You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era atau zaman modern ini sangat banyak warga Negara Indonesia
sendiri baik itu orang tua, pemuda maupun anak-anak yang belum memahami tentang
UUD 45. Bagaimana pengertian UUD 45 itu dan pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam pembukaan UUD 45. Oleh Karena itu, dengan adanya pembuatan
makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca agar dapat
memahami tentang apa itu UUD 45 maupun pokok-pokok pikiran dalam pembukaan
UUD 45.

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang


dibentuk pada tanggal 29 April 1945 merupakan badan yang menyusun rancangan
UUD 1945. Pada masa sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei hingga
1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan gagasan tentang “Dasar Negara” yang
diberi nama Pancasila. Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk
Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk merancang Piagam Jakarta yang
akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945.

Kemudian Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang


disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Sedangkan pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945.
Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa Sidang Kedua Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
1
Pada UUD disahkan olek PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945
baru meliputi pembukaan dan batang tubuh saja, sedangkan penjelasan belum
termasuk didalamnya. Setelah naskah resmi dimuat dan disiarkan dalam berita
republic Indonesia pada tanggal 15 Februari 1946, penjelasan terebut telah menjadi
bagian dari padanya, sehingga pengertian UUD 45 seperti yang dinyatakan diatas
meliputi pembukaan, batang tubuh, dan penjelasan.

Sedangkan undang-undang dasar menurut UUD 45 adalah hukum tertulis.


Sebagai hukum, UUD itu mengikat bagi pemerintah, lembaga Negara/masayarakat,
serta bagi warga Indonesia dimanapun berada. Dan sebagai hukum, undang-undang
itu berisikan norma-norma, aturan-aturan\ atau ketentuan-ketentuan yang harus
dilaksanakan dan ditaati.

Pembukaan Undang-Undang Dasar ’45, memberikan pedoman-pedoman


tertentu untuk mengisi kemerdekaan nasional kita, untuk melaksanakan ke Negaraan
kita, untuk mengetahui tujuan dalam memperkembangkan kebangsaan kita, untuk
setia kepada suara-batin yang hidup dalam kalbu rakyat kita.Undang-Undang Dasar
ialah hukum dasar yang tertulis, sedang di sampingnya Undang-Undang Dasar itu
berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang timbul
dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun tidak tertulis.

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan pokok-pokok kaidah


negara yang fundamental. Maka di samping merupakan suasana kerohaniaanya
dari UUD 1945, juga merupakan sumber penjabaran normatif, oleh karena itu dalam
pembukaan UUD 1945 terkandung sendi-sendi kehidupan Negara.

2
Undang-undang dasar merupakan hukum dasar yang tertulis. Dalam
kedudukan yang demikian, maka undang-undang dasar merupakan hukum yang
menempati kedudukan tertinggi. Oleh Karena itu maka undang-undang juga
mempunyai kedudukan atau fungsi, sebagai alat control, alat mengecek apakah norma
hukum yang lebih rendah yang berlaku itu sesuai atau tidak dengan ketentuan
undang-undang dasar.

Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi dan hubungan langsung dengan


batang tubuh UUD 1945, mengandung pokok-pokok pikiran, yang pokok-pokok itu
diciptakan oleh UUD 1945 dalam pasal-pasal.

Pembukaan UUD 1945 yang memuat dasat falsafah Negara pancasila denga
UUD adalah satu kesatuan yang tak dapat di pisahkan, bahkan merupakan rangkaian
kesatuan nilai dan norma yang terpadu. UUD 1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal
yang merupakan perwujudan dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
pembukaan UUD 1945.

3
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam pembuataan makalah ini adalah sebagai


berikut :

1. Apakah makna pembukaan UUD 1945?


2. Apa isi pembukaan UUD 1945?
3. Apakah Pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945?
4. Apa hubungan pembukaan UUD 1945 dengan proklamasi ?
5. Apa hubungan pembukaan dengan batang tubuh?

C. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi bahan dan
sekaligus penambahan nilai dari mata kuliah “PANCASILA” . Dan juga untuk
memberikan pengatahuan kepada pembaca agar lebih memahami, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui makna pembukaan UUD 1945.


2. Untuk mengetahui isi pembukaan UUD 1945.
3. Untuk mengetahui pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945.
4. Untuk mengetahui hubungan pembukaan UUD 1945 dengan proklamasi.
5. Untuk mengetahui hubungan pembukaan dengan batang tubuh.

