You are on page 1of 9

J. Tek. Ling Vol.11 No.3 Hal.

353 - 361 Jakarta, September 2010 ISSN 1441-318X

INVENTARISASI JENIS-JENIS TUMBUHAN DAN KESESUAIAN


LAHAN UNTUK KONSERVASI DAERAH TANGKAPAN
SUMBER MATA AIR ’WETIHU’ DESA BAUDAOK
KECAMATAN TASIFETO TIMUR – BELU

Wahyu Widiyono

Peneliti Madya-IVC, Puslit Biologi LIPI


JL. It. H. Juanda 18 Bogor
wahyu_widiyono@yahoo.com

Abstract

Water deficit is the main constraint to develop agriculture in the border area, Belu
District, East Nusa Tenggara Province. However, some wells in this area need to be
conserved by planting of selected species at the watershed area in order the water
available continually during a year. To understand the native and crop species that
suitable to plant conservation the survey at the watershed of ‘Wetihu’, Baudaok-Belu
was conducted in 2008. Aim of survey was to inventory the species and to understand
land suitability based on its soil fertility and microclimate condition. Watershed landscape
of ‘Wetihu’ in Baudaok Village, Belu District are characterized by rolling to hilly altitude,
coral reef and limestone of soil material and the low soil fertility. Micro-climate in this
area resulted the marginal land watershed and due to this problem the crop almost
can not be planted by the local people. The observation by the distance of 1.5 km from
‘Baudaok’ well to the southern was found 39 wild and crop species. Some species which
are able to adapt to the drought ecosystem and has potential to plant as economic crops
are recommended to be selected, i.e.: the main food (Zea mays, Cajanus cajan), fruits
(Musa paradisiaca, Mangifera indica), cattle feeding (Leucaene leucocephala, Sesbania
grandiflora), handmade material (Bambusa sp.), fire wood, wind break trees and cover
crops (Zizyphus mauritiana, Alstonia scholaris, Erythrina orientalis, Gmelina arborea,
Schleichera oleosa), perfume oil producer (Santalum album).

Key Words: native species, crops, watershed, conservation, Belu, East Nusa
Tenggara Province

1. PENDAHULUAN

Di laporkan oleh Badan Pemberdayaan Berdasarkan penelitian geolistrik, diketahui


masyarakat Desa (BPMD) di Kabupaten Belu wilayah yang diduga sebagai lintasan air
terdapat 276 sumber mata air, salah satu bawah tanah sebagai pemasok sumber air
diantaranya ialah sumber mata air Wetihu, Wetihu, yakni sejauh lebih kurang 1,5 km dari
Desa Baudaok, Kecamatan Tasifeto Timur. posisi sumber air ke arah selatan.
Dari penelitian1) sumber mata air Wetihu Daerah tangkapan yang diduga sebagai
memiliki debit air 100 liter/detik yang amat lintasan air bawah tanah sebagai pemasok
berpotensi untuk konsumsi rumah tangga sumber mata air Wetihu tersebut perlu
maupun sumber energi listrik mikrohidro. dikonservasi menggunakan berbagai jenis

