You are on page 1of 4

PENGKAJIAN

Klien dengan DM harus dipantau secara ketat untuk tingkat pengetahuan


dan melakukan perawatan mandiri. Tipe DM, kondisi klinis klien, dan
rencana pengobatan juga merupakan pengkajian penting. Menanyakan
klien apakah minum vitamin, mineral, atau suplemen herbal untuk
menurunkan kadar glukosa darah atau untuk tujuan lain. Tetapi Alternatif
dan komplemeter memberikan informasi tambahan pada hubungan zat-zat
ini dengan DM. krom dan bawang putih mungkin menurunkan kadar
glukosa dan kadar kolesterol dan magnesium mungkin meningkatkan
sensitivitas insulin. Arbei, khususnya arbei eropa, mungkin juga
menurunkan kadar glukosa. Niacin mungkin mengganggu toleransi
glukosa.(Elsevier.2014 :648)

INTERVENSI
Pradiabetes (secara tidak tepat tersebut sebagai diabetes “ambang” oleh orang awam)
dapat dihentikan, atau perkembangannya menjadi diabetes Tipe 2 dapat diperlambat
jika pasien berkomitmen terhadap diet dan olahraga 150 menit per minggu
direkomendasikan dan akan menghasilkan penurunan berat badan sebesar 70%.
Rencana terapi untuk penderita diabetes harus mencangkup (Marlene, Hurst.2011: 487-
488) :
 Modifikasi gaya hidup, termasuk menghindari konsumsi marijuana dan alkohol
atau mengkomsumsinya dalam jumlah sedang.
 Rencana olaharaga perhari per individu setelah mencapai target kadar glukosa
darah
 Rencana olahraga harian per individu setelah mencapai target kadar glukosa
darah
 Medikasi antihiperglikemik dan atau injeksi insulin
 Pemantauan hemoglobin AIC (setiap tiga bulan) untuk menetapkan control
jangka panjang, perpanjangan waktu pemeriksaan menjadi setiap enam bulan
setelah tujuan target tercapai.

Diabetes melitus Tipe 1 sering kali didiagnosis setelah episode awal KAD, yang umumnya
ditangani di ruang gawat darurat. Setelah pasien distabilkan, rencana terapi akan
mencakup :
 Injeksi insulin harian multiple : insulin aksi lama bolys basal dengan insulin aksi
cepat yang diberikan pada waktu maknan untuk mengimbangi muatan glukosa
prandial.
 Formulasi campuran insulin aksi cepat dan aksi sedang efektif untuk pasien
rutinitas makan dan olahraga yang baik
 Pemberian insulin berkelanjutan menggunakan pompa insulin adalah sebuah
pilihan untuk pasien yang memerlukan fleksibilitas lebih besar dalam pemberian
dosis insulin.

Ketika pasien di diagnosis diabetes mellitus Tipe 2, rencana terapi akan dimulai dengan
modifikasi gaya hidup : control karbohidrat, olahraga, dan program penurunan berat
badan.

 Agen antibiotic oral: monoterapi atau kombinasi obat-obatan sesuai dengan


derejat control glikemik.
 Dari pada menggunakan agen antibiotik oral multiple, insulin dapat
ditambahkan ke dalam regimen farmakologi agar control glikemik dapat
tercapai secara lebih efisien dan hemat biaya.

Tujuan pengendalian glikemik pada semua penderita diabetes telah diterapkan oleh
ADA :

 Hemoglobin AIC <7%


 Glukosa plasma kapiler sebelum makan: 90-130 mg/Dl
 Puncak glukosa plasma kapiler pascaprandial <180 mg

Jika pasien yang menunjukkan gejala dalam keaadaan sadar (mampu menelan),
dibutuhkan gula yang bekerja cepat:

 Jus 9fruktosa), tablet glukosa, atau susu skim (galaktosa) untuk menaikkan gula
darah dengan cepat.
 Periksan gula darah dalam 15 menit (Accu-chek), jika <70 mg/dL, diulangi
pemberian gula sederhana. (jika >70 mg/dL, sajikan maknan yang terjadwal atau
berikan kudapan jika waktu makan masih lama)
 Kudapan yang mengandung kabohidrat kompleks dan protein harus selalu
diberikan setelah pemberian gula sederhana untuk mencegah hipoglikemia
berulang (kekambuhan).

Jika pasien tidak dapat dibangunkan :


 Berikan 50% glukosa per bolus (IVP) dengan segera dan diharapkan pasien akan
terbangun
 Glucagon dapat diberikan melalui rute IM jika akses vena tidak segera dapat
diperoleh.

DIAGNOSIS

Diagnosis : kesiapan untuk meningkatkan kemampuan perawatan mandiri.

Klien dengan DM harus mampu untuk melakukan perawatan mandiri guna


menjaga keadaan terkontrol baik, mengarah kepada perawatan diagnosis.
Kesiapan untuk meningkatkan kemampuan perawatan mandiri berhubungan
dengan keinginan untuk belajar tentang DM dan pilihan penatalaksaan DM, dan
penatalaksaan diet DM.

Hasil yang diharapkan. klien akan terkait mekanisme patofisiologi DM


menjelaskan kebutuhkan aktivitas fisik dan perencanaan makan dalam
pengobatan, dan daftar gejala komplikasi akut dan kronis. Klien akan
merencanakan program aktivitas fisik untuk menjaga kadar glukosa darah pada
set awal dan akan mengidentifikasi strategi untuk memantau dan mencegah
komplikasi terkait olahraga.

Klien akan menetapkan hubungan penatalaksaan diet terhadap pengendalian


glukosa darah, dan akan memilih maknan yang memenuhi kebutuhan kalori serta
menawarkan diet seimbang yang baik. Klien akan kepatuhan rencana diet,
menjaga kadar glukosa darah dalam parameter sebelumnya. (Elsevier.2014 :648-
649)
DAFTAR PUSTAKA

Hurst, Marlene. 2011. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta :Buku Kedokteran


EGC.

Elsevier. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Buku 2. Jakarta :CV Pentasada
Media Edukasi.

You might also like