You are on page 1of 66

M anusia melakukan gerakan untuk menunjang aktivitas kehidupan

sehari-hari, misalnya berjalan, berlari, berenang, menghindari


bahaya, mengangkat barang, memakai baju, menendang bola, makan,
bahkan tidur. Gerakan merupakan pola koordinadi fisiologis yang sangat
kompleks antara sistem rangka, sistem otot, dan sistem saraf. Pada
modul ini, akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan sistem gerak,
yaitu rangka penyususun tubuh, tulang, sendi, otot rangka, gangguan
sistem gerak, dan teknologi sistem gerak.

I.Rangka Tubuh
Tulang-tulang di dalam tubuh membangun rangka (skeleton). Rangka
pada tubuh hewan vertebrata dan manusia ditutupi oleh otot dan kulit,
sehingga disebut endoskeleton (rangka dalam). Rangka manusia
merupakan alat gerak pasif yang akan digerakkan oleh otot. Rangka pada
manusia dewasa tersusun dari 206 tulang dengan berbagai macam
bentuk dan ukuran. Pada saat lahir, manusia memiliki tulang yang lebih
banyak, sekitar 270 tulang, karena beberapa tulang belum mengalami
penyambungan atau penyatuan. Tulang-tulang tersebut tersebut
tersusun dari jaringan tulang keras maupun jaringantulang rawan.
Rangka memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Memberi bentuk dan postur tubuh. Seseorang akan terlihat tinggi
atau pendek karena susunan rangkanya.
2. Melindungi organ-organ yang lunak, misalnya otak, sumsum tulang
belakang, paru-paru, jantung, dan lain-lain.
3. Penyangga berat badan, misalnya tulang leher, tulang belakang, dan
tulang pelvis.
4. Tempat melekatnya otot-otot rangka (otot lurik).
5. Mendukung terjadi gerakan. Dengan adanya persendian, kerja sama
otot dan sistem saraf, memungkinkan tulang dapat digerakkan.
6. Hematopoiesis, yaitu pembetukan sel-sel darah putih (leukosit), sel
darah merah (eritrosit), dan keping-keping darah (trombosit) di
sumsum merah. Sumsum merah terdapat di dalam tulang belakang,
tulang dada, tulang rususk, tulang belikat, tulang piih, dan ujung
tulang panjang.
7. Tempat penyimpanan mineral. Sekitar 62% matriks tulang tersusun
dari garam anorganik, terutama kalsium fosfat dan kalsium karbonat.
Sekitar 99% kalsium tubuh terdapat pada rangka. Kalsium dan
fosfor disimpan dalam tulang, kemudian dapat diambil dan dipakai
kembali untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Kalsium
diperlukan untuk kontraksi otot dan pembekuan darah, sedangkan
fosfor diperlukan untuk pembentukan ATP.
8. Tempat penyimpanan energi, yaitu simpanan lemak disumsum kuning.
9. Fungsi imunologis, yaitu menghasilkan sel-sel imunitas didalam
sumsum, misalnya limfosit B yang menghasilkan antibodi dan limfosit
T yang membantu pertahanan terhadap infeksi.

Gambar 1.1 Rangka pada Tubuh Manusia


Rangka tubuh manusia dapat digolongkan menjadi dua kelompok,
yaitu rangka aksial (rangka sumbu tubuh) dan rangka apendikuler
(rangka pelengkap atau anggota gerak tubuh).

A. Rangka Aksial (Rangka Sumbu Tubuh)


Rangka aksial adalah rangka pada sumbu tubuh, memiliki 80
buahtulang yang meliputi tulang tengkorak, tulang telinga dalam dan
hioid, tulang belakang, tulang dada, serta tulang rusuk (iga)

1. Tulang Tengkorak
Tulang tengkorak
berjumlah 22 buah.
Tulang tengkorak
berfungsi melindungi
otak, organ pendengaran
dan organ penglihatan.
Tulang tengkorak
dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu tulang
kranial (tulang tempurung
kepala) dan tulang fasial Mandibula
Oksipital

(tulang wajah). Tulang


kranial membentuk
Gambar 1.2 Tulang Tengkorak
tempurung kepala,
sedangkan tulang fasial memberi bentuk mata, hidup, pipi, dan rahang.
Tulang-tulang tengkorak yang berhubungan dan tidak dapat digerakkan
disebut sutura.

Tabel 1.1 Tulang tengkorak


Bagian Tulang
Nama Tulang Nama Lain Jumlah
Tengkorak
Frontal Tulang dahi 1
Parietal Tulang ubun-ubun 2
a. Tulang
Tulang kepala
Kranial Oksipital 1
belakang
(tempurung
Temporal Tulang samping 2
kepala)
Sphenoid Tulang baji 1
Ethmoid Tulang tapis 1
Maksila Tulang rahang atas 2
Pallatum Tulang langit-langit 2
Zigomatik Tulang pipi 2
Lakrimal Tulang mata 2
b. Tulang Fasial Nasal Tulang hidung 2
(wajah) Tulang sekat rongga
Septum Nasal 1
hidung
Tulang karang
Konka Nasal 2
hidung
Mandibula Tulang rahang bawah 1
Jumlah 22

2. Tulang Telinga Dalam dan Tulang Hiodid


Didalam tengkorak, terdapat tulang telinga dalam, berukuran kecil
dan berfungsi untuk menerima dan mentransmisikan impuls suara. Tulang
telinga dalam berjumlah 3 pasang, yaitu 1 pasang tulang maleus, 1 pasang
tulang inkus, dan 1 pasang tulang stapes. Selain itu, terdapat pula tulang
hioid, yaitu tulang berbentuk huruf U yang terletak di antara laring dan
mandibula, berfungsi sebagai tempat melekatnya otot molor mulut dan
lidah sehingga daat membantu proses menelan.

Tabel 1.2 Tulang telinga dalam dan hioid.


Nama Latin Tulang
Telinga Dalam dan Nama Lain Jumlah
Hioid
Maleus Tulang martil 2
Inkus Tulang landasan 2
Stapes Tulang sanggurdi 2
Hidoid Hioid (tulang U) 1
Jumlah 7

3. Tulang Belakang (Columna vertebrata)

Tulang belakang tersusun dari 26 ruas yang masing-masing


dihubungkan oleh cakram tulang rawan fibrosa, yang memungkinkan
tulang untuk tegak dan membungkuk. Cakram tersebut juga berfungsi
menahan guncangan ketika menggerakkan badan, misalnya saat berlari
dan melompat. Dibagian sebelah depan dan belakang cakram, terdapat
serabut-serabut kenyal yang menyokong posisi tulang belakang. Dibagian
tengah sebelah dalam ruas-ruas, terdapat saluran sumsum tulang
belakang yang berisi sumsum tulang belakang.

Tulang belakang memiliki fungsi sebagai berikut:


 Menopang kepala dan bagian tubuh lainnya
 Melindungi organ dalam tubuh
 Tempat melekatnya tulang rusuk
 Menentukan sikap tubuh.

7 tulang belakang serviks


(C1-C7) membentuk serviks

12 tulang belakang toraks


(T1-T12) membentuk kurva
toraks

Cakram intervetebral 5 tulang belakang lumbar


(L1-L5 )membentuk kurva
lumbar

Sakrum
Fusi antara sakrum dan tulang
ekor membenuk kurva
Tulang ekor
sakrokosigeal

Gambar 1.3. Tulang belakang (vertebrae)


Tabel. 1.3 Tulang belakang (Columna vertebrae)
Nama Latin
Ruas Tulang Nama Lain Nama Sebutan Jumlah Ruas
Belakang
Serviks Tulang leher C1-C& 7
Toraks Tulang punggung T1-T12 12
Lumbar Tulang pinggang L1-L5 5
1
(Pada bayi ada
Tulang
Sakral S1-S5 5, tetapi saat
kelangkang
dewasa berfusi
menjadi 1)
1
(Pada bayi ada
Koksigis Tulang Ekor - 4, tetapi saat
dewasa berfusi
menjadi 1)
Jumlah 26

4. Tulang Dada (Sternum) dan Tulang Rusuk (Costae)

Tulang dada dan tulang rusuk


berfungsi melindungi paru-paru
dan jantung. Tulag dada berbentuk
pipih dan melebar serta
berhubungan dengan tulang rusuk
melalui sambungan tulang rawan.
Tulang rusuk bagian belakang
berhubungan dengan ruas-ruas
tulang belakang melalui persendia.
Perhubungan tersebut
memungkinkan tulang rusuk dapat Gambar 1.4 Tulang Dada dan tulang
bergerak kembang-kempis sesuai Rusuk
dengan irama pernapasan.

Tulang dada berjumlah 1 buah, terdiri atas tiga bagian, yaitu


sebagai berikut:
 Kepala tulang dada (Manubrium sterni), membentuk persendian
dengan tulang selangka, klavikula, dan tulang rusuk pertama.
 Badan tulang dada (Korpus sterni), membentuk persendian dengan
sembilan tulang rususk pada rusuk berikutnya
 Tulang taju pedang (Prosesus xifoid), tulang yang masih
berbentuk tulang rawan pada bayi.
Tulang rusuk berjumlah 12 pasang disebelah kiri dan kanan. Tulang
rusuk dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai beriukut:
 Tulang rusuk sejati. Bagian ujung depan melekat pada tulang dada,
sedangkan bagian belakang melekat pada ruas tulang belakang di
bagian punggung.
 Tulang rusuk melayang. Bagian ujung depan tidak melekat pada
tulang manapun, sedangkan bagian belakang melekat pada ruas
tulag belakang dibagian punggung.
Tabel 1.4 Tulang dada dan rusuk
Nama Latin Tulang Jumlah
Nama Lain
Dada dan Rusuk
Sternum Tulang dada 1
Costae vera Tulang sejati 7 pasang (14)
Costae spuria Rusuk palsu 3 pasang (6)
Costa fluintantes Rusuk melayang 2 pasang (4)
Jumlah 25

B. Rangka Apendikuler (Rangka Pelengkap atau Anggota Gerak


Tubuh)

Rangka apendikuler berjumlah 126 buah, meliputi gelang bahu


(pektoral), anggota gerak atas (Extermitas superior), gelang panggul
(Pelvis), dan anggota gerak bawah (Extermitas inferior).

1. Gelang Bahu (Pektoral)


Gelang bahu merupakan persendian yang menghubungkan lengan
dengan badan. Pergelangan bahu memiliki mangkuk yang tidak sempurna
karena bagian belakangnya terbuka. Gelang bahu tersusun dari dua
macam tulang, yaitu skapula (tulang belikat) dan klavikula (tulang
selangka).
a. Klavikula (Tulang selangka), berbentuk seperti huruf "S",
berhubungan dengan tulang lengan atas (humerus), ujung yang satu
berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya
berhubungan dengan tulang belikat.
Fungsi:
 Sebagai pengganjal untuk menjauhkan anggota gerak atas dari
bagian dada supaya lengan dapat menjangkau dan bergerak lebih
leluasa,
 Meneruskan goncangan dari anggota gerak atas ke kerangka tubuh
(aksial).
b. Skapula (Tulang belikat), berukuran besar, bentuk segitiga dan
pipih, terletak pada bagian belakang dari tulang rusuk.
Fungsi: sebagai tempat melekatnya sejumlah otot yang
memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi

2. Anggota Gerak Atas (tungkai depan/extremitas superior)


Anggota gerak atas tersusun dari tulang humerus (tulang pangkal
lengan), radius (tulang pengumpil), ulna (tulang hasta), karpal (tulang
pergelangan tangan), metakarpal (tulang telapak tangan), phalanges
(tulang jari tangan).
a. Humerus (tulang lengan atas).
Termasuk kelompok tulang panjang Klavikula
Skapula

/pipa, ujung atasnya besar, halus, dan


dikelilingi oleh tulang belikat.
Fungsi: pada bagian bawah memiliki
Humerus

dua lekukan merupakan tempat


melekatnya tulang radius dan ulna
b. Radius (tulang pengumpil),
berbentuk panjang, terletak lateral Radius

Ulna
(sebelah sisi) sejajar dengan ibu jari.
Bagian dataran sendi yang
menghubungkan radius dan humerus Karpal

berbentuk bundar, sehingga lengan


Metakarpal

Falanges

bawah dapat berputar atau telungkup.


c. Ulna (tulang hasta), berbentuk
Gambar 1.5. Anggota Gerak Atas
panjang, dan merupakan tulang bawah
yang lengkungnya sejajar dengan jari kelingking.
Fungsi: memungkinkan pergelangan tangan untuk memutar.
d. Karpal (pergelangan tangan). tersusun atas 8 buah tulang yang saling
dihubungkan oleh ligamen.
Fungsi: menghubungkan telapak tangan dengan lengan bawah.
e. Metakarpal (telapak tangan). Tersusun atas lima buah tangan. Pada
bagian atas berhubungan dengan tulang pergelangan tangan,
sedangkan bagian bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari
(phalanges).
Fungsi: membentuk knuckles (buku jari, yang dibentuk saat
mengepalkan tangan, selain itu juga sebagai tempat menempelnya
otot, contohnya otot lumbricals.
f. Phalanges (tulang jari-jari). tersusun atas 14 buah tulang. Setiap
jari tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya
tersusun atas 2 buah tulang.
Fungsi: tulang jari-jari tangan memberikan ketangkasan pada tangan.

