You are on page 1of 25

ASUHAN KEPERAWATAN Ny.

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 18 maret 2019
Ruang : Alamanda.

1. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Umur : 48 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Pemuda
Agama : Islam
Status : Kawin
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : Swasta
Diagnosa medis : Diabetes Mellitus tipe II
Nomor RM : xxxxxx
Tanggal masuk : 16 maret 2019
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. D
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Pemuda
Hub. Dengan klien : Suami

3. Keluhan Utama
Klien mengatakan kakinya terasa kesemutan dan terasa berat untuk
berjalan.

4. Riwayat Penyakit Sekarang


Klien mengatakan dua hari yang lalu kepalanya pusing, rasanya cekot-
cekot. Klien mengatakan lemas dan bila berjalan kaki terasa berat. Kaki
sering merasa kesemutan. Kemudian diperiksakan di puskesmas wilayah
Gedong Songo, nilai GDS adalah 411. Dari pihak puskesmas
menganjurkan klien untuk periksa di poliklinik Rumah Sakit. Klien
memeriksakan diri di RSUD pada tanggal 16 maret 2019, hasil yang
didapat adalah GDS 298, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 88x/menit.
Klien disarankan untuk rawat inap, diagnosanya adalah diabetes mellitus
tipe II. Klien dirawat di ruang alamanda, di ruangan klien mendapatkan
terapi obat metformin 3 x 500 mg, asam mefenamat 3 x 500 mg, BC 3 x
100 mg , cefotaxim 2 x 2 mg, ranitidine 2 x 2 ml, dan infus Nacl 20 tpm
500 cc.

5. Riwayat Penyakit Dahulu


Klien pernah operasi batu ginjal satu tahun yang lalu.

6. Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga tidak mempunyai riwayat diabetes mellitus, hipertensi, jantung,
dan lain-lain.

7. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
Tanggal 19 maret 2019Tekanan darah : 120/80 mmHg
Denyut nadi : 88 kali/menit
Pernafasan : 18 kali/menit
Suhu : 37,5°C
b. Kulit
Warna kulit sawo matang, bengkak di kaki kanan dan kiri, kulit kering,
turgor kulit di ekstremitas bawah buruk.
c. Kepala dan Leher
Bentuk kepala : mesochepal.
Rambut : rambut beruban, panjang, ikal, tipis, penyebaran
merata, tidak ada lesi.
Mata : simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis,
palpebra tidak kehitaman, penglihatan baik.
Telinga : simetris, tidak ada keluaran yang abnormal.
Hidung : tidak ada sekret, tidak ada lesi, tidak ada massa.
Mulut : Tidak ada sariawan, mukosa bibir kering, tidak ada
gusi berdarah.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe.
d. Jantung
Inspeksi : IC tampak.
Palpasi : IC teraba di SIC V.
Perkusi : Pekak.
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, tidak ada bising, tidak
ada gallop.
e. Paru-paru
Inspeksi : simetris, pengembangan dada kurang maksimal.
Palpasi : pengembangan paru kanan dan kiri simetris.
Perkusi : sonor.
Auskultasi : tidak ada suara whezzing dan ronkhi.
f. Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi, warna kulit sawo matang.
Auskultasi : bising usus 10 kali/menit.
Palpasi : tidak terdapat massa, tidak ada benjolan.
Perkusi : timpani.
g. Ekstremitas
1) Look
a) Ekstremitas atas
Warna kulit sawo matang dan merata, kulit kering, tidak ada
edema di telapak tangan kanan dan kiri, tidak ada fraktur dan
deformitas.
b) Ekstremitas bawah
Warna kulit sawo matang, bengkak dibagian punggung kaki
kanan dan kiri, tidak ada fraktur dan deformitas.
2) Feel
a) Ekstremitas atas
Tidak terdapat nyeri tekan pada ekstremitas atas kanan dan kiri,
tidak ada baal, tidak ada kesemutan.
b) Ekstremitas bawah
Terdapat nyeri tekan pada bagian punggung kaki kanan dan
kiri, nyeri terasa cekot-cekot dan terkadang tiba-tiba terasa
nyeri seperti disetrum, kadang terasa kesemutan, klien
mengatakan skala nyeri 4, frekuensi nyerinya sering dirasakan.
c) Move
a) Ekstremitas atas :
Tangan kanan dan kiri bisa digerakkan. Tangan kanan dan kiri
klien mampu menentang gravitasi dan tahanan, mampu
melakukan fleksi-ekstensi, pronasi-supinasi, dan rotasi.
b) Ekstremitas bawah :
Kaki kanan dan kiri bisa digerakkan. Kaki kanan dan kiri
mampu menentang gravitasi dan tahanan tetapi kurang
maksimal, tidak mampu melakukan fleksi-ekstensi,
dorsofleksi-plantarfleksi. Terdapat bengkak di punggung kaki
kanan dan kiri.
d) Kekuatan otot

