Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
KASUS 1
GAMBARAN SUBYEK
Identitas Subyek
Nama/Inisial :S
Pendidikan : Kelas VII SMP
Data yang sudah diperoleh
1. Definisi Bullying
Kata bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti
banteng yang senang merunduk kesana kemari. Dalam bahasa Indoneesia, secara
etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah.
conscious desire to hurt another and put him/her under stress”. Kemudian, dan
Olweus juga mengatakan hal yang serupa bahwa bullying adalah perilaku negatif
siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah,
dengan tujuan menyakiti orang tersebut, yaitu dengan menciptakan suasana yang
tidak menyenangkan bagi korban, bahkan dilakukan dengan tidak beralasan dan
bertujuan untuk menyakiti orang lain, dan hal ini adalah bentuk agresi yang paling
umum di sekolah dan pada umumnya membuat korban merasa tertekan (Smith
perilaku agresif (Aznan, 2008). Kemudian pengertian agresif sendiri yaitu suatu
15
serangan atau tindakan seseorang yang ditujukan kepada seseorang atau benda
berulang-ulang dan terjadi dari waktu ke waktu. Bullying melibatkan kekuatan dan
kekuasaan yang tidak seimbang, sehingga korbannya berada dalam keadaan tidak
mampu mempertahankan diri secara efektif untuk melawan tindakan negatif yang
diterimanya. Krahe (2005), hampir setiap anak mungkin pernah mengalami suatu
bentuk perlakuan tidak menyenangkan dari anak lain yang lebih tua atau lebih
manusia tiak terlahir sebagai penggertak dan pengganggu yang lemah. Bullying
merupakan perilaku yang tidak norma, tidak sehat, dan secara sosial tidak bisa
diterima. Hal yang sepele pun kalau dilakukan dengan secara berulang kali pada
akhirnya dapat menimbulkan dampak serius dan fatal. (Wiyani, 2012; 12)
Dari situ dapat kita tarik kesimpulan bahwa bullying adalah sebuah tindakan
atau perilaku agresi dan negatif yang dipelajari seseorang atau sekelompok orang
untuk menyakiti orang lain secara berulang kali. Dan bullying ini sifatnya
mengganggu orang lain karna dampak dari perilaku negatif yang kini sedang
populer dikalangan masyarakat ini adalah ketidak nyamanan orang lain atau
2. Bentuk-bentuk Bullying
dari kontak pelaku dengan korban (Mellor dalam Black dalam Salsabiela,2010;
16-17) yaitu:
5
terhadap korban.
menyebarkan gosip).
verbal).
Tahap 2:
• Observasi
• Wawancara
Interview Guide :
• Tes Psikologi
- BAUM
BAUM merupakan tes kepribadian yang dikembangkan oleh Karl
Koch yang kemudian dipublikasikan pertama kali pada tahun 1959. Dalam
tes ini, peserta tes diminta untuk menggambar sebuah pohon. Perintah
menggambar pohon ini bisa bervariasi. Adakalanya diminta menggambar
pohon tertentu seperti pohon apel, pohon mangga, dll, pohon tanpa buah,
pohon merambat, pohon besar, ataupun sebuah pohon dengan kriteria yang
diinginkan penguji. Namun, rata-rata peserta tes dibebaskan untuk
menggambar pohon apapun yang berbatang kayu dan memiliki dahan.
Gambar pohon yang dilarang biasanya dicantumkan dalam soal seperti
bambu, tebu, pisang, kelapa, dan semak/rerumputan. Fungsi dari tes ini
adalah untuk menilai karakter dan kepribadian seseorang. Hal ini dapat
diketahui dari bentuk gambar, kelengkapan gambar, kerapian, cara
menggambar, dan dari aspek-aspek lainnya.
Interpretasi Per-Bagian Dari Gambar Pohon :
a. Mahkota
Mengindikasikan tentang kemauan kontak dengan lingk sosial,
hubungan timbal balik antara dunia luar dengan dirinya.Sebagai
refleksi “super ego” dari cita-cita, keinginan, kemauan logika, norma
dan etika yang ditaati oleh subyek.
b. Cabang / Dahan
Menggambarkan pengorganisasian kepribadian dan kemampuan
individu untuk memperoleh kepuasan dari lingkungan. Cabang
bentuknya luwes dan tepat : indikasi hubungan individu yang normal,
fleksibel dan memuaskan dengan lingkungan sosial.
c. Batang
Merefleksikan perkembangan psikologis, perasaan dari dorongan
dasar, bakat instingtif dan penyaluran dari dorongan tersebut
9
& Sidney Levy (1950). Tes ini berbentuk kalimat-kalimat tidak sempurna
yang harus dilengkapi oleh testee menjadi kalimat yang utuh. SSCT terdiri
dari 60 item, masing-masing kelompok berjumlah 15. Tujuan dari tes ini
yaitu untuk mengetahui individual adjustment & struktur kepribadian.