3. Gelang panggul.

Tulang gelang panggul terdiri atas tulang usus, tulang pinggul, tulang
duduk dan tulang kemaluan.

a. Illium (Tulang usus), Banyaknya 2 buah kiri dan kanan , bentuknya


lebar dan gepeng serta melengkung menghadap keperut. bagian yang
melekuk disebut tbsailiaka ,bagaian tepi disebut Krista iliaka dan
bagian yang menonjol disebut spina iliaka. pada os ollium terdapat
sebuah lubang mangkok sendis tempat letaknya kepala sendi daripada
tulang paha disebut asetabulum.
Fungsi:
 Menyokong berat badan dan postur tubuh.
 Sebagai titik jangkat otot, tendon, dan ligamen.
 Melindungi organ-organ bagian dalam.
b. Pelvis (Tulang pinggul), merupakan sebuah rongga yang dibentuk oleh
sambungan antara tulang-tulang panggul. ronggga sebelah atas
disebut rongga panggul besar dan sebelah bawah disebut rongga
panggul kecil. Antara rongga panggul besardan rongga panggul kecil
dipisahkan oleh sebuah garis lingkaran yang ditarik kekiri dan keknan
dari romontorium menuju kesimfisis pubis. pada rongga panggul besar
terdapat alat-alat kandungan sedangkan pada rongga panggul kecil
terdapat organ vesika urinaria.
Fungsi:
 Menyangga berat tubuh bagian atas ketika sedang duduk, berdiri
dan beraktivitas.
 Untuk mengandung
(pada wanita)
ketika hamil dan
melindungi viscera
pelvis dan
abdominopelvic
viscera (bagian
inferior saluran
kemih,organ
reproduksi
internal).
c. Ischium (Tulang
duduk), bentuknya
setengah lingkaran
Gambar 1.6. Tulang Gelang Panggul (pelvis)
menghadap keatas,
mempunyai tonjolan bertumpu pada tempat duduk yang disebut
tuberiskiadikum.
Fungsi: membantu memberikan dukungan untuk tulang punggung
bagian bawah dan membantu gerakan kaki bagian atas.
d. Pubis (Tulang kemaluan), merupakan tulang bercabang dua , yang
satu menuju kesamping atas dan satu lagi menuju kesamping bawah.
banyaknya dua buah kiri dan kanan yang satu sama lain dihubungkan
oleh tulang rawan yang disebut simfisis pubis.
Fungsi: melindungi alat/organ reproduksi.

4. Anggota Gerak Bawah (Extremitas inferior)


Anggota gerak bawah terdiri atas femur (tulang paha), tibia
(tulang kering), fibula (tulang betis), patela (tulang tempurung lutut),
tarsal (tulang pergelangan kaki), metatarsal (tulang telapak kaki), dan
falangus (tulang jari kaki).

a. Femur (tulang paha), termasuk kelompok tulang panjang, terletak


mulai dari gelang panggul sampai ke lutut.
Fungsi: menghubungkan tulang bagian pinggul dan lutut, untuk
menyangga badan pada saat berjalan.
b. Tibia (tulang kering), merupakan tulang pipa terbesar setelah tulang
Fungsi: menopang berat tubuh, menghasilakn sel-sel darah merah dan
menyediakan mineral, partikel kalsium dan fosfor.
c. Fibula (tulang betis), merupakan tulang pipa yang paling ramping.
Tidak turut menopang berat tubuh, tetao menambah area perlekatan
otot tungkai. Bagian ujung fibula membentuk tonjolan yang disebut
maleoulus lateral (mata kaki luar).
Fungsi tulang betis: penyangga badan agar kuat dan seimbang, serta
tempat melekatnya otot kaki.
d. Patela (tempurung lutut), terletak antara femur dengan tibia, bentuk
segitiga. patela berfungsi melindungi sendi lutut, dan memberikan
kekuatan pada tendon yang membentuk lutut.
Fungsi : melindungi lutut
e. Tarsal (tulang pergelangan kaki), termasuk tulang pendek, dan
tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang tumit.
Fungsi: sebagai sendi penahan beban.
f. Metatarsal (tulang telapak kaki). Tersusun atas 5 buah tulang yang
tersesun mendatar.
Fungsi: sebagai pijakan dan penyeimbang saat berjalan.
g. Phalanges (tulang jari-jari kaki), setiap jari tersusun atas 3 tulang
kecuali tulang ibu jari atas 14 tulang.
Fungsi: membantu memberikan kestabilan untuk kaki dan meratakan
berat yang diterima oleh kaki.

Tabel 4.5 Tulang Apendikuler


Tulang Apendikuler
Jumlah
Bagian Nama Latin Jumlah
Nama lain Total
Rangka Tulang

Pektoral Klavikula Tulang selangka 2


(gelang
bahu) Skapula Tulang belikat 2

Jumlah Pektoral 4
Extermitas Tulang pangkal
Humerus 2
superior lengan (lengan atas)
(anggota Radius Tulang pengumpil 2
gerak
atas) Ulna Tulang hasta 2
Tulang pergelangan
Karpal 16
tangan
Tulang telapak
Metakarpal 10
tangan
Phalanges Tulang jari tangan 28

Jumlah Ekstermitas Superior 60


Pelvis
(gelang Pelvis Tulang pelvis 2
panggul)
Jumlah Pelvis 2

Femur Tulang paha 2

Tibia Tulang kering 2

Extermitas Fibula Tulang betis 2


inferior Tulang tempurung
(anggota Patela 2
lutut
gerak Tulang pergelangan
bawah) Tarsal 14
kaki
Metatarsal Tulang telapak kaki 10

Phalanges Tulang jari kaki 28

Jumlah Extermitas Inferior 60

Jumlah Total Tulang Apendikuler 126

II. Tulang
A. Struktur Tulang
Tulang merupakan jaringan ikat yang terdiri dari sel, serat, dan
matriks ekstraselular. Matriks tulang yaitu bagian terkeras yang
terletak dilapisan luar tulang, yang disebabkan oleh pengendapan mineral
dalam matriks, sehingga tulang pun mengalami sebuah kalsifikasi.
Matriks tulang terdiri dari serat protein yang kuat, terutama kolagen.
Matriks ini di hasilkan oleh osteoblas.
Osteoblas ialah sel yang terdapat
didakam tulang yang juga berfungsi
membuat sel-sel tulang baru dan menyerap
mineral dari darah. Matriks memiliki
komponen organik dan inorganik. Komponen
organik memungkinkan tulang untuk
menahan tegangan, sedangkan komponen
inorganik atau komponen mineral menahan
tegangan. Sel lain yang terdapat pada
tulang yaitu sel osteoklas, sel ini
memiliki fungsi yang berlawanan dari
osteoblas, yakni fungsi nya menghancurkan
tulang dengan cara melarutkan kembali
mineral di dalam darah. Sel yang juga
terdapat pada tulang yaitu osteosit, sel ini
menjaga keseimbangan mineral di dalam Gambar 1.7. Bagian-bagian
dari tulang panjang
darah, mereka yang mengarahkan
penyerapan mineral dari darah dan mengarahkan pengembalian mineral
ke dalam darah, agar tulang dan tubuh sama-sama mendapatkan mineral
yang cukup.
Tulang terdiri atas lapisan-lapisan yang jika disebutkan dari arah luar
ke arah dalam yaitu periosteom, tulang kompak, tulang spons, endosteum,
dan sumsum tulang.

1. Periosteum
Periosteum merupakan lapisan terluar tulang yang terdiri atas dua
lembar jaringan ikat. Lembaran luar berupa jaringan ikat fibrosa rapat,
sedangkan lembaran dalam berupa jaringan ikat fibrosa rapat,
sedangkan lembaran dalam berupa satu lapis osteoblas (sel pembentuk
jaringan tukang) yang bersifat osteogenik (membentuk tulang).
Peristoneum mengandung pembuluh darah serat sharpey (serat jaringan
ikat untuk mengikatkan peristoneum ke tulang). Peristoneum berfungsi
sebagai tempat melekatnya otot-otot rangka, memberikan nutrisi untuk
pertumbuhan tulang dan perbaikan jaringan tulang yang rusak.
2. Tulang Kompak
Tulang Kompak merupakan jaringan lapisan yang teksturnya halus
padat, sedikit berongga dan sangat kuat. Tulang kompak mengandung
banyak zat kapur kalsium fosfat dan kalsium karbonat yang sehingga
menjadi padat dan kuat. Namun, tulang kompak pada bayi dan anak-anak
banyak mengandung serat sehingga bersifat lentur. Tulang kompak
banyak di temukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
3. Tulang Spons
Tulang spons merupakan lapisan yang teksturnya berongga dan
berisi sumsum merah. Tulang spons tersusun oleh trabekula-trabekula
berupa kisi-kisi tipis tulang.
4. Endosteum
Endosteum merupakan jaringan ikat areolar vaskuler yang melapisi
rongga sumsum.
5. Sumsum tulang
Sumsum tulang merupakan lapisan yang paling dalam yang
berbentuk jeli, yang berfungsi untuk memproduksi sel-sel darah merah,
darah putih dan keping darah.

Pada tulang panjang terdapat sebuah bagian yang disebut dengan


diafisis (batang) efipisis (ujung tulang yang membesar). Diafisis
tersusun dari tulang kompak berbentuk silinder tebal yang berisi
sumsum. Epifisis tersusun dari tulang kompak berbentuk silinder tebal
yang berisi sumsum. Epifisis tersusun dari tulang spons yang diselubungi
oleh tulang kompak dan di lapisi tulang rawan persendian (hialin), cairan
sinovial dari rongga persendian. Diantara epifisis dan diafisis terdapat
metafisis. Yang diantara metafisis dan epifisis terdapat cakram epifisis,
cakram epifisis merupakan bagian tulang yang memiliki kemampuan untuk
tumbuh.

B. Jenis-jenis Tulang
Tulang merupakan alat gerak pasif karena tidak dapat bergerak
tanpa bantuan otot. Berdasarkan jenisnya, tulang dibedakan menjadi
dua, yaitu tulang rawan (kartilago) dan tulang keras
(tulang/osteon/sejati).
1. Tulang Rawan (Kartilgo)
Jika Anda meraba permukaan hidung dan telinga, maka Anda akan
merasakan permukaan yang lentur. Itulah contoh tulang rawan. Tulang
rawan dapat ditemukan pada embrio, anak-anak, dan orang dewasa.
Tulang rawan pada embrio dan anak-anak berasal dari sel-sel mesenkim.
Pada embrio, bagian dalam tulang rawan berongga dan berisi sel-sel
pembentuk tulang yang disebut osteoblas. Tulang rawan pada anak-anak
lebih banyak mengandung sel-sel tulang rawan daripada matriksnya.
Kondisi ini berkebalikan dengan tulang rawan pada orang dewasa yang
justru lebih banyak mengandung matriks. Tulang rawan pada orang
dewasa terbentuk dari selaput rawan yang disebut perikondrium, yang
banyak mengandung matriks.
Tulang rawan pada orang dewasa terbentuk dari selaput rawan yang
disebut perikondrium, yang banyak mengandung sel-sel pembentuk
tulang rawan yang disebut kondrioblas. Tulang rawan ini dapat dijumpai
pada bagian tubuh, di antaranya pada ujung tulang persendian, taju
pedang, cincing batang tenggorok, daun telinga, antara tulang rusuk,
antara ruas tulang belakang, dan lain-lain.
2. Tulang Sejati (Osteon)
Untuk mengetahui tulang sejati, coba peganglah pergelangan
tangan Anda, kemudian tekanlah! Anda akan menemukan sebuah tulang
yang keras. Itulah salah satu contoh tulang sejati. Tulang sejati bersifat
keras dan matriksnya banyak mengandung kalsium dan fosfat. Matriks
tulang juga banyak mengandung zat perekat. Di dalamnya terdapat
jaringan-jaringan seperti sarang lebah yang sangat keras dan kuat, pada
bagian tengah tulang terdapat sumsum tulang yang bertugas membuat
sel darah merah dan sel darah putih.

C. Bentuk Tulang
Rangka adalah susunan tulang-tulang dengan sistem tertentu.
Berdasarkan bentuknya tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh
dapat dibagi menjadi lima macam, yaitu:
1. Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk pipih, contohnya adalah tulang rusuk, tulang
belikat, dan tulang tengkorak. Tulang pipih memiliki dua lapisan
tulang kompakta yang disebut lamina eksterna dan interna osiskrani
yang dipisahkan oleh satu lapisan tulang spongiosa yang disebut
diploe.
2. Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk kubus atau pendek tidak beraturan,
contohnya ruas-ruas tulang belakang, pangkal lengan, dan pangkal
kaki. Tulang ini memiliki inti tulang spongiosa yang dikelilingi tulang
kompakta.
3. Tulang pipa
Tulang pipa terdiri atas epifisis (bagian ujung tulang yang membesar
seperti bongkol) dan diafisis (bagian tengah tulang di antara dua
epifisis). Di antara diafisis dan epifisis terdapat tulang rawan
berbentuk lempengan atau cakram epifisis. Jika cakra epifisis masih
aktif, maka tulang pipa masih dapat memanjang. Cakra epifisis tidak
aktif lagi sekitar umur 20 tahun.
4. Tulang tidak beraturan
Tulang ini bentuknya tidak beraturan, tersusun dari tulang spons dan
lapis tipis tulang kompak. Contoh tulang tidak beraturan, yaitu wajah
dan tulang belakang.
5. Tulang sesamoid
Tulang berukuran kecil bulat yang terdapat pada formasi
persendia.Tulang sesamoid bersambungan dengan kartilago (tulang

Tulang Pipih
Tulang tidak beraturan

Tulang Pipa

Tulang pendek

Tulang Sesamoid

Gambar 1.8 Bentuk-bentuk tulang pada manusia


rawan), ligamen, atau tulang lainnya. Contohnya tulang tempurung
lutut (patela)

D. Proses Pembentukan dan Perkembangan Tulang


Proses pembentukan tulang disebut osifikasi. Matriks tulang
yang keras membuat tulang tidak dapat dibentuk secara interstisial
(dari dalam) seperti yang terjadi pada kartilago, tetapi dapat terjadi
melalui pergantian jaringan yang sudah ada. Ada dua cara pembentukan
tulang, yaitu osifikasi intramembran dan osifikasi endokondrium
(intrakartilago).