Ekstremitas atas Kanan Kiri

Siku 5 5

Lengan bawah 5 5
Pergelangan tangan 5 5

Jari 5 5

Ekstremitas bawah Kanan Kiri

Lutut 4 4

Betis 4 4

Pergelangan kaki 4 4

Jari 4 4

h. Genetalia
Tidak terkaji.
i. Sistem persarafan
1. Status mental
Tingkat kesadaran compos mentis, GCS 15 (E4V5M6), gaya bicara
pelan dan jelas.
2. Fungsi intelektual
Orientasi waktu, orang dan tempat baik.
3. Daya pikir
Daya pikir spontan, alamiah dan masuk akal, tidak ada kesulitan
berpikir dan tidak ada halusinasi .
4. Status emosional
Status emosional pasien alamiah dan datar, tidak pemarah, cemas
dan tidak apatis.
j. Sistem Gastrointestinal
Klien mengatakan nafsu makan bertambah, banyak minum, dan buang
air kecil kurang lebih 7-8 kali per hari.
k. Sistem Imunitas
Klien mengatakan tidak alergi makanan ataupun obat-obatan.

8. Pengkajian Fungsional
a. Persepsi terhadap kesehatan-manajemen kesehatan
Klien mengatakan ketika sakit selalu memeriksakan ke Puskesmas atau
dokter. Klien mengatakan sehat adalah suatu kondisi tubuh yang bisa
melakukan apapun, sedangkan sakit adalah kondisi tubuh yang lemah.
Klien tidak minum minuman keras, tidak merokok, tidak memakai
narkoba.
b. Kebutuhan Oksigenasi
Klien tampak tidak mengalami sesak nafas, tidak ada cuping hidung,
tidak mengalami sianosis, tidak batuk. Tidak terdengar bunyi
whezzing, ronki.
c. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Sebelum dirawat di Rumah Sakit klien mengatakan makan 5 kali
dalam sehari, nafsu makan bertambah sejak 1 bulan yang lalu. Klien
mengatakan tidak begitu suka sayur. Klien mengatakan kurang lebih
minum 6-7 gelas perhari. Sebelum sakit tinggi badan klien adalah 155
cm, berat badan 54 kg. Klien mengatakan mengalami penambahan
berat badan selama 1 bulan dari 54 kg menjadi 60 kg.
Saat sakit klien mendapatkan diit makanan bubur tanpa sari rendah
gula. Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 16 maret 2019 Hb
14.10 g/dl (normal 13.2-17.3), hematocrit 42.40% (normal 40-52). Saat
masuk di Rumah Sakit BB klien turun menjadi 58 kg, albumin 4.8
(normal 3.2-5.2).
IMT = BB/TB2
= 58/ (1,552)
= 58/2,4025
= 24,14 (normal)
Keterangan :
1) Tinggi badan dalam meter.
2) Klasifikasi nilai IMT.

