, Arti
penting pelabuhan, Definisi Pelabuhan,
Macam pelabuhan, Pelabuhan di Indonesia
Pada masa yang lalu,
1. PERKEMBANGAN PELABUHAN
Pelabuhan adalah suatu tempat di perairan
(di muara sungai, teluk atau pantai) yang
secara alamiah terlindung dari gempuran
gelombang, sehingga kapal-kapal dan
perahu-perahu dapat merapat dan
membuang jangkar untuk melakukan
kegiatan bongkar muat barang maupun
menaik turunkan penumpang dengan aman.
Sejalan dengan kemajuan zaman,

Pelabuhan sebagai sarana dan prasarana


angkutan laut tidak lagi di perairan yang
terlindungi secara alamiah, tetapi bisa berada
di laut terbuka sebagai Pelabuhan Samudra
dengan perairan yang luas dan dalam.
Perkembangan selanjutnya,
Pelabuhan sekarang merupakan :
 salah satu segmen mata-rantai Transportasi dari
kegiatan bisnis yang terlibat dalam proses
Transportasi.
 prasarana yang dapat menunjang dan
mendorong pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan industri didaerah belakang
pelabuhan ( hinterland ).
2. ARTI PENTING PELABUHAN
Arti penting Pelabuhan bagi suatu daerah
atau negara dapat ditinjau dari beberapa
aspek, yaitu :

a. dari aspek transportasi


b. dari aspek pelayanan
c. dari aspek HINTERLAND CONNECTION
a. dari aspek transportasi,

Pelabuhan sebagai :
 interface atau titik Temu antara moda
transportasi laut dan moda transportasi darat,
 Gateway atau pintu gerbang utama untuk arus
keluar masuknya barang perdagangan dari
atau ke daerah belakang pelabuhan
(hinterland) yang bersangkutan,
 industry estate atau Industri estat untuk
pengembangan industri di daerah pelabuhan
yang berorientasi ekspor.
b. dari aspek pelayanan,

Pelabuhan akan melayani, antara lain :


 kebutuhan perdagangan terutama
perdagangan internasional dari daerah
belakang Pelabuhan tersebut,
 membantu berjalannya roda perdagangan dan
pengembangan industri Nasional,
 menampung pangsa pasar yang semakin
meningkat guna melayani perdagangan
Internasional baik tran’shipment maupun transit
traff,

 menyediakan fasilitas transit untuk tujuan daerah


belakang atau daerah / negara tetangga,

 menyediakan fasilitas pengembangan industri di


sekitar Pelabuhan bagi industri yang berorientasi
eksport.
c. aspek HINTERLAND CONNECTION

Antara Pelabuhan dan hinterland terjadi


hubungan yang saling mempengaruhi dan
saling ketergantungan.

Seperti, Pelabuhan tidak akan ada artinya bila


tidak didukung oleh hinterland yang berpotensi
untuk berkembang,
sebaliknya ,

pada daerah yang merupakan hinterland dari


suatu Pelabuhan akan terhambat
perkembangan industri, pertanian dan
perdagangannya jika tidak ditunjang oleh suatu
Pelabuhan dengan fasilitas yang memadai
dengan tingkat koefisiensi yang tinggi.
Fasilitas yang dimaksud :
 prasarana jalan raya yang menghubungkan suatu
lokasi dengan Pelabuhan
 Sarana transportasi darat ( truk, kereta api )
 Prasarana jaringan telekomunikasi Internasional
 Sisten perbank-kan
 Prosedur ekspor / impor
 Sistem Keamanan Nasional,
 dll
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa,

