You are on page 1of 12

MAKALAH

MOTIVASI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI BIOMASSA

Tugas ini disusun untuk sebagai pengganti Kuis Mata Kuliah Pengelolaan
Biomassa

Disusun oleh:

Lulu Fauziyyah Arisa (NIM 2312172003)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2019
Daftar Isi

Daftar Isi................................................................................................................ 2
Daftar Tabel........................................................................................................... 3
Daftar Gambar....................................................................................................... 4
1. Pendahuluan................................................................................................ 5
2. Biomassa...................................................................................................... 6
3. Motivasi Penggunaan Biomassa Sebagai Bahan Bakar................................7
4. Dampak Negatif Pemanfaatan Energi Biomassa........................................10
Daftar Pustaka..................................................................................................... 12

2
Daftar Tabel

Tabel 1 Potensi Biofuel Di Indonesia......................................................................7


Tabel 2 Parameter Teknis....................................................................................... 9

3
Daftar Gambar

Gambar 1 Sumber Energi Biomassa......................................................................8


Gambar 2 Penggunaan Biofuel di Dunia................................................................8
Gambar 3 Trend Emisi Karbon dari Bahan Bakar Fosil...........................................9

4
1. Pendahuluan

Bahan bakar (minyak, gas dan batu bara) merupakan persoalan yang krusial di
dunia, Peningkatan pemakaian energi disebabkan oleh pertumbuhan populasi
penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia. Disisi lain
permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan permasalahan kepada
setiap negara untuk segera menggunakan energi alternatif. Ciri-ciri energi
alternatif adalah:

a) Dapat digunakan berulang-ulang


b) Jumlahnya berlimpah di alam
c) Pengolahannya tidak merusak alam
d) Tidak berbahaya, aman, serta tidak menyebabkan penyakit akibat
pengolahannyaa
e) Ramah lingkungan

Kebutuhan energi di dunia saat ini masih menggunakan bahna bakar fosil, yaitu:
minyak, gas alam dna batu bara. Faktor pendorong konsumsi bahan bakar fosil
yang semakin tinggi ini dpicu karena masih banyaknya penggunaan mesin
industry dan transportasi penunjang yag umumnya masih menggunakan bahan
bakar fosil sebagai bahan bakar penggeraknya.

Berdasarka data kementrian ESDM menyebutkan bahwa pada tahun 2015


cadangan minyak nasional tinggal 3,7 miliar barel sementara pada tahun 2018
besar cadangan minyak nasional tinggal 3,3 miliar barel. Dalam waktu 3 tahun
cadangan minyak mengalami penurunan hingga 4 miliar barel atau dapat
dihitung sekitar 1 miliar barel habis setiap tahunnya. Dengan asumsi produksi
konstan 800.000 per hari tanpa adanya temuan cadangan baru, maka dalam 11
hingga 12 tahun ke depan Indonesia tidak akna mampu memproduksi minyak
bumi lagi.

Hal ini tentu menjadi persoalan yang serius bagi seluruh negara terutama
Indonesia. Faktor teknologi dan temuan cadangan baru merupakan kunci
keberlangsungan produksi minya bumi di Indonesia. Teknologi yang digunakan
saat ini hanya mampu mengambil 40-50% cadangan minyak dari dalam perut
bumi. Dengan teknologi yang optimal diperkirakan cadangan minyak akan
tersedia dalam 25-50 tahun ke depan. Bila dibandingkan dengan cadangan
minyak dunia, Indonesia hanya setara dengan 0,2% nya.

Cadangan minyak bumi terbesar berada di wilayah Sumatera bagian tengah


yang mencapai 3.685,95 Juta Stok Tank Barrel, diikuti wilayah Jawa Timur
mencapai 969,65 Juta Stok Tank Barrel. Besar cadangan gas alam sebesar
151,33 Trillion Cubic Feet (TCF) yang akan habis dalam kurun waktu 34 tahun
lagi. Sementara besar cadangan batu bara sebesar 32 miliar ton akan habis
dalam kurun waktu 80 tahun lagi. Penggunaan bahan bakar fosil secara terus-
menerus akan mengakibatkan penipisan ketersediaan bahan bakar fosil.