IMT Status gizi Kategori

< 17,0 Gizi kurang Sangat kurus

17,0 – 18,5 Gizi kurang Kurus

18,5 – 25,0 Gizi baik Normal

25,0 – 27,0 Gizi lebih Gemuk

>27,0 Gizi lebih Sangat gemuk

d. Kebutuhan Eliminasi
Sebelum masuk Rumah Sakit, klien mengatakan melakukan eliminasi
urin sebanyak ± 7-8 kali dalam sehari, eliminasi fekal sebanyak 2 kali
selama ± 1 hari (diare) selama 3 hari.
Saat masuk rumah sakit, frekuensi eliminasi urin sedikit berurang
menjadi 5-6 kali dalam sehari, eliminasi fekal 1 kali dalam sehari
dengan konsistensi lembek.
e. Kebutuhan Aktivitas dan Latihan

Aktivitas Keterangan Skor

Makan 0 : tidak mampu, 5 : memerlukan 10


bantuan seperti memotong makanan,
mengoleskan mentega, atau
memerlukan bentuk diet khusus, 10 :
mandiri/tanpa bantuan

Mandi 0 : tergantung, 5 : mandiri 5

Kerapian/penampilan 0 : memerlukan bantuan untuk 5


menata penampilan diri, 5 : mampu
secara mandiri menyikat gigi,
mengelap wajah, menata rambut dan
bercukur

Berpakaian 0 : tergantung/tidak mampu, 5 : perlu 5


dibantu tetapi dapat melakukan
sebagian, 10 : mandiri (mampu
mengancingkan baju, menutup
resleting, merapikan baju)

BAB 0 : inkontinensia/tergantung pada 5


enema, 5 : kadang mengalami
gangguan, 10 : normal

BAK 0 : inkontinensia, harus dipasang 10


kateter atau tidak mampu mengontrol
BAK secara mandiri, 5 : kadang
mengalami kesulitan, 10 : normal

Penggunaan kamar mandi 0 : tergantung, 5 : perlu bantuan 10


tetapi tidak tergantung penuh, 10 :
mandiri

Berpindah tempat 0 : tidak mampu, mengalami 15


gangguan keseimbangan, 5 :
memerlukan banyak bantuan untuk
bisa duduk, 10 : memerluka sedikit
bantuan (diarahkan secara verbal), 15
: mandiri
Mobilitas 0 : tidak mampu atau berjalan kurang 15
dari 50 yard, 5 : hanya bisa bergerak
dengan kursi roda > 50 yard, 10 :
berjalan dengan bantuan > 50 yard,
15 : mandiri (meski dengan alat
bantu)

Naik/turun tangga 0 : tidak mampu, 5 : memerlukan 10


bantuan , 10 : mandiri

Total = 90 (mandiri)
80 – 100 : mandiri
60 – 79 : bantuan minimal dalam ADL
40 – 59 : sebagian tergantung
20 – 39 : sangat tergantung
< 20 : tergantung total
f. Kebutuhan Istirahat dan tidur
Sebelum sakit, keluarga klien mengatakan frekuensi tidur klien ± 8
jam/hari, dengan kualitas tidur yang baik dan tidak mengalami
gangguan tidur (insomnia, parasomnia).
Saat masuk rumah sakit, frekuensi tidur klien bertambah, ± tidur klien
sekitar 10 jam/hari.
g. Kebutuhan Personal Hygiene
Sebelum sakit, klien selalu mandi 2 kali dalam sehari, rajin menggosok
gigi, dan toileting secara mandiri. Klien mencuci rambut 1 kali dalam
2 hari. Saat sakit, klien bisa melakukan perawatan diri secara mandiri,
seperti mandi, toileting, namun dalam hal berpakaian klien
membutuhkan bantuan orang lain.
h. Kebutuhan Persepsi Sensori
Penglihatan : baik.
Pendengaran : tidak menggunakan alat bantu dengar.
Penciuman : baik, mampu mencium aroma.
Pengecap : baik.
Perabaan : mengenali rangsang (benda tumpul, tajam, halus).
i. Kebutuhan Komunikasi dan Mental
Klien berbicara jelas. Klien menggunakan bahasa jawa, klien adalah
orang yang ekstrovert.
j. Kebutuhan Kenyamanan
Klien bedrest, ekstremitas bawah terasa nyeri dan berat sehingga malas
untuk berjalan, nyeri yang dirasakan seperti disetrum, kadang terasa
kesemutan, klien mengatakan skala nyeri 4, frekuensi nyerinya sering
dirasakan. Klien merasa lemas.
k. Kebutuhan Seksualitas
Tidak terkaji.
l. Kebutuhan Mekanisme Koping
Klien mengatakan koping yang dilakukan klien saat menghadapi
tekanan adalah menonton televise dan berkebun.
m. Kebutuhan Konsep diri.
Harga diri : klien tidak malu dengan penyakit yang dialaminya.
Ideal diri : klien ingin cepat sembuh dan melakukan pekerjaan
rumah seperti biasa.
Identitas diri : klien mengakui sebagai perempuan.
Peran : klien sebagai ibu rumah tangga.
Gambaran diri : klien ikhlas dengan penyakit diabetes yang
dialami.
n. Kebutuhan Rekreasi dan Spiritual
Sebelum masuk rumah sakit, klien mengatakan suka jalan-jalan
menonton televisi dan berkebun. Klien rajin sholat 5 waktu. Saat
masuk rumah sakit, klien hanya bisa berdoa.

9. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (2 maret 2019)
Komponen Hasil Normal

Leukosit 7,81 3,6-11 10^3 /Ul


Eritrosit 5,08 3,8-5,2 10^6 /Ul
Hb 14,10 11,7-15,53 g/dl
Ht 42,40 35-47 %
MCV 83,50 80-100 L
MCH 27,80 26-34 pg
MCHC 33,30 32 – 36 g/dl
Trombosit 286 150-440 10^3 /Ul
RDW 12,40 11,5-14,5 %
Eosonofil Absolut 0,28 0,045-0,44 10^3 /Ul
Basofil Absolut 0,02 0-0,2 10^3 /Ul
Netrofil Absolut 3,20 1,8-8 10^3 /Ul
Limfosit Absolut 3,61 0,9-5,2 10^3 /Ul
Monosit Absolut 0,70 0,16-1 10^3 /Ul
Eosonofil 3,60 2-4 %
Basofil 0,30 0-1 %
Neutrofil 40,90 50-70%
Limfosit H 46,20 25-40 %
Monosit H 9,00 2-8 %
Glukosa sewaktu H 247 < 125 mg/Dl
Kolesterol total 186 < 200 mg/Dl : desirabelle
200-239 : borderline high

Trigliserida 148 >240 : high

Asam urat 3,0 < 150 ug/Dl : borderline high


SGOT 13
SGPT 12 200-499 : high
Ureum 21
Albumin 4.8 >500 : very high

2.4 – 5,7 mg/dL

0 – 35 u/L

0 – 35 u/L

10,0 – 50,0 mg/dL

3.2-5.2 g/dL
10. Therapy
Nacl 20 tetes per menit (infus)
Cefotaxim 2 x 1 gr (intravena)
Ranitidin 2 x 2 ml (intravena)
Metformin 3 x 500 mg (oral)
Asam mefenamat 3 x 500 mg (oral)
BC tablet 3 x 100 mg (oral)
No. Terapi Cara Dosis Indikasi Kontraindikasi Efek Samping
Pemberian

1 Nacl Infus 500 ml Hipostremia atau sindrom Hipernatremia, retensi Demam, nekrosis, jaringan
rendah garam, mengembalikan cairan. atau infeksi pada tempat
keseimbangan cairan tubuh dan suntikan, hypervolemia,
NaCl, terapi untuk alkalosis sindrom intoleransi garam
metabolic, pengganti cairan pasca operasi.
ekstraseluler, pelarut untuk obat
yang diberikan secara infus intra
vena drip.
2 Cefotaxim Intravena 2 x 1 gr Infeksi pernafasan Hipersensitifitas
saluran terhadap Reaksi hipersensitifitas,

bagian bawah, infeksi saluran Sefalosporin, penderita eosinofilia, neutropenia,

kemih & kelamin, gonore, ginjal berat. leukopenia yang bersifat

infeksi kulit & jaringan lunak, sementara, flebitisefek pada


infeksi dalam perut termasuk lambung-usus, superinfeksi.

peritonitis (radang selaput Peradangan iritatif dan nyeri

perut), infeksi tulang & sendi, pada tempat penyuntikan.