• Hinterland connection berarti semua fasilitas


yang memungkinkan terlaksananya hubungan
antara pelabuhan dengan seluruh lokasi
industri, pertanian dan perdagangan dalam
arti luas yang berada di hinterland di mana
pelabuhan tersebut berada.
Contoh,
Pelabuhan Tanjung Priok dengan Hinterland Connection
Kata Pelabuhan dapat diartikan
3. DEFINISI PELABUHANdalam dua
istilah, yaitu Bandar dan Pelabuhan.
Bandar ( harbour ),
Bandar adalah suatu fasilitas di daerah per-air-an
( estuari atau muara sungai, teluk ) dengan
kedalaman air yang memadai dan terlindung dari
gempuran gelombang, angin dan arus untuk
berlabuh, bertambat maupun tempat singgah
kapal untuk mengisi bahan bakar, reparasi dan
sebagainya.
Pelabuhan ( port )
adalah suatu daerah per-air-an (di samudera,
estuari/muara sungai, dan teluk) dengan
kedalaman yang memadai dan terlindung dari
gempuran gelombang, angin dan arus, serta
dilengkapi dengan fasilitas terminal laut dan
darat
Fasilitas Terminal Laut dan Darat meliputi :

▪ dermaga dimana kapal dapat berlabuh atau


bertambat,
▪ kran-kran untuk melakukan bongkar muat
barang/hewan,
▪ gudang untuk menyimpan barang-barang dalam jangka
yang cukup lama selama menunggu mengiriman ke
daerah tujuan atau pengapalan.
▪ terminal darat untuk menaik turunkan penumpang,
mengisi BBM, dll.
▪ serta memiliki akses ke darat dengan transportasi
penghubung seperti kereta api dan truk
Definisi Pelabuhan menurut Peraturan
Pemerintah No. 69 tahun 2001 tentang
Kepelabuhan,
adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan
disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan Pemerintah dan kegiatan Ekonomi
yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,
berlabuh, naik/turun penumpang dan atau bongkar
muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan serta sebagai tempat berpindahnya intra
dan antar moda transportasi.
4. MACAM PELABUHAN
Pelabuhan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam tergantung dari sudut
tinjauannya, yaitu dari :
– segi penyelenggaraannya,
– segi kegunaannya
– segi geografisnya.
Ditinjau dari segi penyelenggaraannya
 Pelabuhan Umum,
diselenggarakan untuk kepentingan pelayaran
masyarakat umum,
Penyelenggaraannya dapat dilakukan oleh
Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara atau Swasta.
 Pelabuhan Khusus
diselenggarakan untuk kepentingan sendiri dalam
menunjang kegiatan tertentu.
Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk
kepentingan umum, kecuali dalam keadaan tertentu
dengan ijin Pemilik Pelabuhan.
Ditinjau dari segi kegunaannya
 Pelabuhan Ikan
 Pelabuhan Barang
 Pelabuhan Penumpang
 dll
Ditinjau dari segi geografisnya

 Pelabuhan Alam,
 Pelabuhan Buatan
 Pelabuhan Semi alam
Pelabuhan yang ada di Indonesia
5. PELABUHAN DIkurang lebih 560
INDONESIA
Pelabuhan terdiri dari Pelabuhan besar dan Pelabuhan
kecil,
 110 pelabuhan relatif besar yang bersifat komersial,
dan dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
 Ratusan pelabuhan dan dermaga yang bersifat khusus
yang dikelola oleh Industri untuk melayani usaha
pokoknya
 Sedangkan lainnya merupakan pelabuhan-pelabuhan
kecil yang tersebar di pulau-pulau terpencil di seluruh
Nusantara dan bersifat non komersial
Deskipsi
Menjelaskan tentang dasar – dasar perencanaan
pelabuhan, parameter yag berpengaruh. Parameter
tersebut digunakan untuk merencanakan fasilitas
utama, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjangnya.
UMUM

Standar operasi pelabuhan perikanan yang memuaskan persyaratan


umum, yang harus dipenuhi adalah :

1. Alur pelayaran yang aman.


2. Ukuran dan kedalaman kolam pelabuhan cukup memenuhi
kebutuhan kapal yang berlabuh.
3. Tempat berlabuh (kolam pelabuhan) terlindung dari serangan
gelombang.
4. Tersedia cukup ruang untuk melakukan aktivitas bongkar muat.
5 Tersedia fasilitas pendukung yang memadai.
Beberapa aspek perencanaan pelabuhan yang penting
adalah :
1. KARAKTERISTIK KAPAL RENCANA
Fasilitas dermaga yang akan didesain direncanakan untuk menerima
beban dengan contoh desain kriteria data kapal.
Tabel Contoh Kriteria Data Kapal