Inventarisasi Jenis-Jenis Tumbuhan,... J.Tek. Ling. 11 (3): 353-361 353


tanaman agar ketersediaan air terpelihara tumbuhan dan tanaman tersebut telah
sepanjang tahun. Hal ini karena, tumbuhan terbukti memiliki daya adaptasi yang baik.
telah lama dikenal memiliki peranan Menurut4) berdasarkan survey ekologi pada
terhadap konservasi sumber air dan tanah, berbagai jenis tanaman di Pulau Timor dan
melalui bagian-bagian tumbuhan seperti: Sumba, dianjurkan menggunakan berbagai
tajuk tumbuhan berperanan menahan laju jenis tanaman tersebut untuk penghijauan
butiran hujan agar tidak jatuh langsung ke sesuai dengan habitat aslinya.
permukaan tanah; batang pohon menahan Sebagai dasar kegiatan konservasi
aliran air hujan melalui aliran batang; dan daerah tangkapan berdasarkan kesesuaian
perakaran tumbuhan meningkatkan infiltrasi lahan, telah dilakukan inventarisasi jenis-
tanah sehingga meningkatkan daya simpan jenis tumbuhan dan pengambilan sampel
air di dalam tanah. Tanah yang bervegetasi tanah pada beberapa titik sepanjang
akan mempertahankan kestabilan debit air lintasan tersebut. Dari pengamatan
sepanjang tahun, sebaliknya pada tanah tersebut diharapkan dapat diketahui jenis-
yang gersang akan terjadi perbedaan debit jenis tumbuhan yang saat ini tumbuh dan
yang besar antara musim hujan dan musim jenis-jenis tumbuhan lain yang sebaiknya
kemarau. Keberadaan hutan memberikan dikembangkan.
pengaruh positif dan negatif terhadap tata Tujuan penelitian ialah (1) inventarisasi
air dan tanah. Dinyatakan oleh2) bahwa (1) dan identifikasi jenis-jenis tumbuhan dan
hutan berpengaruh positif, karena akan tanaman budidaya di daerah tangkapan
meningkatkan hasil air DAS, dan sebaliknya sumber air, dan (2) mengetahui tingkat
penebangan hutan akan menurunkan hasil kesesuaian lahan jenis-jenis tanaman
air DAS; (2) hutan berpengaruh negatif, tersebut untuk konservasi daerah tangkapan
yakni mengkonsumsi air dalam jumlah besar air sesuai dengan kondisi tanah dan iklim
sehingga adanya hutan akan menurunkan setempat.
hasil air.
Mengingat terjadi ketidakseimbangan 2. BAHAN DAN METODA
antara luas lahan subur dan jenis tanaman
yang akan diusahakan maka perlu dilakukan Telah dilakukan inventarisasi dan
evaluasi lahan (land evaluation) sebelum identifikasi jenis-jenis tumbuhan, dan
melakukan kegiatan konservasi secara pengambilan sampel tanah pada 4 titik yang
vegetatif melalui berbagai jenis tanaman. diduga sebagai lintasan daerah tangkapan
Evaluasi lahan diperlukan untuk mencapai air Wetehu, Desa Baudaok, Kecamatan
kesesuaian lahan (land suitability) pada Tasifeto Timur, Kabupaten Belu (Tabel 1).
kegiatan konservasi vegetatif. Menurut3) Wilayah pemukiman Desa Baudaok berada
kesesuaian lahan ialah kecocokan lahan pada ketinggian 584 m di atas permukaan
untuk tanaman pertanian baik tanaman laut.
semusim maupun tanaman tahunan. Pada tiap-tiap titik pengamatan, dibuat
Kesesuaian lahan ditentukan berdasarkan (1) 2 (dua) plot ke arah Timur dan Barat, masing-
persyaratabnn tumbuh tanaman (ekologis); masing seluas 20 x 50 m 2. Jenis-jenis
(2) tingkat kesuburan tanah dan (3) tingkat tumbuhan diamati secara langsung, dan
bahaya erosi (konservasi tanah dan air). untuk jenis-jenis yang belum dikenali diambil
Untuk penghijauan daerah tangkapan sampel herbariumnya untuk diidentifikasi di
air diperlukan jenis-jenis tanaman yang laboratorium.
sesuai dengan kondisi tanah dan iklim Selain jenis-jenis tumbuhan di dalam
setempat. Tumbuhan dan tanaman budi plot, pengamatan juga dilakukan terhadap
daya di suatu tempat perlu mendapat jenis-jenis tumbuhan yang berada di sekitar
prioritas pengembangannya, mengingat titik pengamatan. Pada masing-masing