Penggunaan SSCT sebagai tes psikologi yaitu sebagai bahan awal
untuk interview eksploratif yang lebih dalam, sebagai baterai tes untuk
membantu interview, sebagai alat asesmen untuk menentukan terapi yang
harus diberikan (setting klinis). Terdapat 4 area kepribadian yang di
ungkap dalam tes ini, yaitu :
a. KELUARGA : Serangkaian sikap terhadap ibu, ayah, dan unit keluarga.
b. SEKS : Sikap terhadap wanita dan hubungan antara lawan jenis.
c. RELASI INTERPERSONAL : Sikap terhadap teman, sejawat di
kantor/sekolah, atasan, dan bawahan.
d. KONSEP DIRI : Ketakutan, perasaan bersalah, tujuan, sikap seseorang
terhadap kemampuannya, masa lalu, dan masa depan.
Melalui proyeksi individu terhadap masalah tersebut akan
diperoleh gambaran sikap individu terhadap hal-hal yang penting yang
berkaitan dengan adjustment dirinya (hubungan masing-masing daerah
sikap), gambaran keadaan psikis dalam dirinya atau kepribadiannya
(kemampuan berfikir terhadap realita, keadaan emosi, cara menyelesaikan
konflik dll), serta gambaran konflik/masalah-masalah yang dialami
menyangkut penyesuaian diri (individual adjustment).
DAFTAR PUSTAKA
Wiyani, Ardy. (2012). Save Our Children From School Bullying. Jogjakarta :
Arruzz Media.
KASUS 2
GAMBARAN SUBYEK
Identitas Subyek
Nama Inisial : MK
Usia : 9 Tahun 2 Bulan
Jenis Kelamin : Laki Laki
Pendidikan : SD Kelas 3
Anak no : 2 dari 3 Bersaudara
Data yang sudah diperoleh
- Saat dalam kandungan dan setelah lahir MK dalam keadaan yang baik dan
normal
- MK tidak memiliki hambatan pendengaran, penglihatan, dan tidak memiliki
gangguan bicara
- Perhatian dan konsentrasi MK mudah teralih
- MK tidak bisa diam dan duduk tenang lebih dari 30 detik
- MK sering mengganggu kakaknya di rumah
- MK tidak memiliki masalah dalam hubungan sosialnya
- MK memiliki emosi yang baik
- MK anak yang mandiri
- MK dapat bekerjasama dengan tester saat mengerjakan tes
- MK memiliki potensi intelektual yang baik
- MK tidak pernah mendapatkan ranking tinggi di sekolah, nilai rapor MK rata-
rata 7 kecuali matematika
- Dalam pelajaran matematika, MK lebih lambat dibanding teman sekelas dan
dibandingkan dengan nilai pelajaran lainnya
- MK memiliki IQ = 113
15
b. HiperaktivitasImpulsifitas
Paling sedikit enam atau lebih dari gejala-gejala hiperaktivitas
impulsifitas berikutnya bertahan selama paling sedikit 6 samapai
dengan tingkat yang maladaptif dan tidak dengan tingkat
perkembangan.