Satuan Kapal 30 GT
Uraian
Panjang (LOA)) m 16.00
Lebar m 4.00
Draft m 2.5
Freeboard m 1.00
Panjang (LBP) m -
Kecepatan Merapat m/det 0.25
Sudut Merapat deg 10
2. KARAKTERISTIK HIDROOSEANOGRAFI

Pasang Surut
Pengamatan pasang surut dilaksanakan selama 15 hari dengan
pembacaan ketinggian air setiap satu jam.
Pengamatan pasut dilaksanakan menggunakan peilschaal dengan interval
skala 1 (satu) cm.

Elevasi Nol Peilschaal = T.P + BT.1 – BT.2

dimana:
T.P = Tinggi titik patok terdekat dengan peilschaal
BT.1 = Bacaan benang tengah di patok
BT.2 = Bacaan benang tengah di peilschaal
BT. 2 BT. 1

Patok

Peilschaal

Gambar Pengikatan (levelling) peilschaal.


Penentuan jenis pasang surut menurut rumus
berikut:
K1 + O1
NF =
M2 + S2

di mana jenis pasut untuk nilai NF:


0 - 0,25 = semi diurnal
0,25 - 1,5 = mixed type (semi diurnal dominant)
1,5 - 3,0 = mixed type (diurnal dominant)
>3,0 = diurnal
Tabel Komponen Pasang Surut Sesuai Hasil Pengamatan

Konstituen Amplitudo Beda Fasa

M2 34.06 128.14
dimana:
S2 22.91 97.44 A : amplitudo,
g : beda fase,
N2 6.31 142.61 M2 : komponen utama bulan (semi diurnal),
S2 : komponen utama matahari (semi diurnal),
K2 16.16 -66.58 N2 : komponen eliptis bulan,
K2 : komponen bulan,
K1 6.77 77.84
K1 : komponen bulan,
O1 9.9 9.52 O1 : komponen utama bulan (diurnal),
P1 : komponen utama matahari (semi diurnal),
P1 9.68 -68.22 M4 : komponen utama bulan (kuarter diurnal),
dan
M4 0.02 268.49 MS4 : komponen utama matahari-bulan.

MS4 0.01 216.07

SO 19.74
Contoh perhitungan Berdasarkan komponen yang telah didapatkan dapat
diketahui sifat pasang surut yang terjadi dengan rumus :
K1 + O1
F= = 1,51
M 2 + S2
Dari nilai F (Formazalh) didapat berada0di
,25  F  1,5
maka pasang surut dikategorikan dalam pasang campuran dominan Semi
diurnal.
Tabel Harga Elevasi-elevasi Acuan di Lokasi Pekerjaan Terhadap LLWL

Elevasi Terhadap LLWL Jumlah


Elevasi Acuan
No (cm) Kejadian

1 HHWL Highest High Water Level 334,78 192.78

2 MHWS Mean High Water Spring 294,44 163.95

3 MHWL Mean High Water Level 240,86 133.29

4 MSL Mean Sea Level 182,23 91.8

5 MLWL Mean Low Water Level 125,56 50.23

6 MLWS Mean Low Water Spring 64,79 22.27

7 LLWL Lowest Low Water Level 0 0


GELOMBANG RENCANA
Fetch adalah daerah pembentukan gelombang yang diasumsikan
memiliki kecepatan dan arah angin yang relatif konstan.

Panjang fetch efektif dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Lf i =
 Lf . cos
i i

 cos i

dimana:

Lfi = Panjang fetch ke-i


i = Sudut pengukuran fetch ke-i
i = Jumlah pengukuran fetch
Gambar Peta fetch untuk contoh
kawasan perairan Pelabuhan
Bengkunat
Distribusi Tinggi dan Arah Gelombang di Lepas Pantai Teluk Bengkunat
Diramal Berdasarkan Data Angin Jam-jaman di Branti
Total 2001-2005

BL U TL
40%

30%

20%

10%

0%

B T
Gambar Windrose bulan September-
Desember kawasan perairan Pelabuhan
Bengkunat.