354 Widiyono. W, 2010


Tabel 1. Titik koordinat lokasi pengambilan di Desa Baudaok berdasarkan hasil survey,
sampel tanah dan inventarisasi
disampaikan pada Lampiran 1.
tumbuhan
Pada Titik pengamatan 1, yang berlokasi
Plot Lintang Selatan Bujur Timur di dekat pekarangan rumah penduduk
1 09.03.37.3 125.03.40.1 terdapat jenis-jenis tanaman budidaya yaitu
2 10.03.37.3 125.03.85.9 akasia, cendana, lamtoro, johar, asam,
3 11.03.37.3 125.03.99.7 turi, kusambi dan, jambu biji, dan kelapa;
4 12.03.37.3 125.03.72.0 dan tumbuhan liar yaitu pole, beringin,
kukbai, kom, lantana camara, bunga kuning.
petak diambil sampel tanahnya, kemudian Selain itu di luar plot pengamatan dijumpai
dicampur untuk mewakili satu lokasi titik mengkudu, litsusu, jambu mente, mangga,
pengamatan. sirsak, dadap, nangka, pepaya, pisang,
Untuk menduga tingkat kesesuaian kelapa. Pada lahan tanah merah, berada
lahan terhadap suatu jenis maka jenis-jenis di daerah cekungan yang diduga persis
tanaman yang telah teridentifikasi dipadukan sebagai daerah tangkapan air terlihat bekas
(cross check) dengan persyaratan tumbuh tanaman budidaya semusim (jagung dan
ideal tanaman tersebut berdasarkan: (1) palawija). Antara titik pengamatan 1 dan
data analisis tanah, (2) data iklim, dan (3) titik 2, berjarak lebih kurang 250 m dari titik
tinggi tempat dari permukaan laut3). Evaluasi 1 merupakan puncak bukit berbatu kapur,
lahan yang dilakukan dalam penelitian ini ditumbuhi oleh pohon mangga liar.
ialah evaluasi lahan pada tingkat tinjau Pada Titik pengamatan 2, yang
(umum) dengan prosedur mencocokkan lokasinya berdekatan dengan pekarangan
kualitas/karakteristik lahan dengan kriteria penduduk, terdapat jenis tumbuhan lebih
kelas kesesuaian lahan untuk tanaman yang sedikit dari pada lokasi Titik 1, yaitu pohon
akan dikembangkan. Prosedur evaluasi jati yang ditanam sebagai batas lahan pada
yang lain ialah semi detail dan detil dengan tanah berbatu kapur. Tanaman budidaya
meningkatkan parameter pengukuran secara lain ialah mangga, kelapa dan cendana; dan
kuantitatif dan kualitatif. tumbuhan liar ialah nikis, kom, dadap, pole,
kusambi dan kedodondong hutan, cycas.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada lahan bertanah merah terlihat sisa
tanaman budidaya yaitu jagung, lamtoro,
3.1. L a n s k a p d a n v e g e t a s i d a e r a an cajanus cajan. Di luar petak pengamatan
tangkapan sumber air Wetihu-Belu terlihat tumbuhan mangga, kemiri, annona,
kapok dan sirih. Pada lokasi tersebut tumbuh
Landskap daerah tangkapan sumber pohon mangga besar yang memiliki lingkar
air Wetihu, dicirikan oleh areal berbukit-bulit batang mencapai 410 cm.
batu karang bertanah kapur warna putih Pada Titik pengamatan 3, yang berlokasi
yang diselang-seling dengan tanah berwarna jauh dari perkampungan penduduk terdapat
merah. Luasan lahan berbatu kapur tampak jenis-jenis tumbuhan pole, bunga kuning
lebih dominan dibandingkan luasan tanah (sufmolok), belukar tumbuhan berbunga putih
merah. Tanah berbatu kapur juga kurang (sufmuti), mangga, bambu andong, bambu
subur dibandingkan tanah merah. Mengingat hiris, jati, gmelina, pakis, jarak rambutan,
kondisi lahan tersebut jenis-jenis tumbuhan di cendana, mindi. Tanah merah berbatu karang
areal tanah berbatu kapur adalah tumbuhan lapisan tanah atas (solum) dangkal.
tahunan, sedangkan pada tanah merah Pada Titik pengamatan 4, yang berlokasi
merupakan tanaman budi daya semusim jauh dari perkampungan terdapat tumbuhan
(jagung dan palawija) yang ditanam pada belukar bunga putih, seperti johar, bunga
musim hujan. Jenis dan manfaat tanaman kuning, cendana, pole, kemiri.