4
BAB I
ISI KEGUNAAN PEMBUKAAN UUD 1945

A. Makna Pembukaan UUD 1945

Yang dimaksud dengan UUD 1945 adalah keseluruhan naskah yang terdiri
dari dan tersusun atas 3 (tiga) bagian, yaitu:
1. Bagian pembukaan, terdiri atas 4 alinea
2. Bagian batang tubuh, terdiri dari 6 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan
pengalihan, dan 2 ayat aturan tambahan.
3. Bagian penjelasan, yang meliputi penjelasan umum dan penjelasan pasal
demi pasal.

Undang-undang dasar merupakan sumber hukum, peraturan atau


keputusan pemerintah termasuk kebijaksanaan pemerintah harus berlandaskan
dan bersumberkan pada peraturan yang lebih tinggi, dan pada akhirnya dapat
dipertanggungjawabkan pada ketentuan UUD 1945.

UUD sebagai hukum tertulis mempunyai kerangka tata aturan atau tata
tingkatan norma hukum yang berlaku dan menempati kedudukan yang tinggi,
yang mempunyai fungsi sebagai alat pengontrol bagi norma hukum yang
kedudukannya lebih rendah, apakah sudah sesuai dengan Undang-Undang Dasar.

Selain UUD sebagai hukum dasar tertulis, masih ada hokum lainnya yang
tidak tertulis, yaitu dalam penjelasan UUD 45 dinyatakan sebagai “Aturan-aturan
dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan Negara,
meskipun tidak tertulis’ yang dikenal dengan sebutan konvensi. Konvensi

5
merupakan aturan-aturan pelengkap yang mengisi kekosongan yang timbul
dalam praktik kenegaraan yang tidak terdapat dalam Undang-Undang Dasar.
Dengan adanya konvensi itu tidak boleh bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar.

Isi dari pada UUD 1945 bersifat singkat, yaitu hanya berisikan sebanyak
37 pasal, ditambah dengan 4 pasal aturan peralihan, dan 2 ayat tambahan. Hal ini
sangat berbeda jika dibandingkan dengan UUD Negara lain seperti misalnya
UUD Philipina, demikian pula jika dibandingkan dengan konstitusi RIS (1946)
dan UUDS (1950). Selain bersifat singkat, UUD 1945 juga bersifat supel.

Sifat singkat dan supel dari UUD 1945 ini dinyatakan dalam penjelasan
yang memuat alasan sebagai berikut;

1. UUD sudah cukup apabila memuat aturan pokok saja, yaitu hanya memuat
garis-garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan lain-lain
penyelenggara Negara untuk menyelenggarakan kehidupan Negara dan
kesejahteraan social. Sedangkan penyelenggaraan aturna-aturan pokok
tersebut diserahkan kepada undang-undang yang lebuh mudah caranya
membuat, mengubah dan mencabut.
2. Masyarakat dan Negara Indonesia masih harus berkembang dan hidup
secara dinamis, karena harus melihat segala gerak-gerik kehidupan
masyarakat, dan tidak perlu tergesa-gesa memberikan kristansi.
3. Sifat dari aturan tertulis itu mengikat, karena itu makin supel (elastic) sifat
aturan itu, makin baik dan harus dijaga agar system UUD jangan sampai
ketinggalan zaman dan jangan sampai membuat Undang-undang yang lekas
usang.

6
Adanya sifat dari UUD 45 tidak berarti bahasa UUD tidak lengkap atau
mengabaikan kepastian hukum, karena untuk aturuan-aturan pokok atau
penyelenggaraannya lebuh lanjut dapat diserahkan pada aturan-aturan yang
kedudukannya lebih rendah meskipun UUD itu tidak sempurna. Apabila
semangat penyelenggara pemerintah itu baik, UUD itu tentu tidak akan
merintangi jalannya Negara.

Undang-Undang Dasar 1945 beserta pokok-pokok pikiran yang terkandung


dalam pembukaannya merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang
berlaku di Indonesia.

Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari motifasi dan inspirasi perjuangan
dan tekad bangsa Idonesia, yang merupakan sumber dari cita hukum dan cita
moral yangingin ditegakkan baik dilingkungan nasional maupun internasional.
Pembukaan yang telah dirumuskan secara padat dan hidmat dalam 4 alenia,
setiap alenia dan kata-katanya mengandung arti dan makna yang sangat
mendalam dan mempunyai nilai-nilai yang universal dan lestari. Pembukaan
UUD 1945 tidak lain adalah tempat penaungan jiwa proklamasi yaitu jiwa
pancasila. Jadi pembuakaan UUD merupakan pernyataan kemerdekaan yang
terperinci yang mengandung cita-cita luhur dari proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945 yang memuat pancasila sebagai dasar Negara, merupakan satu
rangkaian dengan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Pembukaan undang-undang dasar 1945 adalah merupakan pokok kaidah Negara


yang fundamental bagi Negara Indonesia yang berkedudukan serta melekat pada
kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia dan tidak dapat dirubah oleh

7
siapapun karena mengubah pembukaan Undang-undang Dasar 1945 berarti
pembubaran Negara Repubilik Indonesia.

Dibuatnya pembukaan UUD 1945 pastinya mempunyai sebuah tujuan.


Tujuannya agar masyarakat indonesia mendapatkan keadilan dan kemakmuran
baik secara materi maupun spiritual. Jika diperhatikan, tujuan bangsa indonesia
yang tercantum dalam UUD 1945 mencakup 3 hal, antara lain :

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.


2. Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa.
3. Ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Dari Dari poin-poin diatas kita dapat menyimpulkan bahwa Negara


Indonesia melindungi negara dan seluruh warga Negara indonesia yang berada di
dalam maupun di luar negeri. Selain itu negara kita menginginkan situasi dan
kondisi rakyat yang bahagia,makmur, adil, sentosa.

Sedangkan jika berdasarkan susunan Pembukaan`UUD 1945, maka dapat


dibedakan empat macam tujuan sebagaimana terkandung dalam empat alenia
dalam Pembukaan UUD 1945, sebagai berikut :

 Alinea I, untuk mempertanggung jawabkan bahwa pernyataan kemerdekaan


sudah selayaknya, karena berdasarkan atas hak kodrat yang bersifat mutlak dari
moral bangsa Indonesia untuk merdeka.
 Alinea II, untuk menetapkan cita-cita bangsa Indonesia yang ingin dicapai
dengan kemerdekaan yaitu terpeliharanya secara sunguh-sungguh

8
kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan bangsa, negara dan daerah atas
keadilan hukum dan moral, bagi diri sendiri dan pihak lain serta kemakmuran
bersama yang berkeadilan.
 Alinea III, untuk menegaskan bahwa proklamasi kemerdekaan menjadi
permulaan dan dasar hidup kebangsaan dan kenegaraan bagi seluruh warga
Indonesia yang luhur dan sucidalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
 Alinea IV, untuk melaksanakan segala sesuatu itu dalam perwujudan dasar-
dasar tertentu yang tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945,
sebagai ketentuan pedoman dan pegangan yang tetap dan praktis yaitu dalam
realisasi hidup bersama dalam suatu negara Indonesia yang berdasarkan
Pancasila.

B. Isi Pembukaan UUD 1945

Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 terdiri dari empat alenia, yang


masing-masing alenia mempunyai perumusan sebagai berikut:

 Alenia pertama, berbunyi

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidaksesuai dengan
peri-kemanusiaan dan peri-keadilan”.

Bagian pertama ini merupakan pernyataan kemerdekaan dari segala bangsa


dan bukanlah hak kemerdekaan dari individu untuk mempertanggung-jawabkan lebih
lanjut, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Kalimat tersebut
menunjukkan keteguhan dan kuatnya motivasi bangsa Indonesia untuk melawan
penjajahan untuk merdeka, dengan demikian segala bentuk penjajahan haram

9
hukumnya dan segera harus dienyahkan dari muka bumi ini karena bertentangan
dengan nilai-nilai kemanusian dan keadilan. Penghapusan penjajahan adalah
merupakan suatu konsekuensilogis dari keyakinankita ini. Kemerdakaan,
kemanusiaan dan perikeadilan adalah ranagalaian aksioma tempat bertumpunya
seluruh wawasan kita tentang kehidupan kebangsaan secara substansial (Moerdiono,
1991: 405).