BD S TG
Calm = 59.48% Tidak Tercatat = 0.11%

Jenis tongkat menunjukkan tinggi gelombang dalam meter.


Panjang tongkat menunjukkan persentase kejadian.
Gelombang rencana didapat dengan memprediksikan kejadian angin
maksimum dengan periode tertentu. Dari hasil hindcasting didapat gelombang
maksimum tiap arah selama tahun 2001-2005.
Tabel Tinggi Gelombang Maksimum dari Tahun 2001-2005
Tahun U TL T TG S BD B BL Max
2001 1.12 2.13 3.7 1.62 1.88 0 0 0 3.7
2002 2.46 1.93 2.63 1.93 1.18 0 0 0 2.63
2003 1.15 2.96 2.86 1.36 0.87 0 0 0 2.96
2004 0.52 1.61 2.57 0.88 0.87 0 0 0 2.57
2005 0.56 1.93 2.79 1.82 0.77 0 0 0 2.79
Max 2.46 2.96 3.7 1.93 1.88 0 0 0

Didapat nilai tinggi gelombang tiap-tiap perioda ulang seperti yang disajikan
pada Tabel
Tabel Nilai tinggi gelombang tiap-tiap perioda ulang
Periode Ulang Nilai Ekstrim
(tahun) Tinggi Gel. (m)
1 2.71
2 2.90
3 3.09
5 3.30
10 3.53
25 3.80
50 3.98
100 4.15
200 4.31
Deskipsi
Menjelaskan tentang Kapal yang meliputi
pengertian kapal, jenis kapal, bagian-bagian
kapal, karakteristik kapal, istilah – istilah
kapal.
1. KAPAL, Sampan atau
Perahu
adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di
laut atau di sungai.

Dalam istilah inggris, dipisahkan antara :


 ship yang lebih besar dan
 boat yang lebih kecil.
1. KAPAL, Sampan atau
Perahu
Sebuah perahu disebut kapal ditentukan oleh :
ukuran kapal,
undang-undang dan peraturan pemerintah
atau
kebiasaan setempat.
Untuk menggerakan Kapal :
awalnya menggunakan dayung kemudian
angin dengan bantuan layar,
mesin uap, setelah muncul revolusi
Industri
mesin diesel serta
Nuklir,
Beberapa penelitian memunculkan :
kapal bermesin yang berjalan mengambang
diatas air seperti Hovercraft dan
Eakroplane.
kapal yang digunakan di dasar lautan yakni
kapal selam.
Kapal memiliki keunggulan-keunggulan
dibandingkan alat angkut lain misal pesawat
terbang, yakni :
 kapal niaga dan tanker mampu mengangkut
barang dengan tonase yang lebih besar
 kapal penumpang menjadi kapal pesiar seperti
Queen Elizabeth.
Pada masa lalu,
• bahan-bahan pembuatan kapal dari kayu, bambu
• Untuk menetukan arah, kapal berlayar tidak jauh dari benua atau
daratan.

Seiring dengan perkembangan zaman,


• Bahan-bahan pembuat kapal dari logam seperti besi/baja karena
kebutuhan manusia akan kapal yang kuat.
• Untuk menentukan arah, para awak kapal menggunakan alat bantu
navigasi, seperti :
▪ bintang , kompas dan astrolabe serta peta.
▪ jam pasir, jam ditemukan pada abad ke-17
▪ telegraf , radar dan Sonar ditemukan pada abad ke 20
Menjelang akhir abad ke-20,

navigasi dipermudah oleh GPS, yang memiliki ketelitian


sangat tinggi dengan bantuan satelit.