Inventarisasi Jenis-Jenis Tumbuhan,... J.Tek. Ling. 11 (3): 353-361 355


Pada Titik pengamatan 1,2,3,4 yang yang tinggi, dan kandungan pasir hanya
diduga merupakan ’lintasan jalur air’ berada 0-1%. Sifat tanah tersebut bersifat kedap
pada lokasi di luar perkampungan penduduk air, memiliki infiltrasi rendah dan sebaliknya
dan berada pada dataran lebih tinggi dari laju aliran permukaan tinggi. Sebagai
pada titik sumber air. Areal tersebut umumnya tanah berbatu karang dan kapur memiliki
lebih gersang dibandingkan dengan areal kedalaman efektif rendah, kurang dari 25
perkampungan penduduk. Areal perkampungan cm. Derajat kemasaman tanah tergolong
penduduk yang berdekatan dengan sumber air netral dengan pH 7,1 hingga 7,6. Kapasitas
ditanami berbagai jenis tanaman budi daya tukar kation (KTK) tinggi didominasi oleh
yaitu sirih, pinang, pisang. kandungan kalsium (Ca) dengan kandungan
Jenis-jenis tanaman yang terdapat di Magnesium (Mg), Kalium (K) dan Natrium
daerah tangkapan air Wetihu merupakan (Na) rendah. Nisbah C/N rendah disebabkan
jenis-jenis tumbuhan yang umum di daratan oleh kandungan karbon (C) sedang hingga
Pulau Timor seperti di daerah tangkapan tinggi dan kandungan nitrogen (N) sedang.
air ‘embung’ Oemasi, Oelomin dan Oeltua- Tekstur tanah lempung berdebu
Kupang5), di ‘embung’ Bu’at TTS, ‘embung’ dikatagorikan sebagai bertekstur sedang8).
Sasi-TTU6), ‘embung’ Leosama-Belu7) dan Tekstur tanah berkaitan dengan plastisitas,
‘embung’ Sirani-Haliwen-Belu. permeabilitas, kekerasan, kesuburan dan
prduktivitas tanah9). Tekstur tanah sedang
3. 2. Tingkat kesuburan tanah memiliki tingkat kesesuaian lahan S (sesuai)
untuk budidaya jagung, mangga, pisang,
Dari analisis tanah pada 4 titik kelapa, jati, mahoni, lamtoro dan akasia3).
pengambilan sampel di Desa Baudaok dengan Nisbah C/N rendah berarti proses
kriteria8) terlihat tanah memiliki tekstur lempung dekomposisi bahan organik berlangsung
berdebu (silt loam) dan lempung (silt), dengan baik atau telah terjadi pelepasan nitrogen
kedalaman efektif dangkal (kurang dari 25 cm), ke dalam tanah. Nitrogen merupakan salah
pH netral (7,1-7,6), kapasitas tukar kation tinggi satu unsur makro yang diperlukan utnuk
(35,66-40,73), kejenuhan basa sangat tinggi pertumbuhan tanaman.
(mencapai 100%), dengan nisbah antara C/N Derajad kemasaman (pH) yang tinggi
rendah (Tabel 2). atau pH netral pada tanah karang berbatu
kapur ini memiliki tingkat kesesuaian lahan
Tabel 2. Sifat fisik dan kimiawi tanah berbeda untuk berbagai jenis tanaman.
daerah tangkapan air
Masing-masing tanaman menghendaki
Kedalaman kesesuaian derajad keasaman tanah, yakni
Plot Tekstur pH KTK KB
efektif
jagung (5,5-7,5), pisang (4,5-7,5), jati,
lempung sangat
1 dangkal netral tinggi mahoni (5-7,5) dan lamtoro (6-8,5).
berdebu tinggi
lempung sangat
Kapasitas Tukar Kation (KTK) tinggi
2
berdebu
dangkal netral tinggi
tinggi artinya tanah di daerah ini memerlukan
lempung sangat pemupukan dalam jumlah yang tinggi agar
3 dangkal netral tinggi dapat tersedia bagi tanaman. Bila diberikan
berdebu tinggi
sangat dalam jumlah sedikit maka akan kurang
4 debu dangkal netral tinggi
tinggi tersedia bagi tanaman, karena lebih banyak
Keterangan: KTK = kapasitas tukar kation. yang terjerab. Berbagai jenis tanaman
KB = kejenuhan basa. umumnya menghendaki KTK rendah-sedang,
misalnya untuk tanaman jagung, mangga,
Jenis tanah di wilayah Desa Baudaok pisang dan kelapa. Tetapi untuk tanaman jati,
adalah tanah lempung berdebu dan debu lamtoro, mahoni dan akasia tidak memerlukan
yang memiliki kandungan debu dan liat persyaratan KTK yang rumit.

