You are on page 1of 16

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN BAYI FISIOLOGIS

BY. E USIA 1 BULAN DENGAN KEBUTUHAN IMUNISASI BCG DAN


POLIO IDI PUSKESMAS PENAWANGAN I

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktek Klinik Kebidanan Semester 4

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEMARANG JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan yang berjudul “Laporan Ilmiah
Asuhan Kebidanan Bayi Fisiologis pada By. E usia 1 Bulan di Puskesmas
Penawangan I”.

Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas Praktik Klinik Kebidanan Fisiologis di Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Semarang.

Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang


tak terhingga kepada:

1. Ibu Sandy Isna Maharani, SSiT selaku dosen pengampu pada mata kuliah
Praktik Klinik Kebidanan Fisiologis.
2. Ibu Dian Amelia SST. Keb selaku pembimbing lahan praktik yang telah
membimbing penulis selama praktik di lahan praktik.
3. Keluarga yang selalu mendukung penyusun
4. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan laporan “Laporan Ilmiah
Asuhan Kebidanan Bayi Fisiologis pada By. E usia 1 Bulan di Puskesmas
Penawangan I“ yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penyusun terbatas. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penyusun harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Semarang, Juni 2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-12 bulan. Masa bayi merupakan bulan
pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap
lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi,
dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami pertumbuhan yang
sangat cepat (Perry & Potter, 2005).
Kesehatan bayi dan balita harus dipantau untuk memastikan kesehatan mereka
selalu dalam kondisi optimal. Pelayanan kesehatan bayi termasuk salah satu dari
beberapa indikator yang bisa menjadi ukuran keberhasilan upaya peningkatan
kesehatan bayi dan balita. Pelayanan kesehatan pada bayi ditujukan pada bayi usia
29 hari sampai dengan 11 bulan dengan memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan standar oleh tenaga kesehatan.
Pelayanan ini terdiri dari penimbangan berat badan, pemberian imunisasi
dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, dan Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian vitamin A pada bayi, dan
penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta penyuluhan ASI Eksklusif, pemberian
makanan pendamping ASI (MP ASI) dan lain-lain.
Cakupan pelayanan kesehatan bayi dapat menggambarkan upaya pemerintah
dalam meningkatan akses bayi untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar,
mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi.
Tahun 2011 berdasarkan hasil laporan kegiatan sarana pelayanan kesehatan,
jumlah kematian bayi yang terjadi di Kota Semarang sebanyak 314 dari 25.852
KH, sehingga didapatkan AKB sebesar 12 per 1.000 KH.Sedangkan untuk
kematian Anak Balita di Kota Semarang Tahun 2011 sebanyak 70 anak dari 25.852
KH, sehingga diperoleh Angka Kematian Balita (AKABA) Kota Semarang sebesar
2,7 per 1.000 KH. Jika dibandingkan dengan tahun 2010 terjadi penurunan yakni
3,5 per 1.000 KH. Berbagai faktor yang menyebabkan penurunan AKB di Kota
Semarang telah diminimalkan dengan melakukan peningkatan sistem dan mutu
pelayanan kegawatdaruratan ibu dan bayi pada fasilitas kesehatan, jejaring rujukan
dari pelayanan dasar sampai rumah sakit, serta telah meningkatkan kolaborasi
perbaikan pelayanan kegawatdaruratan ibu dan bayi secara efektif dan efisien
(Dinkes Semarang, 2011).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membuat
asuhan yang komprehensif pada bayi untuk meminimalkan angka kesakitan
maupun kematian bayi, maka penulis membuat teori ilmiah dengaan judul
“Laporan Ilmiah Asuhan Kebidanan Bayi Fisiologis pada By. E usia 1 Bulan di
Puskesmas Penawangan I”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bayi ?
2. Bagaimana pertumbuhan bayi ?
3. Bagaimana fase perkembangan bayi ?
4. Bagaimana ciri-ciri bayi sehat ?
5. Bagaimana ciri-ciri bayi sakit ?
6. Bagaimana kebutuhan imunisasi pada bayi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan studi kasus ini, penulis dapat menerapkan dan
ngengembangkan pola pikir secara ilmiah serta dapat mengimplementasikan
antara teori yang didapatkan dengan kasus yang ada dalam memberikan
asuhan kebidanan pada bayi normal.
2. Tujuan Khusus
a) Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan
dengan menerapkan manajemen kebidanan khusus pada bayi normal.
b) Sebagai dasar pengetahuan dan ketrampilan untuk mengembangkan
profesionalisme dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan
terhadap bayi normal.
c) Mengaplikasikan teori-teori dan ketrampilan yang penulis peroleh selama
mengikuti perkuliahan di kelas dan laboratorium klinik kebidanan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Bayi
Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan yag dtandai dengan perubahan dan
pertumbuhan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan gizi
(Notoatmdjo, 2007). Slama periode ini bayi sepenuhnya bergantung pada perawata
dan pemberian makan oleh ibunya.
Nursalam, ddk (2005) mengatakan tahap pertumbuhan pada masa bayi dibagi
menjadi masa neonatus dengan usia 0-28 hari dan masa pasca neonatus dengan
usia 29 hari- 12 bulan. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupa kritis,
karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi
darah, serta mulai berfungsinya organ organ tubuh, dan pada pasca neonatus bayi
akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Peri dan Poter, 2005).