beberapa macam peralatan komunikasi modern


memungkinkan para navigator / Mualim bisa melihat
langsung keadaan kondisi laut, seperti : Radar harpa,
system GMDSS (Global Maritime Distress safety system)
dan INMARSAT (International Maritime satelite)
Radar harpa,
yaitu radar modern yang bisa mendeteksi langsung , seperti :
• jarak antara kapal dgn kapal,
• kapal dengan daratan ,
• kapal dengan daerah berbahaya,
• kecepatan kapal,
• kecepatan angin,dan
• mempunyai daya akurasi gambar yang jelas.
system GMDSS (Global Maritime Distress safety system) Suatu system keselamatan
pelayaran secara global.
Kalau suatu kapal berada dalam kondisi berbahaya system ini akan memancarkan
berita bahaya yang berisi posisi kapal, nama kapal, jenis marabahaya, secara
otomatis, cepat, tepat , akurat.
INMARSAT (International Maritime satelite) Suatu system pengiriman berita
menggunakan E-Mail, Telephone, Telex, ataupun Faximile.
2. Jenis-jenis kapal
Jenis Kapal dapat diklasifikasikan berdasarkan :
a. tenaga penggerak
 Kapal bertenaga manusia
(Pendayung)
 Kapal layar
 Kapal uap
 Kapal diesel atau Kapal motor
 Kapal nuklir
 dll


b. Fungsinya
 Kapal Perang
 Kapal selam
 Kapal selam militer
 Kapal penumpang
 Kapal feri
 Kapal barang
 Kapal Keruk
 Kapal tanker
 Kapal pandu
 Kapal tunda
 Kapal peti kemas
 Kapal tongkang / Ponton


3. Bagian – bagian utama kapal
Anjungan kapal
Buritan
Geladak
Haluan
Jangkar
Kemudi
4. Karakteristik Kapal
Karekteristik Kapal akan menentukan :
• Daerah yang diperlukan untuk pelabuhan
• Kedalaman dan lebar alur pelayaran
• Luas kolam pelabuhan dan panjang dermaga
• Fasilitas – fasilitas Pelabuhan di laut maupun di
darat
Untuk keperluan perencanaan pelabuhan, diberikan
karakteristik kapal secara umum, sebagai berikut :

Panjang Lebar Draft Panjang Lebar Draft


Bobot Bobot
Loa ( m ) (m) (m) Loa ( m ) (m) (m)
Kapal Penumpang ( GRT ) Kapal barang Curah ( DWT )
500 51 10.2 2.9 10.000 140 18.7 8.1
1.000 68 11.9 3.6 15.000 157 21.5 9.0
2.000 88 13.2 4.0 20.000 170 23.7 9.8
3.000 99 14.7 4.5 30.000 192 27.3 10.6
5.000 120 16.9 5.2 40.000 208 31.2 11.4
8.000 142 19.7 5.8 50.000 222 32.6 11.9
10.000 154 20.9 6.2 70.000 244 37.8 13.3
15.000 179 22.8 6.8 90.000 250 38.5 14.5
20.000 198 24.7 7.5 100.000 275 42.0 16.1
30.000 230 27.5 8.5 150.000 313 44.5 18.0
Kapal barang ( DWT ) Kapal peti Kemas ( DWT )
700 58 9.7 3.7 20.000 201 27.1 10.6
1.000 64 10.4 4.2 30.000 237 30.7 11.6
2.000 81 12.7 4.9 40.000 263 33.5 12.4
3.000 92 14.2 5.7 50.000 280 35.8 13.0
5.000 109 16.4 6.8
8.000 126 18.7 8.0
10.000 137 19.9 8.5
15.000 153 22.3 9.3
20.000 177 23.4 10.0
30.000 186 27.1 10.9
40.000 201 29.4 11.7
50.000 216 31.5 12.4
5. Istilah – istilah yang digunakan
dalam praktek di lapangan
Displacement Tonnnage, (Ukuran Isi Tolak)
adalah volume air yang dipindahkan oleh kapal, atau sama dengan
berat kapal.

Deadweight Tonnage (DWT), Bobot mati


Yaitu berat total muatan yang dapat diangkut kapal dalam keadaan
pelayaran optimal ( draft kapal ).