356 Widiyono. W, 2010


Kejenuhan Basa (KB) sangat tinggi
artinya hampir seluruh bagian dari kapasitas
tukar kation (KTK) ditempati oleh kation
basa (Ca, Mg, K dan Na). Kejenuhan basa
dipengaruhi oleh iklim (curah hujan) dan
pH tanah. Pada wilayah beriklim kering KB
cenderung besar, demikian pula pada tanah
ber pH tinggi, nilai KB lebih besar.
Tingkat kesuburan tanah yang tercermin
dari sifat fisik dan kimiawi tanah tersebut
akan menentukan kesesuaian lahan baik
tumbuhan alami maupun jenis tanaman
budidaya.

3.3. Kondisi iklim

Sifat fisik dan kimiawi tanah tersebut


dibentuk oleh faktor iklim di daerah setempat Gambar 1. Pola hujan di Kabupaten Belu
yang memiliki rata-rata curah hujan 2000- berdasarkan data Dinas
2500 mm/tahun. Curah hujan ini relatif tinggi Pertanian Kabupaten Belu,
tahun 1993 - 2004
bila dibandingkan dengan rata-rata curah
hujan di NTT pada umumnya hanya 1000 4. Tingkat kesesuaian lahan untuk
mm/tahun, bahkan pada beberapa wilayah tanaman konservasi daerah
seperti di Pulau Alor memiliki curah hujan tangkapan air
yang sangat rendah hingga mencapai kurang
dari 1000 mm/tahun. Curah hujan yang tinggi Berdasarkan hasil survey dan
di wilayah Desa Baudaok tersebut tidak dipadukan dengan persyaratan tumbuh
secara langsung memberikan kontribusi ideal berbagai jenis tanaman3), terdapat
pada peningkatan kesuburan tanah, karena beberapa jenis tanaman yang berpotensi
bahan induk tanah berupa batu karang dan untuk di budidayakan sebagai tanaman
marl (batu gamping). Diduga kontribusi pangan maupun tanaman penghijauan
lebih besar pada tersedianya cadangan daerah tangkapan sumber air di Desa
air tanah, berupa sumber-sumber mata air, Baudaok-Belu, yaitu:
akibat infiltrasi ke lapisan kedap air di bawah
permukaan tanah (water table). 1) Tanaman pangan (jagung, gude)
Kondisi iklim mikro di sekitar sumber
mata air Baudaok, Kecamatan Tasifeto Timur Jagung (Zea mays) sebagai tanaman
seperti kondisi iklim di Kabupaten Belu pada pangan dan gude (Cajanus cajan) sebagai
umumnya (Gbr. 1). Digunakan kriteria bulan tanaman kacang-kacangan ditanam
basah memiliki curah hujan (lebih besar dari oleh masyarakat di Desa Baudaok-Belu,
100 mm) dan bulan kering memiliki curah Nusa Tenggara Timur pada tanah-tanah
hujan (kurang dari 100 mm) di Kabupaten jenis mediteranea yang berwarna merah.
Belu terdapat bulan kering sepanjang 7 bulan Meskipun menempati luasan lahan yang
(Juni-Desember) dan bulan basah selama 5 relatif sempit, jenis tanah ini lebih subur
bulan (Januari-Mei). dibandingkan dengan tanah kapur dan
berbatu karang. Jagung dan gude sesuai
ditanam pada lahan ini, karena keduanya
merupakan jenis tanaman tahan kering.

