Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
setiap tahun. Organisme penyebab adalah protozoa enterik yang ada dalam
penting di seluruh dunia. Setidaknya 90% dari pasien yang terinfeksi tidak
histolitica.2,3
lebih jarang ditemukan misalnya amebiasis kulit, paru, otak dan organ
lainnya. Penyakit ini ditularkan secara fekal oral baik secara langsung
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
infeksi usus besar yang disebabkan oleh parasit usus Entamoeba Histolytica.
di seluruh dunia.1,2
B. Epidemiologi
penyakit simtomatik pada 50 juta dan kematian pada 100.000 orang. Sekitar
kasus setiap tahun, dengan kematian global masih 100.000 orang per tahun.
individu yang kurang gizi tampak lebih rentan terkena kolitis amebik
daripada orang lain. Spesies entamoeba adalah organisme sel tunggal
dunia, sebagian besar di negara tropis dan sub-tropis yang ditandai oleh
infeksi amuba ini mengalami gejala klinis dalam setahun dan disentri amuba
yang lebih tinggi daripada infeksi dengan E. histolytica. Hal yang sama
di Australia, pada dua orang dewasa yang sehat di Tunisia, dan dalam
mono.2
C. Etiologi
bentuk trofozoit yang dapat bergerak dan bentuk kista. Bentuk trofozoit ada
2 macam, yaitu trofozoit komensial (<10 mm) dan trofozoit patogen (>10
mm).5
gejala penyakit. Bila pasien mengalami diare, maka trofozoit akan keluar
kecil dan sebuah inti di dalamnya. Sementara trofozoit patogen yang dapat
gejala penyakit namun cepat mati apabila berada di luar tubuh manusia.4,5
Bentuk kista ada 2 macam yaitu kista muda dan kista dewasa. Kista muda
empat. Kista hanya terbentuk dan dijumpai di dalam lumen usus, tidak dapat
terbentuk di luar tubuh dan tidak dapat dijumpai di dalam dinding usus atau
lama di luar tubuh manusia, tahan terhadap asam lambung, dan kadar klor
menjadi kista. E. histolytica oleh beberapa penulis dibagi menjadi dua ras
yaitu ras besar dan ras kecil, bergantung pada apakah dapat membentuk
kista berdiameter lebih besar atau lebih kecil dari 10 mm. strain kecil
D. Patofisiologi
strainnya.7
Strain ameba di daerah tropis ternyata lebih ganas dari pada strain di
daerah sedang. Akan tetapi sifat keganasan tersebut tidak stabil, dapat
ameba sangat khas yaitu di lapisan mukosa berbentuk kecil, tetapi di lapisan
terjadi reaksi radang yang minimal. Mukosa usus antara ulkus-ulkus tampak
eksudat ulkus tampak sel leukosit dalam jumlah banyak, akan tetapi lebih
akan terjadi perforasi dan peritonitis. Ulkus dapat terjadi di semua bagian
granulasi yang disebut ameboma, yang sering terjadi di daerah sekum dan
sigmoid. Dari ulkus di dalam dinding usus besar, ameba dapat mengadakan
metastasis ke hati lewat cabang vena porta dan menimbulkan abses hati.
Embolisasi lewat pembuluh darah atau pembuluh getah bening dapat pula
terjadi ke paru, otak, atau limpa dan menimbulkan abses di sana, akan tetapi
Infeksi terjadi jika menelan kista matang dari parasit. Ameba ini masuk ke
dalam usus dan dapat menginfeksi jaringan hospes, hidup di lumen usus
besar tanpa invasi atau menjadi kista. Jika sistem kekebalan tubuh lemah
memasuki mukosa usus besar yang utuh dan mengeluarkan enzim dan dapat
jaringan usus dan merusak epitel dari usus besar dengan memproduksi
hanya mukosa atau dapat juga dalam jika mengenai submukosa. Pada
dikeluarkan bersama isi ulkus rongga usus dan dikeluarkan bersama tinja.
Tinja ini disebut disentri yaitu tinja yang bercampur lendir dan darah.7
E. Klasifikasi
perut ringan. Dapat timbul diare ringan, 4-5 kali sehari, dengan
nyeri tekan.6
nyeri tekan.6
F. Diagnosis
ringan. Dapat timbul diare ringan, 4-5 kali sehari, dengan tinja berbau
busuk. Kadang juga tinja bercampur darah dan lendir. Terdapat sedikit nyeri
tekan di daerah sigmoid, jarang nyeri di daerah epigastrium. Keadaan
Sedangkan pada disentri amoeba sedang, keluhan pasien dan gejala klinis
lebih berat dibanding disentri ringan, tetapi pasien masih mampu melakukan
mengeluh perut kram, demam dan lemah badan disertai hepatomegali yang
nyeri ringan. Pada disentri amoeba berat keluhan dan gejala klinis lebih
berat lagi. Penderita mengalami diare disertai darah yang banyak, lebih dari
15 kali sehari, demam tinggi (400 C-40,50C) disertai mual dan anemia.