Berdasarkan data Integrated Green Business (IGC), Indonesia merupakan salah


satu negara dengan pertumbuhan konsumsi energi cukup tinggi di dunia, dengan
pertumbuhan konsumsi energi 7% per tahun. Konsumsi energi Indonesia

5
tersebut terbagi untuk sector industry 50%, transportasi 34%, rumah tangga
12%, dan komersial 4%. Konsumsi energi Indonesia yang cukup tinggi tersebut
hamper 95% dipenuhi dari bahan bakar fosil. Dari total etrsebut hamper 50%
merupakan Bahan Bakar Minyak (BBM),

Perlunya penghematan bahan bakar fosil tersebut dapat dilakukan dengan


mengganti bahan bakar minyak menggunakan energi alternatif atau biomassa.

2. Biomassa

Biomassa adalah bahan bakar organik berumur relatif muda yang berasal dari
tumbuhan atau hewan, baik yang terbentuk dari hasil produksinya, sisa
metabolismenya, ataupun limbah yang dihasilkannya. Biomassa dapat diperoleh
dari berbagai bidang industry budidaya, baik pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan, maupun perikanan. Biomassa dapat digunakan sebgaia sumber
bahan bakar, baik secara langsung maupun setelah diproses melalui serangkaian
proses yang dikenal sebagai konversi biomassa.

Beberapa contoh biomassa kering seperti potongan kayu, cangkang kemiri,


arang, bongkol jagung, batok kelapa dll. Biomassa tersebut sangat mudah sekali
didapat di lingkungan sekitar kita dan biasanya belum dimanfaatkan secara
optimal sebagai sumber energi dan bahkan kadang bisa jadi hanya menjadi
lmbah yang tidka terpakai.

Sekitar 35% penduduk dunia saat ini menggunakan sumber energi dari biomassa
untuk keperluan memasak dan pemanasan. Hal ini terjadi karena masih banyak
daerah terpencil yang belum terjangkau oleh aliran listrik, bahan bakar minyak
(BBM) dna gas (LPG). Disamping itu harga BBM dan gas juga terus meningkat
membuat daya beli masyarakat menjadi berkurang dna lebih memilih
menggunakan bahna bakar alternatif. Jumlah ini akan bertambah lagi menjelang
tahun 2030 dimana akan hampir setengah dari jumlah populasi manusia
menggunakan biomassa sebagai sumber energi dan masing-masing keluarga
akan memerlukan 2 ton kayu tiap tahunnya untuk keperluan memasak dan
pemanasan.

Biomassa biasanya dibakar secara langsung untuk mendapatkan energi panas,


namun hal ini sangat mempengaruhi lingkungan hidup manusia dalam jangka
waktu yang lama. Karbon monoksida (CO) sebagai hasil reaksi pembakaran akan
terlepas ke atmosfer dan dapat mengganggu system pernapasan manusia. CO
adalah salah satu jenis polutan hasil permbakaran bahan bakar.

Sampai saat ini teknologi pembakaran biomassa menggunakan tungku (stove)


berkembang terus. Tungu pembakaran dirancang-bangun, dimodifikasi dna di uji
untuk mendapatkan performansi yang diharapkan paling tidak mendekati
performansi tungku yang menggunakan LPG ataupun minyak tanah (kerosene)
sebagai bahan bakar. Namun karena reaksi pembakaran tidak stoikiometris,
dimana udara berlebih disuplai ke tungku akan menghasilkan temperature yang
tinggi (950-1100)°C. Temperatur yang tinggi akan memicu reaksi pembentukan
NOx, dimana nitrogen dalma udara akan bereaksi dengan oksigen membentuk
nitrogen oksida (NO) ataupun nitrogen dioksida (NO 2). Disamping menimbulkan

6
polusi, partikel-partikel halus, karbon yang tidak terbakar (unburnt) juga akan
terbentuk dan terlepas ke udara bebas Bersama gas hasil pembakaran.

Untuk mengatasi hal ini maka temperature reaksi pembakaran diturunkan (750-
850) °C dengan mengatur kelajuan (flowrate) udara pembakaran dan jumlah
bahna bakar yang dimasukkan ke dalam tungku. Reaksi dengan perbandingan
udara-bahan bakar yang tepat disebut dengan reaksi stoikiometris. Reaksi
stoikiometris akan menghasilkan gas dapat terbakar (producer gas) pada
temperature reaksi yang sesuai. Kemudian gas ini dibakar secara langsung untuk
mendapatkan energi panas yang diperlukan lebih lanjut. Reaksi dengan jumlah
udara terbatas atau sering disebut reaksi gasifikasi.

