Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
Hilmiana Putri
NIM: 1112103000013
Alhamdulillah, puji serta syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas
rahmat, hidayah serta limpahan karunianya saya dapat menyelesaikan laporan
penelitian ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam saya sampaikan kepada
nabi Muhammad SAW, nabi junjungan alam. Laporan penelitian ini saya susun
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
pada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan penelitian ini telah
banyak pihak yang membantu dan membimbing saya. Oleh karena itu, saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. DR. H. Arif Sumantri, M.Kes Selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, SpOT selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter (PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta seluruh dosen PSPD
yang selalu membimbing serta memberikan ilmu kepada saya selama saya
menjalani masa pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. dr. Riva Auda, SpA, M.Kes dan dr. Erike Anggraini Suwarsono, M.Pd
selaku dosen pembimbing penelitian saya, yang senantiasa membimbing
dan mengarahkan saya selama berjalannya penelitian ini.
4. dr. Yanti Susianti, SpA (K) dan dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes selaku
dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dan saran untuk
penelitian ini.
5. dr. Nouval Shahab, Sp.U,Ph.D,FICS,FACS selaku penanggung jawab
modul riset PSPD 2012.
6. dr. Ahmad Azwar Habibi, M.Biomed yang telah membantu saya dalam
proses penyelesaian penelitian ini.
7. Kedua orang tua tercinta Samsul Bahri, S.Pd dan Sukmawati, S.Pd yang
selalu memberikan do’a dan semangat kepada saya. Serta saudara tercinta
iv
kak Liza dan adik Eji serta seluruh keluarga besar yang selalu bisa
memberikan saya semangat dan dukungan selama menjalani proses
pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
8. Kepala Sekolah, Guru dan Murid SD Negeri Cirendeu III Ciputat yang
telah mengizinkan dan membantu saya untuk melakukan uji validasi
kuesioner di sekolah tersebut.
9. Kepala Sekolah, Guru dan Murid SD Negeri Pisangan I Ciputat yang telah
mengizinkan dan membantu saya dalam pengambilan data penelitian ini.
10. Teman-teman seperjuangan riset saya, Didi, Amel, Arif yang telah
membantu dan menyemangati saya dalam penyelesaian penelitian ini.
Sukses selalu untuk kalian.
11. Sahabat tercinta Ifa Zuhra, Lia Makyu, dan Dwi Maya atas dukungan do’a
dan semangatnya dari jauh.
12. Teman-teman kontrakan BH, Ubat Gendut, Nurul Syahli, Hanifia Zombi,
Kak Dewi, dan ukhti Nabila atas canda tawa serta dukungan selama
menjalani pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
13. Seluruh teman seperjuangan PSPD 2012 Together Better Stronger, semoga
kita semua bisa lulus bersama.
14. Dan seluruh pihak yang telah banyak membantu saya baik secara langsung
maupun tidak langsung yang mungkin tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.
Semoga Allah SWT dapat membalas segala kebaikan semua pihak yang telah
banyak membantu saya dalam menyelesaikan laporan penelitian ini. Dan semoga
laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis secara khusus dan bagi
pembaca serta masyarakat dan dalam pengembangan keilmuan secara umum.
Ciputat, 02 Oktober 2015
Penulis
v
ABSTRAK
Hilmiana Putri. Program Studi Pendidikan Dokter. Studi Deskriptif
Gangguan tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD Negeri Pisangan 1
Ciputat.2015.
Kata Kunci: gangguan tidur, anak, SDSC (Sleep Disturbances Scale for
Children), durasi tidur.
ABSTRACT
Hilmiana Putri. Medical Education Study Program. Descriptive study of Sleep
Disorders in Children Age 9-12 Years Old at Elementary School 1 Pisangan
Ciputat. 2015.