1. Osifikasi Intramembran
Osifikasi intramembran adalah proses pembentukan tulang secara
langsung (osifikasi primer), dengan cara mengganti jaringan penyambung
padat dengan simpangan garam-garam kalsium untuk membentuk tulang.
Pembentukan tulang dengan cara tersebut tidak akan terulang lagi.
Osifikasi primer banyak terjadi pada tulang pipih penyusun tengkorak.
Proses ini berlangsung pada minggu ke 8 masa kehidupan janin.
Pada awalnya kelompok sel mesenkim yang berbentuk bintang
berdiferensiasi menjadi osteoblas. Osteoblas kemudian menyekresikan
matriks organik yang belum mengapur (osteoid). Masa osteoid mengalami
klasifikasi melalui pengendapan garam-garam tulang. Disekeliling
osteoblas akan terbentuk lakuna dan kanalikuli. Aktivitas osteoblas akan
membentuk lapisan-lapisan matriks baru sehingga tulang menjadi
semakin tebal dan osteoblas menjadi terpendam didalam matriks
disebut osteosit. Osteosit menjadi terisolasi didalam lakuna dan tidak
lagi menyekresikan zat intraseluler.
Dibeberapa pusat osifikasi, pada awalnya tulang terdiri atas
trabekula yang berongga-rongga, kemudian diantara trabeluka tersebut
terisi oleh tulang lamellar konsentris sehingga menjadi tulang kompak.
Namun, ada yang tetap menjadi tulang spons dengan rongga sumsum
berisi jaringan ikat yang mengandung banyak pembuluh darah.
Disekeliling tulang yang sedang tumbuh terdapat jaringan ikat yang akan
tumbuh menjadi periosteum.
2. Osifikasi Endokondrium
Osifikasi endokondium adalah proses ketika tulang rawan
digantikan oleh tulang keras. Osifikasi endokondium terjadi pada tulang
pipa, menyebabkan tulang tumbuh menjadi semakin panjang. Rangka
embrio tersusun dari tulang rawan hialin yang terbungkus perikondrium.
Proses osifikasi dimulai sejak perkembangan embrio, tetapi beberapa
tulang pendek memulai proses osifikasinya setelah kelahiran. Pusat
osifikasi primer terbentuk dibagian diafisis tulang panjang.
Perikondrium yang melingkari bagian pertengahan diafisis, menambah
jumlah pembuluh darahnya sehingga bersifat osteogenik. Sel-sel
kartilago melakukan proliferasi sehingga jumlahnya semakin meningkat,
ukuran sel semakin membesar dan berubah menjadi osteoblas. Matriks
kartilago mulai mengalami pengapuran melalui proses pengendapan
kalsium posfat. Perikondrium yang mengelilingi diafisis, berubah menjadi
periosteum. Kemudian tampak cincin atau tulang periosteum yang
mengelilingi bagia tengah diafisis tulang rawan.
Setelah kelahiran, pusat osifikasi sekunder terjadi pada kartilago
epifisis dikedua ujung tulang. Beberapa bagian tulang, memiliki tulang
rawan yang tidak digantikan oleh tulang keras, yaitu kartilago artikular
(tulang rawan persendian) dan kartilago cakram epifisis yang terletak
ddiantara epifisis dengan diafisis.

Gambar 1.9 Osifikasi dan pertumbuhan tulang pipa


E. Faktor Pertumbuhan Tulang
Pertumbuhan tulang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, nutrisi,
endokrin dan sistem saraf.
1. Faktor Herediter (genetik), tinggi badan anak secara umum
bergantung pada orang tua, anak-anak dari orang tua yang tinggi
biasanya mempunyai badan yang tinggi juga.
2. Faktor nutrisi, suplai bahan makanan yang mengandung kalsium,
fosfat, protein, vitamin A, C, D penting untuk generasi pertumbuhan
tulang serta untuk memelihara rangka yang sehat.
3. Faktor endokrin, beberapa jenis hormon berperan dalam
pertumbuhan dan organisasi tulang, antara lain sebagai berikut:
a. Hormon paratiroid (PTH= parathyroid hormone) satu sama lain
saling berlawanan dalam memelihara kadar kalsium darah.
b. Hormon tirokalsitonin, hormon yang dihasilkan dari sel-sel
parafolikuler dari kelenjar tiroid, cara kerjanya menghambat
resorbsi tulang.
c. Hormon pertumbuhan somatotropin (STH= somatotropin
hormone) yang dihasilkan oleh hipofisis anterior (bagian depan)
yang bekerja mengendalikan pertumbuhan tulang terutama
pemanajangan tulang pipa.
d. Hormon tiroksin, berfungsi mengendalikan pertumbuhan tulang,
pemanjangan tulang, dan kematangan tulang.
e. Hormon kelamin, yaitu hormon estrogen pada wanita dan hormon
androgen pada laki-laki. Hormon kelamin dapat merangsang
pertumbuhan tulang. Pada wanita, pertumbuhan tulang biasanya
berhenti pada usia sekitar 17-18 tahun. Pada laki-laki,
pertumbuhan tulang biasanya berhenti pada usia maksimal 18-20.
Sedangkan kepadatan tulang biasanya tercapai di usia 25 tahun.

4. Faktor sistem saraf, gangguan suplai persyarafan mengakibatkan


penipisan tulang seperti yang terlihat pada kelainan poliomyelitis.

III. Persendian
A. Struktur Persendian
Komponen penunjang persendian yaitu ligamen, kapsul sendi,
cairan sinovial, tulang rawan hialin dan bursa.
1. Ligamen merupakan jaringan ikat fibrosa yang berfungsi mencegah
pergerakan sendi secara berlebihan dan membantu mengembalikan
tulang pada posisi asalnya setelah melakukan pergerakan.
2. Kapsul sendi walaupun struktur tipis tapi kuat didalam sendi yang
berfungsi menahan ligamen. Kapsul sendi terdiri dari 2 lapis yaitu:
a. Kapsul sinovial, merupakan jaringan fobrokolagen yang tidak
memiliki sraf reseptor dan pembuluh darah fungsi kapsul sinovial
membantu penyerapan makanan tulang rawan sendi dan
menghasilkan cairan sinovial.
b. Kapsul fibrosa, merupakan jaringan fibrosa memiliki saraf
reseptor dan penbuluh darah fungsi kapsul fibrosa memelihara
regenerasi kapsul sendi, memelihara posisi sendi.
3. Cairan sinovial merupakan cairan pelumas sehingga gesekan berjalan
lancar. Minyak sinovial mengandung jenis nutrisi serta campuran gas
oksigen, nitrogen dan karbon dioksida.
4. Tulang rawan hialin berwarna agak bening kebiruan mengilap dan
terletak di bagian ujung tulang. Fungsi sebagai bantal sendi agar sendi
tidak nyeri saat bergerak.
5. Bursa merupakan kantong tertutup yang dilapisi memebran sinovial,
terletak di luar rongga sendi.

B. Tipe Persendian

Berdasarkan struktur yang menghubungkan antara tulang satu


dengan tulang yang lain, persendian dibagi menjadi tiga macam, yaitu
sendi fibrosa, sendi tulang rawan (kartilago), dan sendi sinovial.
1. Sendi Fibrosa, persambungan antartulang dihubungkan oleh jaringan
fibrosa. Sendi ini terbagi menjadi:
a. Sutura, pada sendi ini tidak terdapat rongga sendi. Hubungan
antar tulang disatukan oleh jaringan fibrosa yang kuat dan tipis.
Sutura terdapat di persambungan antartulang kepala.
b. Sindesmosis, persendian ini terdapat lebih banyak jaringan ikat.
Misalnya pada persendian antara ujung distal tulang tibia dan
fibula.
c. Gomphosis, Contoh sendi gomphosis adalah akar gigi yang
bersendi dengan alveoli (soket) rahang. Zat yang berada
diantaranya disebut jaringan ikat ligamen periodontal.
2. Sendi Tulang Rawan, pada jenis ini, rongga sendi menghilang karena
diisi oleh tulang rawan.
a. Sinkondrosis, merupakan persendian yang dihubungkan oleh tulang
rawan hialin. Contohnya adalah persendian antara costa dan
sternum.
b. Simfisis, tulang rawan yang mengisi rongga sendi berupa cakram
tulang rawan fibrosa yang tipis. Contohnya adalah sendi diantara
vertebrae dan diantara tulang pubis.
3. Sendi Sinovial, pada sendi sinovial terdapat suatu rongga di antara
dua ujung tulang. Rongga ini disebut rongga sinovial. Permukaan tulang
yang bersendi diselaputi oleh selapis tulang rawan hialin. Pada rongga
sinovial terdapat cairan yang mengandung asam hialuronat yang
dihasilkan oleh memebran sinovial. Cairan ini berfungsi sebagai
pelumas untuk mengurangi gesekan antartulang.

Berdasarkan gerakannya, persendian dibedakan menjadi tiga


kelompok, yaitu sendi sinartrosis (sendi mati), sendi amfiartrosis, dan
sendi diartrosis.
1. Sendi Sinartrosis
Persendian yang tidak
memungkinkan terjadinya
pergerakan disebut sinartrosis.
Tulang-tulang dipersatukan oleh
jaringan tulang, contohnya pada
tulang-tulang kepala. Jenis-jenis
sendi sinartrosis adalah sebagai
berikut:
a. Sinfibrosis adalah hubungan
antar tulang dengan jaringan
sabut-sabut kolagen dan Gambar 1.10 Persendian sinartrosis
jaringan ikat diantaranya, pada tulang tengkorak
sehingga tidak dapat
digerakkan. Contoh sendi sinfibrosis adalah sendi pada tulang-tulang
tengkorak. Hubungan antartulang tengkorak disebut sutura.
b. Sinkondrosis adalah hubungan antar tulang dengan jaringan tulang
rawan (kartilago) hialin. Contohnya lempeng sementara yang terletak
diantara epifisis dengan diafisis pada tulang panjang anak-anak.
Setelah sinkondrosis berosifikasi disebut sinostosis.
2. Sendi Amfiartrosis
Persendian tulang dengan gerakan yang sangat terbatas akibat
tekanan disebut amfiartrosis. Jenis-jenis sendi amfiartrosis yaitu
sebagai berikut:
a. Simfisis, sendi yang dihubungkan oleh kartilago (tulang rawan)
serabut. Contohnya sendi antar tulang belakang dan sendi simfisis
pubis (tulang kemaluan).
b. Sindemosis, sendi yang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut
dan ligamen. Contohnya sendi antartulang betis (fibula) dan tulang
kering (tibia).
c. Gomposis, sendi pada tulang berbentuk kerucut yang masuk ke
dalam kantong tulang. Contohnya tulang gigi yang tertatanam
dalam kantong tulang rahang.

Badan vertebral

Lempeng invertebral

Bagian lateral Bagian superior

Gambar 1.11. Gambar persendian Amfiartrosis

3. Sendi Diartrosis
Diartrosis merupakan hubungan antara tulang yang satu dengan yang
lain, yang dihubungkan oleh persendian. Persendian yang menyebabkan
gerakan bebas dan mobilitasnya cukup besar, biasanya terjadi pada
tulang-tulang panjang. Persendian diartrosis dapat dibagi menjadi
beberapa macam sendi, yaitu:
a. Sendi Putar. Persendian yang memungkinkan adanya gerakan
rotasi atau berputar. Hal ini terjadi apabila ujung tulang yang satu
bergerak mengitari ujung tulang yang lain. Contoh sendi putar
adalah tulang tengkorak dengan tulang atlas, pergelangan tangan,
dan pergelangan kaki.
b. Sendi engsel. Persendian yang menyebabkan gerakan satu arah
karena berporos satu disebut sendi engsel. Contoh sendi engsel
ialah hubungan tulang pada siku, lutut, dan jari-jari.
c. Sendi pelana. Sendi pelana adalah persendian yang membentuk
sendi, seperti pelana, dan berporos dua. Contohnya, terdapat pada
ibu jari dan pergelangan tangan.
d. Sendi peluru. Sendi peluru adalah persendian yang memungkinkan
gerakan yang lebih bebas. Sendi ini terjadi apabila ujung tulang
yang satu berbentuk bonggol, seperti peluru masuk ke ujung
tulang lain yang berbentuk cekungan. Contoh sendi peluru adalah
hubungan tulang panggul dengan tulang paha, dan tulang belikat
dengan tulang atas.
e. Sendi luncur (sendi geser). Gerakan menggeser, tidak berporos,
dan memiliki ujung tulang agak rata. Contohnya sendi antartulang
pergelangan tangan, antartulang pergelangan kaki, dan antara
tulang selangka dengan tulang belikat.

Gambar 1.12. Gambar persendian Diartrosis


f. Sendi kondiloid (sendi ellipsoid), gerakan ke kiri dan ke kanan
atau ke depan dan ke belakang, berporos dua, serta memiliki
ujung tulang yang salah satunya berbentuk obal dan masuk ke
dalam lekuk berbentuk elips. Contohnya sendi antar tulang
pengumpil dengan tulang pergelangan tangan.

