You are on page 1of 10

Identifikasi

Kosmetika, Alat kesehatan, dan Peralatan Kesehatan Rumah Tangga


1. Kosmetika
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian
luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau
gigi dan membrane mukosa mulut tertama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah
penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh
pada kondisi baik.

Beberapa contoh kosmetika :


 Sediaan bayi
 Sediaan kebersihan badan
 Sediaan perawatan kulit
 Sediaan rias wajah
 Sediaan rias mata
 Sediaan mandi
 Sediaan wangi-wangian
 Sediaan rambut
 Sediaan cukur
 Sediaan Hygiene mulut
 Sediaan tabir surya
 Sediaan mandi surya
 Sediaan menggelapkan kulit

2. Alat kesehatan
Berdasarkan UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, alat kesehatan adalah
instrument, apparatus, meson, impiant yang mengandung obat yang digunakan untuk
mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang
sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh

Beberapa contoh alkes :


 Stetoskop
 Endoscopy
 Colonoscopy
 Tensimeter
 Thermometer
 Laparoscopy
 Alat cek darah
 Elektrokardiografi (ECG)
 Ultrasonography (USG)
 Sarung tangan
 Catheter
 Urine bag
 Stomach tube
 Feeding tube
 Suction catheter
 Wing needle
 Infus set
 Tranfusiom set
 Spuit
 Spuit gliserin
 Currete
 Masker

3. Peralatan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)


Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) berdasarkan Permenkes RI Nomor
1190/Menkes/Per/VIII/2010 adalah alat, bahan, atau campuran bahan untuk pemeliharaan
dan perawatankesehatan untuk manusia, pengendali kutu hewan peliharaan, rumah
tanggadan tempat-tempat umum.

1. Kelas I (Resiko Rendah) PKRT yang ada penggunaannya tidak menimbulkan akibat
yang berarti seperti iritasi, korosif, karsinogenik.
Contoh : Tissue & kapas
2. Kelas II (Resiko sedang) PKRT yang ada penggunaannya dapat menimbulkan akibat
seperti iritasi, korosif tapi tidak menimbulkan akibat serius seperti karsinogenik.
Contoh : Deterjen & alcohol
3. Kelas III (Resiko tinggi) PKRT yang mengandung pestisida dimana pada
penggunaannya dapat menimbulkan akibat serius seperti karsinogenik
Contoh : Anti nyamuk bakar & repelan

Beberapa contoh Kategoro dan sub kategori PKRT :


 Tissue dan Kapas
- Kapas kecantikan
- Facial tissue
- Toilet tissue
- Tissue basah
- Tissue makan
- Paper towel
- Cotton bud
 Sediaan untuk mencuci
- Sabun cuci
- Deterjen
- Pelembut cucian
- Pemutih pakaian
- Enzim pencuci
- Pewangi cucian
- Sabun cuci tangan
- Sediaan untuk mencuci lainnya
 Pembersih
- Pembersih peralatan dapur
- Pembersih kaca
- Pembersih lantai
- Pembersih porselin
- Pembersih kloset
- Pembersih mebel
- Pembersih karpet
- Pembersih mobil
- Pembersih sepatu
- Penjernih air, anti mampet setik tank
- Dll
 Alat perawatan bayi
- Dot dan sejenisnya
- Popok bayi
- Botol susu
- Alat nperawatan bayi lainnya
 Antiseptik dan desinfektan
- Antiseptika (alcohol, chlorhexidine, idophor, peroksigen, fenol,dan senyawa
quaterner).
- Desinfektan (klorin, iodin,alcohol,ammonium kuartener, formaldehida, kalium
permanganate, fenol)
 Pewangi
- Pewangi ruangan
- Pewangi mobil
 Pestisida rumah tangga
- Pengendali serangga (seperti diazinon, tiodan, basmion, propoksur,
diklorovinil dimetil fosfat, timbel arsenat, dan magnesium flourosilikat
- Pengendali kutu binatang peliharaan
- Pengendali tikus rumah (seperti senyawa arsen dan thalium sulfat)
Menghitung Biaya Obat sesuai Resep Dokter dan Salinan Resep

1) Penjualan Obat dengan Resep


Selain dari Harga Jual Apotek (HJA), biasanya apotek menambahkan harga R/ (uang R/) dan
embalase. Embalase dapat diartikan sebagai perlengkapan yang digunakan untuk mengemas
obat, contohnya klip plastic, etiket obat, dan sebagainya.
Untuk uang R/, masing-masing apotek memberikan ketentuan yang bervariasi. Ada yang
menghitung 1 tulisan R/ dengan harga Rp. 500, ada yang menghiting global 1 lembar resep
Rp. 1000 walaupun dalam 1 lembar resep terdapat 6 tulisan R/, dan ada juga yang tidak
menghitung uang R/ ini. Uang R/ ini nantinya akan dibagikan kepada karyawan apotek. Klip
plastic pun memiliki harga, misalnya Rp. 50 tiap 1 klip plastic.