Inventarisasi Jenis-Jenis Tumbuhan,... J.Tek. Ling. 11 (3): 353-361 357


2) Buah-buahan (pisang, mangga) marginal, yaitu lahan berkapur dan berbatu
karang. Tampaknya bambu hanya ditanam
Pada umumnya pisang (Musa untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga,
paradisiaca) sesuai bila ditanam di dekat lokasi baik untuk bahan anyaman maupun bahan
sumber air. Oleh karena itu di Desa Baudaok, bangunan. Pada lahan-lahan yang tidak
pisang tumbuh subur di dekat sumber mata air memungkinkan untuk ditanami tanaman
Wetihu dan sebaliknya tumbuh ’merana’ pada pangan, tampaknya bambu cukup bagus
lahan marginal. Untuk pengembangan, perlu dikembangkan. Selain sebagai tanaman
dipilih jenis-jenis pisang yang tahan kering. ekonomis, secara ekologis perakaran bambu
Berbeda dengan pisang, tampaknya juga berperanan cukup baik untuk penahan
mangga (Mangifera indica) lebih sesuai longsoran tanah dan erosi.
ditanam di daerah tangkapan air Wetihu.
Hal ini terbukti terdapat pohon mangga 5) Kayu bakar dan pohon pelindung
lokal yang memiliki lingkar batang hingga (kom, pole, dadap, kapok, gmelina)
mencapai 410 cm. Untuk pengembangan
perlu dipilih varietas mangga unggul yang Beberapa jenis tanaman seperti
diperoleh secara cangkokan atau okulasi. kom (Zizypus mauritiana), pole (Alstonia
scholaris), dadap (Erythrina orientalis),
3) Pakan ternak (lamtoro, turi) kapok (Ceiba pentandra) dan gmelina
(Gmelina arborea) dapat disebut sebagai
Lamtoro (Leucaena leucocephala) tanaman serbaguna. Selain sebagai
dan turi (Sesbania grandiflora) sesuai penghasil kayu bakar dan pohon pelindung
untuk dikembangkan sebagai pakan ternak, tanaman ini juga sebagai penghasil pakan
meskipun keduanya mempunyai sifat ternak. Sebagai contoh tanaman kom
pertumbuhan yang berbeda. Turi lebih cepat yang tumbuh dan berkembang dengan
pertumbuhannya dibandingkan dengan cepat pada lahan marginal ini, pada usia
lamtoro. Oleh karena pertumbuhannya yang muda daunnya digemari ternak. Seiring
cepat maka tanaman turi perlu diregenarasi dengan bertambahnya umur tanaman,
pada umur 8-10 tahun; dan sebaliknya ternak kurang suka karena tanaman ini
lamtoro dapat bertahan tumbuh hingga berduri tajam. Tanaman gmelina yang
puluhan tahun. Lamtoro sebagai pakan banyak digunakan sebagai tanaman
ternak telah lama dikembangkan di daratan penghijauan, daunnya juga disukai ternak
Pulau Timor, seperti dianjurkan oleh Raja- dan batangnya yang sudah besar dapat
Raja kepada masyarakat pada zaman digunakan sebagai bahan bangunan
dahulu di wilayah Amarasi, Kupang10). dengan kayu berkualitas bagus.
Kendala pengembangan lamtoro dan
turi pada usia muda ialah berhadapan 6) Bahan arang (kusambi)
dengan ternak, kekeringan dan semak
belukar. Apabila tanaman lamtoro dan turi Masyarakat di Pulau Timor mengenal
telah mampu melewati usia 1-2 tahun, kusambi (Schleichera oleosa) batangnya
umumnya tanaman akan bertahan hidup sebagai bahan pembuatan arang yang
sebagai penghasil pakan ternak. berkualitas bagus. Pemanfaatan kusambi
untuk bahan pembuataan arang bertahan
4) Bahan anyaman dan bangunan hingga kini, antara lain untuk penghangat
(bambu) badan saat musim dingin dan untuk perapian
bagi Ibu-Ibu di desa-desa yang baru
Di Desa Baudaok, bambu (Bambusa melahirkan.
sp.) tumbuh dengan baik pada lahan-lahan