infeksi susunan saraf pusat


(meningitis/radang selaput otak).
3 Ranitidin Intravena 2 x 2 ml - Pengobatan jangka pendek - Penderita gangguan Diare, nyeri otot, pusing,
tukak usus 12 jari aktif, fungsi ginjal. timbul ruam kulit, malaise,
Wanita hamil dan menyusui
tukak lambung aktif, nausea, konstipasi.
mengurangi gejala refluks
esofagitis.
- Terapi pemeliharaan setelah
penyembuhan tukak usus 12
jari, tukak lambung.
- Pengobatan keadaan
hipersekresi patologis, misal
sindroma Zollinger Ellison
dan mastositosis sistemik.
4 Metformin Per oral 3 x 500 mg - Pengobatan penderita diabetes Penderita kardiovaskular, Efek samping bersifat
yang baru terdiagnosis setelah gagal ginjal, gagal hati, reversible pada saluran cerna
dewasa, dengan atau tanpa dehidrasi dan peminum termasuk anoreksia,
kelebihan berat badan dan bila alkohol, koma diabetik, gangguan perut, mual,
diet tidak berhasil. ketoasidosis, infark muntah, rasa logam pada
- Sebagai kombinasi terapi pada miokardial, keadaan mulut dan diare.
penderita yang tidak responsif penyakit kronik akut yang Dapat menyebabkan asidosis
therhadap terapi tunggal berkaitan dengan hipoksia laktat tetapi kematian akibat
sulfonilurea baik primer ataupun jaringan, keadaan yang insiden ini lebih rendah 10 -
sekunder. berhubungan dengan 15 kali dari fenformin dan
- Sebagai obat pembantu untuk asidosis laktat seperti syok, lebih rendah dari kasus
mengurangi dosis insulin apabila insufisiensi pulmonar, hipoglikemia yang
dibutuhkan. riwayat asidosis laktat. disebabkan oleh
glibenklamid/sulfonilurea.
Kasus asidosis laktat dapat
diobati dengan natrium
bikorbonat. Kasus individual
dengan metformin adalah
anemia megaloblastik,
pneumonitis, vaskulitis.
5 Asam Per oral 3 x 500 mg Untuk menghilangkan segala Pada penderita dengati Mual, muntah, diare,
mefenamat macam nyeri dan ringan sampai tukak lambung / usus. agranulositosis dan hemolitik
sedang dalam kondisi akut dan pendenta asma.penderita anemia.
kronis. termasuk nyeri karena ginjal dan penderita yang
trauma, nyeri sendi, nyeri otot, hipersensitif.
sakit sehabis operasi dan
melahirkan, nyeri sewaktu haid.
sakit kepala dan sakit gigi.
6 BC Per oral 1 x 5 mg Menjaga kesehatan system saraf, Hipersensitif. Sedasi.
kulit, system pencernaan,
meningkatkan energy dan
stamina serta imunitas, anti
stress dan depresi, mengatasi
kelelahan, melancarkan sirkulasi
darah, pembentukan sel darah
merah yang sehat, antioksidan
dalam menangkal serangan
radikal bebas.
B. ANALISA DATA

1. DS : Intoleransi aktivitas
- Klien mengatakan klien malas untuk
berhubungan dengan gaya
beraktivitas karena merasa cepat
hidup kurang gerak dan
lelah.
kelelahan.
- Klien mengatakan jika berjalan kaki
terasa berat dan kesemutan.
- Klien mengatakan lebih suka
istirahat.
DO :

- Punggung kaki kanan kiri bengkak.


