Professional Documents
Culture Documents
MINI PROJECT
DiajukanuntukMemenuhiSebagianSyarat
Disusunoleh :
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Agustus 2018
Disusun oleh
Disahkan oleh :
Dokter Pembimbing
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, kasih
sayang, dan hidayah-Nya, karya tulis berjudul “Gambaran Pola Hidup Dan Faktor
Penyebab Kejadian Anemia Di UPT Puskesmas Sambeng Lamongan Jawa Timur” ini
dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa tanpa ada bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak
Mini Proyek ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Mini
Proyek ini dapat bermanfaal bagi semua pihak
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................... ...................................... 1
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum ............................................. ................................................... 2
1.3.2 Tujuan khusus ....................................... ........................................................ 2
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Akademis ......................................................................................... 2
1.4.2. Manfaat Praktis .............................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anemia ............................................................................................................. 3
2.1.1 Klasifikasi ............................................................................................... 3
2.1.2 Epidemiologi ........................................................................................... 5
2.1.3 Faktor risiko ............................................................................................ 5
2.1.4 Diagnosis................................................................................................. 12
2.1.5 Komplikasi anemia ................................................................................. 15
2.2. Data Geografis dan Demografik ....................................................................... 16
2.2.1 Data geografis ......................................................................................... 16
2.2.2 Keadaan Penduduk.................................................................................. 17
2.2.3 Keadaan Pendidikan................................................................................ 17
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep ............................................................................................ 19
BAB 4 METODE PENELITIAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Peta kecamatan Sambeng .......................................................................... 16
Gambar 5.1 Distribusi pekerjaan responden .................................................................. 24
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Derajat keparahan anemia berdasarkan WHO 2014 .................................. 4
Tabel 4.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................ 22
Tabel 5.1 Faktor risiko anemia .................................................................................. 24
Tabel 5.2 Faktor risiko anemia gizi ........................................................................... 25
Tabel 5.3 Faktor risiko anemia infeksi ...................................................................... 25
Tabel 5.4 Faktor risiko anemia perdarahan................................................................ 25
Tabel 5.5 Faktor risiko anemia penyebab lain ........................................................... 25
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Anemia adalah masalah yang dihadapi secara global. World Health
Organization (WHO) mencatat, secara global pada tahun 2011, terdapat lebih dari
273 juta anak usia 6-59 bulan menderita anemia dengan 9.6 juta diantaranya
merupakan anemia berat, lebih dari 496 juta wanita tidak hamil usia 15-49 tahun
menderita anemia dengan 19.4 juta diantaranya merupakan anemia berat, dan 32.4
juta wanita hamil usia 15-49 tahun menderita anemia dengan 800 ribu diantaranya
merupakan anemia berat. Data WHO 2011 menunjukkan 45%
dariseluruhpenderita anemia adalah laki laki dewasa dan lanjut usia, dengan
estimasi 90.000 kematian di Negara berkembang disebabkan oleh anemia
defisiensi besi.10
Menurut data hasilRiskesdastahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia
yaitu 21,7%dari seluruh penduduk dengan proporsi penderita anemia usia 35-44