3. Motivasi Penggunaan Biomassa Sebagai Bahan Bakar

Ada banyak sumber energi alternatif yang dapat dikembangkan. Biomassa pun
bisa dijadikan salah satu alternatif yang menjanjikan. Pemanfaatan energi
biomassa sebagai sumber energi khususnya sebagai bahan baku produksi energi
listrik mempunyai kelebihan dan dapat dijadikan motivasi, antara lain:

a) Merupakan sumber energi paling murah karena jumlahnya melimpah tersedia


di alam bisa dikatakan gratis.

Tabel 1 Potensi Biofuel Di Indonesia

(Sumber: Blue Print Pengelolaan Energi Nasional 2005 – 2025, Lampiran B, Jakarta, 2005)

b) Dapat diperoleh dengan mudah misalnya sampah atau limbah disekitar kita.

7
Gambar 1 Sumber Energi Biomassa

c) Negara lain sudah mulai menggunakan energi dari biomassa

Gambar 2 Penggunaan Biofuel di Dunia

Sumber: ESDM

Bagasse atau ampas tebu sepertinya menjadi primadona energi di Brazil.


Lebih dari 4000 MW listrik telah dihasilkan hanya dengan sumber bahan
bakar ampas tebu. Negara-negara maju masih mendominasi dengan kayu
sebagai sumber bahan bakar utama.

d) Biaya operasional sangat rendah, hal ini karena bahan baku tersedia
melimpah dan gratis serta efisiensi pembangkit tinggi

8
Tabel 2 Parameter Teknis

Sumber: Mochamad Nasruloh, Nuryanti, 2013


e) Tidak mengenal problem limbah karena dari limbah justru akan diperoleh
energi biomasa
f) Proses produksinya lebih ramah lingkungan karena proses pembakarannya
lebih sempurna, tidak meninggalkan residu atau sisa pembakaran semisal
CO2.

Penelitian menunjukkan bahwa biomassa dapat meredam emisi CO 2 sebesar


80% yang porsi besarnya berasal dari pembakaran energi fosil. Tidak seperti
energi fosil pada kendaraan bermotor yang emisinya langsung naik ke
atmosfer, gas buang hasil pembakaran biomassa masih dapat terkontrol
menggunakan teknologi flue gas washing dengan mengontakkan gas dengan
zat tertentu sehingga komponen beracun dan berbahayanya akan terpisah
dan aman untuk terbuang ke atmosfer. Selain itu, filter partikulat juga dapat
digunakan untuk menyaring gas buang tersebut, malah lebih efisien
dibandingkan dengan flue gas washing karena tidak memerlukan unit operasi
yang banyak.

g) Tidak menyebabkan efek rumah kaca atau global warming

Gambar 3 Trend Emisi Karbon dari Bahan Bakar Fosil

h) Tidak terpengaruh kenaikkan harga bahan bakar (Jarass,1980).

9
i) Mengurangi polusi udara; pembakaran biomassa dari limbah pertanian
dilakukan di dalam ruang bakar menggunakan boiler untuk mengurangi efek
polusi asap karena pembakaran dalam industri menggunakan peralatan
kendali polusi untuk mengendalikan asap, sehingga lebih efisien dan bersih
daripada pembakaran langsung.
j) Mengurangi hujan asam dan kabut asap; Melalui pembakaran biomassa efek
hujan asam ini akan direduksi, karena pembakaran biomassa akan
menghasilkan partikel emisi asam sulfur (SO 2) dan nitrogen oksida (NOx)
yang lebih sedikit dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil.
Pembakaran biomasa lebih efisien dan sempurna bila diproses melalui
karbonisasi karena akan menghasilkan bahan bakar yang terbebas dari
volatile matter atau gas mudah terbakar

4. Dampak Negatif Pemanfaatan Energi Biomassa

Semua jenis energi di alam baik itu yang tak terbarukan maupun terbarukan
pastinya tak lepas dari dampak yang ditimbulkan. Begitu juga dengan energi
biomassa tentu mempunyai dampak baik itu dampak positif maupun negatif.