1. Hiperaktivitas
a) Seringkali gelisah dengan tangan atau kaki mereka, dan sering
menggeliat dikursi
b) Sering meninggalkan tempat duduk di dalam kelas atau dalam
situasi lainnya dimana diharapkan anak tetapduduk
c) Sering berlarian atau naik-naik secara berlebihan dalam situasi
19
dimana hal ini tidak tepat. (pada masa remaja atau dewasa
terbatas pada perasaan gelisah yangsubjektif)
d) Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau terlibat dalam
kegiatan senggang secara tenang
e) Sering bergerak atau bertindak seolah-olah dikendalikan oleh
motor,dan
f) Sering berbicara berlebihan
2. Impulsifitas
a. Mereka sering memberi jawaban sebelum pertanyaan selesai
b. Mereka sering mengalami kesulitan menanti giliran
c. Mereka sering menginterupsi atau mengganggu orang lain,
misalnya memotong pembicaraan ataupermainan
3. Faktor-faktor PenyebabADHD
Penelitian terhadap penyebab ADHD masih tetap berlangsung,
laporan mengenai ADHD semakin hari juga semakin banyak. Sudah sejak
lama didiskusikan sama seperti gangguan psikiatrik lainnya apakah ADHD
sebenarnya adalah gangguan yang berasal dari gangguan neurologis diotak,
atau disebabkan oleh faktor pengasuhan orang tua. Beberapa hal sebagai
faktor penyebab ADHD kini sudah semakin jelas, yaitu
a. Faktor genetik (Keturunan)
Dari penelitian faktor keturunan pada anak kembar dan anak adopsi,
20
• Tahap 2:
• Observasi
Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui perilaku subjek
saat menjalani aktivitasnya di sekolah dan di rumah. Observasi ini
dilakukan untuk meneliti gejala-gejala yang muncul pada subjek ketika
beraktivitas. Observasi langsung dapat sangat berguna karena manifestasi
perilaku gangguan perhatian defisit hiperaktif relatif situasional. Observasi
di Rumah dan observasi di sekolah untuk observasi awal dapat bernilai
baik saat mereka membutuhkan, dan pengamatan perilaku untuk target
intervensi penting untuk pengobatan yang berhasil.
• Wawancara
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mengetahui informasi
yang lebih mendalam mengenai keseharian subjek. Wawancara dilakukan
pada orang tua subjek dan guru sekolah subjek. Wawancara pada orang tua
dilakukan untuk menggali lebih dalam lagi informasi mengenai subjek dan
untuk mengetahui perilaku dalam keseharian subjek saat berada di rumah.
Wawancara pada guru dilakukan untuk mengetahui perilaku subjek saat
berada di sekolah.
Interview Guide :
1. Interview Guide (Guru)
- Bagaimana perilaku anak sehari-hari di sekolahan?
- Perilaku menyimpang apa yang sering dilakukan anak?
- Bagaimana cara Ibu/bapak menyampaikan pelajaran kepada anak di
kelas?
- Seperti apa keaktifan anak dalam kelas?
- Apakah di sekolah ada yang mengalami masalah yang sama dengan
anak?
- Bagaimana cara anak dalam menyelesaikan tugasnya?
- Adakah kesulitan yang anak alami ketika belajar di kelas? jika ada
seperti apa?
- Bagaimana hubungan anak dengan teman-temannya?
23
Tes Psikologi
a. DAP
DAP (Draw a Person) merupakan salah satu tes proyeksi. Asumsi
dari tes ini adalah (secara klinis) gambar orang berhubungan dengan
dorongan-dorongan, konflik, kecemasan-kecemasan dan kompensasi dari
individu tersebut. Biasanya individu akan menggambar orang sebagai
manusianya sendiri dan kertas sebagai lingkungan. Jadi, gambar orang
merupakan proyeksi dari individu tersebut dan kertas sebagai
lingkungan.Tes ini bisa dilakukan secara klasikal maupun individual
dengan posisi kertas vertikal. Tes ini berguna untuk mengukur
kepribadian.
Tes ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara apa yang
digambar dengan kepribadian orang yang menggambar, ekspresi diri
atau body images seseorang yang dibentuk pengalaman pribadi,
menggambarkan kebutuhan tubuh dan konflik yang dialami, mengetahui
emosionalitas, pshychosexual maturity, kecemasan, guilt, tingkat agresi
individ, dan untuk menggambarkan bagaimana individu dalam linkungan
kelompok sosialnya.
24
b. BAUM
BAUM merupakan tes kepribadian yang dikembangkan oleh Karl
Koch yang kemudian dipublikasikan pertama kali pada tahun 1959. Dalam
tes ini, peserta tes diminta untuk menggambar sebuah pohon. Perintah
menggambar pohon ini bisa bervariasi. Adakalanya diminta menggambar
pohon tertentu seperti pohon apel, pohon mangga, dll, pohon tanpa buah,
pohon merambat, pohon besar, ataupun sebuah pohon dengan kriteria yang
diinginkan penguji. Namun, rata-rata peserta tes dibebaskan untuk
menggambar pohon apapun yang berbatang kayu dan memiliki dahan.
