Professional Documents
Culture Documents
A. DEFINISI
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk sekolah
dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak yaitu 12 tahun.
Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam
ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik dalam
berbagai hal, misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai
perkembangan kecakapan dan daya tahannya.
B. KELOMPOK ANAK
1. Usia prasekolah 2-5 tahun
2. Usia sekolah 6-12 tahun
Selompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik, kognitif dan
sosial meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.
a. Anak usia 6-7 tahun
membaca seperti mesin
mengulangi tiga angka mengurut ke belakang
membaca waktu untuk seperempat jam
anak wanita bermain dengan wanita
anak laki-laki bermain dengan laki-laki
cemas terhadap kegagalan
kadang malu atau sedih
peningkatan minat pada bidang spiritual
b. Anak usia 8-9 tahun
kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
menggunakan alat-alat seperti palu
peralatan rumah tangga
ketrampilan lebih individual
ingin terlibat dalam segala sesuatu
menyukai kelompok dan mode
mencari teman secara aktif
c. Anak usia 10-12 tahun!
pertambahan tinggi badan lambat
pertambahan berat badan cepat
perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampak
mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian sendiri
memasak, menggergaji, mengecat
menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu
membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu
teman sebaya dan orang tua penting
mulai tertarik dengan lawan jenis
sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan
3. Usia remaja 13 - 18 tahun
C. CIRI-CIRI ANAK USIA SEKOLAH
Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6 tahun dengan ciri-ciri
sebagai berikut !
1. Label yang digunakan oleh orang tua
a. Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti perintah dan lebih dipengaruhi
oleh teman sebaya dari pada orang tua ataupun anggota keluarga lainnya
b. Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam
penampilan
c. Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar keluarga dan membuat suasana
rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga
2. Label yang digunakan pendidik/guru
a. Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap
penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan mempelajari
perbagai ketrampilan penting tertentu baik kurikuler maupu ekstrakurikuler
b. Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak
sukses, atau sangat sukses yang cenderung menetap sampai dewasa
3. Label yang digunakan oleh ahli psikologi
a. Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-
teman sebaya sebagai anggota kelompok
b. Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui oleh
kelompok dalam penampilan, berbicara dan berperilaku
c. Usia kreatif : suatu masa yang akan menentukan apakah anak akan menjadi konformis
(pencipta karya baru) atau tidak
d. Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain yang sangat besar karena
adanya minat dan kegiatan untuk bermain
D. PERKEMBANGAN FISIK
1. Tinggi dan berat badan
Laju pertumbuhan selama tahun sekolah awal lebih lambat dari pada setelah lahir
tetapi, meningkat secara terus menerus. Pada anak tertentu mungkin tidak mengikuti pola
secara tepat. Anak usia sekolah lebih langsing dari pada anak usia prasekolah, sebagai akibat
perubahan distribusi dan kekebalan lemak (Edelmen dan Mandle, 1994)
Sekolah memberi peluang pada anak untuk membandingkan dirinya dengan
kelompok besar anak anak dengan usia yang sama. Pemeriksaan fisik yang biasanya
diperlukan selama kelas 1 merupakan kesempatan yang baik perawat untuk mendiskusikan
dengan anak dan orang tua tentang pengaruh genetic, nutrisi, dan olah raga terhadap tinggi
dan berat badan. Anak laki laki sedikit labih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan
selama tahun pertama sekolah. Kira-kira 2 tahun sebelum pubertas. Anak mengalami
peningkatan pertumbuhan yang cepat.
2. Fungsi kardiovaskular
Fungsi kardiovaskular baik dan stabil selama tahun usia sekolah. Denyut jantung
rata- rata 70-90 denyut/menit, tekanan darah normal 110/70 mmhg dan frekuensi
pernafasan stabil 19-21. Pertumbuhan paru minimal dan pernafasan menjadi lebih lambat,
lebih dalam, dan lebih teratur. Akan tetapi pada akhir periode ini jantung 6 kali ukurannya
saat lahir dan umumnya sudah mencapai ukuran dewasa.
