You are on page 1of 18

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan didahului penjelasan tentang


hasil penelitian yang mencakup gambaran umum lokasi
penelitian, kemudian diuraikan hasil penelitian dan
pembahasan data tentang efek pemberian posisi semi
fowlerdan nafas dalam terhadap penurunan tingkat sesak
nafas pada penderita tuberkulosis diruang Paru RSUD
Ratu Zalecha Martapura Tahun 2018.

A. Hasil Penelitian
1. Profil RSUD Ratu Zalecha Martapura
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Zalecha
tidak mempunyai catatan sejarah secara pasti,
dalam catatan dokumen dibangun pada tahun
1963.Tahun 2003, Era Pemerintahan kepemimpinan
H. Rudy Ariffin selaku Bupati Banjar saat itu
merelokasi RSUD Ratu Zalecha, sekaligus
meletakkan batu pertama.Kemudian penyelesaian
pembangunan dilanjutkan dimasa pemerintahan H.
Pangeran Khairul Saleh dan Tahun 2011 peresmian
ruang VIP Intan.
a. Identitas Rumah sakit
1) Nama : RSUD Ratu Zalecha
2) Nomor Kode RS : 6303015
3) Kelas RS/ SK : B/ Nomor
Menkes HK.02.03/1407/2013,
tanggal 21 Agustus 2013
4) Pemilik : Pemerintah Kabupaten

51
52

Banjar
5) Alamat Lengkap : Jalan Menteri Empat
Martapura
6) Provinsi : Kalimantan Selatan
7) Telepon/ : (0511) – 4789454
Facsimile
8) Luas Tanah/ : 5,07 ha/ 2,54 ha
Bangunan

b. Visi dan Misi


1) Visi
Rumah Sakit Bermutu dan Profesional
2) Misi
a. Menyediakan pelayanan kesehatan secara
komprehensif dan religius (pelayanan
kesehatan maupun pelayanan
spesialistik).
b. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai
standar mutu.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan
dengan pola kemitraan (PT. Akses, BUNM,
BUMD, Perusahaan Swasta.
d. Menyelenggarakan tertib administrasi
dan keuangan.
e. Menjadi pusat kajian pendidikan
pelatihan dan penelitian.
53

c. Struktur Organisasi
Susunan Organisasi RSUD Ratu Zalecha
terdiri dari :
1) Direktur
2) Wakil Direktur Pelayanan, membawahi :
a) Bidang Pelayanan Medik, terdiri dari :
- Seksi Pelayanan Medik;
- Seksi Mutu Akreditasi.
b) Bidang Pelayanan Keperawatan, terdiri
dari:
- Seksi Mutu Keperawatan;
- Seksi Asuhan Keperawatan.
c) Bidang Pelayanan Penunjang Medik,
terdiri dari :
- Seksi Pelayanan Penunjang Medik;
- Seksi Pelayanan Farmasi dan Alat
Kesehatan.
3) Wakil Direktur Umum, membawahi:
a) Bagian Tata Usaha, terdiri dari:
- Sub Bagian Umum dan Pembekalan;
- Sub Bagian Kepegawaian;
- Sub Bagian Pengembangan SDM.
b) Bagian Keuangan, terdiri dari:
- Sub Bagian Akuntansi;
- Sub Bagian Perbendaharaan dan
Verifikasi.
c) Bagian Perencanaan Program, terdiri
dari :
- Sub Bagian Penyusunan dan Evaluasi
Program;
- Sub Bagian Hukum, Data dan Humas.
54

4) Komite Keperawatan
5) Komite Medik
6) Satuan Pengawas Internal
7) Instalasi
8) Kelompok Jabatan Fungsional

d. Daftar Nama Staf Medik Fungsional


Tabel 4.1
Daftar Nama Staf Medik Fungsional RSUD Ratu
Zalecha Martapura Tahun 2016