Gross register tons (GRT), Ukuran isi kotor


adalah volume keseluruhan ruangan kapal (1 GRT = 100 ft3 = 2,83 m3)
Draft, Sarat
adalah bagian kapal yang terendam air pada keadaan muatan
maksimum, atau jarak antara garis air pada beban yang direncanakan
(design load water line) dengan titik terendah kapal

Length overall, Loa ( Panjang total )


adalah panjang kapal dihiting dari ujung depan ( haluan ) sampai ujung
belakang (buritan )

Length between perpendiculars, LPP ( panjang garis air )


adalah panjang antara kedua ujung design load water line.
IV. ALUR PELAYARAN

Deskipsi
Menjelaskan Alur Pelayaran meliputi Alur Pelayaran,
Bagian-bagian alur pelayaran, arah alur pelayaran,
kedalaman alur pelayaran, gerakan kapal karena
gelombang, lebar dan panjang alur pelayaran.
1. Alur Pelayaran

digunakan untuk :
 mengarahkan kapal yang akan masuk dan
keluar pelabuhan.
 menjamin keselamatan kapal dalam
perjalanannya masuk ke pelabuhan melalui di
alur pelayaran sampai kemudian berhenti di
dermaga
 untuk mendapatkan navigasi yang aman
Perencanaan alur pelayaran dan kolam pelabuhan
ditentukan oleh :
 kapal terbesar yang akan masuk ke pelabuhan
untuk itu perlu survey tipe dan jumlah kapal yang
keluar-masuk Pelabuhan,
 kondisi meteorologi terutana arah dan kecapatan

angin, kondisi laut meliputi batimetri, oseanografi


terutama arah dan tinggi gelombang
2. Bagian – bagian alur pelayaran

 Kapal dalam perjalanan masuk ke kolam pelabuhan


melalui alur Pelayaran , akan mengurangi
kecepatannya sampai kemudian berhenti di
Dermaga.

 Alur ini ditandai oleh alat bantu pelayaran yang


berupa pelampung atau lampu-lampu.
Secara umum ada beberapa daerah yang dilewati
selama perjalanan tersebut yaitu :

➢ Derah tempat kapal melempar sauh → di luas


Pelabuhan
➢ Derah Pendekatan → di luar alur masuk
➢ Daerah Alur masuk → di luar pelabuhan yang
berada didalam daerah terlindung
➢ Daerah kolam putar
Lay out dan Penampang
Alur Pelayaran

Daerah tempat kapal membuang sauh


Kedalaman air tidak boleh kurang dari 1,15
dari draft maksimum kapal terbesar atau tidak
lebih dari 100 m
Daerah pendekatan,

Daerah alur masuk

Daerah kolam pelabuhan


3. Arah alur pelayaran

Dalam perencanakan arah alur pelayaran yang harus


memperhatikan, yaitu :
 Alur pelayaran harus dibuat selurus mungkin,
 Arah alur pelayaran dibuat sedemikian rupa
sehingga searah dengan arah angin dan
gelombang dominan.
 Pada alur pelayaran dekat alur masuk dibuat
bersudut tertentu ( 30o – 60o) terhadap arah
angin dan gelombang dominan,
 Disamping itu apabila keadaan memungkinkan,
alur masuk dibuat lurus
4. Lengkungan / Tikungan alur pelayaran

 Meskipun lebih baik mempunyai alur yang lurus,


pembuatan tikungan sering kali diperlukan dalam
perencanaan layout dermaga dan kebutuhan
untuk ketenangan kolam pelabuhan.