Keywords: sleep disturbance, children, SDSC (Sleep Distur bances Scale for
Children), sleep duration.
vi
DAFTAR ISI
vii
2.2.4. Dampak Gangguan Tidur Pada Anak .............................................. 22
2.2.5. Diagnosis Gangguan Tidur.............................................................. 23
2.2.6.Tatalaksana Gangguan Tidur ........................................................... 23
2.3. Tinjauan Pustaka Anak .................................................................................. 25
2.3.1. Definisi Anak .................................................................................. 25
2.3.2. Tumbuh Kembang Anak ................................................................. 25
2.3.3. Perkembangan Anak Usia Sekolah ................................................. 26
2.4. Kerangka Teori............................................................................................... 28
2.5. Kerangka Konsep ........................................................................................... 29
2.6. Definisi Operasional....................................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian ............................................................................................ 34
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 34
3.2.1.Lokasi Penelitian .............................................................................. 34
3.2.2. Waktu Penelitian ............................................................................. 34
3.3. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 35
3.3.1. Populasi Target ................................................................................ 35
3.3.2. Populasi Terjangkau ........................................................................ 35
3.3.3. Sampel Target ................................................................................. 35
3.3.3.1. Jumlah Sampel dan Cara Pengambilan Sampel .................. 35
3.3.3.2. Kriteria sampel .................................................................... 37
3.4. Cara Kerja Penelitian ..................................................................................... 37
3.5. Manajemen Data ............................................................................................ 38
3.5.1.Teknik Pengambilan Data ................................................................ 38
3.5.2.Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................... 38
3.5.3.Teknik Pengolahan Data .................................................................. 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................. 39
4.2. Hasil ............................................................................................................... 39
4.2.1. Karakteristik Diri dan Orang tua Responden .................................. 39
4.2.1.1. Karakteristik Reponden ...................................................... 39
4.2.1.2. Karakteristik Orang Tua Responden................................... 40
4.2.2. Gambaran Jenis Gangguan Tidur .................................................... 41
4.2.3. Gambaran Gangguan Tidur dan Karakteristik Responden.............. 42
4.2.4.Perubahan Pola Tidur pada Keadaan Tertentu ................................. 42
4.2.4.1. Durasi Tidur Pada Saat Kondisi Normal ............................ 42
4.2.4.2. Perubahan Durasi Tidur Pada Saat Ujian ........................... 43
4.2.4.3. Perubahan Durasi Tidur Pada Saat Liburan ........................ 42
4.3. Pembahasan .................................................................................................... 44
4.4. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 46
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ........................................................................................................ 48
5.2. Saran ............................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 49
LAMPIRAN ......................................................................................................... 52
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR GRAFIK
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR SINGKATAN
xiii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tidur adalah suatu kebutuhan fisiologis setiap individu dengan tujuan
mengistirahatkan tubuh setelah lelah beraktivitas sepanjang hari. Definisi
tidur itu sendiri adalah keadaan seseorang yang mengalami penurunan tingkat
kesadaran terhadap lingkungan sekitarnya, metabolisme minimal, aktifitas
fisik minimal dan mengoptimalkan kembali fungsi organ-organ yang rusak.
