Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
KELOMPOK 1
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu
kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan
hal tersebut pemerintah telah mencanangkan visi Indonesia sehat 2010 yaitu
gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup
dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu, adil, merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi tingginya. Keperawatan sebagai bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan nasional turut serta ambil bagian dalam mengantisipasi peningkatan
jumlah populasi lansia dengan menitikberatkan pada penanganan di bidang
kesehatan dan keperawatan.
Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan
keberhasilan pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut
mendorong peningkatan kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan.
Pendekatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan
adalah pendekatan kepada keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini lebih
memprioritaskan upaya memelihara dan menjaga yang sehat semakin sehat
serta merawat yang sakit agar menjadi sehat.
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya
pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua
yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif (pasal 19 UU No. 23 tahun
1992 tentang kesehatan).
Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan
secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan
mengakibatkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh,
sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara
keseluruhan.
Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat
sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur,
timbul keriput, rambut menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan
penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang
lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut dan pinggul.
Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti
suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak
mudah menerima ide baru.
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat
mencapai usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan
keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia
dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan
bahagia.
Dalam hal ini penting kiranya diketahui informasi mengenai tingkat
kesehatan dan tingkat ketergantungan lansia di masyarakat. Salah satu
pelayanan kesehatan di masyarakat adalah posyandu lansia.
b. Nutrisi
Nutrisi adekuat adalah hal paling penting bagi lansia
dalam mempertahankan kesehatan, mencegah penyakit,
yang memperlambat perkembangan penyakit kronis yang di
derita. Dalam upaya membantu lansia meningkatkan dan
mempertahankan status nutrisinya, pengkajian nutrisi dan
membangun kekuatan yang ada adalah hal yang sangat
membantu. Daftar Periksa Skrining Nutrisi ( Nutrision
Screning Checklist ) yang dibuat oleh American Academy of
Family Physicians, American Dietetic Association, dan
National Council on Aging ( Nutrition Screning Initiative,
1992 ) adalah alat pengkajian nutrisi yang sangat baik.
Berikut ini adalah program kemitraan dalam bidang
kesehatan nutrisi yang dapat Anda pertimbangkan.
c. “Makan sehat dan enak!”
Rencanakan kelas atau serial kelas nutrisi yang
berfokus pada nutrisi dasar dan manajemen resiko nutrisi
( rendah garam, rendah lemak, rendah gula, tinggi serat dan
sebagainya ). Apabila kebutuhan terhadap diet gula khusus
harus dibahas, pertimbangkan untuk mengadakan serial
kelas dan bentuk kelompok menurut ingkatran kebutuhan
diet spesifiknya. Kelas nutrisi akan lebih efektif jiak
penyajiannya sangat interaktif dengan para partisipan-
mencicipi dan berbagi resep, membangun kebiasaan positif
yang ada, dan memasukkan makanan yang etnis.
Pemasangan poster dengan tulisan yang besar dan
berwarna-warni serta tayangan video aalah langkah yang
tepat. Makalah juga bisa membantu. Ingat, lansia senang
membicarakan dan menceritakan pengalaman hidup
mereka. Berikan hadiah kepda lansia yang menghadiri
kelas, seperti tongkat, kanduk kertas, makaronidan makanan
yang tidak cepat membusuk. Dapatkan bantuan hadiah dari
toko yang menjual bahan makanan. Tantangan terbesarnya
adalah enumbuhkan minat para lansia
untukmenghadirikelas ini. Pertimbangkan individu dari
komunitas atau kelompok teman sebaya untuk membantu
marketing dan program outreach.
d. Olahraga dan Kebugaran
Manfaat olahraga telah dibuktikan sepanjang
rentang kehidupan manusia. Olahraga untuk lansia harus
mempertimbangkan kesehatan dan status fungsionalnya. Di
bawah ini adalah beberapa bentuk program olahraga
kebugaran.
“DUDUK MENENDANG KE ATAS: OLAHRAGA
UNTUK LANSIA”
Ketika mengadakan klinik skrining tekanan
darah dipusat nutrisi lansia, perawat mengobservasi
bahwa pengunjung sering kali datang sekitar pukul 8
pagi. Mereka mengisi waktu dengan duduk-duduk
sampai makan siang dihidangkan pada pukul 12
siang. Mereka bermain permainan meja seperti kartu
atau domino, tetapi aktivitas fisik mereka sedikit.
