Professional Documents
Culture Documents
Hubungan tingkat depresi dan kualitas hidup pada pasien gagal jantung
kronik di Poliklinik Jantung RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
1
Christin Tatukude
2
Starry H. Rampengan
2
Agnes L. Panda
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: christintatukude12090@yahoo.com
Abstract: Heart failure is the major cause of morbidity and mortality worldwide. Heart failure
is defined as heart’s inability to pump the blood to supply oxygen and nutrients to the body’s
tissues. Functional limitation and psychological distress such as depression caused by this
chronic condition will affect the quality of life of patients. This study aimed to determine the
relationship of the level of depression and quality of life of patients with chronic heart failure.
This was an observational analytical study with a cross sectional approach. Samples were 38
patients with chronic heart failure obtained by using consecutive sampling method. The level
of depression was measured by using the Beck Depression Inventory-II meanwhile the quality
of life was measured by using the Short Form-36. The results showed that of the 15
respondents with minimal depression, 4 respondents had poor quality of life and 11
respondents had better quality of life; of the 16 respondents with mild depression, 13
respondents had poor quality of life and 3 respondents had better quality of life, meanwhile 5
respondents with moderate depression and two respondents with severe depression had poor
quality of life. Conclusion: There was a significant relationship between the level of
depression and the quality of life. The higher the level of depression the poorer the quality of
life of patients with chronic heart failure.
Keywords: chronic heart failure, levels of depression, quality of life
Abstrak: Gagal jantung merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh
dunia. Gagal jantung didefinisikan sebagai ketidakmampuan jantung memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan tubuh. Keterbatasan fungsional dan distres
psikologis seperti kejadian depresi yang disebabkan kondisi kronis ini akan mempengaruhi
kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan tingkat depresi
dan kualitas hidup pada pasien gagal jantung kronik. Penelitian ini menggunakan metode
analitik observasional dengan pendekatan potong lintang. Sampel penelitian adalah 38 pasien
gagal jantung kronik yang diambil menggunakan teknik consecutive sampling. Tingkat depresi
diukur menggunakan kuesioner Beck Depression Inventory-II dan kualitas hidup diukur
menggunakan kuesioner Short Form-36. Hasil penelitian menunjukkan dari 15 responden
dengan depresi minimal terdapat empat responden memiliki kualitas hidup kurang baik dan 11
responden memiliki kualitas hidup baik, kemudian dari 16 responden dengan depresi ringan
terdapat 13 responden memiliki kualitas hidup kurang baik dan tiga responden memiliki
kualitas hidup baik, sementara lima responden dengan depresi sedang dan dua responden
dengan depresi berat memiliki kualitas hidup kurang baik. Simpulan: Terdapat hubungan
bermakna antara tingkat depresi dan kualitas hidup, dimana semakin tinggi tingkat depresi
maka semakin rendah kualitas hidup pasien gagal jantung kronik.
Kata kunci: gagal jantung kronik, tingkat depresi, kualitas hidup
115
Tatukade, Rampengan, Panda: Hubungan tingkat depresi...
pembatasan aktivitas sosial karena adanya hubungan tingkat depresi dan kualitas
masalah emosional (role limitations due to hidup pada pasien gagal jantung kronik.
emotional problems/RE), kesehatan mental Kemudian data disajikan dalam bentuk
secara umum (general mental health/MH). tabel distibusi frekuensi dan tabel silang
Short Form-36 dapat diselesaikan dalam 5- tingkat depresi dan kualitas hidup.
10 menit dengan derajat akseptabilitas dan
kualitas data yang tinggi.12 Realibilitas dan HASIL PENELITIAN
validitas dari instrumen ini telah teruji Responden penelitian adalah 38 pasien
baik.7 gagal jantung kronik yang memenuhi
Berdasarkan uraian di atas, maka kriteria inklusi.
penulis tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui hubungan tingkat depresi Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan usia,
dengan kualitas hidup pada pasien gagal fraksi ejeksi, skor BDI-II dan skor SF-36
jantung kronik.
Rerata ±
Karakteristik Min Max
SB
METODE PENELITIAN Usia (tahun) 56,79 28 70
Penelitian ini menggunakan metode ± 9,198
analitik observasional dengan pendekatan Fraksi Ejeksi 31,45 10 40
potong lintang untuk mengetahui hubungan (%) ± 8,073
tingkat depresi dengan kualitas hidup pada Skor BDI-II 12,68 3 32
pasien gagal jantung kronik di Poliklinik ± 7,429
Jantung RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Skor SF-36 58,66 28 88
Manado selama selang waktu Oktober 2015 ± 14,96
hingga Desember 2015.
