You are on page 1of 2

1.

Dalam hubungan pusat dan daerah dikenal istilah desentralisasi yang merupakan pelimpahan
wewenang dari pusat ke daerah, juga dikenal istilah otonomi daerah yang berarti bahwa daerah
memiliki hak dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Dari kedua istilah ini terkadang terdapat perbedaan persepsi dimana sebagian besar persepsi
yang di tunjukkan adalah bahwa dengan otonomi daerah maka pemerintahan daerah berhak
untuk mengatur pemerintahannya sendiri serta mengeluarkan kebijakan-kebijakan tanpa
campur tangan dari pemerintah daerah, persepsi ini diperkuat dengan adanya persepsi bahwa
desentralisasi yang melimpahkan wewenang dari pusat ke daerah untuk mengelola wilayahnya
sendiri termasuk kebijakan-kebijakan di dalamnya tanpa harus ada campur tangan dari pusat.
Inilah yang menyebabkan terjadinya disharmoni antara pusat dan daerah. Yang perlu dipahami
adalah bahwa tidak semua urusan pemerintahan dapat diserahkan ke daerah dan tidak semua
urusan daerah dapat di serahkan ke pusat karena yang lebih mengetahui geografis daerah
adalah daerah itu sendiri. Contoh kepentingan yang bersifat lokal menjadi urusan
kabupaten/kota, yang bersifat lintas kabupaten menjadi urusan provinsi dan bersifat lintas
provinsi menjadi urusan kewenangan pusat.
2. Salah satu dari 3 jenis pelayanan umum yang diberikan pemerintah daerah adalah pelayanan
administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang
dibutuhkan masyarakat antara lain sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan
terhadap suatu barang contoh KTP, AKTA Kelahiran, SIM, STNK, IMB, sertifikat tanah dan
sebagainya. Dalam pelaksanaannya pelayanan administratif dapat mengacu pada 8 kriteria
pelayanan yang baik berdasarkan keputusan MENPAN No.06/1995 yaitu :
1. Kesederhanaan yaitu dalam pelayanan administratif tata cara pelaksanaan pelayanan harus
dilakukan secara mudah, lancar, tidak berbelit dan mudah dipahami oleh masyarakat.
2. Kejelasan dan kepastian yaitu masyarakat harus memiliki kejelasan mengenai prosedur,
persyaratan, unit kerja, penanggung jawab serta biaya dalam pelaksaanaan layanan
administratif
3. Keamanan yaitu memberikan rasa aman kepada masyarakat dengan adanya kepastian
hukum.
4. Keterbukaan yaitu segala sesuatu mengenai kejelasan dan kepastian pelayanan administratif
harus disosialisasikan terlebih dahulu kepada masyarakat
5. Efisien yaitu pelayanan adminstratif yang dilakukan harus tepat pada sasaran dari tujuan
layanan tanpa adanya pengulangan layanan pada 1 barang yang sama dengan subjek yang
berbeda
6. Ekonomis yaitu biaya harus dalam tahap wajar dengan memperhatikan kondisi dan
kemampuan masyarakat tanpa harus melanggar ketentuan perundang-undangan
7. Adil dan merata yaitu layanan harus diberikan di seluruh lapisan masyarakat dalam suatu
daerah tanpa harus mebeda-bedakan.
8. Tepat waktu yaitu pelaksanaan layanan administratif harus dapat diselesaikan sesuai
dengan kurun waktu yang sebenarnya telah ditentukan.

Dari ke delapan kriteria pelayanan tersebut jika kita melihat ataupun mengalami hal-hal yang
terjadi dilapangan maka perlu kiranya instansi-instansi layanan publik lebih meningkatkan
profesionalisme dalam pelayanannya. Kenyataan dilapan tidak semua kriteria tersebut dapat
dijalanka, hal-hal yang paling menonjol seperti keterlambatan waktu dan keadilan yang tidak
merata. Salah satu contoh KTP, dalam pelayanannya keterlambatan waktu sangat parah, 1 orang
yang mengurus KTP bisa sampai berbulan-bulan belum mendapatkan KTP, keadilan yang tidak
merata contoh KTP / SIM, dalam pengurusannya terkadang yang memiliki kerabat akan lebih
cepat selesai dibandingkan dengan yang tidak memiliki kenalan dalam suatu instansi pelayanan
dan ini adalah fakta yang terjadi di negara kita.

3. Penyebab ketidak harmonisan hubungan antara pusat dan daerah khususnya dalam bidang
pengawasan disebabkan karena pesepsi yang menganggap bahwa dengan desentralisasi maka
kewenangan mutlak dalam arti sepenuhnya menjadi kewenangan daerah. Dalam kewenangan
daerah membuat aturan sendiri harus benar-benar berdasarkan mandat dari Undang-Undang
hal ini sangat penting karena daerah merupakan bagian dari Negara itu sendiri. Masalah lain
adalah persepsi pusat bahwa dalam melaksanakan pengawasan tercakup didalamnya adalah
pemeriksaan, sebaliknya daerah berpendapat bahwa pengawasan yang dilakukan sifatnya hanya
sekedar mengawas atau monitoring saja pelaksanaan dari kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah daerah. Pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah pusat harus dibarengi dengan
pembinaan agar kewenangan daerah tidak mengarah kepada kedaulatan dan menjamin agar
pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

You might also like