Dalam alinea pertama tersebut terkandung suatu pengakuan tentang nilai ‘hak
kodrat’, yaitu yang tersimpul dalam kalimat “Bahwa kemerdekaan adalah hak
segala bangsa...”. Hak kodrat adalah hak yang merupakan karunia Tuhan Yang
Maha Esa, yang melekat pada manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Dalam pernyataan tersebut ditegaskan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa,
bukan hak individu saja sebagaimana deklarasi negara liberal. Bangsa adalah
sebagai suatu penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai individu dan makhluk sosial.
Oleh karena sifatnya sebagai hak kodrat , maka bersifat mutlak dan asasi dan hak
tersebut merupakan hak moral juga. oleh karena sifatnya yang mutlak dan asasi maka
‘wajib kodrat’ dan ‘wajib moral’ bagi penjajah yang merampas kemerdekaan bangsa
lain untuk memberikan hak kemerdekaan tersebut. Pelanggaran terhadap hak
kemerdekaan tersebut adalah tidak sesuai dengan hakikat manusia (peri kemanusiaan)
dan hakikat adil (peri keadilan) dan atas pelanggaran tersebut maka harus dilakukan
suatu pemaksaan, yaitu bahwa penjajahan harus dihapuskan.

Berdasarkan uraian di atas, alinea pertama Pembukaan UUD 1945


mengandung makna:
 Menunjukan keteguhan dan kuatana pendirian bangsa Indonesia menghadapi
kemerdekaan melawan penjajahan.

10
 Bangsa Indonesia bukan saja bertekad untuk merdeka, melainkan juga akan
bersama-sama bangsa lain tetap berdiri dibarisan terdepan dalam
menentangdan menghapuskan penjajahan diatas dunia.
 Mengungkapakan suatu dalil objektif, behawa penjajahan tidak sesuai dengan
peri kemanusian dan peri keadilan dan oleh karena itu harus ditantang dan
dihapuskan agar semua bangsadi dunia dapat memperoleh kemerdekaan
sebagai hak asasinya. Disinila letak molar luhur pernyataan kemrdekaan
Indonesia.
 Mengandung pernyataaan subjektif tentang aspirasi bangsa Indonesia dalam
membebaskan diri dari penjajahan.

 Alenia ke dua, berbunyi

“Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada


saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke
depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka,bersatu, berdaulat,
adil dan makmur”.

Kalimat tersebut membuktikan adanya penghargaan atas perjuangnan bangsa


Indonesia selama ini dan menimbulkan kesadaran bahwa keadaan sekarang tidak
dapat dipisahkan dengan keadaan kemarin dan langkah sekarang akan menentukan
keadaan yang akan datang. Nilai-nilai yang tercermin dalam kalimat di atas adalah
negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur hal ini perlu
diwujudkan.
Berdasarkan prinsip yang bersifat universal pada alinea pertama tentang
hak kodrat akan kemerdekaan, maka bangsa Indonesia merealisasikan
perjuangannya dalam suatu cita-cita bangsa dan negara yang merdeka, bersatu,

11
berdaulat, adil dan makmur. Alinea kedua ini sebagai suatu konsekuensi logis
dari pernyataan akan kemerdekaan pada alinea pertama.

Perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia di samping sebagai suatu bukti


objektif atas penjajahan pada bangsa Indonesia, juga sekaligus mewujudkan
suatu hasrat yang kuat dan bulat untuk menentukan nasib sendiri, terbebas dari
kekuasaan bangsa lain.

Hasil dari perjuangan bangsa Indonesia itu terjelma dalam suatu Negara
Indonesia. Menyusun suatu negara atas kemampuan dan kekuatan sendiri dan
selanjutnya untuk menuju pada suatu cita-cita bersama yaitu suatu masyarakat
yang berkeadilan dan berkemakmuran.

Alinea kedua Pembukaan UUD 1945 menunjukan adanya ketepatan dan


ketajaman penilaian, bahwa

1. Perjuangan pergerakan di Indonesia telah sampailah pada saat yang


menentukan.
2. Momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk menyatakan
kemerdekaan.
3. Kemerdekaan itu bukan merupakan tujuan akhir, melainkan masih harus diisi
dengan mewujudkan negara Indonesia merdeka, berdaulat, bersatu adil dan
makmur.
 Alenia ketiga, berbunyi

” Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh
keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
12
Pernyataan ini bukan saja menengaskan lagi apa yang menjadi motivasi ril
dan materil bangsa Indonesia untuk menyatakan kemerdekaannya, tetapi juga
menjadi keyakinan menjadi spritualnya, bahwa maksud dan tujuannya menyatakan
kemerdekaannya atas berkah Allah Yang Maha Esa.