Beberapa ketentuan harga uang resep atau tuslah adalah sebagai berikut :
 1 R/ : Rp. 500
 1 R/racikan : Rp. 1000
 Perkamen, kapsul : Rp. 100/bks/kps
 Plastik klip : Rp. 200

Contoh Perhitungan Harga Obat dengan Resep

Dr. Ahmad Meizar


SIP : 45255/Dinkes/2010
Jl. Siti Armilah 55 Bandung
Bandung, 10 Juli 2016

R/ Paracetamol 500 mg tab x


S 3 dd 1

R/ Amoxicillin 500 mg xv
S 3 dd 1

Pro : Tn. Hendra


Alamat : -
Misal harga yang telah ditentukan setelah melihat daftar harga obat adalah :

1. Paracetamol 500 mg/tab : Rp. 150/tablet


2. Amoxicillin 500 mg/tab : Rp. 500/tablet
3. Ketentuan uang R/ : Rp. 500/tulisan R/
4. Klip plastic : Rp. 100/klip plastic

Maka perhitungan harga obatnya adalah sebagai berikut :

1. Paracetamol 500 mg/tab : Rp. 150 x 10 = Rp. 1.500


2. Amocicillin 500 mg/tab : Rp. 500 x 15 = Rp. 7.500
3. Ketentuan uang R/ untuk 2 tulisan R/ : Rp. 500 x 2 = Rp. 1.000
4. Klip plastic untuk 2 macam obat : Rp. 100 x 2 = Rp. 200

Dengan demikian, jumlah total harga obat untuk pasien Tn. Hendra adalah :

= Rp. 1.500 + Rp. 7.500 + Rp. 1.000 + Rp. 200

= Rp. 10. 200

2) Penjualan Obat dengan Resep Racikan


Resep dengan obat yang harus diracik biasanya digunakan untuk jenis penyakit yang
memerlukan beberapa indikasi, tetapi tidak tersedian dari pabrikan. Dokter anak dan dokter
kulit biasanya menuliskan resep jenis ini. Untuk resep dalam bentuk racikan puyer maupun
kapsul, perhitungannya ditambahkan jumlah kertas perkamen maupun kapsul yang
digunakan. Begitu juga untuk pot salep dan botol sirup.
Resep racikan biasanya menggunakan sediaan yang sudah ada di pabrik, baik dalam
bentuk tablet maupun kapsul. Dalam perhitungan obat racikan ini terlebih dahulu kita harus
mengetahui dosis suatu obat yang digunakan. Dari hasil perhitungan dosis biasanya juga ada
tablet yang harus dalam bentuk potongan. Misalnya, jika hanya dibutuhkan Parasetamol 2,5
tablet maka untuk harga obat dihitung 3 tablet.
Contoh Perhitungan Harga Obat dengan Resep Racikan

Dr. Ahmad Meizar


SIP : 45255/Dinkes/2010
Jl. Siti Armilah 55 Bandung
Bandung, 10 Juli 2016

R/ Parasetamol tab 250 mg


Vit C ½ tab
m.f . Pulv. dtd. No. xv

R/ Curcuma sharpy sirup fl


S 1 dd 1 cth

Pro : An. Della


Umur : 6 tahun
Alamat : Jl. Gerkop 100 Cicadas

Misal harga yang telah ditentukan setelah melihat daftar harga obat adalah :
1. Parasetamol tab : Rp. 150/tab
2. Vit C 50 mg tab : Rp. 100/tab
3. Curcuma sharpy syrup : Rp. 15.000/fles
4. Ketentuan uang R/ untuk racikan : Rp. 1.000
5. Kertas perkamen : Rp. 100/lembar

Maka perhitungan harga obatnya adalah :