- Kekuatan otot :
Tangan kanan 5
Tangan kiri 5
Kaki kanan 4
Kaki kiri 4
- Skor GCS 15.
3. DS : Ketidakefektifan perfusi
- Klien mengatakan bengkak di punggung
jaringan perifer
kaki kanan dan kiri.
- Klien mengatakan sudah mengetahui berhubungan dengan
bahwa klien punya penyakit DM. diabetes mellitus.
DO :

- Bengkak di punggung kaki kanan dan


kiri.
- Tanda-tanda vital : tekanan darah
120/80 mmHg, denyut nadi 88
kali/menit, pernafasan 18 kali/menit,
suhu 37,5°C

C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup kurang gerak dan
kelelahan.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan diabetes
mellitus.
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan poliuri dan
dehidrasi.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Dx. Kep Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

1 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi adanya pembatasan klien dalam
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam maka melakukan aktivitas.
gaya hidup kurang gerak klien dapat bertoleransi terhadap 2. Kaji adanya faktor yang menyebabkan
dan kelelahan. aktivitas dengan kriteria hasil : kelelahan.
1. Berpartisipasi dalam aktivitas 3. Monitor nutrisi dan sumber energi yang
fisik tanpa disertai peningkatan adekuat.
tekanan darah, nadi dan RR. 4. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan
2. Mampu melakukan aktivitas emosi secara berlebihan.
sehari hari (ADLs) secara 5. Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
mandiri. (takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis,
3. Keseimbangan aktivitas dan pucat, perubahan hemodinamik).
istirahat. 6. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat
pasien.
7. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi
Medik dalam merencanakan progran terapi yang
tepat.
8. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan.
9. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan
sosial.
10. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan
sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan.
11. Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek.
12. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang
disukai.
13. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan
diwaktu luang.
14. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas.
15. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif
beraktivitas.
16. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi
diri dan penguatan.
17. Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual.
2 Ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi status hidrasi (kelembaban membran
jaringan perifer keperawatan selama 3 x 24 jam maka mukosa, TD ortostatik, dan keadekuatan dinding
berhubungan dengan ketidakefektifan perfusi jaringan nadi)
diabetes mellitus. teratasi dengan kriteria hasil: 2. Monitor HMT, Ureum, albumin, total protein,
1. Tekanan systole dan diastole serum osmolalitas dan urin
dalam batas normal. 3. Observasi tanda-tanda cairan berlebih/ retensi
2. Tidak ada gangguan mental, (CVP meningkat, oedem, distensi vena leher
orientasi kognitif dan kekuatan dan asites)
otot. 4. Pertahankan intake dan output secara akurat
3. Na, K, Cl, Ca, Mg, BUN, Creat 5. Monitor TTV
dan Biknat dalam batas normal. 6. Monitor adanya tanda-tanda infeksi.
4. Tidak ada distensi vena leher. 7. Kompres dengan air hangat bagian yang
5. Intake output seimbang. bengkak.
6. Tidak ada oedem perifer dan
asites.

E. IMPLEMENTASI
Dx. Tanggal Implementasi Respon TTD
Kep Waktu

1 19 maret - Memberikan injeksi cefotaxim dan ranitidin S : klien menanyakan fungsi obat
2019 cefotaxim dan ranitidin
08.00 WIB O : Klien kooperatif.

08.05 WIB - Merapikan tempat tidur dan menciptakan S : klien mengatakan “terimakasih”
O : klien kooperatif, tempat tidur bersih.
lingkungan yang terapeutik
08.00 WIB - Mengkaji faktor penyebab kelelahan S : klien mengatakan cepat lelah jika
beraktivitas dan pusing.
O : klien kooperatif, ada bengkak di
punggung kaki kanan dan kiri

08.10 WIB - Mengkaji pola tidur klien S : Klien mengatakan tidur kurang
lebih 8 jam per hari, saat di rumah
sakit frekuensi tidur bertambah
menjadi 10 jam per hari.
O : palpebral tidak kehitaman,
konjungtiva tidak anemis, kantung
mata tidak membengkak.

10.00 WIB - Membantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas S : klien mengatakan bisa melakukan
ringan yang bisa dikerjakan pekerjaan rumah yang ringan seperti
- Membantu klien untuk menentukan jadwal
aktivitas sehari-hari. menyapu, mencuci piring.
O : klien kooperatif.

12.00 WIB - Mengukur tanda-tanda vital S : klien mengatakan pusing


O : TD 120/90 mmHg, nadi 96 kali per
menit, suhu 37,5° C, pernafasan 20 kali
per menit.

12.10 WIB - Mengkaji kekuatan otot S:-


O : ekstremitas atas kanan dan kiri 5,
ekstremitas bawah kanan dan kiri 4.