Sehingga ketika bangun keesokan harinya seseorang tersebut memiliki
semangat dan stamina yang cukup untuk beraktivitas kembali.1
Tidur memiliki peranan yang sangat penting dalam masa pertumbuhan
seorang anak terutama pada masa bayi, karena pada saat tidur inilah terjadi
proses regenerasi sel-sel otak dan produksi hormon-hormon tubuh sampai
sekitar 75%. Seorang anak yang mengalami gangguan tidur, tentu tidak akan
mencapai kematangan otak yang sempurna dan akan mengalami gangguan
untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal.1,2
Kebutuhan waktu tidur pada setiap tingkatan usia memiliki perbedaan. Hal
ini berhubungan dengan kebutuhan pada masing-masing tingkat usia. Anak
yang baru lahir cenderung akan tidur sepanjang hari, sedangkan anak usia di
atas 6 bulan akan tidur sekitar 13 jam dalam sehari dan ketika usia 2 tahun
akan tidur sekitar 12 jam sehari termasuk tidur siang. Anak usia 4 tahun akan
tidur selama 10-13 jam setiap harinya. Saat mencapai usia remaja seorang
anak rerata hanya memiliki waktu tidur kurang dari 10 jam sehari. Hal ini
menunjukkan bahwa waktu tidur seorang anak akan semakin berkurang
seiring dengan pertambahan usia dan pertambahan jumlah aktifitas.3
Gangguan tidur sering terjadi pada anak. Di Indonesia didapatkan
prevalensi gangguan tidur pada anak usia di bawah 3 tahun yang dilakukan
oleh Rini dkk tahun 2006 sebesar 44,2%. Penelitian lain dilakukan oleh Dini
S dkk tahun 2013 mengatakan bahwa 79,8% anak usia 3-6 tahun mengalami
gangguan tidur dengan jenis gangguan tidur terbanyak adalah gangguan
memulai dan mempertahankan tidur. Gangguan tidur pada anak remaja usia
12-15 tahun dalam penelitian yang dilakukan oleh Adeline dkk tahun 2009
2
didapatkan 62,9% responden mengalami gangguan tidur dan 63,6% dari total
responden yang mengalami gangguan tidur tersebut merupakan gangguan
transisi bangun tidur. Cristine N dkk tahun 2011 juga melakukan penelitian
gangguan tidur pada remaja usia 12-15 tahun di Bekasi dan didapatkan
gangguan tidur sebanyak 62,5%.4-7
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak dengan gangguan tidur
akan mengalami berbagai masalah terkait perilaku dan emosi yang dapat
menyebabkan timbulnya rasa lelah, malas serta mengantuk pada siang hari
yang berdampak buruk terhadap konsentrasi belajar anak dan daya
ingatannya. Penelitian yang dilakukan oleh Chung dkk, didapatkan bahwa
anak remaja yang memiliki prestasi akademik yang bagus di sekolah
cenderung memiliki waktu tidur lebih awal dan jarang mengalami rasa
ngantuk pada siang hari dibandingkan dengan remaja yang prestasi
akademiknya kurang bagus. Gangguan tidur itu sendiri dapat berupa
gangguan kuantitas, kualitas, maupun kejadian abnormal yang terjadi selama
tidur.1,2,8
Hal yang menjadi perhatian adalah bahwa penelitian tentang gangguan
tidur pada anak dan remaja masih sangat sedikit dilakukan di Indonesia.
Penelitian prevalensi gangguan tidur pada anak sekolah dasar terutama usia 9-
12 tahun belum peneliti temukan. Selain itu, diagnosis gangguan tidur pada
anak sulit untuk ditegakkan, hal ini berhubungan dengan ketidakpedulian
orang tua terhadap tidur sang anak, sehingga terlambat untuk didiagnosis dan
penanganan juga menjadi lebih sulit. Gangguan tidur pada anak yang mulai
menginjak usia remaja tersebut memiliki dampak buruk terhadap fungsi
kognitif, perilaku, sosial, dan emosial anak tersebut. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini peneliti ingin melakukan suatu studi deskriptif terhadap
gangguan tidur pada anak usia 9-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri (SDN)
Pisangan 1 Ciputat.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tidur
2.1.1. Definisi Tidur
Tidur adalah suatu keadaan seseorang mengalami penurunan
tingkat kesadaran sementara terhadap lingkungan sekitar, tingkat
metabolisme minimal, dan aktifitas fisik minimal. Namun sesungguhnya
pada keadaan tidur inilah otak sedang giat-giatnya bekerja, mengalami
regenerasi sel dan peningkatan produksi hormon. Tidur merupakan salah
satu kebutuhan fisiologis dasar setiap individu. Dengan tidur seseorang
dapat menghilangkan rasa lelah setelah beraktivitas seharian, merasakan
ketenangan tanpa memikirkan apapun.1,2,9
Manusia mengabiskan hampir sepertiga dari total waktunya dalam
sehari untuk tidur. Karena tidur dapat memulihkan kondisi tubuh yang
lelah, mengurangi stress dan cemas serta harapan ketika bangun tubuh
kembali pulih dan siap melakukan aktifitas baru keesokan harinya.
