You are on page 1of 13

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Definisi keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga, (Duvall dan Logan, 1986).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1978).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaan saling ke tergantungan (Depkes, 1988).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga


adalah:
2.1.1.1 Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi
2.1.1.2 Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain
2.1.1.3 Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
2.1.1.4 Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2.1.2 Struktur keluarga
2.1.2.1 Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ayah
2.1.2.2 Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu
2.1.2.3 Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah ibu
2.1.2.4 Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami

6
2.1.2.5 Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
2.1.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga
2.1.3.1 Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga
2.1.3.2 Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing
2.1.3.3 Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
2.1.4 Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga
2.1.4.1 Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga inti): Keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak.
b. The dyad family: Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
c. Keluarga usila: Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah
tua dengan anak sudah memisahkan diri
d. The childless family:Keluarga tanpa anak karena terlambat
menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang
disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada
wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar): Keluarga yang terdiri
dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda): Keluarga yang
terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family: Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga
pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family:Keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family:Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-

7
barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi,
televisi, telpon, dll)
j. Blended family:Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family:Keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
2.1.4.2 Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother: Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family:Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
d. Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber
dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak
dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama
e. The nonmarital heterosexual cohabiting family: Keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
f. Gay and lesbian families:Seseorang yang mempunyai persamaan
sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital
partners)
g. Cohabitating couple:Orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu
h. Group-marriage family:Beberapa orang dewasa yang menggunakan
alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah
satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan
membesarkan anaknya
i. Group network family: Keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
j. Foster family:Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.

8
k. Homeless family: Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan
mental
l. Gang:Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
2.1.5 Tahap-Tahap Kehidupan/Perkembangan Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara
unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama
(Rodgers cit Friedman, 1999)
2.1.5.1 Pasangan baru (keluarga baru)Keluarga baru dimulai saat masing-
masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-
masing:
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2.1.5.2 Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi
kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30
bulan:
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
2.1.5.3 Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun:
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di
luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot)

9
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
2.1.5.4 Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai
jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk:
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga
2.1.5.5 Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak
meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas
anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih
besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa:
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga
2.1.5.6 Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap
ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak
yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua:
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

10
2.1.5.7 Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal:
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
2.1.5.8 Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal
damapi keduanya meninggal:
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

2.2 KONSEP DASAR HNP


2.2.1 Konsep Penyakit HNP
Defenisi
Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah
bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini
digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus
disebut nukleus pulposus. HNP merupakan rupturnya nukleus pulposus. (Brunner
& Suddarth, 2002)
Hernia Nukleus Pulposus bisa ke korpus vertebra diatas atau bawahnya, bisa juga
langsung ke kanalis vertebralis. (Priguna Sidharta, 2003)
Etiologi
1.1.1 Aliran darah ke discus berkurang
1.1.2 Beban berat
1.1.3 Ligamentum longitudinalis posterior menyempit
Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan
nucleus pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena
gel yang berada di canalis vertebralismenekan radiks.

11
Klasifikasi
HNP dapat terjadi di berbagai tempat di sepanjang tulang belakang. Menurut
tempat terjadinya, HNP dibagi atas:
1.1.4 Hernia lumbosakralis,
1.1.5 Hernia servikalis, dan
1.1.6 Hernia thorakalis.
Menurut gradasinya, HNP dibagi atas:
1.1.7 Protrusi Diskus Intervertebralis.
Nukleus terlihat menonjol ke satu arah tanpa kerusakan anulus fibrosus.
1.1.8 Prolaps Diskus Intervertebralis.
Nukleus berpindah, tetapi masih dalam lingkaran anulus fibrosus.
1.1.9 Ekstrusi Diskus Intervertebralis.
Nukleus keluar dari anulus fibrosus dan berada di bawah ligamentum
longitudinalis posterior.
1.1.10 Sequestrasi Diskus Intervertebralis.
Nukleus telah menembus ligamentum longitudinal posterior

Patofisiologi
Protrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya didahului dengan perubahan
degeneratif yang terjadi pada proses penuaan. Kehilangan protein polisakarida
dalam diskus menurunkan kandungan air nukleus pulposus. Perkembangan
pecahan yang menyebar di anulus melemahkan pertahanan pada herniasi
nukleus. Setela trauma (jatuh, kecelakaan, dan stress minor berulang seperti
mengangkat) kartilago dapat cedera.
Pada kebanyakan pasien, gejala trauma segera bersifat khas dan singkat, dan
gejala ini disebabkan oleh cedera pada diskus yang tidak terlihat selama
beberapa bulan maupun tahun. Kemudian pada degenerasi pada diskus,
kapsulnya mendorong ke arah medula spinalis atau mungkin ruptur dan
memungkinkan nukleus pulposus terdorong terhadap sakus dural atau terhadap
saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal.
Hernia nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nukleus pulposus
menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis berada
dalam bungkusan dura. Hal ini terjadi kalau tempat herniasi di sisi lateral.
Bilamana tempat herniasinya ditengah-tengah tidak ada radiks yang terkena.
Lagipula,oleh karena pada tingkat L2 dan terus kebawah sudah tidak terdapat
medula spinalis lagi, maka herniasi di garis tengah tidak akan menimbulkan
kompresi pada kolumna anterior.
Setelah terjadi hernia nukleus pulposus sisa duktus intervertebralis mengalami
lisis sehingga dua korpora vertebra bertumpang tindih tanpa ganjalan.