IV. Otot Rangka


Otot rangka adalah otot yang melekat pada tulang dan dapat
digerakkan secara aktif untuk menggerakkan tulang sehingga disebut
alat gerak aktif. Berat otot rangka adalah 40% dari berat bada. Pada
wajah, otot melekat pada kulit dan akan bergerak jika berkontraksi.
Fungsi otot rangka adalah sebagai berikut:
 Pergerakan. Otot menggerakkan tulang untuk melakukan gerakan.
 Menopang dan mempertahankan postur tubuh. Otot menopang
rangka dan mempertahankan tubuh dari gaya gravitasi bumi saat
berda dalam posisi berdiri atau duduk.
 Produksi panas. Metabolisme kontraksi otot dapat menghasilkan
panas untuk mempertahankan suhu normal tubuh.
Otot rangka memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
 Kontraktilitas. Serabut otot dapat berkontraksi danmeregang.
Dalam keadaan istirahat, keadaan otot tidak benar-benar kendur,
tetapi mempunyai ketegangan sedikit yang disebut tonus. Tonus pada
masing-masing orang bderbeda, tergantung pada umur, jenis kelamin,
dan keadaan tubuh.
 Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika
distimulasi oleh impuls daraf.
 Elastisistas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah
berkontraksi atau merenggang.

A. Struktur Otot Rangka

Area otot rangka terdiri atas kepala otot (muskulus kaput), empal
otot (musculus venter) dan ekor otot (muskulus kaudal). Kepala otot
dan ekor otot merupakan jaringan ikat padat kuat yang disebut tendon.
Tendon adalah tempat melekatnya otot pada tulang. Tendon dibagi
menjadi dua jenis, yaitu origo dan insersio. Origo adalah ujung otot
(kepala otot) yang melekat pada tulang yang tidak bergerak ketika otot
lain (ekor otot) yang melekat pada tulang yang tidak bergerak ketika
Gambar 1.13. Otot rangka pada tubuh

otot berkontraksi. Insersio adalah bagian ujung otot lain (ekor otot)
yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi. Empal
otot merupakan area otot bagian tengah yang bentuknya menggembung.
Terdiri atas berkas-berkas otot, dan aktif dalam berkontraksi.
Secara keseluruhan otot dibungkus oleh selapis jaringan ikat agak
padat yang disebut epimisium. Didalam epimisium terdapat beberapa
berkas seerat-serat otot yang disebut fasikulus. Setiap fasikulus
dibungkus oleh selubung tipis perimisium. Sel serat otot secara
individual dibungkus oleh jaringan ikat halus endomisium. Dibawah
endomisium terdapat membrane sel otot yang disebut sarkolema. Di
dalam sarkolema terdapat glikogen (cadangan energi), mioglobin, enzim,
dan ion-ion seperti kaliuj, magnesium, dan posfat.
Mioglobin berfungsi menyimpan dan memindahkan oksigen dari
hemoglobin dalam sirkulasi ke enzim-enzim respirasi di dalam sel
kontraktil. Di bawah sarkolema terdapat sitoplasma yang disebut
sarkoplasma. Sarkoplasma berisi cairan gelatin, glikogen, lemak, dan
organel sel seperti mitokondria.
Sel oto rangka
berbentuk serabut halus
panjang, berukuran 1-40 mm
dan berdiameter 10-100 nm,
banyak mengandung
mitokondia, serta memiliki
banyak inti berbentuk lonjong
yang terdapat dipinggir sel. Sel
otot yang berbentuk serabut
halus tersebut disebut Gambar 1.14 Struktur otot rangka
miofibril. Miofibril terdiri atas
protein kontraktil berupa protein filamen yang disebut miofilamen.
Miofilamen dibagi menjadi dua jenis, yaitu miofilamen tebal dan
miofilamen tipis. Miofilamen tebal tersusun dari protein miosin,
sedangkan miofilamen tipis tersusun dari protein aktin, protein
tambahan tropomiosin, dan troponin yang melekat pada aktin. Kombinasi
miofilamen tebal dan miofilamen tipis menunjukkan adanya pita gelap
dan pita terang seperti lurik, sehingga otot rangka disebut otot lurik.

Gambar 1.15 Miofibril penyusun otot rangka


B. Mekanisme Kerja Otot
Apabila otot mendapat rangsangan, otot akan berkontraksi.
Kontraksi otot ditandai dengan memendeknya otot, otot menjadi
menegang dan menggembung dibagian tengah. Sebaliknya, apabila otot
tidak bekerja, otot akan kembali mengendur dan beristirahat
(relaksasi). Pada saat otot berkontraksi, maka otot yang melekat pada
tulang akan ikut berkontraksi, sehingga tulang tertarik dan bergerak.

1. Komponen struktur otot yang berperan dalam kerja otot


Komponen struktur otot yang berperan dalam kerja otot adalah
sebagai berikut :
 Miofibril, berbentuk silindris yang memanjang sepanjang otot
lurik dan mengandung filament aktin dan myosin.
 Sarkomer, unit structural dan fungsional terkecil dari kontraksi
otot pada myofibril. Sarkomer dibagi menjadi pita H, A dan I
 Aktin, filamen kontraktil yang tipis serta memiliki sisi aktif dan
situs pengikatan.
 Miosin, protein filament yang lebih tebal dan memiliki penonjolan
yang dikenal dengan kepala miosin.
 Troponin, protein kompleks yang melekat pada tropomiosin.

2. Sumber energi untuk Gerak Otot


Sumber energi untuk gerak otot adalah sebagai berikut:
 ATP (adenosine tri fosfat). ATP terurai menjadi ADP (adenosine
difosfat) dan energi. Selanjutnya, ADP terurai menjadi AMP
(adenosine monofosfat) dan energi. Berikut persamaan reaksinya.
ATP → ADP + P + Energi
ADP → AMP + P + Energi
 Keratin fosfat. Keratin fosfat terurai menjadi keratin, fosfat
dan energy. Pemecahan ATP dan keratin fosfat berfungsi untuk
menghasilkan energy pada saat kotraksi otot. Proses tersebut
tidak memerlukan oksigen sehingga fase kontraksi disebut fase
anaerob.
 Glikogen (gula otot). Glikogen dilarutkan menjadi laktasidogen.
Laktasidogen di ubah menjadi glukosa dan asam laktat. Glukosa
diubah menjadi CO₂, H₂O dan energi. Proses tersebut terjadi
pada saat otot relaksasi dengan menggunakan oksigen, sehingga
fase relaksasi disebut fase aerob. Jika terkandung banyak asam
laktat didalamnya, otot akan terasa lelah. Asam laktat akan
dioksidasi dengan menggunakan oksigen.
Berikut persamaan reaksinya :
Glikogen → laktasidogen
Laktasidogen → Glukosa + Asam Laktat
Glukosa + O₂ → CO₂ + H₂O + Energi

3. Tahapan Mekanisme Kerja Otot


Tahapan mekanisme kerja otot adalah sebagai berikut :
 Impuls saraf tiba di neuronmuscular junction, mengakibatkan
pembebasan asetilkolin. Kehadiran asetilkolin memicu depolarisasi
yang kemudian menyebabkan pembebasan ion Ca²˖ dan reticulum
sarkoplasma.
 Meningkatnya ion Ca²˖ menyebabkan ion ini terikat pada troponin,
sehingga mengakibatkan perubahan struktur troponin tersebut.
 Perombakan ATP akan membebaskan energi yang dapat
menyebabkan myosin mampu menarik aktin ke dalam dan juga
melakukan pemendekan otot. Hal ini terjadi disepanjang myofibril
pada sel otot.
 Mioisin akan terlepas dari aktin dan jembatan aktomiosin akan
terputus ketika molekul ATP terikat pada kepala myosin. Pada
saat ATP terurai, kepala myosin dapat bertemu lagi dengan aktin
pada tropomiosin.
 Proses kontraksi otot dapat berlangsung selama terdapat ATP
dan ion Ca²˖. pada saat impuls terhenti, ion Ca²˖ akan kembali ke
retikulum sarkoplasma.

Gambar 1.16 Mekanisme kontraksi otot


4. Hipotesis Sliding filament
Miofilamen merupakan unsur penting dalam kontraksi otot.
Mikrofilamen tebal berjejer membentuk pita A (anisotrop) sedangkan
miofilamen tipis membentuk pita I (isotrop). Pada bagian tengah pita A
terdapat pita H (heller) yang terang. Garis M membagi dua pusat zona
H, garis Z (zwischencheibe = cakram antara) merupakan garis potong
miofibril yang mengandung filamaen tipis. Sarkomer merupakan jarak
antara garis Z ke garis Z lainnya.
Andrew F. Huxley. Rolf Niedergerke, Hugh Huxley, dan Jean
Hanson (1954) mengemukakan teori kontraksi otot sliding filament
sebagai berikut:
 Selama kontraksi, panjang miofilamen aktin dan miosin tetap sama,
tetapi saling bersilangan sehingga memperbesar jumlah tumpang
tindih antarfilamen.
 Filamen aktin kemudian menyusup untuk memanjang ke dalam pita A,
mempersempit, dan menghalangi pita H.
 Panjang sarkomer (dari garis Z ke garis Z lainnya) memendek saat
kontraksi.
 Pemendekan sarkomer akan membuat serabut otot memendek, begitu
pula otot secara keseluruhan.

C. Sifat Kerja Otot


Berdasarkan sifat kerjanya, otot dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu otot antagonis dan otot sinergis.
1. Otot Antagonis
Otot antagonis adalah otot yang bekerja dengan gerak
berlawanan antara dua atau lebih otot yang mengendalikan gerak pada
suatu bagian tubuh. Sebagian besar otot tersusun dalam pasangan yang
antagonis. Contoh gerakan antagonis ini adalah otot bisep dan trisep
pada lengan. Otot dilekatkan pada tulang oleh tendon. Tendon yang
melekat pada tulang dan tidak menimbulkan gerakan disebut
origo. Sedangkan, tendon yang melekat pada tulang dan menimbulkan
gerakan disebut insersio. Otot bisep memiliki origo pada skapula dan
humerusnya, serta insersio pada tulang radius. Sedangkan, otot trisep
memiliki dua origo pada humerus dan insersio pada ulna. Jika, otot bisep
berkontraksi, maka lengan bawah akan bergerak menekuk pada siku.
Sedangkan, jika otot trisep berkontraksi, maka lengan bawah akan
bergerak melurus.
Berdasarkan arah
geraknya, gerakan antagonis
dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu:
a) Fleksi >< Ekstensi
Fleksi merupakan gerak
otot fleksor sehingga bagian
tubuh menekuk, misalnya
menekuknya lutut dan
siku. Sedangkan, ekstensi
merupakan gerakan otot
ekstensor untuk meluruskan
Gambar 1.17 Gerak antagonis fleksi dan
kembali bagian tubuh yang
Ekstensi pada otot bisep dan trisep
telah ditekuk, misalnya
meluruskan kaki atau siku.
b) Abduksi >< Adduksi
Abduksi adalah gerakan
anggota tubuh menjauhi
sumbu tubuh, misalnya
merentangkan tangan
hingga sejajar dengan
bahu. Sedangkan, adduksi
ialah gerakan anggota tubuh
mendekati sumbu tubuh, Gambar 1.18 Gerak antagonis (I) Abdukksi.
misalnya menegapkan (II) Adduksi.
tangan kembali setelah
direntangkan.
c) Pronasi >< Supinasi
Pronasi adalah gerakan memutar telapak tangan dan jari untuk
menelungkup. Sedangkan, supinasi adalah memutar telapak tangan dan
jari untuk menengadah.
d) Depresi >< Elevasi
Depresi adalah gerakan menurunkan anggota tubuh. Sedangkan,
gerakan elevasi adalah mengangkat anggota tubuh.

2. Otot Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan
gerak searah. Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot
yang menyebabkan telapak taangan menengadah atau
menelungkup). Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja
bersama–sama dengan tujuan yang sama. Jadi, otot–otot itu
berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya, otot–otot
antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik napas, atau
otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah
atau menelungkup. Gerakan pada bagian tubuh, umumnya melibatkan
kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila otot berkontraksi, maka otot akan
menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang tersebut bergerak pada
sendi yang dimilikinya. Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi
sehingga otot akan memendek, mengeras, dan bagian tengahnya
menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otot tersebut
tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk
menggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali
ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi. Namun
relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke posisi semula.
Oleh karena itu, harus ada otot lain yang berkon traksi yang merupakan
kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang dari
satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula,
diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja berbeda.
Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan menjadi otot
antagonis dan otot sinergis.

V. Gangguan Sistem Gerak


Gangguan sistem gerak dapat terjadi pada tulang, persendian,
maupun otot. Penyebabnya karena infeksi mikroorganisme, kecelakaan,
kekurangan mineral dan vitamin, gannguan fisiologis, beban aktivitas
yang berlebihan, atau kesalahan sikap tubuh
A. Gangguan pada Tulang
1. Fraktur adalah patah tulang, terjadi jika tenaga yang melawan
tulang lebih besar daripada kekuatan tulang.
2. Kifosis, merupakan kondisi yang berkebalikan dengan lordosis.
Kifosis, yaitu tulang belakang bagian dorsal perut membengkok ke
depan. Hal itu dapat terjadi karena kebiasaan menulis yang terlalu
membungkuk.
3. Lordosis kondisi di mana tulang belakang bagian punggung
membengkok ke belakang. Hal itu dapat terjadi, jika kita sering
duduk di kursi dengan meja yang terlalu tinggi.
4. Skoliosis, kondisi di mana tulang belakang bagian punggung
membengkok ke kiri atau ke kanan. Penyebabnya adalah posisi
duduk yang salah.
5. Sublubrikasi adalah kelainan pada tulang belakang bagian leher
yang menyebabkan kepala berubah ke arah kiri atau kanan
6. Osteoporosis, penyakit yang menyebabkan tulang mudah retak
atau patah. Penyakit ini biasanya menyerang orang lanjut usia,
terutama perempuan. Penyebab osteoporosis adalah tubuh
kekurangan zat kapur (kalsium).