 Dalam pembuatan tikungan, sudut persinggungan


dari garis tengah alur harus tidak boleh lebih dari
30o atau radius lengkung sekitar 4 kali atau lebih
dari panjang keseluruhan kapal
5. Kedalaman alur pelayaran

Kedalaman air di alur pelayaran yang ideal harus :

 cukup besar untuk memungkinkan pelayaran


pada muka air terendah (LWL) dengan kapal
bermuatan maksimum atau
 memperhatikan jarak toleransi dari gerakan
kapal yang disebabkan oleh gelombang, angin
dan arus
Kedalaman alur pelayaran secara umum dapat ditentukan
sbb :

H H H
h
Daerah saluran / kolam
Daerah alur Masuk
Daerah H>H
0<h<H
Pendekatan h = 0
Perbandingan h/H = 0,4
Kedalaman alur pelayaran secara umum dapat
ditentukan sbb :

H=d+G+R+P+S+K

LWL
Dengan :
 d = draft kapal
Draf kapal  G = gerak vertikal kapal karena
Gerak vertikal gelombang
kapal Ruang kebebasan  R = ruang kebebasan unt. Kolam
brotto
7%-15% dari draft kapal unt.
Alur 10%-15% dari draft kapal
Ketelitian pengukuran  P = Ketelitian pengukuran
Elevasi dasar
Sedimen ant. Dua pengerukan Alur nominal  s = Pengendapan sedimen antara
pengerukan
Toleransi pengerukan  K = toleransi pengerukan

Elevasi pengerukan alur


6. Gerakan kapal karena pengaruh gelombang

 Gerakan kapal relatif terhadap posisinya pada


saat tidak bergerak di air diam adalah paling
penting didalam perencanaan alur pelayaran dan
mulut pelabuhan.
 Gerakan vertikal kapal digunakan untuk
menentukan kedalaman alur,
 Gerakan horizontal kapal terhadap sumbu alur
untuk menentukan lebar alur
 Beberapa gerakan kapal karena pengaruh
gelombang, yaitu heaving (angkatan), pitching
(anggukan), rolling ( oleng), swaying ( goyangan),
surging (sentakan) dan yawing (oleng kesamping).

 Kenaikan draf kapal yang disebabkan oleh


gerakan tersebut kadang-kadang sangat besar
misalnya pada kapal-kapal yang besar, pengaruh
rolling sangat besar, terutama bila frekwensi rolling
kapal sama dengan frekwensi gelombang
7. Lebar alur

Lebar alur tergantung pada beberapa faktor, yaitu :


 Lebar, kecepatan dan gerakan kapal,
 Trafik kapal, apakah alur direncanakan untuk satu atau
dua jalur
 Kedalaman alur
 Stabilitas tebing alur
 Angin, gelombang, arus dan arus melintang dalam alur

 Lebar alur dapat ditetapkan dengan berdasarkan


pada lebar kapal.

 Untuk lebar alur pelayaran satu jalur (tidak ada
persimpangan) adalah tiga sampai empat kali lebar
kapal, sedangkan untuk lebar alur dengan dua jalur (ada
persimpangan) adalah enam sampai tujuh kali lebar
kapal.

Lebar keamanan
Lebar keamanan

Lebar keamanan

Lebar keamanan

Lebar keamanan
Jalur gerak

Jalur gerak
Jalur gerak

1.5B 1.8B 1.5B 1.5B 2B 1.8B 1.5B


4.8 B
 Cara lain untuk menentukan lebar alur ( OCDI, 1991),
yaitu :

Panjang Alur Kondisi Pelayaran Lebar


Kapal sering bersimpangan 2 Loa
Relatif panjang
Kapal tidak sering bersimpangan 1.5 Loa
Selain dari alur Kapal sering bersimpangan 1.5 Loa
diatas Kapal tidak sering bersimpangan Loa
8. Panjang alur Pelayaran

 Panjang alur pelayaran dari alur masuk sampai


dengan Kolam Pelabuhan atau tempat tambat untuk
jangkar, berdasarkan potensial setiap kapal.

 Kapal yang masuk Pelabuhan tanpa bimbingan kapal


penarik (kapal tandu) dengan kecepatan relatif tinggi
(6 knot), akan menempuh 4 kali panjangnya sampai
benar-benar berhenti.

 Dengan adanya penambahan panjang kapal dan jarak


berhenti maka panjang alur dari alur masuk sampai
dengan kolam atau tempat tambat memerlukan lebih

You might also like