Ketika memeriksa tekanan darah, perawat
menanyakan tentang aktivitas fisik yang lansia
lakukan dan memperoleh informasi bahwa
kebanyakan lansia tidak merasa aman untuk berjalan
di sekitar lingkungan mereka atau mereka belum
mengetahui bentuk lain dari olahraga. Setelah
memvalidasi kebutuhan terhadap tipe olahraga
ringan ( low-impact ) yang dapat dilakukan di
kursi,suatu program dikembangkan dan beberapa
pertisipan dilatih sebagai instruktur olahraga.
Rogram tersebut dinamakan “Duduk, Menendang ke
Atas: Olahraga untuk Lansia”. Dengan bimbingan
sukarelawan instruktur olahraga, program telah
dimasukkan secara nyata ke dalam jadwal aktivitas
sehari-hari.
Pencegahan jatuh
Jatuh adalah masalah besar pada lansia.
Anda mungkin hendak membangun sebuah tim
dengan ahli terapi oku pasional dan ahli terapi fisik
untuk mengadakan kelas pencegahan jatuh pada
lokasi tempat para lansia biasa berkumpul ( ya ,
mungkin saja anda tidak dapat mempengaruhi para
lansia untuk datang mengahadiri kelas ini yang
justru sangat mereka butuhkan; para lansia tersebut
berada di rumahanya karena meraka takut jatuh jika
mereka pergi keluar). Beberapa individu dapat
memberikan koesioner mengenai pengkajian jatuh,
sebagian lagi dapat melakukan tes keseimbangan,
mendemonstrasikan cara – cara untuk mencegah
jatuh dan memberikan konseling individual
mengenai hal – hal yang dapat menyebabkan jatuh.
Proyek kolaborasif multidisiplin ini dapat
berdampak sangat besar terhadap masalah yang
terkadang mengakibatkan lansia kehilangan
kemandiriannya atau bahkan dapat membawa
kepada kematian. Anda mungkin perlu memasarkan
proyek ini serta mendapatkan tempat untuk skrining,
tes keseimbangan, demonstrasi dan konseling.
Pertimbangkan untuk memiliki formulir pernyataan
dan persetujuan untuk menjalani tes keseimbangan
pada setiap kejadian jatuh.
Keamanan komunitas
Dalam upaya menurunkan ketakutan lansia
terhadap kekerasan yang sering menghantui mereka,
perawat perlu bekerja sama dengan lembaga
penegak hukum setempat untuk mengembangkan
program komunitas. Prototipe program meliputi
neighborbood crime watch program, citizens on
patrol dan program keamanan organisasi
kemasyarakatan lainnya. Lansia membutuhkan
pendidikan yang mencakup program pertahan diri,
baik secara fisik maupun secara psikologis.
Kampanye media di masyarakat harus
berkonsentrasi pada upaya menumbuhkan
kewaspadaan lansia terhadap tipe – tipe kejahatan
spesifik di dalam masyarakat, termasuk frekuensi
dan waktu kejadian. Selain itu, menabungkan cek
bulanan untuk menurunkan kerentanan terhadap
kejahatan.
Keamanan berkendara
Seiring dengan peningkatan presentasi lansia
di amerika, jumlah pengendara lansia juga semakin
banyak. Derekomendasikan agar pengendara lansia
belajar mengemudi kembali untuk
mengakomodasikan perubahan neuromuskular dan
sensorik yang terjadi seiring proses menua.
Pengendara lansia dianjurka untuk mengevaluasi
kemabli secara periodik kemampuan mereka dalam
mengemudi, termasuk pemerikasaan penglihatan /
pendengaran dan evaluasi perubahan fisik lainnya
dapat mempengaruhi mereka dalam berkendara.
AARP mensponsori 55 ALIVE / Mature Driving
Program untuk membantu pengendara yang berusia
lanjut meningkatkan kemampuan berkendaranya,
mencegah tabrakan kendaraan dan menghindari
pelanggaran lalu lintas (AARP, 1999a) . AARP juga
menerbitkan Older Driver Assesment and Resource
Guide ( panduan pengkajian dan sumber pengemudi
lansia) yang disediakan secara gratis. Pengemudi
yang berusia lanjut harus mengacu kepada sumber
ini atau sumber lain yang ada di komunitas.
LEGISLASI SIGNIFIKAN DAN LANSIA
AMERIKA
Akhirnya, beberapa bagian legislasi yang
penting patut untuk didiskusikan. Dua bagian
penting dari legislasi yang mempengruhi kehidupan
lansia di amerika adalah Social Security Act tahun
1935 dan Older Americans Act (OAA) tahun 1965.