No Nama Jabatan
1 dr.Syihab Fayumi,Sp.A Spesialis Anak
2 dr.Dyah Roselina,Sp.A Spesialis Anak
3 dr.Dinamika Chandra Sp. Kebidanan
Bimantara,Sp.OG dan Kandungan
4 dr.Dyah Mellydia Sp. Kebidanan
Prematasari Sp.OG dan Kandungan
5 dr.Nurdianasari Dewi, Sp. Kebidanan
Sp.OG dan Kandungan
6 dr.Sulistyo Rinny,Sp.M Spesialis Mata
7 dr.Retno Spesialis Mata
Koeswardani,Sp.M
8 dr.Diana Hariyanti Spesialis Mata
K,Sp.M
9 dr.Gabril Taufik Spesialis Paru
Basri,Sp.Pd
10 dr.Riswan Spesialis Paru
Arisandi,M.Sc,Sp.PD
11 dr.H.Nanang Miftah Spesialis Paru
Fajari,Sp.PD
12 dr.Rully Spesialis Paru
Noviyan,M.Sc.,Sp.PD
13 dr.Ranata Spesialis
Agrianto,Sp.An Anastesi
14 dr. Adam Kurnia Spesialis
Wandana, Sp.An Anastesi
55

15 dr.H.M.Yamsun,Sp.B Spesialis Bedah


16 dr.Mubarok Latief, Spesialis Bedah
Sp.B
17 dr.I Made Dwi Spesialis Syaraf
Jayantara,Sp.S
18 dr.Yurniah Spesialis
Tanzil,Sp.PK,M.Kes Patologi Klinik
19 dr.Suryanto Spesialis
Lauw,Sp.Rad Radiologi
20 dr.Hj.Nurjannah,Sp.P Spesialis Paru
dan Pernafasan
21 dr.Muhammad Spesialis
Iqbal.Sp.OT Orthopedi
22 drg.Herawati Sapto Spesialis
Endah M,Sp.Perio Periodonti
23 dr. Taufik Rahmadi, M. Spesialis Gizi
Gizi, SpGK
24 dr.Gusti Sp. Jantung dan
Rifansyah,Sp.JP Pembuluh Darah
27 drg.H.Toto Medyanto, Dokter gigi
M.Kes
28 drg.Alexander Sitepu Dokter Gigi
29 drg.Sri Rafidah Dokter Gigi
30 dr.Hugo Taruk Nani Dokter Umum
31 dr.Syihab Khofaji Dokter Umum
32 dr.Sumirati Dokter Umum
33 dr.Setyo Pambudi Dokter Umum
34 dr.Hj.Nourmawati Dokter Umum
35 dr.Eka Listyrini Dokter Umum
36 dr.John Ronald Dokter Umum
Elfianus Rotinsulu
38 dr.Bebby Ardiansyah Dokter Umum
Asy-Syafarie
39 dr.Eko Prastyono Dokter Umum
40 dr.Warih Anggoro Dokter Umum
Mustaqim
41 dr.Laily Noviyani Dokter Umum
42 dr.Mami Losa Rama Dokter Umum
Susilawati
43 dr.Nurul Faizah Dokter Umum
56

44 dr.Ike Lestari Dokter Umum


45 dr.Vickha Dian Hapsari Dokter Umum
46 dr.Gusti Nurul Dokter Umum
Roosmaniar
Sumber : RSUD Ratu Zalecha Martapura 2016

e. Ketenagaan
1) Medis
a) Dokter Spesialis
- Purna Waktu : 23 Orang
- Paruh Waktu : 6 Orang
b) Dokter Umum : 16 Orang
c) Dokter Gigi Spesialis : 1 Orang
d) Dokter Gigi : 3 Orang
Total : 49 Orang
2) Paramedis dan Keperawatan
a) Perawat :221 Orang
b) Bidan :61 Orang
c) Apoteker : 7 Orang
d) Asisten Apoteker :33 Orang
e) Sanitarian : 9 Orang
f) Tenaga Gizi
g) : 40 Orang
h) Terapi Fisik : 3 Orang
i) Teknis Medis : 5 Orang
j) SDM Non Perawat : 272 Orang
Total : 651 Orang
3) Status Kepegawaian
a) PNS : 479 Orang
b) Kontrak : 221 Orang
Total : 700 Orang
57

f. Jenis Pelayanan Spesialis Dan Sub Spesialis


1) Spesialis Anak
2) Spesialis Paru
3) Spesialis Kandungan/ Kebidanan
4) Spesialis Bedah
5) Spesialis Mata
6) Spesialis Patologi Klinik
7) Spesialis Anastesi
8) Spesialis Radiologi
9) Spesialis Orthopedi
10) Spesialis Paru dan Pernafasan
11) Spesialis Syaraf
12) Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
13) Spesialis Gizi Klinik
14) Spesialis periodonti
15) Spesialis THT
16) Spesialis Rehabilitasi Medik