tahunsebesar 20.1% yang terusmeningkat seiring meningkatnya usia dan pada
populasi berusia lebih dari 75 tahun, proporsi anemia sebesar 46%. Berdasarkan
jenis kelamin, 23,9% dari wanita dan 18,4% dari pria di Indonesia memiliki
anemia.3
Berdasarkan data pasien rawat inap di Puskesmas Sambeng yang
dilakukan pemeriksaan darah lengkap bulan Mei hingga Juni 2018, 44%
mengalami anemia, dan 50% daripasien yang berasal dari Ardirejo mengalami
anemia.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti ingin mengetahui faktor
yang mempengaruhi angka kejadian anemia di Puskesmas Sambeng, Kabupaten
Lamongan.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian ringkas pada latar belakang penelitian di atas maka masalah
yang diangkat pada penelitian ini adalah:
1
2
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1.4.Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anemia
2.1.1. Klasifikasi
1. Klasifikasi berdasarkan etiopatogenesis
a. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum
tulang
i. Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit
a) Anemia defisiensi besi
b) Anemia defisiensi asam folat
c) Anemia defisiensi vitamin B12
ii. Gangguan utilisasi besi
a) Anemia penyakit kronik
b) Anemia sideroblastik
iii. Kerusakan sumsum tulang
a) Anemia aplastic
b) Anemia mielodisplastik
c) Anemia pada keganasan hematologi
d) Anemia diseritropoietik
e) Anemia pada sindroma mielodisplastik
b. Anemia karena perdarahan
i. Anemia pasca perdarahan akut
ii. Anemia akibat perdarahan kronik
c. Anemia hemolitik
i. Anemia hemolitik intrakorpuskular
3
4
Populasi Anemia
Non-Anemia Ringan Sedang Berat
Anak-anak usia 6 - 59 bulan 11,0 atau 10,0-10,9 7,0-9,9 < 7,0
lebih
Anak-anak usia 5 - 11 tahun 11,5 atau 11,0-11,4 8,0-10,9 < 8,0
lebih
Anak-anak usia 12 - 14 12,0 atau 11,0-11,9 8,0-10,9 < 8,0
tahun lebih
5
Wanita tidak hamil (15 12,0 atau 11,0-11,9 8,0-10,9 < 8,0
tahun keatas) lebih
Wanita hamil 11,0 atau 10,0-10,9 7,0-9,9 < 7,0
lebih
Pria (15 tahun keatas) 13,0 atau 11,0-12,9 8,0-10,9 < 8,0
lebih
Sumber : WHO. 2014. WHA Global Nutrition Targets 2025: Low Birth Weight
Policy Brief. Switzerland.
2.1.2. Epidemiologi
Anemia adalah masalah yang dihadapi secara global. World Health
Organization (WHO) mencatat, secara global pada tahun 2011, terdapat lebih
dari 273 juta anak usia 6-59 bulan menderita anemia dengan 9.6 juta
diantaranya merupakan anemia berat, lebih dari 496 juta wanita tidak hamil
usia 15-49 tahun menderita anemia dengan 19.4 juta diantaranya merupakan
anemia berat, dan 32.4 juta wanita hamil usia 15-49 tahun menderita anemia
dengan 800 ribu diantaranya merupakan anemia berat. Data WHO 2011
menunjukkan 45% dari seluruh penderita anemia adalah laki laki dewasa dan
lanjut usia, dengan estimasi 90.000 kematian di Negara berkembang
disebabkan oleh anemia defisiensi besi.10
ii. Infeksi
Anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah
terkena infeksi.Telah diketahui secara luas bahwa infeksimerupakan
faktor yang penting dalam menimbulkan kejadian anemia, dananemia
merupakan konsekuensi dari peradangan dan asupan makanan
yangtidak memenuhi kebutuhan zat besi.3
Kehilangan darah akibat schistosomiasis dan infestasi cacing dapat
menyebabkan defisiensi zat besi dan anemia.Angka kesakitan akibat
penyakitinfeksi meningkat pada populasi defisiensi besi akibat efek
yang merugikanterhadap sistem imun. Malaria karena hemolisis dan
beberapa infeksi parasit seperti cacing, trichuriasis, amoebiasis, dan
schistosomiasis menyebabkankehilangan darah secara langsung dan
kehilangan darah tersebut mengakibatkan defisiensi besi.1
Adanya infeksi cacing tambang menyebabkan pendarahan pada
dinding usus, meskipun sedikit tetapi terjadi terus menerus sehingga
dapatmengakibatkan hilangnya darah atau zat besi.Infeksi cacing
8
2.1.4. Diagnosis8
Untuk dapat mendiagnosis anemia, dapat dilakukan beberapa pendekatan,
berikut adalah pemeriksaan dan pendekatan untuk diagnosis anemia:
1) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium merupakan penunjang diagnostic pokok
dalam diagnosis anemia.pemeriksaan ini terdiri dari:
Pemeriksaan penyaring (screening test)
Pemeriksaan penyaring untuk kasus anemia terdiri dari pengukuran
kadar hemoglobin, indeks eritrosit, dan apusan darah tepi
Pemeriksaan darah seri anemia
Pemeriksaan darah seri anemia meliputi hitung leukosit, trombosit,
hitung retikulosit dan laju endap darah.Sekarang sudah banyak
dipakai automatichematology analyzer yang dapat memberikan
presisi hasil yang lebih baik.