Pengakuan “Nilai religius”, yaitu dalam pernyataan atas berkat rahmat Allah
Yang Maha Kuasa. Hal ini mengandung makna bahwa negara Indonesia mengakui
nilai-nilai religius, bahkan merupakan suatu dasar negara (sila pertama), sehingga
konsekuensinya merupakan dasar dari hukum positif negara maupun dasar moral
negara.
Secara filosofis bangsa Indonesia mengakui bahwa manusia adalah makhluk
Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga kemerdekaan dan negara Indonesia di samping
merupakan hasil jerih payah perjuangan bangsa Indonesia. Juga yang terpenting
adalah merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pengakuan ‘nilai moral’ yang terkandung dalam pernyataan didorong oleh


keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas. Hal ini mengandung
makna bahwa nagara dan bangsa Indonesia mengkui nilai-nilai moral dan hak kodrat
untuk segala bangsa. Demikian juga nilai-nilai moral dan nilai kodrat tersebut
merupakan asas bagi kehidupan kenegaraan bangsa Indonesia.

Bagian ketiga ini mengandung pernyataan kemerdekaan rakyat Indonesia.


Pernyataan kemerdekaan ini menegaskan bahwa:

1. Tercapainya kemerdekaan ini bukanlah seolah-olah hasil usaha mahasiswa


belaka, akan tetapi berdasarkan pula atas karunia Tuhan.

13
2. Proklamasi kemerdekaan ini didorong keinginan luhur supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas.
3. yang menyatakan kemerdekaan adalah rakyat Indonesia. Alenia keempat,
berbunyi,” Kemudiaan dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan social, maka disusunlah
kemerdekaan bangsa Indonesia itu dalam suatu UUD Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada ke-Tuhanan
Yang maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan social
bagi seluruh rakyat Indonesia.

 Alenia keempat, berbunyi

“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara


Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteran umum mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Maka disusunlah kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusian yang adil dan beradap, persatuan Indonesia, kerakyatan yang

14
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ”.

Alinea ini merumuskan dengan padat “tujuan dan prinsip-prinsip dasar“


untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia setelah menyatakan dirinya merdeka.
Dengan rumusan yang panjang dan padat ini mengandung adanya penegasan
:

1) Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi


tujuannya, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdakaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
2) Negara berbentuk Republik dan berkedaulatan Rakyat
3) Negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila, yaitu :
 Ketuhanan Yang Maha Esa
 Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Persatuan Indonesia
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
4) Negara Indonesia dalah Negara yang tertip brdasarkan konstitusi dan
hokum karena Negara menyusun kemerdekaan kebangsaan dalam suatu undang-
undang dasa sebagai hukum dasar yang tertulis.

Setelah dalam alinea pertama, kedua dan ketiga dijelaskan tentang


alasan dasar serta hubungan langsung dengan kemerdekaan, maka dalam alinea

15
keempat sebagai kelanjutan berdirinya negara Republik Indonesia tanggal 17
Agustus 1945, dirinci lebih lanjut tentang prinsip-prinsip serta pokok-pokok
kaidah pembentukan pemerintahan negara Indonesia. Dimana hal ini dapat
disimpulkan dari kalimat “...kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
pemerintahan Negara Indonesia...”.
Pemerintahan dalam susunan kalimat “Pemerintahan Negara Indonesia...”,
hal ini dimaksudkan dalam pengertian sebagai penyelenggara seluruh aspek
kegiatan negara dan segala kelengkapannya (goverment) yang berbeda dengan
pemerintahan negara yang hanya menyangkut salah satu aspek saja dari kegiatan
penyelenggaraan negara yaitu aspek pelaksana.
Inilah yang menjadi pembukaan dalam arti yang murni dari pada undang-
undang dasar. Karena isinya dapat digolongkan kedalam empat hal yaitu tujuan,
ketentuan diadakannya UUD, bentuk Negara, dasar kerohanian/falsafah Negara
Pancasila.