g. Jenis Pelayanan Penunjang Medik Dan Penunjang


Non Medik
1) Penunjang Medik, meliputi :
a) Instalasi Farmasi
b) Laboratorium (Patologi Klinik dan
Anatomi)
c) Instalasi Radiologi
d) Instalasi Gizi
e) Instalasi Rehabilitasi Medik
f) Instalasi Haemodialisa
g) Instalasi Bedah Sentral
2) Penunjang Non Medik, meliputi :
a) Instalasi Rekam Medik
58

b) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah


Sakit
c) Instalasi Pemulasaran Jenazah

h. Kapasitas Tempat Tidur


1) VVIP :2 TT
2) VIP :28 TT
3) Kelas I :41 TT
4) Kelas II :63 TT
5) Kelas III :74 TT
6) ICU : 4 TT
7) ICCU : 1 TT
8) Observasi di Ruang Anak : 2 TT
9) Perinatologi : NICU I : 4 TT
: NICU II : 11 TT
Total Jumlah Tempat Tidur : 230 TT

i. Fasilitas Pelayanan
1) Instalasi Gawat Darurat
2) Instalasi Rawat Jalan, terdiri dari:
- Poli Anak - Poli Gizi
- Poli Bedah - Poli KIA
- Poli Tumbuh - Poli PKBRS
Kembang
- Poli Paru - Poli Orthopedi
- Poli Kebidanan & - Poli Paru
Kandungan
- Poli Mata - Poli Syaraf
- Poli Gigi - Pelayanan
Hemodialisa
- Poli Umum - Poli Jantung
59

- Poli Psikologi - Poli THT

3) Instalasi Rawat Inap, terdiri dari:


a) Ruang VIP Intan
b) Ruang Perawatan Anak
c) Ruang Perawatan Bedah
d) Ruang Perawatan Paru
e) Ruang Perawatan Nifas
f) Ruang Perawatan Jantung
g) Ruang Al - Hakim
h) Ruang Kelas III Zaal
i) Ruang Perawatan Perinatologi
j) Ruang Perawatan Paru dan Syaraf
4) Instalasi Perawatan Intensif
5) Instalasi Bedah Sentral
6) Instalasi Radiologi
7) Instalasi Patologi Klinik
8) Instalasi Patologi Anatomi
9) Instalasi Rehabilitasi Medik
10) Instalasi Gizi
11) Instalasi Farmasi
12) Sanitasi
13) Rekam Medik
14) IPSRS

2.Gambaran Umum Ruang Paru Ratu Zalecha Martapura


60

Ruang Paru RSUD Ratu Zalecha Martapura merupakan


salah satu unit pelayanan rawat inap RSUD ratu
Zalecha Martapura dan dipimpin seorang kepala
ruangan. Ruang ParuRSUD Ratu Zalecha Martapura
mempunyai kapasitas tempat tidur sebanyak 33
tempat tidur terdiri dari ruang kelas I
sebanayak 5 kamar masing masing 1 tempat tidur,
ruang kelas IIA sebanayak 6 kamar masing masing
2 tempat tidur, ruang kelas IIB sebanayak 2
kamar masing masing 3 tempat tidur dan ruang
kelas III sebanyak 2 kamar masing masing 5
tempat tidur.
Tabel 4.2
Data Tenaga Kesehatan di Ruang IGD RSUD
Ratu ZalechaMartapura Tahun 2016
NO TENAGA KESEHATAN JUMLAH
1. Dokter 3 orang
3. Perawat 28 orang
4. Tenaga Administrasi 2 orang
Sumber : profil kesehatan RSUD Ratu Zalecha
Martapura 2016

1. Gambaran Khusus Karekteristik Responden


a. Analisa Univariat
61

Dari data yang diperoleh, sesuai dengan


tujuan penelitian berdasarkan alat ukur yang
dipakai dapat dilaporkan hasil responden yang
diberikan posisi semi fowlerdan nafas dalam
dan nafas dalam sebanyak 15(100%) responden.
1) Posisi semi fowlerdan nafas dalam Pada
penderita tuberkulosis sebelum dilakukan
rileksasi genggam jari di Ruang Paru RSUD
Ratu Zalecha Martapura Tahun 2018.
Tabel 4.3
Sesak nafas sebelum diberikan posisi semi
fowlerdan nafas dalam dan nafas dalam Pada
penderita tuberkulosis , N=15 di Ruang
RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2018
No Mean Median Max Standar
Min
Deviasi
1 33,93 33,00 40 28 3,91
Sumber : Data Primer yang telah diolah
(201)
Berdasarkan data tebel 4.3 tingkat sesak
nafas sebelum diberikan relakasasi genggam
jari pada 15 responden didapatkan
frekuensi nafas rata rata berada pada pada
34 permenit atau berada pada kategori
sesak nafas.
62