Pemeriksaan sumsum tulang
Pemeriksaan ini memberi informasi yang sangat berharga
mengenai keadaan sistem hematopoiesis.Pemeriksaan ini
dibutuhkan untuk diagnosis definitive pada beberapa jenis anemia.
Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan ini hanya dikerjakan atas indikasi khusus, misalnya
pada:
a) Anemia defisiensi besi: serum iron, TIBC (total iron binding
capacity), saturasi ferin, protoporfirin eritrosit, ferritin serum,
reseptor transferrin dan pengecatan besi pada sumsum tulang
(Perl’s stain)
13
3) Pendekatan Klinis
Desa yang paling luas wilayahnya adalah desa Nogojatisari dengan luas yaitu
14,60 Km² sedangkan desa yang paling kecil adalah desa Tenggiring dengan luas 2,06
Km² .
Kondisi geografis kecamatan Sambeng dapat ditinjau dari ketinggian wilayah di atas
permukaan laut dan kelerengan lahan , Kecamatan Sambeng terdiri dari daratan rendah
dan hutan jati dengan tingkat ketinggian 0 – 56 meter. Kecamatan Sambeng merupakan
daerah pegunungan kapur , bebatuan , hutan jati milik Perhutani dan hutan rakyat yang
tingkat kesuburan tanahnya katagori sedang
FaktorNutrisi :
Defisiensi
Fe/Folat/B12/Vita
min C
Gangguanabsorpsi
Fe
FaktorInfeksi
Personal hygiene
Zoonosis
Infeksisalurancern
a
Upayapreventifinf
eksicacing
ANEMIA
FaktorPerdarahan
↑Asam lambung
Iritasimukosa
Gangguan
hemostasis
Rokok
FaktorPenyebab lain
CKD
Liver disease
Malignansi
Genetik
Autoimun
19
BAB 4
METODE PENELITIAN
Populasi pada penelitian ini dipilih berdasarkan survey pendahuluan angka kejadian
anemia pada pasien rawat inap UPT Puskesmas Sambeng bulan Mei-Juni. Didapatkan
proporsi tertinggi penderita anemia di Puskesmas Sambeng berasal dari Desa Ardirejo
sebesar 50% sehingga populasi target pada penelitian ini adalah kepala keluarga di Desa
Ardirejo, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan.
4.2.2 Sampel
Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive
sampling yaitu penduduk yang kooperatif dan mampu baca tulis. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik total sampling seluruh ibu rumah tangga yang mengikuti
posyandu di Dusun Mambung, Dawar, Cangak. Total sampel pada penelitian ini
berjumlah 44 keluarga.
20
21
Variabel bebas penelitian ini adalah pola hidup dan kebiasaan dari subjek
penelitian
1. Pola hidup dan kebiasaan subjek penelitian yang berkaitan dengan risiko
anemia dijabarkan dalam dua puluh lima pertanyaan dalam kuesioner.
2. Penyebab anemia yang dibagi menjadi lima yaitu : Anemia gizi, anemia
infeksi, anemia perdarahan, anemia penyebab lain. Anemia gizi meliputi
anemia yang terjadi karena defisiensi Fe/Folat/Vitamin C/ Vitamin B12..
Anemia infeksi meliputi anemia yang terjadi karena infestasi cacing dan
parasit. Anemia perdarahan kronik meliputi anemia akibat faktor risiko
gangguan hemostasis dan perdarahan saluran cerna bagian atas. Anemia
penyebab lain meliputi anemia yang terjadi karena penyebab lainnya
seperti genetik, malignansi, gangguan ginjal, dan lain lain.
22
Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah antara bulan 5 Juli 2018 – 15 Juli
2018.
Distribusi Pekerjaan
PNS
21%
Petani
Swasta
52%
27%
24
25
Dalam penelitian ini dapat terlihat risiko anemia yang tertinggi disebabkan oleh
perdarahan terutama perdarahan saluran cerna.
BAB 6
PEMBAHASAN
Secara umum, faktor risiko yang dibahas dalam penelitian ini adalah faktor risiko anemia
oleh karena gizi, infeksi dan perdarahan. Penyebab anemia yang tidak termasuk dalam 3
kelompok tersebut di kelompokkan dalam anemia penyebab lain.
1. Anemia gizi
Proporsi skor faktor risiko anemia gizi dalam penelitian ini adalah 69 (18,5%)
dari 373 faktor risiko yang diperoleh dalam penelitian ini.