Kifosis Lordosis Skoliosis Normal

Gambar 1.18 Kelainan pada tulang

7. Rakitis merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan


terhambatnya pertumbuhan tulang. Penyakit ini timbul karena
penderita kekurangan vitamin D dan sinar matahari pagi.
8. Mikrosefalus merupakan kelainan akibat pertumbuhan tulang-
tulang tengkorak yang terhambat karena kekurangan zat kapur
saat pembentukan tulang tengkorak pada waktu bayi, sehingga
ukuran kepala kecil (ukurannya tidak proporsional).
9. Hidrosefalus (kepala air) adalah gangguan aliran cairan di dalam
otak yang mnyebabkan pelebaran rongga tempurung otak.
10. Layu (semu) tulang tidak bertenaga akkibat infeksi, misal
infeksi sifilis.
B. Gangguan pada otot
1. Hipertrofi, Hipertropi adalah keadaan otot menjadi lebih besar
dan kuat karena sering dilatih. Hal ini terjadi pada tubuh atlet,
misalnya binaragawan, atlet angkat besi, dan atlet sepakbola.
2. Atrofi, Atropi adalah gangguan otot karena otot mengecil
sehingga kemampuan untuk berkontraksi hilang.
3. Tetanus adalah kejang otot yang disebabkan oleh toksin yang
dihasilkan oleh Clostridium tetani.
4. Kram adalah keadaan saat otot tiba-tiba terasa tegang, sulit
digerakkan serta rasa nyeri
5. Miastenia gravis adalah ketidakmampuan otot berkontraksi
sehingga penderita mengalami kelumpuhan
C. Gangguan pada sendi
1. Terkilir adalah gangguan pada sendi skibst gerakanyang tidak
biasa, dipaksakan atau bergerak secara tiba-tiba
2. Dislokasi adalah pergeseran kedudukan sendi karena sobek atau
tertariknya ligamen.
3. Osteosrtritis adalah kerusakan pada tulang rawan yang
berfungsi sebagai bantalan sendi
4. Ankilosis adalah keadaan sendi tidak dapat digerakkan.
5. Artritis atau infeksi sendi, yaitu gangguan sendi karena pera-
dangan pada sendi.

D. Teknologi sistem gerak merupakan teknologi dibidang kesehatan atau


kedokteran untuk mengatasi kerusakan, gangguan dan kelainan
sistem gerak.
1. Penyembuhan Patah tulang

 Pemasangan gips, yaitu bahan kapur yang diletakkan disekitar


tulang yang patah.
 Pembidaian, yaitu dengan menempatkan benda keras disekeliling
tulang yang patah.
 Pembedahan internal, yaitu pembedahan untuk menempatkan
batang logam atau piringan pada tulang yang patah.
 Penarikan, yaitu menggunakan beban untuk menahan anggota
gerak yang mengalami deformitas dan mempercepat
penyembuhan.

2. Penyembuhan kanker/tumor tulang


 Kemoterapi, biasanya menggunakan obat-obatan yang sangat kuat
untuk mencoba membunuh sel kanker.
 Radioterapi, yaitu pengobatan kanker dengan menggunakan sinar
radioaktif seperti sinar X, electron, sinar Gamma atau partikel
lain.
 Operasi bertujuan untuk menghilangkan tumor lokal pada tulang.
3. Pergantian sendi dilakukan dengan cara pembedahan untuk
mengganti sendi yang rusak dengan logam. Bonggol sendi diganti
dengan logam campuran.
4. Transplantasi sumsum yaitu sumsum merah dari seseorang
ditransplantasikan kepada orang lain. Dalam hal ini, diperlukan teknik
khusus untuk memindahkan sumsum dari donor yang sehat dan
menyuntikkannya ke resipien tanpa merusaknya, karena sumsum
sangat lunak.
5. Penanggulangan skoliosis kongenitalis adalah suatu kelainan pada
lengkung tulang belakang bayi yang baru lahir. Skoliosis ini dapat
menyebabkan kelainan bentuk yang serius pada anak yang sedang
tumbuh. Oleh karena itu, seringkali dilakukan tindakan pengobatan
dengan memasang penyangga sedini mungkin. Jika keadaan anak
semakin memburuk, perlu dilakukan pembedahan.
6. Implan adalah pemasangan suatu material dari benda rigid atau kaku
pada tulang belakang yang mengalami gangguan.
7. Tangan bionik adalah tangan buatan yang fungsional sehingga dapat
digunakan untuk memegang benda dan melakukan gerakan kombinasi
tangan, misalnya mengetik.
8. Kaki bionik merupakan kaki buatan yang dilengkapi dengan
perangkat Bluetooth. Chip komputer ditanamkan pada setiap kaki
untuk mengirimkan sinyal ke motor dikedua sendi buatan sehingga
lutut dan mata kaki dapat berpindah dan melakukan gerakan yang
terkoordinasi, misalnya berdiri, berjalan dan mendaki. Kaki bionik ini
menggunakan energy dari baterai.
9. Kursi Roda adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang
mengalami kesulitan berjalan. Alat ini dapat digerakkan dengan
didorong oleh pihak lain, digerakkan dengan menggunakan tangan
atau dengan menggunakan mesin otomatis.
10. Penanggulangan kaki O, penanggulangan kaki O dilakukan dengan
pemakaian sepatu khusus yang harus selalu dipakai.
11. Viskosuplementasi adalah menyuntikkan asam hialuronat ke celah-
celah sendi untuk memperbaiki gizi dan pelumasan.
Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD 1)
Kelompok : ………………………………………………………..
Nama Anggota : 1.…………………………………... …………………
2……………………………………………………….
3……………………………………………………….
4.....................................................................................
5.....................................................................................
Mata Pelajaran : …………………………………………………………
Kelas / Semester : …………………………………………………………
Hari / Tanggal : …………………………………………………………
Materi : Sistem Gerak Manusia (Rangka Tubuh)

A. Indikator
3.5.1 Menjelaskan fungsi rangka bagi tubuh manusia
3.5.2 Menyebutkan bagian-bagian tulang penyusun rangka manusia
3.5.3 Menyebutkan macam-macam tulang
3.5.4 Mendeskripsikan struktur tulang manusia

B. Tujuan
 Siswa dapat menjelaskan fungsi rangka bagi tubuh manusia
 Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian tulang penyusun rangka manusia
 Siswa dapat menyebutkan macam-macam tulang
 Siswa dapat mendeskripsikan struktur tulang manusia

D. Pendahuluan
Sistem gerak adalah sistem dalam tubuh yang terdiri dari persendian, otot
dan tulang-tulang yang bergabung membentuk rangka dan berguna untuk
memberikan betuk tubuh, memudahkan manusia untuk melakukan aktivitas.
Rangka tubuh merupakan alat gerak pasif yang akan digerakkan oleh otot.
Rangka berfungsi memberi bentuk dan postur tubuh, melindungi organ-organ
dalam tubuh, penyangga berat badan, tempat melekatnya otot rangka, mendukung
terjadinya gerakan, hematopoiesis, dan penyimpanan mineral dan energy.
Tulang adalah organ dengan struktur keras dan kaku yang membentuk
kerangka manusia. Struktur tulang terdiri atas lapisan-lapisan periosteum, tulang
kompak, spons, endosteum, dan sumsum tulang Bentuk tulang berdasarkan bentuk
dan ukurannya dibedakan menjadi tulang pipa, tulang pendek, tulang pipih, tulang
tidak beraturan, tulang sesamoid. Proses pembentukan tulang adalah proses
perubahan tulang rawan menjadi tulang keras. Faktor pertumbuhan tulang terdiri
dari faktor genetik, nutrisi, dan endokrin

E. Soal
Petunjuk soal:

 Duduklah secara bekelompok sesuai kelompok yang telah dibagikan,


maksimal 5 orang perkelompok !
 Bacalah soal secara seksama dan diskusikan dengan anggota kelompok !
 Isikanlah jawaban anda pada titik-titik yang telah disediakan dan bacakan
jawaban sesuai nomor urut anda di depan kelas!

1. Jelaskan Istilah-istilah berikut ini: (SKOR 20 POINT)


a) Tulang
b) Kartilago
c) Osifikasi
d) Osteon
e) Osteoblast
f) Osteosit
Jawaban:

2. Jelaskan fungsi rangka bagi manusia serta komponen penyusun tulang!


(SKOR 20 POINT)
Jawaban:
3. Jelaskan bagian-bagian tulang penyusun Rangka Aksial dan Rangka
Apendikular serta jumlah pada masing-masing bagiannya! (SKOR 20
POINT)
Jawaban:

4. Deskripsikan secara rinci macam-macam tulang berdasarkan jenis


penyusun tulang dan bentuk/ukurannya! (SKOR 20 POINT)
Jawaban:

5. Jelaskan mekanisme pembentukan tulang (Osifikasi)! (SKOR 20 POINT)


Jawaban:
Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD 2)
Kelompok : ………………………………………………………..
Nama Anggota : 1.…………………………………... …………………
2……………………………………………………….
3……………………………………………………….
4.....................................................................................
5.....................................................................................
Mata Pelajaran : …………………………………………………………
Kelas / Semester : …………………………………………………………
Hari / Tanggal : …………………………………………………………
Materi : Sistem Gerak Manusia (Persendian dan Otot)

A. Indikator
 Menjelaskan macam-macam persendian
 Menganalisis penyusun otot sebagai gerak aktif
 Menjelaskan fungsi otot
 Menjelaskan jenis-jenis otot
 Membedakan antara jenis gerak otot antagonis dan sinergis

A. Tujuan
 Siswa dapat menjelaskan macam-macam persendian
 Siswa dapat menganalisis penyusun otot sebagai gerak aktif
 Siswa dapat menjelaskan fungsi otot
 Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis otot
 Siswa dapat membedakan antara jenis gerak otot antagonis dan sinergis

Lengkapilah Titik- titik dibawah Ini Dengan Baik dan Benar !

1. Hubungan antara tulang yang satu dengan yang lain disebut


(1)………………………… Tulang- tulang pada persendian diikaat oleh suatu
bahan yang kuat dan lentur yang disebut
(2)……………………..……Berdasarkan sifat geraknya, sendi di bedakan
menjadi (3) …………………………………,
…………………………………..dan ……………. Sendi gerak adalah (4)
............................................................................................Sendi mati adalah
hubungan antar tulang yang tidak dapat di gerakan, contohnya pada (5)
………………………….. Sedangklan sendi kaku adalah hubungan antar
tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan tulang secara terbatas,
contohnya pada tulang pergelangan tangan. tulsng merupakan bagian penting
untuk pergerakan, namun tulang tidak dapat bergerak sendiri. oleh karena itu
tulang disebut alat gerak pasif. Bagian tubuh yang dapat melakukan pergerakan
adalah otot. Secara garis besar otot dapat di bedakan menjadi
(6)……………………………,……………………………..
dan……………………………. Jika di lihat menggunakan mikroskop otot
lurik akan Nampak terdapat bagian gelap dan terang (lurik). Otot lurik
merupakan otot yang berfungsi dalam (7)………………………………………
Otot polos merupakan penyusun organ tubuh bagian dalam, misalnya saluran
pencernaan dan pernafasan. Kontraksi otot polos tidak dapat di kendalikan
secara sadar sehingga (8)……………………………………………………
otot polos bekerja di luar kesadaran manusia. Mekanisme kerja otot melibatkan
proses (9) ......................., ................................... . Otot yang bekerja saling
berlawanan, sehingga menghasilkan gerakan yang berlawanan (berbeda arah)
disebut (10)..........................................................
Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD 3)

Kelas :
Kelompok :
Nama Anggota :

Myasthenia Gravis, Penyakit yang Hampir Membuat Hidupku


Segera Berakhir

Kehidupan yang pada awalnya berjalan


dengan mulus berubah begitu saya
didiagnosa penyakit Myasthenia Gravis.
Penyakit Autoimun yang menyebabkan
kelemahan otot secara menyeluruh, hingga
dapat mengakibatkan kematian.
Gejala awal saya rasakan pada akhir
th 2007, saya merasakan rasa mengantuk
yang amat sangat, seperti orang kurang
tidur, mata seperti enggan membuka,
bagaikan 2 hari 2 malam tidak tidur.
Hingga suatu saat di awal th 2008, kelopak mata saya menutup sebelah.
Nah.. Dari situlah saya mulai merasakan panik, bingung, kemudian saya
memeriksakan kondisi mata saya ke dokter Spesialis mata di salah satu
rumah sakit di Semarang. Dari hasil pengamatan dokter mata sejak awal
sudah di curigai adanya Myasthenia Gravis, suatu nama yang aneh dan
susah diucapkan. Yah.. bagiku perlu beberapa hari untuk fasih dan lancar
untuk mengucapkan kata Myasthenia Gravis. Kemudian dokter mata
tersebut memberi obat dan vitamin, dokter tersebut meminta untuk
konsul 1 minggu lagi untuk diketahui perkembangannya.
Gejala pun tidak membaik, dan setelah dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut, kecurigaan dokter semakin mengarah akan nama Myasthenia
Gravis. Dan Dokter tersebut merujuk ke Dokter spesialis Syaraf. Dari
Dokter Spesialis Saraf inilah pemeriksaan untuk MG dimulai , dari EMG,
hingga CT Scan thorax. Dari hasil analisa dokter tersebut, dokter mulai
menyatakan vonis Myasthenia Gravis.
Penyakit yang dapat menyebabkan pasien mengalami kelemahan,
gagal nafas hingga kematian, dan biaya pengobatan dan perawatan yang
juga tidak murah. Mungkin saya bukan orang yang begitu beruntung
seperti MGers lain (Mgers adalah sebutan bagi penderita penyakit
Myasthenia Gravis) yang dapat melakukan terapi pengobatan secara
menyeluruh, seperti Plasmapheresis, Thymectomi, ataupun Gamaras, Dan
semakin hari, saya semakin larut dalam kesedihan, hingga keadaan
semakin drop, karena penyakit ini seakan menggerogoti tubuhku,
keadaanku semakin parah, dengan kondisi ptosis kedua belah mata, jari
jari kaku, lemah tangan dan kaki, cadel susah bicara, hingga susah
mengunyah.
Demi kesembuhan akupun mulai melakukan terapi obat Mestinon
dan Methyl prednisolone, dan juga melakukan pengobatan alternatif, dari
akupuntur, reflexi dan juga herbal. Semakin lama kondisiku semakin baik,
bahkan akupun sudah bisa melakukan banyak aktifitas layaknya orang
normal yang ada disekitarku. Sekarang aku sudah dapat bersepeda,
berenang, dan makan apa saja.
Lembar Diskusi Kelompok