2) Sesak nafas Pada penderita tuberkulosis


sesudah dilakukan rileksasi genggam jari
di Ruang Paru RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tahun 2018.
Tabel 4.3
Sesak nafas sesudah diberikan posisi semi
fowlerdan nafas dalam dan nafas dalam Pada
penderita tuberkulosis , N=15 di Ruang
RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2018
No Mean Median Max Standar
Min
Deviasi
1 27,87 28,00 35 20 4.26
Sumber : Data Primer yang telah diolah
(2018)
Berdasarkan data tebel 4.3 tingkat
sesak nafas sebelum diberikan relakasasi
genggam jari pada 15 responden didapatkan
frekuensi nafas rata rata berada pada pada
28 kali permenit atau berada pada kategori
sesak.
63

b. Analisa Bivariat
Efek Pemberian Posisi semi fowlerdan nafas
dalam Terhadap Penurunan Sesak nafas pada
Penderita Tuberkulosis di Ruang Paru RSUD
Ratu Zalecha Martapura Tahun 2018.
Tabel 4.5
Efek Sebelum dan Sesudah Diberian Posisi semi
fowlerdan nafas dalam terhadap Penurunan
sesak nafas pada Penderita Tuberkulosis, N=15
di Ruang Paru
RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2018
No Mean Median Max Min
1 6,06 5 5 8
Sumber : Data Primer yang telah diolah
(2018)
Berdasarkan tabel 4.5 perbedaan
tingkat sesak nafas sebelum dan sesudah
diberikan relakasasi genggam jari pada 15
responden didapatkan rata rata penurunan
frekuensi nafas sebanyak 6 kali permenit.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan
menggunakan T test diperoleh nilai Signifikan
sebesar p = 0.000 (p<0.005), maka Ho ditolak
dan Ha diterima yang artinya ada efek
(significant) antara pemberian posisi semi
fowlerdan nafas dalam dan nafas dalam
terhadap penurunan tingkat sesak nafas pada
penderita tuberkulosisdi Ruang Paru RSUD Ratu
Zalecha Martapura Tahun 2018.
64

B. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian akan memberi penjelasan
mengenai efek pemberian posisi semi fowler dan
nafas dalam terhadap penurunan tingkat sesak nafas
pada penderita tuberkulosis di Ruang Paru RSUD Ratu
Zalecha Martapura Tahun 2018. Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut:
1. Tingkat sesak nafas pada penderita tuberkulosis
sebelum dilakukan prosedur relaksasi genggam
jari diruang Paru RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tahun 2018.
Berdasarkan distribusi frekuensi responden
sebelum diajarkan relaksasi genggam jari
terhadap penurunan tingkat sesak nafas pada
penderita tuberkulosi ssebanyak 15 orang
didapatkan hasil sesak nafas dengan rata rata
frekuensi nafas berada pada 34 kali permenit.
Tuberculosis Paru (TB paru) merupakan
suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberkulosis yang menyerang paru-
paru sehingga pada bagian dalam alveolus terdapat
bintil-bintil atau peradangan pada dinding
alveolus akan mengecil (Alsagaff dan Mukti, 2006
dalam Nugroho, 2014)

Dari distribusi tabel 4.3 dapat dilihat


bahwa sesak nafas berada pada frekuensi nafas
antara 40 sampai dengan 28 kali permenit. Hal ini
sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh
Nurarif & Kusuma pada tahun 2016 pada pendeita
65

tuberkulosis ditandai dengan demam 40-410C


disertai batuk hingga batuk berdarah dengan
disertai data lainnya yaitu sesak nafas.
Sesak nafas pada penderita tuberkulosis
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberkulosis yang menyerang paru-paru sehingga
pada bagian dalam alveolus terdapat bintil-bintil
atau peradangan pada dinding alveolus akan
mengecil (Alsagaff dan Mukti, 2006 dalam
Nugroho, 2014)