26
27
Zat besi dan protein dibutuhkan dalam sintesis hemoglobin. Zat besi dapat
diperoleh dari sayuran hijau dan daging sapi, ayam, ikan maupun telur, protein
diperoleh dari produk hewani seperti daging sapi, ayam, telur, ikan, dan sumber
protein nabati seperti tahu dan tempe. Zat besi yang diperoleh dari sumber
makanan hewani lebih mudah diserap (heme iron). Dalam penelitian ini terdapat 5
(11,3%) responden yang tidak mengkonsumsi sumber makanan hewani secara
rutin dan 2 (4,5%) responden yang tidak rutin mengkonsumsi sayur.
Vitamin C dibutuhkan untuk membantu penyerapan zat besi. Dalam penelitian ini
terdapat 4 (9,1%) responden yang tidak mengkonsumsi vitamin C secara rutin.
Secara umum penduduk desa Ardirejo telah mengkonsumsi cukup zat besi,
protein, dan vitamin C.
Kopi dan the memiliki tannin yang mengganggu penyerapan zat besi, 40 (90,1 %)
dari 44 responden mengaku memiliki kebiasaan minum kopi/teh setiap pagi.
Berdasarkan data tersebut, faktor risiko yang paling berpengaruh dalam kejadian
anemia gizi di Desa Ardirejo disebabkan kebiasaan konsumsi teh dan kopi yang
mengganggu penyerapan zat besi.
2. Anemia infeksi
Faktor risiko anemia infeksi memiliki skor 130 (34,8%) dari 373 faktor risiko
yang ditemukan dalam penelitian ini.
Faktor risiko anemia karena infeksi meliputi personal hygiene, food hygiene,
zoonosis, dan upaya pencegahan cacing yang tidak dilakukan.
Personal hygiene memiliki skor 18 dari 130 faktor anemia infeksi. Faktor
personal hygiene yang dikaji dalam penelitian ini adalah kebiasaan cuci tangan,
kebiasaan menggigit kuku/menggunting kuku, dan ketersediaan jamban. Tidak
ada responden yang tidak memiliki jamban ataupun buang air besar sembarangan.
28
Kebiasaan menggigit kuku dimiliki oleh 2 (4,5%) dari anak responden. Kebiasaan
mencuci tangan sebelum makan dimiliki oleh 43 (97,7%) responden namun 15
(34,1%) mengaku tidak mencuci tangan dengan benar sesuai petunjuk WHO.
Sebagian besar mengetahui teknik mencuci tangan WHO karena mayoritas
responden sering melihat di puskesmas.
Upaya preventif yang dibahas dalam penelitian ini spesifik untuk mencegah
infeksi cacing. Upaya preventif ini meliputi memakai alas kaki dan minum obat
cacing rutin 6 bulan sekali. Terdapat 22 (50%) responden yang terbiasa tidak
memakai alas kaki saat berjalan/bekerja, dan 9 (20,4%) responden yang belum
mengkonsumsi obat cacing rutin. Mayoritas telah rutin mengkonsumsi obat
cacing karena program yang diterapkan oleh puskesmas.
Faktor risiko infeksi yang paling berpengaruh adalah faktor kebersihan makanan
terutama makan makanan yang tidak dimasak.
3. Anemia perdarahan
Salah satu etiologi dari anemia yaitu perdarahan/blood loss dalam penelitian ini
dibagi menjadi risiko perdarahan saluran cerna bagian atas, riwayat perdarahan,
29
dan terkait rokok. Faktor risiko perdarahan memiliki skor tertinggi dibandingkan
3 kelompok anemia lainnya yaitu 145 (38,9%) dari 373 faktor risiko lain.
Kebiasaan yang dapat menyebabkan iritasi mukosa usus adalah pola makan yang
tidak teratur dan kebiasaan makan pedas. Pola makan yang tidak teratur akan
mengganggu pola sekresi asam lambung sehingga menyebabkan asam lambung
mengikis mukosa lambung saat perut kosong, sementara makanan pedas dapat
mengiritasi mukosa lambung secara langsung. Terdapat 18 (40,9%) yang
memiliki pola makan tidak teratur sementara mayoritas (97,7%) dari responden
makan makanan pedas setiap hari.