1. Apakah penyakit Myasthenia Gravis?

2. Bagaimana gejala penyakit Myasthenia Gravis?

3. Apa penyebab penyakit Myasthenia Gravis?

4. Bagaimana solusi atau teknologi untuk pengobatan penyakit penyakit


Myasthenia Gravis

5. Apakah ada obat untuk menyembuhkan penyakit Myasthenia Gravis?


Kelas :
Kelompok :
Nama Anggota :
Osteoporosis

Osteoporosis adalah suatu


keadaan berkurangnya massa tulang.
Osteoporosis akan menghilangkan
elastisitas tulang sehingga menjadi rapuh
dan menyebabkan mudah terjadi patah
tulang (fraktur). Pada osteoporosis,
penanda bone turn over dapat digunakan
untuk memperkirakan kehilangan tulang
pada wanita postmenopause, untuk
memperkirakan kejadian fraktur
osteoporotik dan untuk memantau efikasi
pengobatan, terutama terapi anti resorpsi
(HRT, bifosfonat dan calsitonin). Gejala
yang terjadi biasanya: tinggi badan berkurang, bentuk tubuh berubah, tulang
rapuh dan patah. Data pasien baru osteoporosis rawat jalan di RS DR Wahidin
Sudirohusodo Makassar selama tahun2003 adalah 128 orang umur 45 – 64
tahun, dan 32 orang yang berumur + 65 tahun. Ada beberapa faktor
risiko/penyebab osteoporosis diantaranya genetik, jenis kelamin dan
masalah kesehatan

kronis, defisiensi hormon, merokok, kurang olah raga serta rendah asupan
kalsium. Bila dalam suatu keluarga mempunyai riwayat osteoporosis maka
kemungkinan peluang anak mengalami hal yang sama adalah 60-80 %. Dilihat
dari jenis kelamin 80 % wanita mengidap osteoporosis. Risiko osteoporosis
juga akan meningkat apabila mengidap penyakit kronis. Sedangkan hubungan
antara perempuan osteoporosis karena menopause akibat dari penurunan
hormon estrogen. (Siswono, 2003). Minum alkohol yang berlebihan dan
merokok juga meningkatkan risiko patah tulang dua sampai tiga kali
dibandingkan dengan laki-laki yang tidak merokok. Kafein dapat meningkatkan
pengeluaran kalsium melalui air seni. Begitu juga dengan minuman soft Drink
yang mengandung karbonat dapat menghambat penyerapan kalsium oleh
tubuh, ini bisa berakibat osetoporosis. (Siswono,2003 ).

Tucker, et al 2002, dimana dengan mengatur pola makan yang baik


dihubungkan dengan kepadatan mineral tulang. Masukan sayur dan buah yang
tinggi dapat bersifat melindungi. Penelitian lain menyebutkan bahwa total
asupan protein hewani dapat memperbesar risiko patah tulang pinggul pada
wanita post menopause (Munger, 1999 ). Sekarang ada hal yang perlu
dipertimbangkan untuk melindungi diri dari retak tulang yaitu dengan
mengkonsumsi sayuran dan buah yang tinggi dimana Sebastian et al,
melaporkan bahwa kalium dapat meningkatkan keseimbangan formasi mineral
tulang. (Hegsted, 2001)

Teriparatide disetujui untuk mengobati osteoporosis pada pria dan


wanita yang berada pada peningkatan risiko fraktur dan pengobatan juga
mungkin termasuk nutrisi,. Jika keropos tulang karena penggunaan
glukokortikoid, dokter mungkin meresepkan bifosfonat (misalnya,
alendronate atau risedronate), memonitor kepadatan tulang dan tingkat
testosteron, dan menyarankan menggunakan dosis efektif minimum
glukokortikoid - dokter juga mungkin menyarankan penghentian obat ketika
praktis , dan / atau pemberian topically (melalui kulit). Lain yang mungkin
pendekatan pencegahan atau pengobatan termasuk kalsium dan / atau
suplemen vitamin D dan aktivitas fisik secara teratur.

Vertebroplasti adalah teknik perbaikan patah tulang pada bagian


tulang belakang dengan cara memasukkan semen tulang melalui jarum suntik
khusus. Pemberian semen tulang di maksudkan untuk menyangga dan memberi
kekuatan pada tulang dari dalam. Dalam hal ini semen akan mengeras setelah
15 menit kemudian dan keesokan harinya pasien sudah dapat berjalan.
Veselplasti adalah teknik bedah endolaparoskopik terbaru. Teknik ini
merupakan hasil perkembangan dari teknik Vertebroplasti. Di sebut
veselplasti karena teknik ini menggunakan balon sebagai pengganti pembuluh
darah buatan. Kemudian balon tersebut diisi dengan bahan tulang yang
memiliki sistem hidrolik sehingga pasien dapat tegak seperti sediakala. Pada
teknik ini, pasien tidak perlu menjalani pembedahan. Untuk perbaikan tulang
tersebut, pasien hanya memerlukan sayatan kecil untuk memasukkan alat
pengisi bahan tulang.
Lembar Diskusi Kelompok

1. Apakah Osteoporosis itu?

2. Bagaimana gejala penyakit Osteoporosis?

3. Apa penyebab penyakit Osteoporosis?

4. Bagaimana solusi atau teknologi untuk pengobatan penyakit penyakit

Osteoporosis?

5. Apakah ada obat untuk menyembuhkan penyakit Osteoporosis?


Kelas :

Kelompok :

Nama Anggota :

Fraktur / Patah Tulang

KOMPAS.com - Seorang pria di Inggris menderita patah tulang


paha ketika melakukan gerakan yoga. Pria anonim ini sudah latihan yoga
selama dua tahun dan baru saja mencoba yoga Asthanga gaya Mysore.
Selama delapan pekan terakhir pria berusia 39 tahun ini berlatih yoga
selama satu jam. Dalam satu kelas pagi, ia melakukan gerakan bernama
Marichyasana B tanpa diawasi gurunya. Gerakan itu membuatnya
meletakkan kaki di atas paha lalu meregangkan pinggul dan lutut sehingga
kaki berada di garis berbentuk V di bawah perut. Lalu terjadilah kejadian
horor, terdengar bunyi krak. Pria itu merasakan sakit luar biasa di paha
kirinya. Demikian laporan dokter dalam case reports jurnal BMJ.

Di ruang gawat darurat dokter menemukan kaki bawah pria itu lebih
pendek dari biasanya dan terotasi karena cedera tersebut. Pemeriksaan
sinar X menunjukkan ia mengalami patah di poros femoralis, bagian
panjang dan lurus dari tulang pahanya. Dokter mengatakan ini merupakan
kasus terdokumentasi pertama bahwa seorang pria sehat mengalami
fraktur tulang ketika sedang beryoga. Tulang paha merupakan yang
terpanjang, terkuat dan terberat dalam tubuh manusia. Tulang paha
bertugas sebagai salah satu tulang utama yang menyangga tubuh manusia.
Fraktur tulang paha dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam
nyawa. Termasuk di antaranya perdarahan di dalam, cedera pada organ
dalam dan infeksi dari luka tersebut. Sebagian besar penyebab patah
tulang merupakan akibat dari cedera, seperti kecelakan mobil, olah raga
atau karena jatuh. Pria itu dikirim untuk menjalani operasi sekrup dengan
tangkai didisain khusus yang diselipkan di tulangnya melewati sepanjang
fraktur agar tulang tetap berada di posisinya. Sekrup diselipkan lewat
irisan kecil untuk memaku kedua ujung tulang agar tulang dan paku
berada di posisinya yang benar selama masa penyembuhan. Sepuluh hari
setelah operasi, ia diperbolehkan pulang dan delapan bulan kemudian ia
dapat berjalan kembali. Bebas dari rasa nyeri serta kembali ke kelas
yoganya.

Patah Tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan


sesuai jenis dan luasnya atau setiap retak atau patah pada tulang
yang utuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih
besar daripada kekuatan tulang. Nyeri biasanya merupakan gejala yang
sangat nyata. Nyeri bisa sangat hebat dan biasanya makin lama makin
memburuk, apalagi jika tulang yang terkena digerakkan. Gejala lain
seperti: Bengkak/edama, edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan
serosa yang terlokalisir pada daerah fraktur dan extravasi daerah di
jaringan sekitarnya; Memar/ekimosis,merupakan perubahan warna
kulit sebagai akibat dari extravasi daerah di jaringan sekitarnya;
Krepitasi, Merupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian
tulang digerakkan; Defirmitas, Abnormalnya posisi dari tulang sebagai
hasil dari kecelakaan atau trauma dan pergerakan otot yang mendorong
fragmen tulang ke posisi abnormal, akan menyebabkan tulang kehilangan
bentuk normalnya; Gambaran X-ray menentukan fraktur. Teknologi yang
digunakan dalam kasus ini diantaranya: Pembidaian, yaitu proses
melekatkan papan kayu atau benda keras yang lain pada bagian sebelah
kanan dan kiri tulang yang patah. Selanjutnya dilakukan pembalutan
dengan perban; Pemasangan gips, yang dilakukan dengan cara pembalutan
di daerah patah berbahan gips atau kapur; Pembedahan, dilakukan
dengan cara membedah otot yang selanjutnya memasukkan dan
memasangkan batang platina pada bagian tulang yang patah.
Lembar Diskusi Kelompok

1. Apakah Patah Tulang itu?

2. Bagaimana gejala penderita Patah Tulang?

3. Apa penyebab terjadinya Patah Tulang?

4. Bagaimana solusi atau teknologi untuk pengobatan Patah Tulang?

5. Apakah ada obat untuk menyembuhkan Patah Tulang?


Kelas :

Kelompok :

Nama Anggota :

Skoliosis
Liputan6.com, New York- Bayi yang masih berusia 13 bulan ini harus selalu
memakai gips di tubuhnya setiap hari. Ia bahkan tidak bisa mandi saat
menggunakannya sehingga ibunya, Donna (35) harus membuatnya berdiri di
wastafel dan Charlie Ferris menderita skoliosis, tulang belakang yang
membengkok secara tidak normal. Ia didiagnosis dengan skoliosis di Belfast’s
Musgrave Park Hospital dengan kurva 28 derajat. Keanehan ini pertama kali
disadari oleh ayahnya, Jody (36), ketika ia sedang menggendongnya pada
Oktober 2015.

“Saya patah hati dan menangis selama berhari-hari. Para dokter saat itu

ingin menunggu tiga bulan untuk melihat apakah kurvanya akan memburuk.
Namun saya sangat khawatir dan berdoa agar ada keajaiban sehingga
anakku tidak perlu membutuhkan pengobatan,” ujar Donna. Bila ada obat saran
dokter adalah menggunakan obat-obatan biasanya diberikan kepada penderita
skoliosis dewasa dan bertujuan meredakan rasa nyeri. Obat yang diberikan
biasanya parasetamol atau obat antiinflamasi non-steroid (AINS), seperti
ibuprofen.

Pada Februari tahun ini, keluarga tersebut kembali datang ke rumah sakit
tersebut, berharap mendengar ada kabar baik. Namun ternyata, setelah
diperiksa, kurvanya bertambah menjadi 42 derajat. “Saya hampir pingsan
saat mendengarnya,” ujarnya. Ada beberapa beberapa penyakit atau gangguan
yang berhubungan dengan tulang belakang yang bisa menyebabkan skoliosis
degeneratif, seperti osteoporosis, penyakit Parkinson, motor neurone
disease, sklerosis multipel, dan kerusakan tulang belakang yang terjadi akibat
operasi. skoliosis kongenital.