Seseorang yang kurang tidur akan cenderung lemas, mudah marah, mudah
tersinggung, merasa tertekan, dan emosi yang tidak stabil. Dengan
tercukupinya kebutuhan tidur seseorang baik dari segi kuantitas maupun
kualitas akan membuat orang tersebut lebih terlihat sehat, segar dan
semangat dalam beraktifitas.1,2,9
b. Hormon kortisol
Sekresi hormon kortisol dan adrenokortikotropik (ACTH)
mengikuti irama sirkadian dengan puncak sekresi pada pagi hari atau 1
jam setelah bangun tidur dan titik paling rendah pada larut malam. Namun
hal ini dapat berubah sesuai dengan siklus tidur-bangun seseorang. Bila
pola tidur berubah, maka sekresi hormon kortisol pada awalnya akan
seperti semula, namun secara perlahan akan berubah dan melakukan
penyesuaian terhadap siklus baru.12
Secara umum, fluktuasi hormon selama tidur dipengaruhi oleh 3
faktor utama,yaitu: irama sirkadian, siklus bangun tidur, dan tahapan tidur
REM dan NREM.12
2.1.2.3. Ritme Sirkadian
Ritme sirkadian adalah salah satu bentuk ritme biologis. Setiap
mahkluk hidup memiliki ritme biologis yang berbeda-beda. Ritme biologis
yang paling umum adalah ritme sirkadian atau irama sirkadian yang
melengkapi siklus selama 24 jam. Ritme biologis ini diatur oleh tubuh dan
disesuaikan dengan lingkungannya, misalnya cahaya, kegelapan, gravitasi,
dan stimulus elektromagnetik. Ritme ini diatur oleh suatu area di otak
ynag disebut suprachiasmatic nuclei (SCN) dan dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal.10,13,14
Faktor eksternal yang berperan adalah siklus gelap-terang. Ketika
keadaan sekitar gelap, SNC akan memerintahkan tubuh untuk mensekresi
hormon melatonin, yang mana melatonin akan merangsang seseorang
untuk merasa ngantuk. Hormon melatonin itu sendiri diproduksi oleh
kelenjar pineal dan sekresinya ditentukan oleh keberadaan cahaya.
Hormon melatonin terbukti memiliki fungsi dalam mengontrol ritme
sirkadian. 10,13,14
2.1.2.4. Tahapan Tidur
Tidur memiliki 2 tahapan, yaitu non-rapid eye movement (NREM)
dan rapid eye movement (REM). Kedua tipe ini dibedakan melalui pola
electroencephalogram (EEG), gerakan mata, dan tonus otot. Dikatakan
REM karena pada tipe tidur ini mata mengalami pergerakan yang cepat
8
walaupun orang tersebut dalam keadaan tidur. Tipe tidur NREM disebut
sebagai tidur gelombang lambat “slow-wave sleep”. Tabel di bawah ini
akan membedakan antara tidur REM dan NREM.15-17
Tabel 2.1. Perbedaan tidur REM dan NREM
Kriteria Non-rapid eye Rapid eye movement
movement (NREM) (REM) sleep
sleep
Electroencephalography Selaras Gelombang Theta atau
gigi gergaji
Tidak selaras
Electromiography Menurun sedikit Menurun secara drastis
atau tidak ada tonus otot
Electro-oculography Gerakan mata lambat Gerakan mata cepat
*Catatan: tabel telah diolah kembali
Sumber: Samuele Cortese dkk, 201417
a. Fase NREM
Fase NREM disebut juga sebagai tidur gelombang pendek, hal ini
dikarenakan gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur pada
fase ini lebih pendek dari pada gelombang alfa dan beta pada orang sadar.