12
Pathway

Manifestasi Klinis

Nyeri dapat terjadi pada bagian spinal manapun seperti servikal, torakal (jarang)
atau lumbal. Manifestasi klinis bergantung pada lokasi, kecepatan
perkembangan (akut atau kronik) dan pengaruh pada struktur disekitarnya.
Nyeri punggung bawah yang berat, kronik dan berulang (kambuh).

Pemeriksaan Penunjang
1.1.11 RO Spinal : Memperlihatkan perubahan degeneratif pada tulang
Belakang
1.1.12 M R I : untuk melokalisasi protrusi diskus kecil sekalipun terutama untuk
penyakit spinal lumbal.

13
1.1.13 CT Scan dan Mielogram jika gejala klinis dan patologiknya tidak
terlihat pada M R I
1.1.14 Elektromiografi (EMG) : untuk melokalisasi radiks saraf spinal khusus
yang terkena.

Komplikasi
1.1.15 Infeksi luka
1.1.16 Kerusakan penanaman tulang setelah fusi spinal

Penatalaksanaa
1.1.17 Pembedahan
Tujuan : Mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri
dan mengubah defisit neurologik
Macam :
1.1.17.1 Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi atau yang
keluar dari diskus intervertebral
1.1.17.2 Laminektomi : Mengangkat lamina untuk memajankan
elemen neural pada kanalis spinalis, memungkinkan ahli
bedah untuk menginspeksi kanalis spinalis, mengidentifikasi
dan mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi
medula dan radiks
1.1.17.3 Laminotomi : Pembagian lamina vertebra.
1.1.17.4 Disektomi dengan peleburan.
1.1.18 Imobilisasi
Immobilisasi dengan mengeluarkan kolor servikal, traksi, atau brace.
1.1.19 Traksi
Traksi servikal yang disertai dengan penyanggah kepala yang dikaitkan
pada katrol dan beban.
1.1.20 Meredakan nyeri
Kompres lembab panas, analgesik, sedatif, relaksan otot, obat anti
inflamasi dan jika perlu kortikosteroid.

14
II. Rencana Asuhan klien dengan HNP
2.1 Pengkajian
2.1.1 Anamnesa
Keluhan utama, riwayat perawatan sekarang, Riwayat kesehatan dahulu,
Riwayat kesehatan keluarga
2.1.2 Pemeriksaan Fisik
Pengkajian terhadap masalah pasien terdiri dari awitan, lokasi dan
penyebaran nyeri, parestesia, keterbatasan gerak dan keterbatasan fungsi
leher, bahu dan ekstremitas atas. Pengkajian pada daerah spinal servikal
meliputi palpasi yang bertujuan untuk mengkaji tonus otot dan
kekakuannya.
2.1.3 Pemeriksaan Penunjang
2.3.1 RO Spinal : Memperlihatkan perubahan degeneratif pada
tulangBelakang
2.3.2 M R I : untuk melokalisasi protrusi diskus kecil sekalipun
terutama untuk penyakit spinal lumbal.
2.3.3 CT Scan dan Mielogram jika gejala klinis dan patologiknya tidak
terlihat pada M R I
2.2 Diagnosa Keperawatan yang Muncul
Diagnosa 1 : Nyeri b.d Kompresi saraf, spasme otot
2.2.1 Defenisi
Suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun berat
2.2.2 Batasan Karakteristik
Gelisah
Ketidakmampuan untuk relaks
Merasa tidak senang dengan situasi
Merasa tidak nyaman
Merintih
2.2.3 Faktor yang berhubungan
Gejala terkait penyakit
Kurang mengotrol situasi
Stimulasi lingkungan
Diagnosa 2 : Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi restriktif
dan kerusakan neuromuskulus
2.2.4 Defenisi
Keterbatasan dlam kebebasan untuk pergerakan fisik tertentu pada
bagian tubuh atau satu ekstremitas

15
2.2.5 Batasan Karakteristik
Postur tubuh yang tidak stabil
Keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik kasar
Keterbatasan ROM
Kesulitan berbalik
2.2.6 Faktor yang berhubungan
Pengobatan
Terapi pembatasan gerak
Kerusakan muskuloskeletal dan neuromuskuler
Kerusakan kognitif
Diagnosa 3 : Ansietas b.d tidak perubahan status kesehatan
2.2.7 Defenisi
Perasaan gelisah yang tidak jelas dari ketidaknyamanan atau ketakutan
yang disertai respon autonom.
2.2.8 Batasan Karakteristik
Gelisah
Insomnia
Sedih
Kekhawatiran
2.2.9 Faktor yang berhubungan
Hospitalisasi
Perubahan status kesehatan

Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatn Intervensi Rasional
1 Nyeri Akut berhubungan 1. Kaji nyeri klien. 1. Sediakan informasi
dengan Kompresi saraf, Catat karakteristik, mengenai
spasme otot, Agen injuri lokasi dan intensitas kebutuhan/efektivitas
(biologi, kimia, (skala 0-10). intervensi.
fisik, psikologis), kerusakan 2. Kaji tanda-tanda 2. Dapat mengindikasikan
jaringan vital, perhatikan rasa sakit akut dan
NOC : takikardi, hipertensi ketidaknyamanan.
Pain Level, dan peningkatan 3. Pahami penyebab
pain control, pernapasan, bahkan ketidaknyamanan
comfort level jika pasien (misalnya sakit otot dan
Setelah dilakukan tinfakan menyangkal adanya pemberian suksinilkolin
keperawatan selama …. rasa sakit. dapat bertahan 48 jam
Pasien tidak mengalami 3. Berikan informasi pascaoperasi, sakit kepala
nyeri, dengan kriteria hasil: mengenai sifat sinus yang diasosiasikan
· Mampu mengontrol nyeri ketidaknyamanan, dengan nitrus oksida dan
(tahu penyebab nyeri, sesuai indikasi. sakit tenggorok dan
mampu menggunakan 4. Lakukan reposisi sediakan jaminan
tehnik nonfarmakologi sesuai petunjuk, emosional.

16
untuk mengurangi nyeri, misalnya semi 4. Mungkin mengurangi rasa
mencari bantuan) fowler; miring. sakit dan meningkatkan
· Melaporkan bahwa nyeri Berikan obat sesuai sirkulasi. Posisi semi
berkurang dengan petunjuk; Analgesik fowler dapat mengurangi
menggunakan IV. ketegangan otot abdominal
manajemen nyeri dan otot punggung
· Mampu mengenali nyeri 17rthritis, sedangkan
(skala, intensitas, miring mengurangi
frekuensi dan tanda nyeri) tekanan dorsal.
· Menyatakan rasa nyaman Analgesik IV akan dengan
setelah nyeri berkurang segera mencapai pusat rasa
· Tanda vital dalam rentang sakit, menimbulkan
normal penghilangan yang lebih
· Tidak mengalami efektif dengan obat dosis
gangguan tidur kecil.
2 Gangguan mobilitas fisik 1.Observasi TTV 1.Manifestasi kardio pulmonal
b.d spasme otot, terapi sebelum dan sesudah dari upaya jantung dan paru
restriktif dan kerusakan aktivitas untuk membawa jumlah
neuromuskulus
2. Berikan lingkungan oksigen adekuat ke jaringan
NOC
Joint movenment active tenang batasi pengunjung 2. meningkatkan istirahat
Mobility level dan kurangi suara bising, untuk menurunkan kebutuhan
Kriteria Hasil pertahankan tirah baring oksigen tubuh dan menurunkan
Klien meningkatdalam bila di indikasikan regangan jantung dan paru.
akti&itas fisik
3. Anjurkan klien 3. meningkatkan aktivitas
mengerti tujuan daripeningkatan
mobilitas istirahat bila terjadi secara bertahap sampai normal
memverbalisasikan perasaan kelelahan dan dan memperbaiki tonus otot.
dalam meningkatkan kekuatandan kelemahan,anjurkan 4. untuk meminimalkan
kemampuan berpindah pasien melakukan aktivitas pasien
memperagakan penggunaan alat
aktivitas semampunya
Bantu untuk mobilisasi (walker)
4. Anjurkan keluarga
untuk membantu
memenuhi kebutuhan
klien
3 Ansietas b.d Perubahan 1. Lakukan pendekatan 1. Pendekatan yang
status kesehatan yang menenangkan menenangkan akan
2. Jelaskan semua
NOC : membuat pasien rileks.
prosedur dan apa
 Kontrol kecemasan
yang dirasakan 2. Untuk menurunkan
 Koping
Setelah dilakukan asuhan selama prosedur kecemasan yang dialami
selama ……………klien 3. Berikan informasi
pasien
kecemasan teratasi dgn faktual mengenai
kriteria hasil: diagnosis, tindakan 3. Informasi yang rindakan
 Klien mampu prognosis yang jelas akan
mengidentifikasi dan
4. Libatkan keluarga
mengungkapkan gejala menurunkan kecemasan
cemas untuk mendampingi
klien pasien
 Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan

17
menunjukkan tehnik 5. Instruksikan pada 4. Dukungan keluarga akan
untuk mengontol cemas pasien untuk memberi pasien semangat
 Vital sign dalam batas menggunakan
normal dalam mengahadi
tehnik relaksasi
 Postur tubuh, ekspresi
penyakitnya
wajah, bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas 5. Tehnik relaksasi akan
menunjukkan
memberikan kenyamanan
berkurangnya kecemasan
dan menurunkan
kecemasan

18

You might also like