1. Parasetamol
a. mg parasetamol berdasarkan resep = 250 mg x 15 = 3.750 mg
b. Banyak tablet parasetamol yang dibutuhkan untuk memenuhi resep :
karena yang diambil adalah Parasetamol 500 mg tab, maka 3.750 mg/500 mg =7,5
tab. Untuk menghitung harga obat dianggap 8 tab.
c. Harga obat yang harus dibayar = 8 x Rp. 150 = Rp. 1.200
2. Vitamin C
a. Banyak tablet vitamin C yang dibutuhkan untuk memenuhi resep = ½ tab x 15 = 7,5
tab. Untuk menghitung harga obat dianggap 8 tab.
b. Harga obat yang harus dibayar = 8 x Rp.100 = Rp. 800
3. Kertas perkamen sebanyak 15 lembar = 15 x Rp. 100 = Rp. 1.500
4. Jumlah harga obat racikan
Harga parasetamol tab + Harga Vitamin C tab + kertas perkamen + uang R/
= Rp. 1.200 + Rp. 8.00 + Rp. 1. 500 + Rp. 1.000
= Rp. 4.500
5. Curcuma sharpy syrup
Harga Curcuma sharpy syrup 1 fles + uang R/
= Rp. 15.000 + Rp. 5.00
= Rp.15.500

Maka jumlah total harga untuk pasien An. Della adalah :


= Rp. 4.500 + Rp. 15.500
= RP. 20.000
Ketentuan Informasi Obat Tertentu kepada Pasien sesuai Resep Dokter

1. Definisi PIO
PIO (Pelayanan Informasi Obat) didefinisikan sebagai kegiatan penyediaan dan
pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, komprehensif, terkini,
oleh Apoteker maupun Asisten Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian kepada pasien,
masyarakat, professional kesehatan yang lain, dan pihak-pihak yang memerlukan.
Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metode
pemberian, farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan alternative, efikasi, keamanan
penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas,
ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia.
2. Tujuan PIO
 Menunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional, berorientasi kepada
pasien, tenaga kesehatan, dan pihak lain.
 Menyediakan dan memberikan informasi obat kepada pasien, tenaga kesehatan, dan
pihak lain.
 Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan
dengan obat, terutama bagi PFT/KFT di rumah sakit.
3. Kegiatan PIO
1) Pelayanan
- Menjawab Pertanyaan
- Mendukung kegiatan PFT
2) Pendidikan
- Memberikan pendidikan berkelanjutan abagi apoteker, asisten apoteker, perawat,
mahasiswa, atau profesi kesehatan lainnya.
- Menyajiakn informasi terbaru mengenai obat dan/atau penggunaan obat dalam
bentuk seminar, symposium, dll
- Membimbing apoteker magang/mahasiswa yang sedamh PKL mengenai
keterampilan dalam pelayanan informasi obat
- Menyiapkan pedoman khusus tentang setiap aspek penggunaan obat untuk
digunakan oleh apoteker, perawat, dan dokter dalam lokasi perawatan penderita.
-
3) Pelatihan
Pelatihan informasi obat in-house
4) Penelitian
- Memulai, melaksanakan, dan mengkoordinasi riset praktik kefarmasian
- Melakukan riset peran farmasis di komunitas dan rumah sakit
- Menganalisis dan membuat rekomendasi kepada profesi farmasi dan kedokteran,
terutama yang berkaitan dengan praktek penulisan resep
5) Kegiatan lain
- Evaluasi pustaka produk obat baru
 Pustaka primer (artikel original yang dipublikasikan langsung oleh
penulisnya)
 Pustaka sekunder (memuat kumpulan abstrak saja dari berbagai artikel
original dan berbagai pustaka primer)
 Tersier (buku ajar yang merupakan kumpulan artikel dan tidak up to date)
- MESO (monitoring efek samping obat)
- Melakukan promosi kesehatan, dll
4. Ruang Lingkup Pelayanan Informasi Obat
a. Pelayanan Informasi obat untuk menjawab pertanyaan.
b. Pelayanan informasi obat untuk mendukung kegiatan panitia farmasi dan terapi.
c. Pelayanan informasi obat dalam bentuk publikasi.
d. Pelayanan informasi obat untuk edukasi.
e. Pelayanan informasi obat untuk evaluasi penggunaan obat.
f. Pelayanan Informasi obat dalam studio bat investigasi.

You might also like