Populasi penelitian adalah pasien gagal Dari data karakteristik responden
jantung kronik yang berobat di Poliklinik didapatkan rerata usia responden adalah
Jantung RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou 56,79 tahun dengan responden termuda
Manado. Sampel penelitian adalah pasien berusia 28 tahun dan tertua berusia 70
gagal jantung kronik yang diambil dengan tahun. Rerata fraksi ejeksi responden
menggunakan teknik consecutive sampling, adalah 31,45% dengan fraksi ejeksi
yaitu pasien yang menderita gagal jantung terendah 10% dan tertinggi 40%. Rerata
> 6 bulan dengan etiologi Infark Miokard skor BDI-II responden adalah 12,68 dengan
Akut (IMA), Penyakit Jantung Koroner skor terendah 3 dan tertinggi 32. Pada
(PJK) dan atau Penyakit Jantung Hipertensi penelitian ini, juga didapatkan rerata skor
(PJH), memiliki fraksi ejeksi ≤ 40% dan SF-36 adalah 58,66 dengan skor terendah
bersedia untuk mengikuti penelitian dengan 28 dan tertinggi 88.
menandatangani informed consent. Berdasarkan Tabel 2, kelompok usia
Jenis data yang digunakan adalah data terbanyak dalam penelitian ini adalah
primer dengan pengumpulan data kelompok usia 60-70 tahun sebanyak 17
dilakukan menggunakan metode kuesioner. responden (44,7%), diikuti dengan
Tingkat depresi pasien diukur kelompok usia 50-59 tahun sebanyak 12
menggunakan kuesioner Beck Depression responden (31,6%), kelompok usia 40-49
Inventory-II, sedangkan kualitas hidup tahun sebanyak 8 responden (21,1%) dan
pasien diukur mengunakan kuesioner Short yang terakhir kelompok usia <40 tahun
Form-36. Pengolahan dan analisis data sebanyak 1 responden (2,6%).
dilakukan dengan menggunakan program Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan
komputer SPSS versi 20. Jenis analisis data responden laki-laki sebanyak 32 responden
yang digunakan yaitu analisis deskriptif (84,2%) dan responden perempuan
untuk melihat distribusi responden dan sebanyak 6 responden (15,8%). Dari data
analisis uji korelasi gamma untuk melihat ini dapat diketahui bahwa responden
penelitian paling banyak adalah laki-laki.
117
Tatukade, Rampengan, Panda: Hubungan tingkat depresi...
118
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016
Kualitas Hidup
Nilai p dan
Kualitas Hidup Kualitas Hidup Total
Nilai rg
Kurang Baik Baik
Depresi 4 11 15
Minimal 10,5% 28,9% 39,5%
Depresi 13 3 16 p < 0,05
Tingkat Ringan 34,2% 7,9% 42,1% dan
Depresi Depresi 5 0 5 rg = -0,905
Sedang 13,2% 0,0% 13,2%
Depresi 2 0 2
Berat 5,3% 0,0% 5,3%
24 14 38
Total
63,2% 36,8% 100,0%
Berdasarkan hasil olahan data kurang baik. Hasil analisis uji korelasi
didapatkan dari 15 responden dengan gamma menunjukkan nilai koefisien
depresi minimal terdapat empat responden korelasi rg = -0,905 dengan nilai p < 0,05.
memiliki kualitas hidup kurang baik dan 11
responden memiliki kualitas hidup baik, BAHASAN
kemudian dari 16 responden dengan Pada penelitian ini, didapatkan nilai
depresi ringan terdapat 13 responden koefisien korelasi gamma antara tingkat
memiliki kualitas hidup kurang baik dan depresi dan kualitas hidup -0,905 dengan
tiga responden memiliki kualitas hidup nilai p <0,05. Nilai ini menunjukkan
baik, sementara lima responden dengan hubungan negatif sangat kuat dan
depresi sedang dan dua responden dengan bermakna antara tingkat depresi dan
depresi berat memiliki kualitas hidup kualitas hidup. Nilai korelasi yang negatif
119
Tatukade, Rampengan, Panda: Hubungan tingkat depresi...