B. Pertumbuhan Bayi
Supariyasa, 2001 mengatakan bahwa pertumbuhan berkaita dngan perubahan
besar, jumah, ukuran, dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur
dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, m), umur
tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Pertumbuhan fisik merupakan hal yang kuantitatif, yang dapat diukur. Indikator
ukuran pertumbuhan meliputi perubahan tinggi dan berat badan, gigi, struktur
skelet, dan karakteristik seksual (Peri dan Poter, 2005).
Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami perbedaan yang bervariasi
sesua dengan bertambahnya usia anak. Secara umum, perumbuhan fisik mulai dari
arah kepala ke kaki (sefakaudal). Kematangan pertumbuhan tubuh pada bagian
kepala berlangsung lebih dahulu kemudian secara berangsur-angsur diikuti oleh
tubuh bangian bawah. Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan bertambah
secara teratur (Nur Salam, dkk, 2005).
Hidayat (2008) menyatakan bahwa seseorang dikatakan mengalami
pertumbuhan bila terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik,
seperti berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan,
lingkar dada, perubahan proporsi yang terlihat pada proporsi fisik atau organ
manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi sampai dewasa, terdapat ciri baru
yang secara perlahan mengikuti proses kematangan seperti adanya rambut pada
daerah aksila, pubis atau dada, hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa
pertumbuhan seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya
refleks tertentu.

C. Fase Perkembangan Bayi


1. Fase Neonatus
Berat badan kira kira 3.5 kg Berat badan kira kira 3.5 kg Panjang 50 cm
Panjang 50 cm Kepala ¼ panjang badan Kepala ¼ panjang badan.
Kegiatan fase ini dibagi menjadi dua antara lain, Kegiatan menyeluruh
dimana kegiatan menyangkut kegiatan umum seluruh tubuh dan kegiatan
khusus dimana menyangkut Kegiatan reflek.
Vocalisasi pada fase neonatus dimulai dengan menangis. Suara yang
menyerupai pernapasan yang Suara yang menyerupai pernapasan yang berat,
kemudian berubah menjadi ocehan.

2. Fase Bayi
a. Perkembangan Fisik Fase Bayi
Pertumbuhan cepat pada tahun pertama, bayi laki / perempuan sama,
pertumbuhan gigi pertumbuhan otak dan organ keindraan tumbuh cepat, fase
fisologis mulai terbentuk, perkembangan penguasaan otot otot.

b. Perkembangan Inteligensi
Fungsi inteligensia mulai tampak dari gerak dan tingkah lakunya. Dapat
mengenal obyek disekitarnya Anak yang cerdas menunjukkan Anak yang
cerdas menunjukkan kegiatan yang serasi , lancar dan koordinasi.

c. Perkembangan Emosi
Usia 0-8 minggu dikuasai oleh emosi, usia 8 minggu-1 tahun perasaan
pskisis mulai berkembang mulai berkembang, usia 1-3 sudah mulai terarah,
perkembangan bahasa mulai terarah, perkembangan bahasa mulai sejajar,
bersifat labil, mudah dipengaruhi sejajar, bersifat labil, mudah dipengaruhi
(tersulut).