Pada pasien yang mengalami diare atau disentri pada keadaan yang lebih
lanjut dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi dapat timbul jika diare berat
dan asupan oral terbatas karena nausea dan muntah, terutama pada anak
kecil dan lanjut usia. Dehidrasi bermanifestasi sebagai rasa haus yang
meningkat, berkurangnya jumlah buang air kecil dengan warna urine gelap,
1. Disentri amuba
2. Disentri basiler
Penyakit ini biasanya timbul secara akut, sering disertai adanya toksemia,
tenesmus akan tetapi sakit biasanya sifatnya umum. Tinja biasanya kecil-
kecil, banyak, tak berbau, alkalis, berlendir, nanah dan berdarah, bila
dan dapat juga menyerang ileum. Biasanya daerah yang terserang akan
menebal.
3. Eschericiae coli
darah.
sendiri atau dengan nyeri abdomen. Diare pada mulanya cair tapi
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan tinja
pengobatan.2
dicari bentuk kista karena bentuk trofozoit tidak akan dapat ditemukan.
Untuk dapat melihat intinya, dapat digunakan larutan lugol. Akan tetapi
diperlukan tinja yang masih segar dan sebaiknya diambil bahan dari
bagian tinja yang mengandung darah dan lendir. Pada sediaan langsung
dapat dilihat trofozoit yang masih bergerak aktif seperti keong dengan
carrier. Pada pemeriksaan ini akan didapatkan ulkus yang khas dengan
ulkus tidak tampak. Kadang pada kasus amoebiasis kronis, foto rontgen
kolon dengan barium enema tampak ulkus disertai spasme otot. Pada
menembus jaringan (invasif). Oleh karena itu uji ini akan positif pada
pasien abses hati dan disentri amoeba dan negatif pada carrier. Hasil uji
motil yang mengandung eritrosit dari sampel tinja segar. Akan tetapi
I. Tatalaksana
Carrier atau cyst passer walaupun tanpa keluhan dan gejala klinis
sebaiknya diobati. Hal ini disebabkan karena ameba yang hidup sebagai
selama 10 hari. Saat ini obat ini merupakan amebisid luminal pilihan,
selama 10 hari
hari. Kedua obat tersebut merupakan obat golongan arsen, yang saat ini
samping obat berupa mual, pusing dan nyeri kepala. Pemberian jangka
2-3 hari. Ornidazol. Dosis 50-60 mg/kg berat badan atau 2 g sehari,
yang dapat bekerja baik di dalam lumen usus, di dalam dinding usus
maupun di luar usus. Efek samping yang sering terjadi adalah mual,
peristaltik usus. Pasien akan mengalami diare atau disentri, tetapi tidak
dengan dosis 3 x 750 mg sehari selama 5-10 hari. Dapat pula dipakai
metronidazole dapat timbul abses hati ameba dalam jangka waktu 3-4
diloksanid furoat dengan dosis seperti tersebut di atas. Dapat pula diberi
Pasien ini tidak hanya memerlukan obat amebisid saja, tetapi juga
hari. Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit dan tirah baring selama
keadaan umum baik tidak dehidrasi, asupan cairan yang adekuat dapat
dicapai dengan minuman ringan, sari buah, sup, dll. Bila pasien
rehidrasi oral murah, efektif dan lebih praktis dari pada cairan
intravena. Cairan oral antara lain pedialit, oralit, dll. Cairan infus antara
ringan/sedang pada pasien masih dapat diberikan cairan per oral atau
cerna atas tak dapat dipakai. Pemberian per oral diberikan larutan oralit
J. Komplikasi
Beberapa penyulit dapat terjadi pada disentri ameba, baik berat maupun
ringan. Sering sumber penyakit di usus sudah tidak menunjukkan gejala lagi
1. Komplikasi intestinal
a. Perdarahan usus
berakibat fatal.
b. Perforasi usus
c. Ameboma
a. Amebiasis hati
b. Amebiasis pleuropulmonal
berwarna kecoklatan.
d. Amebiasis kulit
pengobatan dini yang tepat, serta kepekaan ameba terhadap obat yang
tanpa komplikasi.2