a. Ekonomi

Dari segi ekonomi terutama biomassa yang diperoleh dari bahan baku pangan
semisal gandum, tebu dan jagung akan memberikan dampak samping salah
satunya naiknya harga bahan baku pangan. Penyebabnya macam-macam. Di
Jerman misalnya, produksi listrik biomassa mendapat subsidi pemerintah kata
ahli biologi Dr. Andre Baumann: “Ini memicu persaingan antar petani yang
menanam gandum untuk pangan dan petani biomassa. Selama ini, produsen
gandum untuk biomassa mendapat keuntungan lebih besar daripada petani
biasa. Baru belakangan ini, dengan naiknya harga untuk susu dan gandum,
petani biasa dapat bersaing dengan petani biomassa. Produsen biogas tak lagi
dapat membeli bahan dasar gandum dengan harga murah seperti dalam lima
tahun terakhir.“

Di Jerman, 100 kilogram gandum menghasilkan energi biomassa seharga 25


Euro. Tapi bila gandum tersebut dijual sebagai bahan baku pangan, harganya
hanya 18 Euro. Kini di sejumlah negara muncul kekuatiran bahwa para petani
bahan pangan beralih ke produksi tanaman untuk biomassa. Padahal, produksi
bahan pangan saat ini saja belum mencukupi untuk menutup kebutuhan pangan
dunia. (www.dw-world.de)

b. Lingkungan

Dampak lain penanaman produk pertanian untuk biomassa adalah kerusakan


pada alam. Andre Baumann yang menjabat ketua Organisasi Lingkungan Hidup
Jerman NABU menegaskan produksi tanaman untuk biomassa harus memenuhi
standar amdal: “Biomassa sudah digunakan selama ratusan tahun. Tapi dulu
produk biomassa tidak diangkut dengan truk atau pesawat sampai tempat

10
tujuan. Sekam gandum atau sisa tanaman lainnya digunakan di pertanian yang
sama sehingga membentuk lingkaran yang tertutup. Tapi sekarang, manusia
memakai truk dan kapal laut untuk mengangkut kelapa sawit dari kawasan tropis
ke Eropa, ini menyebabkan siklus penggunaan biomassa tidak lagi tertutup.“

Contohnya di Benua Hitam Afrika. Pakar lingkungan dari Institut Pertanian untuk
Kawasan Tropis dan Subtropis Universitas Hohenheim Joachim Sauberborn
menjelaskan ”Di Afrika sumber daya alam yang dapat diperbarui luas digunakan.
Banyak warga masih memakai kayu untuk memasak. Namun, dampak
negatifnya adalah kerusakan kawasan hutan karena penebangan yang tidak
terkontrol. Hilangnya vegetasi hutan menyebabkan pengikisan lapisan tanah
yang subur. Akibatnya, lahan pertanian pun makin berkurang.“

Untuk mendapatkan lahan pertanian baru, penduduk Afrika membuka hutan.


Akibatnya siklus kerusakan alam terus berlanjut. Penebangan pohon-pohon
untuk lahan pertanian menyebabkan karbondioksida dilepaskan ke udara.
Padahal karbondioksida atau CO2 adalah salah satu gas rumah kaca penyebab
pemanasan global.

11
Daftar Pustaka
Bahan Bakar Alternatif. 2013.
[https://tetyafriani.wordpress.com/2013/04/03/bahan-bakar-alternatif/]. Diakses
pada 13 Maret 2019.
Karna Wijaya. 2011. Biofuel dari Biomassa. [https://pse.ugm.ac.id/biofuel-dari-
biomassa/]. Diakses pada 13 Maret 2019.
Rekayasa Siklus Karbon Sebagai Energi Terbarukan. 2017.
[https://www.kompasiana.com/lucacadalora/59a0e2eaa25c5f2e1b10a0d2/biomas
sa-rekayasa-siklus-karbon-sebagai-energi-terbarukan?page=all]. Diakses pada
14 Maret 2019.
Studi Perbandingan Biaya Pembangkit Listrik Terlaras pada Energi Terbarukan.
2013. [https://energinuklirblog.files.wordpress.com/2016/01/sem-senten-
2013.pdf]. Diakses pada 13 Maret 2019.
United States Environmental Protection Agency. 2015. Global Greenhouse Gas
Emissions Data.
[https://www3.epa.gov/climatechange/ghgemissions/global.html]. Diakses pada
15 Maret 2019.

12

You might also like