Dokter kemudian mengatakan bahwa Charlie memerlukan


jaket plester selama empat bulan sampai ia cukup umur untuk
menggunakan gips

yang lebih keras dan dapat dilepas pakai. Namun Donna mengatakan
bahwa ia tidak siap jika harus menunggu lebih lama lagi, sehingga ia mulai
mencari pengobatan lain secara online. Saat itulah ia kemudian datang
ke Shriners Hospital for Children di Philidelphia, Amerika Serikat.
Dokter di sini mengatakan, mereka bisa mengobati anaknya dengan
menggunakan gips khusus sampai tulang punggungnya lurus, tidak peduli
seberapa lama waktunya dan terlepas dari apakah mereka bisa
membayarnya. Di bulan April, Donna dan keluarganya, termasuk ketiga
anaknya yang tinggal di County Tyrone, Irlandia Utara terbang ke
Amerika untuk melakukan konsultasi. Dalam delapan hari, Charlie sudah
dipakaikan gips yang harus ia kenakan selama dua bulan. “Gips ini tidak
boleh basah, karena akan mengubah strukturnya. Kami tidak bisa
membersihkannya,” ujar donna. Charlie pun juga harus menyesuaikan
kebiasaan makannya, karena Donna dan Jody harus memberikan ia
makan lebih sedikit dan selalu memastikan agar berat badannya tidak
bertambah. Hal ini agar gipsnya tidak terasa terlalu ketat di tubuhnya.
Ajaibnya, hanya dalam 16 minggu pemakaian gips tersebut, tulang
belakang Charlie mulai lurus sebanyak sepuluh derajat. “Kami tidak bisa
mengatakan berapa banyak gips yang diperlukan Charlie. Namun ia
memerlukan delapan gips lagi, yang artinya kami sudah seperempat jalan
menuju tulang yang lurus,” ungkapnya. "Apa yang rumah sakit lakukan
pada Charlie sangat berarti bagi kami. Dan pada akhir pengobatannya
nanti, kami ingin memberi mereka sumbangan sebagai ucapan terima
kasih,” ungkapnya, seperti yang dilansir dari The Sun, Kamis (1/9/2016).
Gejala pada penderita skoliosis adalah Salah satu pinggul tampak lebih
menonjol, Penderita skoliosis mungkin condong ke satu sisi, Salah satu
bahu lebih tinggi dan Salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol.
Lembar Diskusi Kelompok

1. Apakah skoliosis itu?

2. Bagaiman gejala skoliosis?

3. Apa penyebab skoliosis?

4. Apakah ada teknologi yang mendukung skoliosis?

5. Apakah ada obat untuk penyakit skoliosis?


Kelas :

Kelompok :

Nama Anggota :

Rematik Arthritis

Rematik Arthritis (RA) adalah


penyakit autoimun yang
menyebabkan peradangan kronis
dari sendi. Rematik Arthritis
dapat juga menyebabkan
peradangan jaringan di sekitar
sendi, serta organ-organ lain
dalam tubuh. Penyakit autoimun
adalah penyakit

yang terjadi ketika jaringan-jaringan tubuh diserang oleh sistem


imunnya

sendiri yang keliru. Karena dapat memengaruhi beberapa organ tubuh,


rematik arthritis disebut sebagai penyakit sistemik dan kadang-kadang
disebut penyakit rematik. Sementara rematik arthritis adalah penyakit
kronis, berarti ia bisa bertahan selama bertahun-tahun, pasien mungkin
mengalami waktu yang lama tanpa gejala. Biasanya, bagaimanapun,
rematik arthritis adalah penyakit progresif yg memiliki potensi utk
menyebabkan kerusakan sendi dan kecacatan fungsional.

Rematik arthritis adalah penyakit rematik yang umum,


mempengaruhi

sekitar 1,3 juta orang di Amerika Serikat, menurut data sensus saat ini.
Penyakit ini tiga kali lebih sering terjadi pada wanita seperti pada pria. Dapat
menimpa siapapun juga. Penyakit ini dapat dimulai pada usia berapa pun, tetapi
paling sering dimulai setelah usia 40 dan sebelum 60. Dalam beberapa
keluarga, beberapa anggota dapat dipengaruhi, menunjukkan dasar genetik
untuk gangguan ini.

Sendi adalah dimana dua tulang bertemu untuk memungkinkan gerakan


bagian tubuh. Arthritis berarti peradangan sendi. Peradangan sendi rematik
arthritis menyebabkan pembengkakan, nyeri, kekakuan, dan kemerahan pada
sendi. Peradangan dari penyakit rematik dapat juga terjadi pada jaringan di
sekitar sendi, seperti tendon, ligamen, dan otot. Pada beberapa pasien dengan
rematik arthritis, peradangan kronis menyebabkan hancurnya tulang rawan,
tulang, dan ligamen, menyebabkan deformitas sendi. Kerusakan sendi dapat
terjadi pada awal penyakit dan semakin parah seiring bertambahnya usia
individu.

Penyebab rematik arthritis tidak diketahui. Meskipun agen infeksi


seperti virus, bakteri, dan jamur telah lama dicurigai, tidak ada telah
dibuktikan sebagai penyebab. Penyebab rematik arthritis adalah sangat aktif
daerah penelitian di seluruh dunia. Beberapa ilmuwan percaya bahwa
kecenderungan rematik arthritis mungkin diturunkan secara genetik. Hal ini
diduga bahwa infeksi tertentu atau faktor-faktor dalam lingkungan dapat
memicu sistem kekebalan tubuh untuk menyerang jaringan tubuh sendiri;
mengakibatkan peradangan di berbagai organ tubuh seperti paru-paru atau
mata. Faktor lingkungan juga tampaknya memainkan beberapa peran dalam
menyebabkan rematik arthritis. Baru-baru ini, para ilmuwan telah melaporkan
bahwa merokok tembakau meningkatkan risiko perkembangan rematik
arthritis.

Ketika penyakit ini aktif, gejala-gejala dapat termasuk


kelelahan,kurang nafsu makan, demam ringan, nyeri otot dan sendi, dan
kekakuan. Otot dan kekakuan sendi biasanya paling sering di pagi hari dan
setelah periode tidak aktif. Rematik adalah umum selama gejala. Juga selama
gejala, sendi sering menjadi merah, bengkak, nyeri, dan lembut. Hal ini terjadi
karena lapisan jaringan sendi (synovium) menjadi meradang, sehingga produksi
cairan sendi berlebihan (synovial fluid). Sinovium juga mengental dengan
peradangan (synovitis).
Sinar X pada sendi dapat normal atau hanya menunjukkan
pembengkakan jaringan lunak pada awal penyakit. Sebagaimana
penyakit

berkembang, sinar-X dapat menunjukkan erosi tulang yang khas dari


rematik arthritis pada sendi. Sinar-X joint juga dapat membantu dalam
memantau perkembangan penyakit dan kerusakan sendi dari waktu ke
waktu. Pemindaian tulang, prosedur uji radioaktif, dan pemindaian MRI
dapat menunjukkan sendi yang meradang atau terkikis.

Tidak ada obat dikenal untuk rematik arthritis. Untuk saat ini,
tujuan pengobatan di rematik arthritis adalah untuk mengurangi
peradangan dan nyeri sendi, memaksimalkan fungsi sendi, dan mencegah
kerusakan sendi dan deformitas. Intervensi medis awal telah terbukti
penting dalam meningkatkan hasil. Manajemen yang agresif dapat
meningkatkan fungsi, menghentikan kerusakan sendi seperti yang
terlihat pada X-ray, dan mencegah kecacatan bekerja. Pengobatan
optimal untuk penyakit ini melibatkan kombinasi obat, istirahat,
bersama-latihan penguatan, perlindungan sendi, dan pendidikan pasien
(dan keluarga). Pengobatan disesuaikan dengan banyak faktor seperti
aktivitas penyakit, jenis sendi yang terlibat, kesehatan umum, usia, dan
pekerjaan pasien. Pengobatan yang paling berhasil bila ada kerja sama
yang erat antara dokter, pasien, dan anggota keluarga.

Pembedahan mungkin disarankan utk mengembalikan mobilitas


sendi atau sendi yang rusak. Dokter yang mengkhususkan diri dalam
operasi sendi

adalah ahli bedah ortopedi. Teknologi pada Jenis-jenis operasi sendi


berkisar dari Artroskopi (penyisipan instrumen seperti tabung ke dalam
sendi untuk melihat dan memperbaiki jaringan yang abnormal) untuk
penggantian parsial dan lengkap dari sendi. Penggantian sendi total
adalah suatu prosedur pembedahan dimana sendi hancur diganti dengan
bahan buatan. Misalnya, sendi-sendi kecil tangan dapat diganti dengan
bahan plastik. Sendi-sendi besar, seperti pinggul atau lutut, diganti
dengan logam.
Lembar Diskusi Kelompok

1. Apakah Rematik Arhritis itu?

2. Bagaiman gejala rematik arthritis?

3. Apa penyebab rematik arthritis?

4. Apakah ada teknologi yang mendukung penyembuhan rematik


arthritis?

5. Apakah ada obat untuk penyakit remayik arthritis?


TES SISTEM GERAK

Nama Siswa :
Kelas :
Nama Sekolah :
Topik Ujian : Sistem Gerak
Waktu : 90 Menit

Petunjuk soal: Berilah tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang paling benar pada
lembar jawaban. Setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban
yang salah diberi skor 0

1. Rangka manusia tersusun atas beberapa jaringan ikat. Antara lain:


I. Otot
II. Tulang
III. Sendi
IV. Tulang Rawan
V. Jaringan Ikat Fibrosa
Yang tidak termasuk jaringan ikat pada rangka manusia adalah....
a. I dan II c. III dan IV
b. I dan III d. III dan V

2. Rangka manusia tersusun dari tulang-tulang dengan berbagai bentuk dan ukuran.Fungsi
rangka tubuh sebagai berikut, kecuali ….
a. tempat melekatnya otot-otot
b. tempat pembentukan sel-sel darah
c. penyokong dan penopang tubuh
d. alat gerak aktif

3. Rangka manusia secara garis besar dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu rangka
apendikular dan rangka aksial. Yang termasuk ke dalam rangka aksial yaitu tulang...
a. tungkai c. tengkorak
b. lengan d. tungkai

4. Tulang tengkorak berjumlah 22 buah. Tulang tengkorak berfungsi melindungi organ,


kecuali....
a. organ pendengaran c. organ penglihatan
b. otak d. organ Pencernaan

5. Tulang Tengkorak dibedakan menjadi dua bagian, yaitu tulang kranial dan tulang fasial.
Tulang kranial membentuk tempurung kepala, sedangkan tulang fasial membentuk....
a. mata, hidung, dan rahang c. ubun-ubun, kepala, dan dahi
b. pipi, hidung, dan dahi d. telinga, hidung, dan pipi
6. Rangka Aksial meliputi tulang tengkorak, tulang
A
belakang, tulang dada, dan tulang rusuk. B
Perhatikan Gambar 1! C
Bagian tulang tengkorak A,B dan I secara
E
berurutan adalah.... F
a. frontal, parietal, oksipital G
b. parietal, frontal, mandibula H
c. parietal, oksipital, mandibula
d. frontal, parietal, mandibula
I J K
7. Didalam tengkorak, terdapat tulang telinga dalam,
Gambar 1. Tulang tengkorak
berukuran kecil dan berfungsi untuk menerima dan
mentransmisikan impuls suara. Tulang telinga
dalam berjumlah ....
a. 2 pasang c. 4 pasang
b. 3 pasang d. 5 pasang

8. Selain tulang telinga dalam, di dalam tulang tengkorak juga terdapat tulang yang berbentuk
U yang terletak di antara laring dan mandibula, berfungsi sebagai tempat melekatnya otot
mulut dan lidah sehingga membantu pada saat proses menelan makanan. Tulang ini disebut
....
a. tulang maleus c. tulang hioid
b. tulang inkus d. tulang stapes

9. Nama latin dari tulang belakang adalah Columna vetebrae. Tulang belakang tersusun
dari.... ruas.
a. 26 c. 24
b. 21 d. 20

10. Tulang belakang dihubungkan oleh cakram tulang rawan fibrosa yang berfungsi menahan
guncangan ketika menggerakkan badan. Berikut ini adalah fungsi dari tulang belakang,
kecuali....
a. menopang kepala dan bagian tubuh lainnya
b. melindungi organ dalam tubuh
c. tempat melekatnya tulang rusuk
d. sebagai tulang untuk pergerakan tubuh secara aktif

11. Tulang belakang (Columna vetebrae) terdiri dari tulang leher, tulang punggung, tulang
pinggang, tulang kelangkang, dan tulang ekor. Secara berurutan nama latin dari tulang
leher dan tulang ekor adalah ....
a. Serviks dan Sakrum c. Thoraks dan Lumbar
b. Serviks dan Kogsigis d. Kogsigis dan Lumbar
Perhatikan Gambar 2. Untuk menjawab soal no 12- 15!
Gambar 2. Tulang dada dan tulang rusuk

12. Pada Gambar 2. No 1, 2, 3 secara berurutan dinamakan dengan tulang...


a. Manubrium sterni, Korpus sterni, Prosesus xifoid
b. Manubrium sterni, , Prosesus xifoid, Korpus sterni
c. Korpus sterni, Manubrium sterni, Prosesus xifoid
d. Korpus sterni, Prosesus xifoid, Manubrium sterni

13. Nama lain dari Manubrium sterni adalah ....


a. badan tulang dada c. kepala tulang dada
b. tulang taju pedang d. tulang dada sejati

14. Pada Gambar 2. No 4, 5 dan 6 secara berurutan dinamakan dengan tulang rusuk....
a. sejati, melayang, palsu c. palsu, sejati, melayang
b. sejati, palsu, melayang d. palsu, melayang, sejati

15. Rusuk sejati disebut juga dengan Costae vera. Rususk sejati berjumlah....
a. 6 pasang c. 14 pasang
b. 3 pasang d. 7 pasang

16. Rangka apendikular terdiri atas gelang bahu, anggota gerak atas, gelang panggul dan
anggota gerak bawah. Rangka apendikuler berjumlah...
a. 126 buah c. 120 buah
b. 130 buah d. 124 buah

17. Tulang gelang bahu terdiri dari Skapula dan Klavikula. Berikut adalah ciri-ciri dari
tulang gelang bahu:
I. Berbentuk pipih seperti segitiga
II. Memiliki tonjolan
III. Berbentuk panjang menyerupai huruf S
IV. Terdapat dibagian punggung sebelah luar atas
V. Sebagai tempat melekatnya otot leher

Dari pernyataan diatas, yang termasuk ciri-ciri tulang gelang bahu Skapula adalah...
a. I,II, dan III c. II, III, V
b. I,II, dan IV d. II, IV, V

18. Skapula merupakan nama latin dari tulang belikat. Adapun nama latin dari tulang
Klavikula adalah...
a. tulang belikat c. tulang selangka
b. tulang pangkal lengan d. tulang bahu

Perhatikan Gambar 3. Untuk menjawab soal no 19-24!