3. Fungsi neuromuscular
Anak usia sekolah menjadi labih lentur karena koordinasi otot besar meningkat dan
kekuatannya dua kali lipat. Banyak anak berlatih ketrampilan motorik kasar yaitu berlari,
melompat, menyeimbangkan gerak tubuh, dan menangkap selama bermain. Menghasilkan
peningkatan ketrampilan neuromuscular. Perbedaan individual dalam kecepatan pencapaian
penguasaan ketrampilan dasar mulai terlihat. Perbedaan individual dalam ketrampilan
motorik terbentuk dalam partisipasi anak dalam aktivitas yang membutuhkan pergerakan otot
yang terkoordinasi dan kemampuan motorik halus.
Ketrampilan motorik halus terlambat tertinggal oleh ketrampilan motorik kasar
tetapi berkembang kira- kira dalam kecepatan yang sama, saat kontrol jari dan pergelangan
tangan tercapai, anak menjadi pandai melakukan aktivitas. Ketrampilan meningkatkan
motorik halus pada anak dalam pertengahan masa kanak-kanak membuat mereka menjadi
sangat mandiri dalam merawat kebutuhan personal lain.
Mereka mengembangkan keinginan personal yang kuat dalam proses kebutuhan ini
akan terpenuhi. Penyaklit dan hospitalisasi mengancam pengendalian anak dalam area ini.
Maka sangat penting mengizinkan mereka untuk berpartisipasi dalam perawatan dan
mempertimbangkan kemandirian sebanyak mungkin.
3. Nutrisi
Periode usia sekolah merupakan salah satu masalah nutrisi secara relative. Jika
terjadi defisiensi biasany defisiensi zat besi, vitamin A, atau kalsium. Anak usia sekolah
dapat belajar banyak hal tentang piramida makanan dan diet yang seimbang dengan
membantu menyiapkan makanan. Perawat harus menganjurkan orang tua untuk menyediakan
makanan dalam jumlah yang adekuat bagi anak untuk mendukung pertumbuhan dan aktivitas.
E. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perubahan kognitif pada anak usia sekolah adalah pada kemampuan untuk berfikir
dengan cara yang logis. Pemikiran anak usia sekolah tidak lagi di dominasi oleh persepsinya
dan sekaligus kemampuan untuk memahami dunia secara luas. Sekitar 7 tahun, anak
memasuki tahap piaget ketiga yaitu perkembangan kognitif, yang di kenal sebagai
operasional konkret, ketika mere'ka mampu mengunakan symbol secara operasional
(aktivitas mental) dalam pemikiran bukan kerja mereka mulai menggunakan proses
pemikiran yang logis dengan materi konkret. Periode ini di tandai dengan tiga kemampuan
atau kecakapan yaitu mengklasifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan. Pada akhir masa
ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem solving) yang
sederhana.
1. Perkembangan bahasa
Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini
tercakup semua semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan di nyatakan
dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat
bunyi, lambing, gambar atau lukisan, dengan bahasa, semua manusia dapat mengenal dirinya,
sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai moral atau agama.
Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu
sebagai berikut :
a. Proses jadi matang, dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (orang-orang suara/
bicara sudah berfungsi) untuk berkata kata.
b. Proses belajar yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu
mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi/meniru ucapan atau kata-kata yang
didengarnya.
Perkembagan bahasa sangat cepat selama masa kanak-kanak tengah dan pencapaian
berbahasa tidak lagi sesuai dengan usianya. Rata-rata anak usia 6 tahun memiliki kosakata
sekitar 3000 kata yang cepat berkembang dengan meluasnya pergaulan dengan teman sebaya
dan orang dewasa serta kemampuannya membaca. Anak meningkatkan penggunaan
berbahasa dan mengembangkan pengetahuan strukturalnya. Mereka menjadi lebih menyadari
aturan sintaksis, aturan merangkai kta menjadi kalimat.
F. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Selama masa ini anak berjuang untuk mendapatkan kompetensi dan ketrampilan
yang penting bagi mereka yang berfungsi sama sepertu de'asa. Anak usia sekolah yang
mendapatkan keberthasilan positif merasa adanya perasaan berharga. Anak-anak yang
menghadapi kegagalan dapat merasakan mediokritas (biasa saja) / perasaan tidak berharga
yang dapat mengakibatkan menarik diri dari sekolah dan teman sebaya.