358 Widiyono. W, 2010


7) Penghasil minyak pewangi 4. KESIMPULAN DAN SARAN
(cendana)
1. Untuk konservasi daerah tangkapan
Di lahan-lahan marginal, di daerah sumber air Wetihu perlu diprioritaskan
tangkapan air Wetihu, Desa Baudaok-Belu jenis-jenis tanaman bernilai ekonomi
dijumpai anakan-anakan cendana (Santalum yang dipilih dari 39 jenis tanaman
album). Tanaman-tanaman cendana hasil survey, yakni: tanaman pangan
tersebut mungkin pernah dibudidayakan, (jagung, gude), buah-buahan (pisang,
tapi pemeliharaannya terlihat kurang intensif. mangga), pakan ternak (lamtoro, turi),
Cendana sebagai tanaman penghasil minyak bahan anyaman (bambu), kayu bakar,
parfum dari daratan Pulau Timor, telah pohon pelindung (kom, pole, dadap,
dikembangkan sejak sebelum kemerdekaan. kapok, gmelina), kusambi (arang),
Pasang surut pengembangan cendana telah cendana (minyak pengharum). Jenis-
berlangsung sejak paska Kemerdekaan jenis tersebut terbukti telah mampu
Republik Indonesia, hingga saat ini. Kesesuaian beradaptasi dengan iklim kering dan
lahan dan iklim untuk pengembangan cendana tanah marginal. Untuk pegembangan
di daerah tangkapan air Wetihu, Baudaok- lebih lanjut diperlukan pemilihan
Belu, NTT sudah tidak perlu diragukan lagi. varietas unggul dari jenis-jenis tanaman
Permasalahan pengembangan cendana terpilih tersebut.
ialah diperlukan partisipasi dan tanggung 2. Tanaman pangan (jagung dan gude)
jawab dari berbagai pihak, karena cendana dan tanaman buah (pisang) tampaknya
merupakan tanaman berumur panjang yang lebih sesuai ditanam pada tanah
dapat diperoleh hasilnya setelah berumur lebih berjenis mediteranea, bertanah
dari 30 tahun. merah yang relatif subur dan lembab.
Jenis-jenis tanaman terpilih seperti Sedangkan jenis-jenis tanaman lain lain
tersebut di atas, secara ekologis terbukti seperti mangga, bambu dan tanaman
sesuai tumbuh dengan kondisi tanah dan penghijauan lainnya masih dapat
iklim setempat yang beriklim kering dan tumbuh baik pada lahan-lahan yang
berlahan marginal. Tanaman-tanaman didominasi oleh tanah berbahan induk
tersebut belum dibudidayakan secara baik batu karang dan batu kapur.
dan bahkan sebagian tampak sebagai
tanaman liar. Berbagai jenis tanaman DAFTAR PUSTAKA
berpotensi tersebut perlu dibudidayakan
dengan memperhatikan teknis agronomi 1. Arsadi, E.M., H. Bakti, W. Widiyono, E.
seperti: (1) pemilihan bibit unggul yang Kosasih dan Sunardi. 2007. Deliniasi
sesuai dengan kondisi tanah dan iklim daerah resapan air untuk konservasi
setempat; (2) pemberian pupuk organik mata air di daerah Tasifeto Timur,
dan anorganik yang cukup; (4) pengaturan Kabupaten Belu, NTT. Lap. Akhir
jarak tanam yang tepat sehingga mencapai Tahun Program Kompetitif, Puslit
kerapatan populasi per hektar yang optimal; Geoteknologi-Biro Renkeu dan B3 TTG
(5) irigasi secara hemat air yang sesuai untuk - LIPI. 43 hal.
daerah kering; dan (6) pengendalian hama 2. Bruijnzeel, L.A. 1990. Hydrology of
dan penyakit bila diperlukan. Penghijauan di moist tropical forests and effects of
daerah tangkapan sumber mata air Wetihu, conversion: A state of knowledge review.
perlu dilakukan pada areal sepanjang 1,5 km IAHS, UNESCO, Free University,
dari sumber mata air menuju ke arah selatan Amsterdam. 224p.
untuk memperbaiki kondisi iklim mikro, 3. Puslit Tanah dan Agroklimat. 1993.
konservasi tanah dan sumberdaya air. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan.

Inventarisasi Jenis-Jenis Tumbuhan,... J.Tek. Ling. 11 (3): 353-361 359


Puslit Tanah dan Agroklimat, Badan 8. LPT. 1990. Term of Reference Tipe-B,
Litbangtan. 113 hal. Pemanfaatan Tanah dan Survey
4. Drees, E.M. 1951. Distribution, ecology Lingkungan. Lembaga Penelitian Tanah.
and silvicultural possibilities of the trees 21 hal.
and shrubs from the savanna-forest in 9. Hakim, N., Y. Nyakpa, A.M. Lubis,
Eastern Sumbawa and Timor (Lesser S.H. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha,
Sunda Islands). Communication of G.B. Hong dan H.H. Bailey. 1986.
the Forest Research Institute, Balai Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas
Penyelidikan Kehutanan, Bogor (33):1- Lampung. 488.
145. 10. Metzner, J. 1987. Kemajuan berdasarkan
5. Widiyono, W. 2002. Konservasi masa lampau. Dalam: Metzner, J & N.
‘embung’ di Nusa Tenggara Timur Daldjoeni. Ekofarming, Bertani Selaras
melalui analisis tutupan vegetasi dan Alam. Yayasan Obor Indonesia: 263-
sumber daya air. Tesis Magister Sains, 315.
Jurusan Biologi, F-MIPA, UI. Bag. I. 68
hal. dan Bag. II. 101 hal. UCAPAN TERIMA KASIH
6. Widiyono, W. 2007. Relationship
between vegetation and runoff-erosion: Penulis menyampaikan ucapan terima
consequences on ‘embung’ water kasih yang setinggi-tingginya kepada Dr. Edy
balance in West Timor East Nusa M. Arsadi atas kesempatan yang diberikan
Tenggara Province. Disertasi Bidang untuk ikut serta sebagai anggota team peneliti
Biologi Konservasi, FMIPA, UI. 176p. dalam kegiatan yang berjudul: ’Deliniasi
7. Widiyono, W. 2008. Konservasi flora, daerah resapan air untuk konservasi mata
tanah dan sumberdaya air ‘embung’- air di daerah Tasifeto Timur, Kabupaten Belu,
’embung’ di Timor Barat Provinsi Nusa NTT’. Penelitian ini merupakan Program
Tenggara Timur (Studi Kasus ‘embung’ Kompetitif, Puslit Geoteknologi - Biro
Oemasi Kupang dan ‘embung’ Leosama Perencanaan dan Keuangan dan Balai Besar
Belu). Jurnal Teknologi Lingkungan, Pengembangan TTG – LIPI, tahun 2007.
Pusat Teknologi Lingkungan, BPPT
7(3): 193-200.