2. Tingkat sesak nafas pada penderita tuberkulosis


sesudah dilakukan prosedur relaksasi genggam
jari diruang Paru RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tahun 2018.
Berdasarkan distribusi frekuensi responden
sebelum diajarkan relaksasi genggam jari
terhadap penurunan tingkat sesak nafas pada
penderita tuberkulosi ssebanyak 15 orang
didapatkan hasil sesak nafas dengan rata rata
frekuensi nafas berada pada 28 kali permenit.
Pemberian posisi semi fowler dan nafas
dalam dimana bagian kepala tempat tidur lebih
tinggi atau dinaikan 45-600, merupakan salah satu
teknik relaksasi sederhana yang mudah dilakukan
untuk mengurangi rasa sesak. Posisi semi powler
membantu oksigen dalam paru-paru semkin
meningkat sehingga memperingan kesukaran nafas.
Posisi ini akan mengurangi kerusakan membrne
alveolus akibat tertimbunyya cairan. Hal
tersebut dipengaruhi oleh gaya gravitasi
66

sehingga oksigen yang diterima menjadi optimal


dan sesak nafas akan berkurang. Nafas dalam
juga dapat mengontrol ventilasi dan efisien
serta menyingkirkan pola aktifitas otot -
otot pernafasan yang tidak berguna sehingga
inflasi alveolar menjadi maksimal.
Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Aziz & Masrifatul 2012 bahwa
tindakan pemberian posis semi powler dapat
menurunkan konsumsi O2 dan menormalkan ekspansi
paru yang maksimal serta mempertahankan
kenyamanan. Posisi semi powler juga memberikan
kenyamanan dan mambantu memperingan kerusakan
bernafas serta meredakan penyempitan jalan
nafas. dengan ditambah relaksasi nafas dalam
saat melakukan posisi semi powler maka juga
meningkatkan ventilasi alveoli dan memelihara
pertukaran gas.

3. Efek Sebelum Dan Sesudah Diberian Terapi


Rileksasi Genggam Jari terhadap Penurunan
Tingkat sesak nafas Pada Penderita Tuberkulosis
di Ruang Paru RSUDRatu Zalecha Martapura Tahun
2018.
Berdasarkan distribusi frekuensi
responden sebelum dan sesudah dilakukan posisi
semi fowlerdan nafas dalam terhadap penurunan
tingkat sesak nafas pada penderita tuberkulosis
sebanya 15 orang dengan hasil rata rata
penurunan frekuensi nafas sebanyak 6 kali
permenit. Dengan adanya penurunan sesak ini
67

membuktikan bahwa peberian posisi semi fowler


dan nafas dalam dapat mengurangi rasa sesak yang
dirasakan oleh pasien. Hai ini sesuai dengan
pendapat angela dalam gaster 2011 yang
mengemukakan bahawa dengan posisi setengah duduk
atau semi powler akan memberikan kenyamanan dan
membantu memperingan kesulitan bernafas.
Uji statistik dengan menggunakan T test
diperoleh nilai Signifikan sebesar p = 0.000
(p<0.005), maka Ho ditolak dan Ha diterima yang
artinya ada efek (significant) antara pemberian
posisi semi fowlerdan nafas dalam dan nafas
dalam terhadap penurunan tingkat sesak nafas
pada penderita tuberkulosisdi Ruang Paru RSUD
Ratu Zalecha Martapura Tahun 2018.
Penurunan sesak ini dapat terjadi ketika
seorang diberikan posisi semi powler dan nafas
dalam untuk memberikan posisi yang nyaman bagi
pasien sesak pada tuberkulosis, menurut Angela
dalam Anastasia Indah Febraska 2014 saat terjadi
sesak nafas biasanya pasien tidak dapat tidur
dama posisi berbaring, dengan pemberian posisi
semi powler akan membantu pengembangan paru dan
mengurangi tekanan dari abdomen ke diagfragma
sehingga sesak akan berkurang.

C.KETERBATASAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini di temukan beberapa
keterbatasan/kelemahan, antara lain yaitu :
68

a. Responden dalam penelitian ini yang memenuhi


kriteria inklusi, pengembangan kriteria inklusi
di tempat penelitian perlu proses pemilahan
yang maksimal dari peneliti.
b. Penelitian ini menggunakan alat ukur observasi,
yang sepenuhnya dinilai oleh peneliti hal ini
bisa menimbulkan kesan subjektifitas, namun di
dalam penelitian ini peneliti telah
melaksanakan penelitian dengan objektif.

You might also like