d. Perkembangan Bahasa Perkembangan Bahasa


Ada tiga bentuk Prabahasa Menangis, Mengoceh, Isyarat

e. Perkembangan bermain
Bermain menimbulkan kesenangan dimulai dari bentuk yang paling
sederhana dan bebas, pada tahun ke dua permainan sudah teratur bentuknya.
f. Perkembangan pengertian
Pada permulaan hidupnya bayi tidak mengetahu tentang apa yang ada di
lingkungannya, dia memperoleh dari apa yang diamati melalui kematangan
dan belajar.

g. Perkembangan kepribadian
Bersifat egosentris dan masih bersifat naluri.

h. Perkembangan moral
i. Belum mengetahui baik dan buruk pada saat dilahirkan. Perlu ditanamkan
konsep moral seperti pujian dan hukuman.

D. Ciri-ciri Bayi Sehat


Berikut ini adalah ciri-ciri bayi sehat, yaitu :

1. Bergerak aktif, di mana gerakannya itu melibatkan tubuh, kepala, kaki, dan
tangan secara seimbang.
2. Cukup "rakus" mengisap ASI.
3. Suka tersenyum dan tertawa saat diajak bicara.
4. Bayi menangis dengan keras dan nyaring.
5. Warna kulit kemerahan, dari muka, bibir, hingga tangan dan bagian kaki.
6. Lengan dan tungkai bergerak aktif, tangan mengepal dan menekuk di siku,
tungkai setengah tekuk di sendi paha dan lutut.
7. Napas bayi teratur dan tenang, dinding dada dan dinding perut bergerak
teratur.
8. Semua anggota badan lengkap sempurna, dari ujung kaki hingga ujung
rambut. Tak terkecuali lubang mulut, lubang dubur dan pusar.
9. Tinja pada hari pertama sampai ke-7 berwarna hijau, hari berikutnya berubah
jadi kuning.
10. Sedangkan warna urin jernih atau kekuningan.
11. Warna putih mata tetap putih, tidak kuning.
12. Jika di usia 4 minggu dinilai semua fungsi tubuh baik, berarti normal.

E. Ciri-ciri Bayi Sakit


Pada awal sakit bayi terlihat :

1. Lemah dan lemas


2. Malas bergerak
3. Malas menyusu
4. Lebih banyak tidur ketimbang biasanya
5. Matanya redup dan tidak bercahaya
6. Susah ditenangkan

Tidak lama kemudian gejala bayi sakit akan terlihat lebih jelas, seperti:

1. Tangan dan kaki dingin, atau sebaliknya bayi demam


2. Munculnya tanda-tanda lain sesuai jenis penyakitnya:
3. Flu: hidungnya berair atau tersumbat
4. Infeksi tenggorokan: batuk-batuk dan kadang disertai muntah
5. Terpapar kuman di pencernaan: buang air besar terus-menerus dan kadang
disertai muntah

F. Kebutuhan Imunisasi pada Bayi


1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi / pengebalan adalah suatu usaha untuk membuat seseorang menjadi
kebal terhadap penyakit tertentu dengan menyuntikan vaksin.
Vaksin adalah kuman hidup yang dilemahkan atau kuman mati atau zat yang
bila dimasukkan ke tubuh menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.

2. Tujuan Imunisasi
Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit :

a Poliomyelitis (kelumpuhan).
b Campak (measles)
c Difteri (indrak)
d Pertusis (batuk rejan / batuk seratus hari)
e Tetanus
f Tuberculosis (TBC)
g Hepatitis B
Dan untuk mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan
oleh wabah yang sering berjangkit,

3. Manfaat
a Manfaat untuk anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan
cacat atau kematian.

b Manfaat untuk keluarga


Menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit.
Mendorong keluarga kecil apabila si orang tua yakin bahwa anak-anak
akan menjalani masa kanak-kanak dengan aman.

c Manfaat untuk Negara


Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan negara dan memperbaiki citra
bangsa Indonesia diantara segenap bangsa didunia.