C. Pokok-pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945

Pokok-pokok pikiran dijelmakan dalam batang tubuh UUD yaitu dalam


pasal-pasalnya.Ada 4 pokok pikiran yang sifat dan maknanya sangat dalam yaitu:

1. Pokok pikiran pertama.

“Negara begitulah bunyinya” melindungi segenap bangsa Indonesia dan


seluruh tumpah darah Indonesia yang berdasarkan atas persatuan dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam pembukaan
ini diterima aliran pengertian Negara persatuan, Negara yang melindungi
segenap bangsa seluruhnya. Jadi Negara mengatasi segala faham golongan,
mengatasi segala faham perseorangan. Negara meliputi segenap bangsa

16
Indonesia seluruhnya, inilah suatu dasar yang tidak boleh dilupakan. Rumusan
ini mewujudkan pokok pikiran PERSATUAN.

2. Pokok pikiran kedua

“Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat”. Ini


merupakan pokok pikiran KEADILAN SOSIAL yang dilakukan pada kesadaran
bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk
menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat.

3. Pokok pikiran ketiga

Yang terkandung dalam pembukaan ialah Negara yang berkedaulatan rakyat,


berdasarkan atas kerakyatan dan pemusyawaratan/ perwakilan. Oleh karena itu
system Negara yang terbentuk dalam UUD harus berdasarkan atas kedaulatan
rakyat dan berdasarkan atas pemusyawaratan/ perwakilan. Memang alennia itu
sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia. Ini adalah pokok pikiran
KEDAULATAN RAKYAT yang mengatakan bahwa kedaulatan ada ditangan
rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR (sebelum diamandemen) sekarang
“kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang”.

4. Pokok pikiran keempat

Yang terkandung dalam pembukaan ialah Negara berdasarkan atas ke-


Tuhanan YME menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena
itu UUD harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintahan dan lain-lain
penyelengaraan Negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur.
Ini menegaskan pokok pikiran. Ke-TUHANAN YANG MAHA ESA dan
KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB.

17
5. Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi

Dikatakan bahwa proklamasi adalah suatu proclamation of independen, yang


merupakan penjebolan tertib hukum colonial dan mulai memberlakukan tertib
hukum nasional. Sedangkan cita-cita bangsa Indonesia secara terperinci
dituangkan dalam pembukaan UUD 1945, atau menurut ketetapan MPR No. XX/
MPRS/1996 dinyatakan bahwa pembukaan merupakan keinginan bangsa
Indonesia yang terperinci yang mengandung cita-cita luhur dari proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan yang memuat pancasila didalamnya,
merupakan satu rangkaian dengan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus1945.
Dapat juga dinyatakan, bahwa pembukaan UUD 1945 adalah merupakan suatu
Declaration of independence dengan proclamation of independence hubungannya
sangaterat, sebab keduanya salingkait-mengait satu dengan lainnya yaitu apa
yang dinyatakan dalam proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 selanjutnya
diperinci lebih lanjut dalampembukaan UUD 1945.

Proklamasi kemerdekaan mempunyai hubungan yang erat, tidak dapat


dipisahkan dan merupakan satu kesatuan dengan Undang-Undang Dasar 1945
terutama bagian Pembukaan UUD 1945. Proklamasi kemerdekaan dengan
Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu kesatuan yang bulat. Apa yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu amanat yang luhur
dan suci dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Makna Proklamasi
Kemerdekaan yaitu pernyataan bangsa Indonesia kepada diri sendiri maupun
kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia telah merdeka, dan tindakan-tindakan
yang segera harus dilaksanakan berkaitan dengan pernyataan kemerdekaan itu,
telah dirinci dan mendapat pertanggung jawaban dalam Pembukaan UUD 1945.
Hal ini dapat dilihat pada:

18
1. Bagian pertama (alinea pertama) Proklamasi Kemerdekaan (“Kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”) mendapat
penegasan dan penjelasan pada alinea pertama sampai dengan alinea ketiga
Pembukaan UUD 1945.
2. Bagian kedua (alinea kedua) Proklamasi Kemerdekaan (“Hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dan lainlain diselenggarakan dengan cara
seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”) yang merupakan
amanat tindakan yang segera harus dilaksanakan yaitu pembentukan negara
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan termuat dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Pembukaan UUD 1945 dengan
Batang Tubuh UUD 1945 merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Apa
yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 telah dijabarkan kedalam
pasal-pasal yang ada dalam Batang Tubuh UUD 1945. Pokok-pokok pikiran
yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dijelmakan dalam pasal-pasal
Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu dapat pula disimpulkan bahwa
Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsung dengan
pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945. Meskipun Pembukaan UUD 1945
mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan Batang Tubuh
UUD 1945, namun antara keduanya mempunyai kedudukan yang terpisah.
Hal ini dikarenakan bahwa Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah
Negara yang mendasar (staatsfundamentalnorm) yang tidak dapat dirubah
oleh siapapun kecuali oleh pembentuk Negara.