360 Widiyono. W, 2010


Lampiran 1. Jenis dan manfaat tanaman di daerah tangkapan air Desa Baudaok, Kec.
Tasifeto Timur, Kabupaten. Belu, tahun 2007

No. Nama Lokal Nama Latin Manfaat


1 Akasia Acacia auriculiformis Kayu bakar, bahan bangunan
Buah, daun untuk pakan ternak, kayu bakar,
2 Asam Tamarindus indica
bangunan
3 Bambu andong Bambusa sp. Bahan bangunan, rumah tangga
4 Bambu hiris Bambusa sp. Bahan bangunan, rumah tangga
5 Beringin Ficus sp. Pelindung
6 Buah nona Annona squamosa Buah
7 Bunga putih Chromolaena odorata Tumbuhan liar
8 Cendana Santalum album Minyak, kayunya
9 Dadap Erythrina orientalis Pohon pelindung, kayu bakar
10 Gmelina Gmelina arborea Pohon pelindung, pakan ternak, kayu bakar
11 Gude Cajanus cajan Tanaman pangan
12 Jagung Zea mays Tanaman pangan
13 Jambu biji Psidium guajava Buahnya
14 Jambu mente Anacardium occidentale Buahnya
15 Jarak rambutan Ricinus communis Bijinya
16 Jati Tectona grandis Bahan kayu bangunan
17 Johar Cassia siamea Bahan kayu bangunan, kayu bakar
18 Kapok Ceiba pentandra Pohon pelindung, kayu bakar
19 Kedondong hutan Lanea grandis Pagar, kayu bakar
20 Kelapa Cocos nucifera Buahnya, dan bahan kayu bangunan
21 Kemiri Aleurites molluccana Buahnya, dan bahan kayu bangunan
22 Kom Zizypus timorensis Pohon pelindung, kayu bakar
23 Kukbai Cordia subcordata Pohon pelindung, kayu bakar
24 Kusambi Schleichera oleosa Pohon pelindung, kayu baker, arang
25 Lamtoro Leucaena leucocephala Pakan ternak, kayu bakar
26 Litsusu (laialar) Wrightia calysina Pohon pelindung, tanaman obat
27 Mangga Mangifera indica Buahnya
28 Mindi Azadirachta sp. Pohon pelindung, kayu bakar
29 Nangka Artocarpus integra Buahnya
30 Nikis Cassia fistula Pohon pelindung, kayu bakar
31 Oné-oné Lantana camara Tumbuhan liar, semak belukar
32 Pakis Cycas sp. Tumbuhan liar, tanaman hias
33 Pepaya Carica papaya Buahnya
34 Pisang Musa paradiciaca Buahnya
35 Pole  Alstonia scholaris Pohon pelindung, kayu bakar
36 Sirih Piper batle Daunnya
37 Sirsak Anona muricata Buahnya
38 Sufmolok Stenolobium stan Tumbuhan liar, perdu, kayu bakar
39 Turi Sesbania grandiflora Pakan ternak, kayu bakar

Inventarisasi Jenis-Jenis Tumbuhan,... J.Tek. Ling. 11 (3): 353-361 361

You might also like