Peningkatan sekresi asam lambung terkait konsumsi teh dan kopi. 40 (90,1 %)
dari 44 responden mengaku memiliki kebiasaan minum kopi/teh setiap hari.
Riwayat perdarahan dalam penelitian ini dilihat dari riwayat transfusi dan gejala
gangguan hemostasis. Terdapat 8 responden yang keluarganya memiliki riwayat
transfusi dan 4 responden memiliki tanda tanda gangguan hemostasis.
meliputi genetik, penyakit kronik (CKD, DM, sirosis), kanker, dan penyakit lain
yang menyebabkan perlu dilakukan transfusi
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :
1. Penyebab anemia tertinggi di kawasaan Desa Ardirejo, Kecamatan Sambeng
adalah perdarahan terkait perdarahan saluran cerna bagian atas.
2. Faktor risiko anemia perdarahan yang paling sering dijumpai adalah iritasi
mukosa saluran pencernaan akibat kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas yaitu
sebanyak 97,7%
3. Faktor risiko anemia gizi tertinggi disebabkan oleh gangguan penyerapan zat besi
akibat dari konsumsi kopi dan teh (90,1%).
4. Fakor risiko anemia infeksi tertinggi terkait kebersihan makanan yaitu kebiasaan
makan sayur mentah (70,4%).
7.2 Saran
1. Tenaga kesehatan
Lebih sering berinteraksi dengan masyarakat untuk menindak lanjuti suatu
masalah kesehatan yang terjadi di komunitas masyarakat tertentu
2. Puskesmas
a. Perlu dilakukan penyuluhan, penempelan poster, serta pembagian brosur
mengenai anemia terutama gastritis & perdarahan saluran cerna bagian
atas.
b. Melakukan interaksi yang proaktif dengan masyarakat di dusun/desa yang
berkaitan dengan kesehatan pencernaan
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Arumsari, E. 2008. Faktor Risiko Anemia Pada Remaja Putri Peserta Program
Balitbang Kemenkes RI
<https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1179/1607845414Y.0000000161 >
anemia associated with chronic liver disease, World J Gastroenterol 2009 Oct 7;
15(17); 4653-4658
6. Indartati, D, Kartini, A. 2014. Hubungan Status Gizi dan Kejadian Anemia pada
7. Kim, Sang Hyuk, Yun, Jae Moon, Shin, Dong Wook, 2016, Prevalence of Upper
8. Sudoyo, A, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Internal
Publishing
32
33
9. World Health Organization. 2014. WHA Global Nutrition Targets 2025: Low
10. World Health Organization. 2015. The Global Prevalence of Anaemia in 2011.
Nama :
Usia :
Alamat :
Pekerjaan :
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan.
Lamongan,
34
35
Nama : Usia :
8. Apakah di sekitar rumah ada yang sering buang air besar (BAB) sembarangan?
a. Ya
b. Tidak
36
10. Apakah di antara keluarga ada kebiasaan tidak memakai alas kaki saat berjalan / bekerja?
a. Ya
b. Tidak
13. Apakah sekeluarga sering makan sayur mentah atau lalapan ? (>1x seminggu)
a. Ya
b. Tidak
15. Apakah sekeluarga sering makan daging / telur / hati ? (>1x seminggu)
a. Ya
b. Tidak
16. Apakah sekeluarga makan cukup buah yang mengandung vitamin C ? (>1x seminggu)
a. Ya
b. Tidak
17. Apakah sekeluarga ada yang sering minum kopi/the/jamu? (>1x seminggu)
a. Ya
b. Tidak
20. Apakah di keluarga ada yang sering keluar masuk rumah sakit ?( >4x setahun)
a. Ya
b. Tidak
21. Apakah dalam keluarga ada yang pernah dirawat di rumah sakit dan memerlukan
transfusi / tambah darah ?
a. Ya
b. Tidak
22. Apakah di keluarga ada yang mudah lelah, lesu, pelupa, pucat, atau sulit bangun tidur ?
a. Ya
b. Tidak
23. Apakah di keluarga ada yang sering pusing, mual, perut keram, diare, atau pantat gatal
malam hari?
a. Ya
b. Tidak
24. Apakah di keluarga ada yang mudah luka, kulit biru atau berdarah ?
a. Ya
b. Tidak