1. Perkembangan moral
Kebutuhan kode moral dan aturan social menjadi lebih nyata sesuai kemampuan kognitif dan
pengalaman social anak sekolah, mereka memandang aturan sebagai prinsip dasar kehidupan,
bukan hanya perintah dari yang memiliki otoritas.
Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan keluarga. Usaha untuk
menanamkan konsep moral sejak dini merupakan hal yang seharusnya, karena informasi yang
di terima anak mengenai benar salah, baik buruk, akan menjadi pedoman pada tingkah
lakunya.
2. Hubungan sebaya
Anak usia sekolah menyukai sebaya ssejenis dari pada sebaya lain jenis. Identitas jender yang
kuat dapat di lihat pada ikatan yang kuat dengan teman sejenis yang di pertahankan oleh anak
biasa di sebut “geng”. Umumnya anak laki-laki dan perempuan memandang jenis kelamin
yang berbeda secara negative. Pengaruh sebaya menjadi lebih berbeda selama tahap
perkembangan ini. Konformitas terlihat pada perilaku, gaya berpakaian, dan pola berbicara
yang di dorong dan dipengaruhi adanya kontak dengan sebaya. Identitas kelompok
meningkat, seiring perubahan anak sekolah menuju adolesens.
3. Identitas seksual
Freud menggambarkan usia sekolah sebagai periode laten karena ia merasa pada periode ini
anak memiliki sedikit ketertarikan dalam seksualitasnya. Sekarang ini banyak peneliti
percaya bahwa anak usia sekolah memiliki ketertarikan yang besar pada seksualitasnya.
4. Konsep diri dan kesehatan
Selama usia sekolah identitas dan konsep diri menjadi lebih kuat dan lebih individual.
Persepsi sehat sakit berdasarkan pada fakta yang mudah diobservasi seperti adanya atau tidak
adanya penyakit dan keadekuatan tidur atau makan. Kemampuan fungsional standar untuk
kesehatan personal dan kesehatan yang lain dinilai.
G. TUGAS PERKEMBANGAN ORANGTUA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH
Ketika anak memasuki usia sekolah, orangtua sebenarnya merasa bahwa tahapan ini lebih
berkurang kadar sibuknya, karena pekerjaan rumah sudah dapat berjalan secara rutin. Anak
secara umum merasa puas mengenai hubungannya dengan orangtua dan mulai terlibat dalam
aktivitas rumah tangga.
1. Mensupport perkembangan anak
Mendukung perkembangan anak dilakukan dengan cara membiarkan anak untuk
pergi dan bergabung dengan dunia di luar rumahnya. Semakin lama, akan semakin sedikit
waktu anak tersebut berada di rumahnya. Sejak pagi hingga siang anak harus bersekolah,
kemudian setelah itu tidak jarang anak mengikuti kegiatan olahraga atau klub-klub tertentu
bersama dengan grupnya, sehingga anak pulang ke rumah dalam keadaan lelah pada malam
hari untuk beristirahat. Belum lagi ajakan temannya untuk menginap di rumahnya, berlibur
bersama, ikut camp, mengunjungi kerabat pada hari libur, dsb. Semua kegiatan tersebut di
atas sangat baik untuk perkembangan anak dalam hal kemandirian, memperluas pengalaman
dan untuk perkembangan kepribadiannya.
Ketika anak mulai bergabung dengan teman sebaya mereka, orientasi mereka mulai
berkembang kearah peern ya. Maka orangtua harus mendukung hubungan ini, karena
penelitian membuktikan bahwa anak dengan dukungan yang sangat baik dari anggota
keluarganya akan memgang teguh norma, nilai dan identifikasi terhadap keluarganya bahkan
ketika mereka sedang berinteraksi dengan orang lain (Bowerman&Kinch, 1959). Seorang ibu
yang memiliki hubungan pertemanan yang hangat akan lebih mudah untuk membiarkan
anaknya bergabung dengan dunia luar.