4. Macam Vaksin dan Cara Pemberian


a Vaksin Polio
Bibit penyakit yang menyebabkan polio adalah virus, vaksin yang
digunakan oleh banyak negara termasuk Indonesia adalah vaksin hidup
(yang telah diselamatkan) vaksin berbentuk cairan. Kemasan sebanyak 1
cc / 2 cc dalam 1 ampul.

b Vaksin Campak
Bibit penyakit yang menyebabkan campak adalah virus. Vaksin yang
digunakan adalah vaksin hidup. Kemasan dalam flacon berbentuk
gumpalan yang beku dan kering untuk dilarutkan dalam 5 cc pelarut.
Sebelum menyuntikkan vaksin ini, harus terlebih dahulu dilarutkan
dengan pelarut vaksin (aqua bidest). ‘’Disebut beku kering oleh karena
pabrik pembuatan vaksin ini pertama kali membekukan vaksin tersebut
kemudian mengeringkannya. Vaksin yang telah dilarutkan potensinya
cepat menurun dan hanya bertahan selama 8 jam.

c Vaksin BCG
Vaksin BCG adalah vaksin hidup yang berasal dari bakteri atau vaksin
beku kering seperti campak berbentuk bubuk.
Vaksin BCG melindungi anak terhadap penyakit tuberculosis
(TBC). Dibuat dari bibit penyakit hidup yang telah dilemahkan,
ditemukan oleh Calmett Guerint. Sebelum menyuntikkan BCG, vaksin
harus lebih dulu dilarutkan dengan 4 cc cairan pelarut (NaCl 0,9%).
Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan dalam waktu 3 jam. Vaksin
akan mudah rusak bila kena sinar matahari langsung. Tempat penyuntikan
adalah sepertinya bagian lengan kanan atas.

d Vaksin Hepatitis B
Bibit penyakit yang menyebabkan hepatitis B adalah virus. Vaksin
hepatitis B dibuat dari bagian virus yaitu lapisan paling luar (mantel
virus) yang telah mengalami proses pemurnian. Vaksin hepatitis B akan
rusak karena pembekuan dan pemanasan. Vaksin hepatitis B paling baik
disimpan pada temperatur 2,8°C.

e Vaksin DPT, TT, dan DT


Terdiri toxoid difteri, baketi pertusis dan tetanus toxoid, kadang disebut
“triple vaksin”. Vaksin DPT disimpan pada suhu 2,8°C kemasan yang
digunakan :
- 5 cc untuk DPT
-5 cc untuk TT
-5 cc untuk DT
Pemberian imunisasi DPT, DT, TT dosisnya adalah 0,5 cc.

f Vaksin toxoid difteri


Vaksin ini merupakan bagian dari DPT atau DT, difteri disebabkan oleh
bakteri yang memproduksi racun, vaksin terbuat dari toxoid yaitu racun
difteri yang telah dilemahkan. Vaksin difteri akan rusak jika dibekukan
dan juga akan rusak oleh panas.

g Vaksin pertussis
Merupakan bagian dari vaksin DPT, penyebab penyakit pertusis adalah
bakteri vaksin dibuat dari bakteri yang telah dimatikan, akan mudah
rusak, bila kena panas, sama seperti vaksin BCG, dalam vaksin DPT
komponen pertusis merupakan vaksin yang paling mudah rusak.
h Vaksin tetanus
Vaksin ini merupakan bagian dari vaksin DPT, DT atau sebagai tetanus
toxoid (TT). Tetanus disebabkan oleh bakteri yang memproduksi toxin.
Vaksin terbuat dari toxin tetanus yang telah dilemahkan, tetanus toxoid
akan rusak bila dibekukan dan akan rusak bila kena panas.

5. Kontra Indikasi Pemberian Vaksin


a BCG : Sakit kulit (luka) di tempat suntikan
b DPT 1 : Panas lebih dari 38°C, riwayat kejang demam
c DPT 2,33 : Reaksi berlebihan setelah imunisasi DPT
(misalnya suhu tinggi dengan kejang, penurunan
kesadaran, shock).