menunjukkan hubungan yang tidak searah membatasi peneliti dalam menilai variabel
antara tingkat depresi dan kualitas hidup, dan membuat kesimpulan secara lebih
dimana semakin tinggi tingkat depresi lanjut. Selain itu, kurangnya pemahaman
maka semakin rendah kualitas hidup pasien dari responden terhadap pertanyaan-
gagal jantung kronik. pertanyaan dalam kuesioner serta sikap
Penelitian lain yang mendukung hasil kepedulian dan keseriusan dalam
penelitian ini yaitu penelitian oleh Heo dkk menjawab semua pertanyaan yang ada
mengenai faktor prediktor terhadap kondisi sehingga jawaban yang diberikan dapat
fisik dan kualitas hidup pasien gagal tidak menunjukkan keadaan sesungguhnya.
jantung kronik. Heo dkk menyatakan
bahwa depresi merupakan faktor prediktor SIMPULAN
yang kuat terhadap kondisi fisik yang dapat Dari hasil penelitian yang dilakukan di
mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal Poliklinik Jantung RSUP Prof. Dr. R. D.
jantung kronik.13 Demikian juga Cully dkk Kandou Manado, maka dapat disimpulkan
yang menemukan pasien dengan kualitas bahwa terdapat hubungan bermakna antara
hidup yang buruk memiliki tingkat depresi tingkat depresi dan kualitas hidup, dimana
yang lebih tinggi. 14 semakin tinggi tingkat depresi maka
Penelitian sebelumnya oleh Lee15 yang semakin rendah kualitas hidup pasien gagal
meneliti 227 pasien gagal jantung kronik di jantung kronik.
Rumah Sakit Hong Kong juga menyatakan
depresi sebagai faktor utama yang UCAPAN TERIMA KASIH
memperburuk kualitas hidup pasien gagal Ucapan terima kasih disampaikan pada
jantung kronik. Penelitian lain oleh Jiang seluruh pihak yang baik secara langsung
dkk menyatakan depresi secara signifikan maupun tidak langsung telah
menurunkan angka harapan hidup pasien menumbuhkan ide atau gagasan dalam
gagal jantung, dimana nilai OR (Odd Ratio) pemikiran penulis sehingga dapat
yang diperoleh adalah 1,36. Nilai ini menyelesaikan artikel ini.
menyatakan pasien gagal jantung kronik
dengan depresi berisiko 1,36 kali untuk DAFTAR PUSTAKA
meninggal dibanding dengan pasien tanpa 1. Siswanto BB, Hersunarti N, Erwinanto,
depresi. Jiang dkk juga menyatakan bahwa Barack R, Pratikto RS, Nauli SE, et
pasien dengan skor BDI-II yang lebih al. Pedoman tatalaksana gagal
tinggi memiliki angka mortalitas yang lebih jantung (1st ed). Jakarta: PERKI,
2015.
tinggi mencapai 83%.16
2. American Heart Association. Understand
Gejala depresi memiliki hubungan your risk for heart failure. 2015.
yang erat dengan gejala gagal jantung, [cited 2015 Sept 16]. Available from:
dimana gejala gagal jantung yang http://www.heart.org/HEARTORG/C
menyebabkan keterbatasan aktivitas sehari- onditions/HeartFailure/UnderstandYo
hari pasien, dapat meningkatkan kejadian urRiskforHeartFailure/Understand-
depresi. Sebaliknya, gejala depresi dapat Your-Risk-
menyebabkan bertambah beratnya gejala forHeartFailure_UCM_002046_Artic
gagal jantung yang semakin memperburuk le.jsp
kualitas hidup pasien. Penanganan terhadap 3. Lavine KL, Schilling JD. Evaluation of
depresi yang diderita dapat secara acute heart failure. In: Cuculich PS,
signifikan memperbaiki kualitas hidup Kates AM, editors. Cardiology
subspecialty consult (3rd ed).
pasien gagal jantung kronik.17
Philadelphia: Wolters Kluwer, 2014;
p. 71-2.
Keterbatasan penelitian 4. Mozaffarian D, Benjamin EJ, Go AS,
Dalam penelitian ini, terdapat Amett DK, Blaha MJ, Cushman M,
keterbatasan yaitu desain potong lintang et al. Heart disease and stroke
dan jumlah sampel yang kecil yang statistics-2015 update: a report from
120
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016
121