Anak pada usia ini sering menjadikan orang yang lebih tua sebagai figur otoritas.
Anak akan sering berkata “...tapi kata bu guru begini...) pada orangtuanya. Hal ini
mengindikasikan bahwa anak sudah mulai keluar dari aturan rumahnya. Anak menemukan
model baru, sikap baru, dan pandangan baru melebihi yang didapat di keluarganya. Orangtua
yang dapat berempati terhadap minat anak dan dapat lebih melonggarkan aturannya pada
anak akan lebih mudahuntuk tidak terlalu mengikat anak tersebut pada masa remajanya.
Orangtua yang menanamkan minat selain dari urusan anaknya akan lebih mudah
untuk membiarkan anaknya bergabung dengan aktivitas luar rumahnya dibandingkan
orangtua yang memusatkan hidupnya hanya untuk anak mereka. Pada masa ini, suami dan
istri lebih sering bekerja bersama dalam sebuah proyek disbanding ketika usia anaknya masih
preschool ataupun remaja.(Feldman, 1961). Beberapa aktivitas bersama yang dilakukan
dengan anak-anak juga, seperti piknik keluarga mungkin dapat mengembangkan minat dari
suami dan istri untuk meneruskan hubungannya sebagai sebuah pasangan.
2. Mempertahankan hubungan pernikahan
Beberapa studi, termasuk data dari National Opinion Research Centre mengindikasikan bah'a
efek dari kehadiran anak pada sebuah pernikahan dapat membawa efek yang negatif. Hal ini
ditemukan pada semua ras, agama, level pendidikan, dan status pekerjaan (Davis,1978).
Sebanyak 6 survey nasional sejak tahun 1973 sampai 1978 menemukan bahwa kehadiran
anak cenderung mengurangi kebahagiaan orangtua, dalam hal :
1. Ikut campur dalam hubungan pernikahan (marital companionship)
2. Mengurangi spontanitas hubungan seksual antara suami dan istri
3. Meningkatkan potensi kecemburuan dan kompetensi untuk memperoleh afeksi, waktu dan
perhatian,
4. Menjaga pasangan yang tidak bahagia dari perceraian, setidaknya untuk beberapa saat
(Gleen & Mc Lanchan).
Permasalahan pernikahan pada keluarga dengan anak usia sekolah biasanya lebih
sering terjadi dibandingkan momen lainnya. Biasanya mereka mengalami 3 kali problem
lebih sering. potensi problem terbesar bisanya mengenai pengaturan anak di rumah, sehingga
mengurangi ekspresi afeksi dari pasangan suami-istri, dan dijadikan nomor kedua
(Swensen & Moore, 1979)
Ekspresi cinta dari pasangan mulai berkurang selama perjalanan pernikahan. Hal ini
biasanya terjadi pada pasangan yang menerapkan peran gender tradisional dalam
berhubungan, dimana hubungan keduanya kemudian hanya menjadi sebuah kebiasaan yang
didasarkan pada kebutuhan, perasaan, dan harapan dari satu pihak ke pihak lainnya. Model
pernikahan seperti ini lebih baik menggunakan metode diskusi daripada menghindar dalam
penyelesaian konfliknya, dan yang lebih pentingberusaha untuk mengekspresikan cintanya
secara spontan. Menjaga hubungan pernikahan pada saat usia anak memasuki usia sekolah
sangatlah penting, tidak hanya untuk kepentingan suami dan istri saja, tetapi juga demi
kepentingan anak kelak.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang digunakan pada
pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
c. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah, jumlah ruangan,
jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta
denah rumah.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi
kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
3. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat.
5. Sistem pendukung keluarga
Dang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang
sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas
sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
2
1
1
• $eadaan sejahtera
2 $emungkinan masalah dapat diubah
• udah
• Sebagian
• 0idak dapat
2
1
+
2
%otensi masalah untuk dicegah
• 0inggi
• Sedang
• ;endah
2
1
1
3 enonjolnya masalah
• asalah berat, harus segera ditangani
• Ada masalah, tetapi tidak perlu segera
ditangani
• asalah tidak dirasakan
2
1
+
1
Skoring !