Gambar pohon yang dilarang biasanya dicantumkan dalam soal seperti
bambu, tebu, pisang, kelapa, dan semak/rerumputan. Fungsi dari tes ini
adalah untuk menilai karakter dan kepribadian seseorang. Hal ini dapat
diketahui dari bentuk gambar, kelengkapan gambar, kerapian, cara
menggambar, dan dari aspek-aspek lainnya.
Interpretasi Per-Bagian Dari Gambar Pohon :
• Mahkota
• Cabang / Dahan
• Batang
• Akar
hubungan
orang tua
serta
hubungan
orang tua
dengan MK
Tes DAP Melihat Rumah Melihat
Psikologi tentang diri/ bagaimana
individu MK dinamika
BAUM Melihat Rumah psikologi dari
bagaimana MK
diri MK
karena
lingkungann
ya
• Terapi Bermain.
Psikoedukasi adalah salah satu bentuk dari intervensi. . Sasaran
intervensi pada kasus tersebut adalah subjek yang mengalami
ADHD. Metode yang digunakan berupa ceramah,, problem
solving, dan bermain.Media yang digunakan berupa Alat bermain,
dan video. Evaluasi berupa kuesioner. Tujuan diberikannya Terapi
bermain kepada subjek adalah untuk membuat
MKmengembangkan ketrampilan, kemampuan gerak, minat dan
terbiasa dalam suasana kompetitif dan kooperatif dalam melakukan
sebuah kegiatan.
28
Daftar Pustaka
Rusmawati, Diana & Dewi, Endah K. (2011). Pengaruh musik terapi dan gerak
Publishers.
Kingsley Publishers.
London: Springer.
KASUS 3
GAMBARAN SUBYEK
Identitas subyek
Nama Inisial : Fiona
Usia : 5 Tahun 6 Bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : TK B
Anak no : 1 dari 2 Bersaudara
Agama : Islam
Status : Anak kandung
Anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa (gifted) adalah
anak yang secara significant mempunyai IQ 140 atau lebih, potensi diatas rata-
rata dalam bidang kemampuan umum, akademik khusus, kreativitas,
kepemimpinan, seni dan olahraga. Anak berkebutuhan khusus atau gifted adalah
anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa
selalu menunjukan pada ketidak mampuan mental, emosi atau fisik.
Anak Cerdas Istimewa Bakat istimewa adalah anak yang memiliki
kemampuan intelektual tinggi (gifted) serta menunjukan penonjolan kecakapan
khusus yang bidangnya berbeda-beda antara anak satu dengan anak yang lain
(talented)
“Anak berbakat merupakan satu interaksi di antara tiga sifat dasar manusia
yang menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas
kemampuan rata-rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas-tugas dan kreativitas
yang tinggi. Anak berbakat ialah anak yang memiliki kecakapan dalam
mengembangkan gabungan ketiga sifat ini dan mengaplikasikan dalam setiap
tindakan yang bernilai”.
B. Ciri-ciri anak cerdas istimewa dan bakat istimewa
3. Mampu berkonsentrasi
4. Sangat logis
5. Cepat berespon secara verbal dengan tepat
6. Lancar berbahasa
7. Mempunyai daya ingat yang baik
8. Mempunyai pengetahuan umum yang luas
9. Mempunyai minat yang luas dan mendalam
10. Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan
11. Cermat atau teliti dalam mengamati
12. Kemampuan membaca yang baik
13. Lebih menyukai kegiatan verbal daripada kegiatan tertulis
14. Mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah dengan sangat cepat
15. Memiliki kemampuan memikirkan beberapa macam pemecahan masalah
16. Menunjukkan cara pemecahan masalah yang tidak lazim
17. Mempunyai pendapat dan pandangan yang sangat kuat terhadap suatu hal
18. Mempunyai rasa humor
19. Mempunyai daya imajinasi yang hidup dan orisinil
20. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
21. Mempunyai tujuan yang jelas dalam tiap kegiatan atau perbuatannya
22. Tidak memerlukan dorongan (motivasi) dari luar
23. Tertarik pada topik-topik yang berkaitan dengan anak-anak yang berusia
lebih tua darinya
24. Dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang dewasa, bahkan lebih
baik daripada jika berkomunikasi dengan anak sebayanya
25. Bisa belajar sendiri dalam bidang-bidang yang diminati
26. Berfokus pada minatnya sendiri, bukan pada apa yang diajarkan
27. Mempunyai keterampilan sosial
28. Mudah bosan pada hal-hal yang dianggapnya rutin
29. Menunjukkan kepemimpinan yang tinggi
30. Kadang-kadang tingkah lakunya tidak disukai orang lain
C. Penyebab anak memiliki cerdas istimewa dan bakat istimewa
32
1) Hereditas
Hereditas adalah faktor yang diwariskan dari orang tua atau
keturunan meliputi kecerdasan, kreatif produktif, kemampuan memimpin,
kemampuan seni dan psikomotor. Dalam diri seseorang telah ditentukan
adanya faktor bawaan yang ada setiap orang, dan bakat bawaan tersebut
juga berbeda setiap orangnya. Namun U. Branfenbrenner dan Scarr
Salaptek menyatakan secara tegas bahwa sekarang tidak ada kesangsian
mengenai faktor genetika mempunyai andil yang besar terhadap
kemampuan mental seseorang.