Antara Proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan UUD 1945 terdapat


hubungan yang erat yaitu sebagai berikut :

a. Pernyataan kemerdekaan yang tertuang dalam teks proklamasi ditegaskan


kembali dalam alinea ketiga Pembukaan UUD 1945.
19
b. Pengesahan UUD 1945 dan pengangkatan Presiden dan wakil presiden
oleh PPKI pada tangal 18 Agustus 1945 merupakan tindak lanjut dari
proklamasi khususnya alinea kedua.
c. Pada hakekatnya Pembukaan UUD 1945 merupakan pernyataan
kemerdekaan yang lebih terperinci. Sebab Pembukaan UUD 1945 memuat
pokok-pokok pikiran yang dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD
1945

Untuk dapat dikatakan sebagai Pokok Kaidah Negara yang mendasar


(Staatsfundamentanorm) harus memiliki unsur-unsur mutlak, antara lain:

a. Dari segi terjadinya, ditentukan oleh pembentuk Negara dan terjelma dalam
suatu pernyataan lahir sebagai penjelmaan kehendak pembentuk Negara untuk
menjadikan hal-hal tertentu sebagai dasar-dasar Negara yang dibentuknya;
b. Dari segi isinya, memuat dasar-dasar pokok negara, yaitu dasar tujuan Negara
baik tujuan umum maupun tujuan khusus, bentuk negara, dan dasar filsafat
Negara (asas kerokhanian Negara). Sebagaimana telah diuraikan dalam
pembahasan sub bab Suasana Kebatinan Konstitusi Pertama di atas,
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah memenuhi unsur-unsur sebagai
Pokok Kaidah Negara yang mendasar (Staatsfundamentalnorm). Pembukaan
UUD 1945 juga memiliki hakikat kedudukan hukum yang lebih tinggi dari
pada pasalpasal dalam Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945.
Sedangkan Batang Tubuh UUD 1945 yang merupakan penjabaran dari pokok-
pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 memiliki sifat
supel, artinya dapat mengikuti perkembangan jaman sehingga memungkinkan
untuk dilakukan perubahan yang sesuai dengan perkembangan jaman. Dengan
demikian jika kita mencermati hubungan antara Proklamasi Kemerdekaan
dengan Pembukaan UUD 1945 yang merupakan hubungan suatu kesatuan
20
bulat, serta hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh
UUD 1945 yang merupakan hubungan langsung, maka dapat disimpulkan
bahwa Proklamasi Kemerdekaan mempunyai hubungan yang erat, tidak dapat
dipisahkan dan merupakan satu kesatuan dengan Undang-Undang Dasar
1945.
6. Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh

Pokok-pokok pikiran pembukaan UUD 1945, merupakan suasana kebatinan


Undang-Undang Dasar Negara Indonesia serta mewujudkan cita hukum yang
menguasai hukum dasar Negara, baik yang tertulis maupun tidak tertulis, dan
pokok-pokok pikiran tersebut dijelmakan dalam pasal UUD 1945. Oleh

karena itu, dipahami bahwa suasana kebatinan UUD 1945 serta cita hukum
UUD 1945 bersumber atau dijiwai oleh dasar falsafat Pancasila. Inilah yang
dimaksud dengan arti dan fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara.

Dengan demikian, jelaslah bahwa Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi


atau hubungan langsung dengan Batang Tubuh UUD 1945, karena Pembukaan
UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang dijabarkan lebih lanjut dalam
pasal-pasal di Batang Tubuh UUD 1945 tersebut. Pembukaan UUD 1945 yang
merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan hal ini menjadi
rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu.

Batang Tubuh UUD 1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal merupakan


perwujudan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD
1945, yang tidak lain adalah pokok pikiran : Persatuan Indonesia, Keadilan
social, Kedaulatan Rakyat berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan/

21
perwakilan, dan Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan yang
adil dan beradab.

Pokok-pokok pikiran tersebut tidak lain adalah pancaran dari Pancasila


yang telah manpu nenberikan semangat dan terpancang dengan khidmat dalam
perangkat UUD 1945. Semangat (Pembukaan) pada hakikatnya merupakan suatu
rangkaian lesatuan yang tak dapat dipisahkan. Kesatuan serta semangat yang
demikian itulah yang harus diketahui, dipahami, dan dihayati oleh setiap insan
warga Negara Indonesia.