d DT : Tidak ada
e TT : Tidak ada
f Polio : Diare
g Campak : Riwayat kejang demam, panas lebih dari 38°C
h Hepatitis B :Tidak ada
BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada bayi /anak prasekolah pada
By. E umur 1 bulan dengan kebutuhan imunisasi BCG dan Polio 1 di Puskesmas
Penawangan I, penulis tidak menemukan kesenjangan antara konsep teori dengan
kenyataan di lapangan. Adapun hal ini dapat penulis jabarkan sesuai dengan bentuk
pendokumentasian SOAP yang digunakan sebagai berikut :

A. Data Subjektif
Penulis tidak menemukan kesulitan karena sikap kooperatif ibu By. E yang
dilakukan secara lisan dengan penulis. Pada kasus ini penulis tidak menemukan
adanya permasalahan dalam pola nutrisi. Hal tersebut dapat diketahui melalui
tanda-tanda:

1. Bergerak aktif, dimana gerakannya itu melibatkan tubuh, kepala, kaki, dan
tangan secara seimbang.
2. Ibu belum memberikan MP-ASI dan hanya memberikan ASI saja pada
bayinya secara ekslusif..
3. Warna kulit kemerahan dari muka, hingga tangan dan bagian kaki.
4. Lengan dan tungkai bergerak aktif, tangan mengepal dan menekuk siku,
tungkai setengah tekut sendi paha dan lutut.
5. Nafas bayi teratur dan tenang, dinding dada dan dinding perut bergerak
teratur.
6. Semua anggota badan lengkap dan sempurna.
7. Warna putih mata tetap putih, tidak menguning.
8. Berat badan bayi 3350 gram dan panjang 50 cm.

B. Data Objektif
Dalam menegakkan diagnosa By. E tidak terdapat kesenjangan antara teori
dan temuan di lapangan. Didapatkan data yang mendukung diagnosa, yaitu pada
pemeriksaan umum, pengukuran antropometri dan status present tidak ada
kelainan. Garis pertumbuhan bayi sejajar garis normal dan perkembangan bayi
sesuai dengan usianya.
C. Analisa
By. E menunjukan peningkatan baik pada pertumbuhannya maupun pada
perkembangannya sehingga dapat dilakukan imunisasi. Dengan demikian,
penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa By. E usia 1 bulan dengan
kebutuhan imunisasi BCG dan Polio dalam keadaan sehat.

D. Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan pada By. E dengan data yang mendukung dari
pemeriksaan umum, pengukuran antropometri dan status present menunjukan
bayi dalam keadaan sehat. Kemudian dilakukan pemberian imunisasi BCG secara
Intracutan pada lengan kiri atas dengan dosis 0,05 mL dan imunisasi polio 2 teter
per oral.
Dari keseluruhan asuhan yang diberikan pada By. E tersebut sesuai dengan
wewenang bidan dan juga disesuaikan dengan kompetensi bidan di Indonesia.
Setelah pemberian imunisasi, bidan menjelaskan efek samping pemberian
imunisasi dan memberikan obat penurun panas serta menjelaskan cara minum
kepada bayi.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pada pengkajian anak sehat dapat dilakukan melalui pengkajian pemeriksaan
umum dan status present.
2. Dalam pemberian imunisasi tersebut, ibu perlu diberitahu tentang efek
samping imunisasi dan kemungkinan terjadinya KIPI ysng terjadi pada anak.
3. Ibu bersedia melakukan imunisasi lanjutan untuk bayinya yang sesuai dengan
jadwal imunisasi yang telah ditentukan

B. Saran
1. Bagi Ibu
Diharapkan kepada semua ibu untuk melakukan imunisasi rutin pada bayinya
sesuai dengan jadwal imunisasi yang telah ditentukan

2. Bagi Lahan Praktik


Diharapkan mampu untuk mempertahankan mutu pelayanan asuhan kebidanan
pada anak sehat sesuai dengan standard praktek kebidanan terutama dalam
pemberian imunisasi pada anak

3. Bagi Petugas Kesehatan


Diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak di
inginkan dalam pemberian imunisasi pada anak juga jangan lupa untuk selalu
memberikan konseling mengenai tujuan imunisasi, efek samping dan manfaat
dari imunisasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Maryunani, Anik. 2014. Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak pra sekolah. Bogor:
In Media

Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta : Renika Cipta,


2004)

Supartini, Yuni. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Soemitra, Patmonodewo, S. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Soetjiningsih. 2002. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

You might also like