2) Lingkungan
Lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam
mempengaruhi keberbakatan seorang anak. Walaupun seorang anak
mempunyai bakat yang tinggi terhadap suatu bidang, tanpa adanya
dukungan dan perhatian dari lingkungannya seperti, masyarakat tempat dia
bersosialisasi, keluarga tempat ia menjalani kehidupan berkeluarga, tempat
dia menjalani kehidupan dan mengembangkan keberbakatan itu dapat
membantunya dalam mencapai ataupun memaksimalkan bakatnya
tersebut.
Tahap 2
Observasi
Tujuan observasi dilakukan ialah untuk melihat perilaku subjek dalam
kesehariannya di sekolah dan di rumah. Observasi di sekolah ini bertujuan
untuk mengetahui perilaku subjek dalam proses belajar mengajar di sekolah
serta melihat perilaku subjek dalam menjalani relasi sosial. Sedangkan
observasi di rumah bertujuan untuk melihat cara belajar subjek ketika di
rumah.
Wawancara
Wawancara ini dilakukan pada orang tua subjek dan guru sekolah
subjek. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mengetahui informasi yang
lebih mendalam mengenai keseharian subjek. Wawancara pada orang tua
dilakukan untuk menggali lebih dalam lagi informasi mengenai subjek dan
33
1. Penalaran verbal
2. Penalaran kuantitatif
3. Penalaran visual abstrak
4. Memori jangka pendek
34
120-139 Superior
High Average
110-119
(Rata-Rata Atas)
Average
90-109
(Rata-Rata)
Low Average
80-89
(Rata-Rata Bawah)
b. DAP
DAP (Draw a Person) merupakan salah satu tes proyeksi. Asumsi dari
tes ini adalah (secara klinis) gambar orang berhubungan dengan dorongan-
dorongan, konflik, kecemasan-kecemasan dan kompensasi dari individu
tersebut. Biasanya individu akan menggambar orang sebagai manusianya
sendiri dan kertas sebagai lingkungan. Jadi, gambar orang merupakan proyeksi
dari individu tersebut dan kertas sebagai lingkungan.Tes ini bisa dilakukan
secara klasikal maupun individual dengan posisi kertas vertikal. Tes ini
berguna untuk mengukur kepribadian.
Tes ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara apa yang
digambar dengan kepribadian orang yang menggambar, ekspresi diri
atau body images seseorang yang dibentuk pengalaman pribadi,
menggambarkan kebutuhan tubuh dan konflik yang dialami, mengetahui
emosionalitas, pshychosexual maturity, kecemasan, guilt, tingkat agresi
individ, dan untuk menggambarkan bagaimana individu dalam linkungan
kelompok sosialnya.
c. BAUM
BAUM merupakan tes kepribadian yang dikembangkan oleh Karl
Koch yang kemudian dipublikasikan pertama kali pada tahun 1959. Dalam tes
ini, peserta tes diminta untuk menggambar sebuah pohon. Perintah
menggambar pohon ini bisa bervariasi. Adakalanya diminta menggambar
pohon tertentu seperti pohon apel, pohon mangga, dll, pohon tanpa buah,
pohon merambat, pohon besar, ataupun sebuah pohon dengan kriteria yang
diinginkan penguji. Namun, rata-rata peserta tes dibebaskan untuk
menggambar pohon apapun yang berbatang kayu dan memiliki dahan.
Gambar pohon yang dilarang biasanya dicantumkan dalam soal seperti bambu,
tebu, pisang, kelapa, dan semak/rerumputan. Fungsi dari tes ini adalah untuk
menilai karakter dan kepribadian seseorang. Hal ini dapat diketahui dari
36
DAFTAR PUSTAKA