Social Security Act berisi banyak program bagi para
lansia, termauk bantuan finansial dan pelayana
kesehatan. Ketentuan utamanya adalah
meningkatkan sistem tunjangan bagi lansia dan
memungkinkan negara untuk memberikan santunan
kepada tunanetra, masyarakat yang sudah tua, serta
anak – anak cacat dan terlantar. Undang – undang ini
membentuk Social Security Board (badan pengaman
social) dan mekanisme untuk meningkatkan uang
pensiun dan tunjangan kesejahteraan. Satu
amandemen paling signifikan muncul pada tahun
1965, yang ditandai dengan berdirinya program
asuransi kesehatan Medicare dan Medicaid. OAA
mengarahkan atensi negara kepaa kebutuhan lansia
dan mengesahkan the Administration On Aging
Within The Department Of Health And Human
Services. OAA mendanai riset serta pelatihan
gerontologi dan memfasiltasi program lokal, negara,
dan nasional guna meningkatkan kualitas hidup
lansia. Selama bertahun – tahun, OAA telah
menetapkan bermacam – macam pelayanan untuk
lansia, termasuk lembaga yang melayani lansia,
pusat multiguna lansia, pelayanan nutrisi, program
relawan, pendidikan kesehatan, pelayanan
transportasi, pelayanan kesehatan dirumah, dan
aktivitas kesehatan preventif. Legislasi lain yang
membantu peningkatan kualitas hidup lansia adalah
The Age Discrimonation Act tahun 1974 yang
mencegah diskriminasi pada lansia dalam pekerjaan
dan mencegah pensiun yang dipaksakan ; research
on aging act tahun 1974, yang membentuk National
Institute Of Aging dalam The National Institute Of
Health dan American Disabilities Act tahun 1990
yang menjamin hak – hak warga amerika yang
mengalami kecacatan.
b. Preventif
Mencakup pencegahan primer, sekunder dan
tersier.
Melakukan pencegahan primer, meliputi
pencegahan pada lansia sehat, terdapat factor
resiko, tidak ada penyakit dan promosi
kesehatan.
Jenis pelayanan pencegahan primer adalah
sebagai berikut.
- Program imunisasi, misalnya vaksin
influenza.
- Konseling : berhenti merokok dan
minum beralkohol.
- Dukungan nutrisi.
- Exircise.
- Keamanan didalam dan disekitar
rumah.
- Manajemen stress.
- Penggunaan medikasi yang tepat.
Melakukan pencegahan sekunder, meliputi
pemeriksaan terhadap penderita tanpa gejala,
dari awal penyakit hingga terjadi gejala
penyakit belum tampak secara klinis, dan
mengidap factor resiko.
Jenis pelayanan pencegahan sekunder antara
lain adalah sebagai berikut.
- Control hipertensi.
- Deteksi dan pengobatan kanker.
- Screening : pemeriksaan rectal,
mammogram, papsmear, gigi mulut dan
lain-lain.
Melakukan pencegahan tersier, dilakukan
sesudah terdapat gejala penyakit dan cacat;
mencegah cacat bertambah dan
ketergantungan; serta perawatan bertahap,
tahap (1) perawatan di rumah sakit, (2)
rehabilitasi pasien rawat jalan, dan (3)
perawatan jangka panjang.
Jenis pelayanan pencegahan tersier adalah
sebagai berikut.
- Mencegah berkembangnya gejala dengan
memfasilitasi rehabilitasi dan membatasi
ketidakmampuan akibat kondisi kronis.
Misalnya osteoporosis atau inkontinensia
urine/fekal.
- Mendukung usaha untuk mempertahankan
kemampuan berfungsi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah
merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk
mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat sesuai dengan keberadaannya. promosi kesehatan dan strategi
proteksi kesehatan untuk komunitas lansia, intervensi berfokus – individu
atau kelompok, intervensi berfokus pada komunitas, kemitraan dengan
komunitas lansia , kebutuhan promosi kesehatan dan proteksi kesehatan
lansia di komunitas, peran perawat dalam promosi kesehatan untuk lansia,
promosi kesehatan dan perlindungan kesehatan, upaya pelayanan kesehatan
terhadap lansia. Pada umumnya keluarga memiliki peran penting dalam
kehidupan lansia, keluarga memenuhi 60-80% kebutuhan lansia.
3.2 SARAN
1. Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca, terutama
mahasiswa keperawatan
2. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa
keperawatan dalam keperawatan keluarga khususnya
DAFTAR PUSTAKA
Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta :
Salemba