Fatatan ! Skor dihitung bersama dengan keluarga
4aktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas
a. $riteria 1
Sifat masalah G bobot yang lebih berat diberikan pada tidak kurang sehat karena yang
pertama
memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga
b. $riteria 2
$emungkinan masalah dapat diubah, pera'at perlu memperhatikan terjangkaunya faktorfaktor
sebagai berikut !
%engetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah
Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
Sumber daya pera'at dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan 'aktu.
Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam masyarakat dan
dukungan
masyarakat
c. $riteria
%otensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan !
$epelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka 'aktu masalah itu ada
0indakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam memperbaiki
masalah.
Adanya kelompok Ihigh risk@ atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk
mencegah masalah.
d. $riteria 3
enonjolnya masalah, pera'at perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat
masalah kesehatan tersebut. 9ilai skor tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan inter*ensi
kepera'atan keluarga .
Men$")"n "/"an
4riedman 1))(!63/ menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang
berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan alternatif
untuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan.
Ada kegiatan menurut 4riedman 1))(!63/ yaitu!
a. 0ujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik
b. 0ujuan jangka menengah
c. 0ujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan
0. PERENCANAAN KEPERA ATAN KELUARGA
%erencanaan kepera'atan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup
tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. $riteria dan
standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan
kepera'atan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
1. IMPLEMENTASI
0indakan yang dilakukan oleh pera'at kepada keluarga berdasarkan perencanaan
mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. 0indakan kepera'atan terhadap keluarga
mencakup hal-hal diba'ah ini G
a. enstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara !
emberikan informasi
engidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
endorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. enstimulasi keluarga untuk memutuskan cara pera'atan yang tepat dengan cara !
engidentifikasi konsek'ensi tidak melakukan tindakan
engidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
endiskusikan tentang konsek'ensi tiap tindakan
c. emberikan kepercayaan diri dalam mera'at anggota keluarga yang sakit dengan cara !
endemonstrasikan cara pera'atan
enggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
enga'asi keluarga melakukan pera'atan
d. embantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi
sehat,
dengan cara G
enemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
elakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin
e. emoti*asi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara !
emperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
embantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
2. E3ALUASI
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk menilai
keberhasilannya. 7ila tidak belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua
tindakan kepera'atan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga .
nyuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan 'aktu dan kesediaan keluarga .
*aluasi disusun dengan menggunakan S A% secara operasional.
S ! al-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan inter*ensi
kepera'atan. isal ! keluarga mengatakan nyerinya berkurang.
! al-hal yang ditemui oleh pera'at secara objektif setelah dilakukan inter*ensi kepera'atan.
isal ! 77 naik 1 kg dalam 1 bulan.
A ! Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait dengan
diagnosa
kepera'atan.
% ! %erencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap e*aluasi.
0ahapan e*aluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. *aluasi formatif
dilakukan selama proses asuhan kepera'atan, sedangkan e*aluasi sumatif adalah e*aluasi
akhir.
DAFTAR PUSTAKA
Arlina. 2+12. -eluarga na' 1sia %e'olah. 5iakses pada tanggal 12 September 2+12 di
http! '''.scribd
Agustiansyah, 0ri A. 2++). Asuhan $epera'atan keluarga %asangan 7aru enikah dengan
asalah $7.
5imuat dalam http! ners(6.'ordpress.com 2++) + + asuhan-kepera'atan-
keluarga
4riedman, ., arilyn. 1))(. 4amily 9ursing ! ;esearch, 0heory > %ractice. S ! Appleton
And
Lange.
JJJJJJJ.com tikaJarlina d #+1 6&+#-$eluarga-Anak- sia-Sekolah
JJJJJJJ. 2++). -onsep -eluarga. 5iakses pada tanggal 12 September 2+12 di
http! lensaprofesi.blogspot.com 2++) +1 konsep-keluarga.html
JJJJJJJ. 2+12. suhan -eperawatan -eluarga dengan %tro'e. 5iakses pada tanggal 12
September
2+12 di http! blog.ilmukepera'atan.com asuhan-kepera'atan- keluarga -dengan-
stroke.html