19. Anggota gerak atas berfungsi sebagai alat


pergerakan tubuh bagian atas. Pada
Gambar 3. Anggota gerak atas terdiri dari
nomor....
a. 7, 11,12,14,15,16
b. 1,2,3,4,5,6
c. 18,19,20,21,22,23
d. 11,12,13,14,15,16

20. Nama tulang pada no 11 dan 12 pada


Gambar 3 adalah....
a. Radius dan Ulna
b. Ulna dan Radius
c. Humerus dan ulna
d. Humerus dan Radius

21. Gelang panggul terdiri atas tiga pasang


tulang yang bersatu, yaitu tulang usus,
rulang kemaluan, dan tulang duduk.
Tulang kemaluan pada Gambar 3.
Ditunjukkan pada nomor....
a. 10
b. 9
c. 13
d. 17
22. Anggota gerak bawah berfungsi sebagai
alat pergerakan tubuh bagian bawah. Pada
Gambar 3. Anggota gerak bawah terdiri
dari nomor.....
a. 7, 11,12,14,15,16
b. 1,2,3,4,5,6,7,8,9 Gambar 3. Rangka Manusia
c. 17, 18, 19,20, 21, 22,23
d. d. 11,12,13,14,15,16

23. Bagian anggota gerak bawah yang tidak turut menopang berat tubuh, tetapi menambah
area perlekatan otot tungkai ditunjukkan pada nomor....
a. 18 c. 20
b. 19 d. 21
24. Metatarsal terdiri atas 5 tulang pipa berbentuk bulat panjang. Metatarsal pertama
merupakan metatarsal yang lebar pendek dan panjang ditunjukkan pada nomor....
a. 20 c. 22
b. 21 d. 23

25. Anggota gerak bawah yang merupakan tulang yang terberat dan terpanjang pada tubuh
manusia adalah tulang ….
a. Hasta c. Betis
b. Paha d. Pengumpil

26. Tulang rawan lebih fleksibel karena mengandung kolagen yang elastis serta sedikit
kalsium dan fosfor. Contoh organ tubuh yang tersusun dari tulang rawan adalah...
a. hidung dan daun telinga c. pipi dan mulut
b. mulut dan hidung d. daun telinga dan pipi

Perhatikan Gambar 4. Untuk menjawab pertanyaan soal no 27-31


27. Tulang terdiri dari lapisan-lapisan periosteum, kompakta, spons,
endosteum dan sumsum. Bagian yang berfungsi sebagai tempat
melekatnya otot rangka ditunjukkan oleh nomor....
a. 1 c. 6
b. 2 d. 7

28. Tulang kompak merupakan lapisan tulang yang teksturnya


halus, padat dan sedikit berongga. Tulang kompak ditunjukkan
oleh nomor..
a. 1 c. 5
b. 3 d. 7

29. Jaringan tulang yang teksturnya berongga berisis sumsum


merah ditunjukkan oleh nomor...
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4

30. Jaringan ikat areolar vaskuler yang melapisi rongga sumsum


ditunjukkan oleh nomor .....
a. 4 c. 8
b. 6 d. 10
Gambar 4. Struktur Tulang
31. Berfungsi untuk memproduksi sel-sel darah merah, putih, dan
keping darah ditunjukkan oleh nomor...
a. 4 c. 8
b. 6 d. 10

32. Berdasarkan bentuk dan ukurannya tulang penyusun rangka tubuh dapat dibedakan menjadi
lima macam. Berikut ini adalah bentuk-bentuk tulang, kecuali ....
a. Tulang bulat c. Tulang pipa
b. Tulang pendek d. tulang tidak beraturan

33. Tulang pipa berbentuk silindris panjang, mememiliki bagian epifisis, diafisis, metafisis,
dan cakra epifisis. Bagian tulang pipa yang berkemampuan tumbuh memanjang adalah ....
a. Diafisis c. metafisis
b. Epifisis d. cakram epifisis

34. Bacalah pernyataan berikut ini!


 Berukuran pendek
 Berbentuk kubus
 Tersususun dari tulang spons dan tulang kompak
 Memberikan kekuatan dan kekompakan pada area yang pergerakannya terbatas
 Terdapat pada tulang pergelangan tangan, dan kaki.
Berdasarkan pernyataan diaatas, merupakan ciri-ciri dari bentuk tulang....
a. Pipa c. pendek
b. Pipih d. sesamoid

35. Tulang tengkorak, tulang rusuk, dan tulang dada memiliki bentuk yang berfungsi
memperluas permukaan untuk perlekatan otot dan memberikan perlindungan untuk organ
di dalamnya, sehingga tulang tersebut digolongkan kedalam bentuk tulang....
a. Pipih c. tidak beraturan
b. Sesamoid d. pipa

36. Tulang yang tersusun dari tulang spons, lapisan tipis, tulang kompak dan tulang berukuran
kecil bulat yang terdapat formasi persendian, secara berurutan termasuk ciri bentuk tulang...
a. Sesamoid dan tulang tak beraturan c. tulang tak beraturan dan sesamoid
b. Pendek dan pipih d. pipih dan pipa

37. Pernyataan yang paling benar tentang osifikasi (penulangan), yaitu....


a. osifikasi endokondrium terjadi pada tulang pipih tengkorak.
b. osifikasi intramembran terjadi pada tulang pipa.
c. pada osifikasi intramembran terjadi penggantian tulang rawan menjadi tulang keras.
d. osifikasi endokondrium menyebabkan tulang tumbuh semakin panjang.

38. Pertumbuhan tulang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, berikut ini yang bukan faktor
yang mendukung pertumbuhan tulang adalah....
a. genetik dan nutrisi c. endokrin dan saraf
b. nutrisi dan hormon d. lingkungan dan imunitas

39. Persendian terdiri dari beberapa komponen penyusunnya. Dibawah ini penyusun struktur
penyusun sendi yang tepat, antara lain....
a. Ligamen,kapsul sendi, cairan sinovial, tulang rawan hialin, bursa
b. Ligamen,spons, cairan sinovial, tulang rawan hialin, bursa
c. Ligamen, tulang kompak, tulang rawan hialin, spons
d. Ligamen, cairan sinovial, tulang kompak, bursa

40. Tulang tengkorak pada bayi yang baru lahir sangat lunak, tulang tersebut dihubungkan
oleh jaringan ikat. Hubungan antar tulang tersebut adalah....
a. Sinfibrosis c. amfiartrosis
b. Diartrosis d. Sinartrosis
41. Perhatikan Gambar 5. Berikut ini!

Gambar 5. Tipe Sendi Diartrosis

Berdasarkan Gambar 5. Urutan sendi dari no 1 sampai 6 yang benar adalah .....
a. sendi engsel, sendi putar, sendi geser, sendi pelana, sendi kondiloid, dan sendi peluru.
b. sendi engsel, sendi peluru, sendi geser, sendi pelana, sendi kondiloid, dan sendi putar.
c. sendi peluru, sendi putar, sendi pelana, sendi kondiloid, sendi engsel, dan sendi geser.
d. sendi peluru, sendi engsel, sendi putar, sendi geser, sendi pelana, dan sendi
kondiloid

42. Perhatikan dengan seksama ciri-ciri pada otot berikut ini!


1) Mempunyai struktur yang gelap dan terang
2) Memiliki fungsi dalam pergerakan
3) Cara kerjanya di bawah kesadaran
4) Area otot rangka terdiri atas kepala otot, empal otot, dan ekor otot
Beberapa point di atas adalah ciri dari …
a. otot polos c. otot lurik
b. otot jantung d. otot bisep

43. Struktur serat otot rangka menunjukan adanya pita gelap dan pita terang yang merupakan
kombinasi protein kontraktil miofilamen tebal dan tipis. Miofilamen tebal disusun oleh
protein .....
a. miosin c. tropomiosin
b. aktin d. troponin

44. Untuk melakukan gerak otot diperlukan energi. Zat “X” pada reaksi pengubahan sumber
energi di bawah ini adalah .....

a. Kreatin c. ATP
b. Laktasidogen d. ADP
45. Energi kontraksi otot dapat berasal dari beberapa sumber, kecuali . . . .
a. ATP c. glikogen
b. ADP d. kalsium fosfat

46. Tahapan mekanisme kerja otot sebagai berikut:


i. Impuls saraf tiba di neuromuscular junction
ii. Ion Ca keluar dari retikulum sarkoplasma
iii. Pembebasan asetilkolin
iv. Daerah aktif tropomiasin yang tertutup troponin terbuka
v. Terjadi pemendekan otot
vi. Ion Ca terikat oleh troponin
vii. Miosin dan aktin berikatan membentuk aktomiosin
Tahapan mekanisme kontraksi otot secara berurutan, yaitu .....
a. 1-2-3-4-5-6-7 c. 1-3-2-6-4-7-5
b. 7-6-5-4-3-2-1 d. 1-4-7-5-3-2-6

47. Pernyataan tidak benar tentang teori kontraksi otot sliding filament menurut Andrew F.
Huxley ....
a. Miofilamen aktin dan miosin akan bersilangan saat kontraksi
b. Selama kontraksi panjang miofilamen aktin dan miosin tetap sama
c. Panjang sarkomer akan bertambah saat kontraksi
d. Pemendekan sarkomer akan memperpendek serabut otot

48. Setelah otot bekerja terus-menerus akan terasa lelah. Hal ini disebabkan oleh .....
a. Terbentuk asetilkolin
b. Terjadi penimbunan laktasidogen
c. Penimbunan asam laktat
d. Tubuh kekurangan ion Ca

49. Dani ingin memiliki otot yang besar seperti seorang binaragawan sehingga ia rajin
berolahraga setiap hari, namun setelah sekian lama impiannya tak kunjung tercapai.
Menurut pendapatmu otot Dani tak kunjung membesar disebabkan karena....
a. Dani berolah raga terlalu keras
b. Dani kurang minum air putih
c. Dani melakukan olahraga tanpa instruktur
d. Dani tidak rajin megkonsumsi makanan berprotein

50. Cheetah dapat berlari secepat 100km/jam ketika mengejar mangsa, namun tidak mampu
berlari dengan kecepatan tersebut lebih dari 30 detik. Hal tersebut terjadi karena ketika
berlari dengan kecepatan tinggi otot cheetah akan mengalami....
a. Kelelahan c. overheated
b. Kram d. kerusakan jaringan

51. Ketika kamu ingin melihat burung terbang di atas kepala anda, berarti anda melakukan
gerak…..
a. Adduksi c. depresi
b. Elevasi d. pronasi
52. Perhatikan Gambar 6!
Gerakan antagonis I dan II yang ditunjukan gambar
adalah . . . .
a. elevasi – depresi
b. pronasi - supinasi
c. abduksi – adduksi
d. eversi - inversi
Gambar 6. Gerakan antagonis
53. Gerakan yang merupakan supinasi dan pronasi,
adalah . . . .
a. kepala menunduk dan menengadah
b. kepala menengadah dan menunduk
c. kaki memutar keluar dan memutar kedalam
d. telapak tangan menengadah dan tangan menelungkup

54. Pemain bola memiringkan (membuka) telapak kakinya ke arah dalam untuk menerima
operan bola dari kawannya. Gerak yang dilakukan oleh pemain bola tersebut termasuk
gerak….
a. Elevasi c. depresi
b. Eversi d. inversi

55. Pada saat kita menarik napas, otot–otot antartulang rusuk berkontraksi. Hal ini merupakan
contoh kerja otot . . . .
a. sinergis c. pronator teres
b. antagonis d. pronator quadratus

56. Perhatikan Gambar 7. kelainan tulang berikut!

1 2 3
4

Gambar 7. Kelainan tulang


Kelainan tulang belakang yang disebut Kifosis ditampilkan pada Gambar nomor...
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4

57. Kekurangan hormon kelamin dana supan kalsium dapat mnegkibatkan tulang menjadi
rapuh, keropos, dan mudah patah. Gangguan fisologis ini disebut....
a. Fraktur c. Osteoatritis
b. Osteoporosis d. Atrofi
58. Penyakit yang timbul karena peradangan pada sendi, disertai bengkak, kaku, keterbatasan
bergerak, dan ada rasa sakit disebut dengan....
a. artritis c. terkilir
b. urai sendi d. osteoartritis

59. Amin jatuh dari pohon dan mengalami patah tulang radius, dia dibawa kerumah sakit dan
dipasang pembalut Gypsum oleh dokter. Pembalut Gypsum pada bagian tulang yang
patah berfugsi untuk....
a. melindungi tulang yang patah dari benturan
b. mempercepat proses penyambungan tulang
c. menyediakan perlindungan fisiologis
d. menghindari masuknya mikroorganisme perusak

60. Perkembangan tekhnologi telah berhasil membuat kaki yang fungsional. Tekhnologi ini
disebut.....
a. kursi roda c. kaki palsu
b. kaki transpaltasi d. kaki bionik

You might also like