12.15 WIB - Mengajarkan teknik ROM S : klien mengatakan akan melakukan


ROM
O : klien kooperatif.

20 Maret - Memberikan injeksi ranitidine dan cefotaxim S:-


O : klien kooperatif
2019
08.00 WIB

09.00 WIB - Mengajarkan teknik ROM pada keluarga S : -


O : Klien kooperatif.
klien.
09.30 WIB - Mengklarifikasi jadwal yang sudah S : klien mengatakan kemarin jalan-
ditentukan pada tanggal19 maret 2019 jalan sampai depan ruangan ditemani
keluarga.
O : klien kooperatif.

12.00 WIB - Mengukur TTV S : klien mengatakan pusing sudah


berkurang.
O : Klien kooperatif, TD 110/80
mmHg, nadi 86 kali per menit, suhu 37°
C, pernafasan 19 kali per menit.

08.00 WIB - Memberikan penguatan positif untuk S : klien mengatakan akan melakukan
melakukan aktivitas ringan. aktivitas ringan, jika sudah terasa lelah
akan beristirahat
O : klien kooperatif

2 19 maret - Mengobservasi tanda-tanda cairan berlebih/ S : -


O : bengkak di punggung kaki kanan
2019 08.30 retensi (CVP meningkat, oedem, distensi
dan kiri
WIB vena leher dan asites)

10.00 WIB - Mengompres bagian bengkak dengan air S : klien mengucapkan terimakasih
O : Klien kooperatif.
hangat.
12.00 WIB - Mengukur tanda-tanda vital. S : klien mengatakan pusing
O : TD 120/90 mmHg, nadi 96 kali per
menit, suhu 37,5° C, pernafasan 20 kali
per menit.
12.10 WIB - Mengkaji tingkat mobilitas fisik. S : klien mengatakan malas untuk
melakukan aktivitas karena terasa
berat dan cepat lelah.
O : kekuatan otot ekstremitas atas 5,
kekuatan otot ekstremitas bawah 4.

20 Maret - Mengajarkan pada keluarga untuk S : -


O : bengkak berkurang.
2019 08.30 mengompres hangat.
- Melakukan kompres hangat pada daerah
WIB
bengkak.
09.00 WIB - Monitor tanda-tanda infeksi S:-
O : Klien kooperatif, warna kulit yang
bengkak adalah kemerahan.

12.00 WIB - Mengukur TTV S : klien mengatakan pusing sudah


berkurang.
O : Klien kooperatif, TD 110/80
mmHg, nadi 86 kali per menit, suhu 37°
C, pernafasan 19 kali per menit.

F. EVALUASI
Tanggal No. Diagnosa Evaluasi TTD
Waktu Dx. Keperawatan

16 maret 2019 1 Intoleransi aktivitas berhubungan S:


dengan gaya hidup kurang gerak dan - klien mengatakan akan mencoba untuk
08.00 WIB
kelelahan. melakukan aktivitas yang ringan terlebih
dahulu, jika merasa lelah klien akan beristirahat,
klien mengatakan akan menggunakan jadwal
harian sebagai acuan untuk latihan beraktivitas.
- Klien mengatakan sudah mencoba melakukan
aktivitas ringan seperti jalan-jalan sampai depan
ruang Alamanda.
O:
- Klien tampak bersemangat.
- Klien membuat jadwal untuk beraktivitas.
- Klien mengalami kemajuan dalam beraktivitas
(belajar untuk tidak bedrest)
A : Masalah teratasi sebagian.

P : Lanjutkan intervensi.

- Lanjutkan jadwal aktivitas.


- Berikan penguatan positif terhadap klien.
2 Ketidakefektifan perfusi jaringan S : klien mengatakan nyeri di bagian yang bengkak
perifer berhubungan dengan diabetes sudah sedikit berkurang.
O:
mellitus.
- Kekuatan otot klien untuk ekstremitas atas 5,
ekstremitas bawah 5.
- Bengkak sudah tidak ada.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi
- Kompres air hangat jika terjadi bengkak
kembali.

You might also like