Isi pengertian yang terkandung dalam masing-masing bagian pembukaan


melukiskan adanya rangkaian peristiwa dan keadaan berkenaan dengan
berdirinya Negara Indonesia melalui pernyataan kemerdekaan kebangsaan
Indonesia.

1) Rangkaian peristiwa dan keadaan yang mendahului terbentuknya Negara yang


merupakan rumusan dasar-dasar pemikiran yang menjadi motif pendorong
bagi tersusunnya kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam wujud
terbentuknya Negara Indonesia (Bagian pertama, kedua, dan ketiga
pembukaan UUD 1945).
2) Yang merupakan ekspresi dari pada peristiwa dan keadaan setelah Negara
Indonesia terwujud. (bagian keempat pembukaan UUD 1945). Garis pemisah
antara kedua peristiwa dan kedaan tersebut dengan jelas ditandai oleh
pengertian yang terkandung dalam istilah “Kemudian dari pada itu”. Pada
bagian ke-empat pembuakaan, sehingga dapatlah ditentukan sifat hubungan
antara masing-masing bagian pembukaan dengan batang tubuh UUN 1945,
yaitu:

22
a. Bagian pertama, kedua dan ketiga pembukaan merupakan segolongan
pernyataan- pernyataan yang tidak mempunyai hubungan organisasi
dengan batang tubuh UUD 1945.
b. Bagian keempat pembukaan mempunyai hubungan kausal dan organis
dengan batang tubuh UUD 1945.
c. Bahwa bentuk Republik yang berkedaulatan rakyat dan pokok dasar
kerohanian Negara Pancasila harus tertuang dalam batang tubuh UUD,
oleh karena telah merupakan ketentuan dari pembukaan.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa makna dari pembukaan


UUD 1945 berbeda pada setiap alineanya. Tetapi intinya setiap warga negara berhak
mendapatkan hak-hak azasinya yang meliputi hak azasi pribadi, hak azasi ekonomi,
hak azasi politik, hak azasi sosial dan kebudayaan, hak azasi mendapatkan
pengayoman dan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan serta hak
azasi terhadap perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan hukum baik didalam
maupun di luar negeri. Keseluruhan hak azasi manusia di negara kita tercantum di
dalam UUD 1945. Serta setiap warga negara indonesia berhak dan wajib menjunjung
tinggi serta membela negara indonesia.

Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari motifasi dan inspirasi


perjuangan dan tekad bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan nasional. Pembukaan
UUD 1945 juga mengandung pokok-pokok pikiran yang merupakan sumber dari cita
hukum dan cita moral yang ingin ditegakkan baik dilingkungan nasional maupun
internasional.

B. Saran
Dalam makalah ini penyusun ingin memberikan saran kepada pembaca:
1. Agar pembaca memahami makna pembukaan UUD 1945.
2. Semoga pembaca dapat lebih memahami nilai luhur yang terkandung
dalam pembukaan UUD 1945.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat, kami megharapkan kritik dan saran
dari pembaca demi kemajuan kita bersama.
24
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, M.S. 1987. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.


Rahmatiah, Fithri.2011. Makna Pembukaan UUD 1945. (http://greenpeace-
blogger.blogspot.com/2011/05/makna-pembukaan-uud- 1945.html), diakses 21 Mei
2011.
Wikipedia.(http://duniabaca.com/sejarah-undang-undang-dasar-1945.html).
Al-Mursadi, SH, MH. Subandi, 2011, Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma
Reformasi, EGC, Surabaya, hal 23.

Yasyid, Drs. M. Ardi, 2009, Pendidikan Pancasila, BSE, Yogyakarta, hal 24.

Kosdiyo, R. Paerwanto, 2013, Pendidikan Pancasila dan pembukaan


UUD1945.Pratama Pustaka, Yogyakarta, hal 26.

http://ataaochad.wordpress.com/2011/03/13/hubungan-antara-proklamasi-
kemerdekaan-dan-uud-1945// diakses Maret 13, 2011 in Uncategorized.

http://amanahtp.wordpress.com/2012/01/17/hubungan-pembukaan-dengan-
batang-tubuh-uud-1945// (diakses 17 januari 2012).

25

You might also like