Ketika fase NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologis tubuh,
semua proses metabolisme termasuk tanda-tanda vital, metabolisme, dan
kerja otot.15-17
Fase NREM terbagi menjadi 4 tahap. Tahap I-II disebut tidur ringan
(light sleep) sedangkan tahap III-IV disebut tidur dalam (deep sleep) atau
(delta sleep). 15-17
1. Tahap 1 NREM
- Tahap dengan tingkat paling dangkal dari tidur
- Tahap berakhir dalam beberapa menit
- Terjadi pengurangan aktivitas fisologis, dimulai dengan penurunan
secara bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme
9
Gambar 2.3. Persentasi fase REM dan NREM dari total waktu tidur
berdasarkan kelompok usia
Sumber: Okawa M, 200022
Kebutuhan total tidur setiap golongan usia berbeda. Semakin dewasa
durasi tidur akan semakin sedikit. Hal ini dikarenakan kesibukan yang dimiliki
individu tersebut untuk bersekolah atau bekerja pada siang hari. Berikut ini adalah
kebutuhan tidur yang normal untuk masing-masing golongan usia.9,22
Tabel 2.2. Kebutuhan Tidur Normal Berdasarkan Usia3
USIA DURASI YANG MASIH TIDAK
DIREKOMENDASIKAN DIPERBOLEHKAN DIREKOMENDASIKAN
0-3 bulan 14 - 17 jam 11 - 13 jam, atau Kurang dari 11 jam
18 – 19 jam Lebih dari 19 jam
4-11 bulan 12 - 15 jam 10 - 11 jam, atau Kurang dari 10 jam
16 - 18 jam Lebih dari 18 jam
1-2 tahun 11 - 14 jam 9 - 10 jam, atau Kurang dari 9 jam
15 - 16 jam Lebih dari 16 jam
3-5 tahun 10 - 13 jam 8 - 9 jam, atau Kurang dari 8 jam
14 atau Lebih dari 14 jam
6-13 tahun 9 - 11 jam 7 - 8 jam, atau Kurang dari 7 jam
12 jam Lebih dari 12 jam
14-17 8 - 10 jam 7 jam, atau Kurang dari 7 jam
tahun 11 jam Lebih dari 11 jam
18-25 7 - 9 jam 6 jam, atau Kurang dari 6 jam
tahun 10 - 11 jam Lebih dari 11 jam
26-64 7 - 9 jam 6 jam, atau Kurang dari 6 jam
tahun 10 jam Lebih dari 10 jam
≥65 tahun 7 – 8 jam 5 - 6 jam, atau Kurang dari 5 jam
9 jam Lebih dari 9 jam
*Catatan: tabel telah diolah kembali
Sumber: National Sleep Foundation, 2015
15
b. Jenis-jenis insomnia
Secara umum insomnia terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Insomnia Inisial
Merupakan gangguan tidur berupa kesulitan untuk memulai tidur.
2. Insomnia Intermiten
Merupakan ketidakmampuan seseorang untuk mempertahankan
tidur, sehingga orang tersebut sering kali terbangun dari tidur di malam
hari.
17
3. Insomnia Terminal
Adalah keadaan seseorang bangun lebih awal dari tidurnya namun
sulit untuk tidur kembali.16
kali kemudian menghilang dan berulang setiap 20-50 detik. Serangan apnea
terjadi ketika pasien tidak mendengkur. Gangguan ini sering disertai dengan nyeri
kepala atau perasaan tidak enak pada pagi harinya.
Pada anak-anak keadaan ini sering berhubungan dengan gangguan
kongenital saluran napas, dystonomi syndrome, adenotonsilar hypertrophy,dan
lain-lain. Pada orang dewasa dapat diakibatkan oleh obstruksi saluran napas
akibat septal defek, hipotiroid, gangguan jantung, penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK), hipertensi, stroke, gullain barre syndrome (GBS), dan lain-lain. Sleep
apnea baik sentral ataupun obstruksi menyebabkan pasien sering terbangun pada
malam hari dan kadang sulit untuk tidur kembali.17,30
Table 2.3. Gejala klinis dan dampak dari gangguan pernapasan saat tidur
1. Mengorok Neurobehavioral
1. Somnolen
2. Bernapas dengan mulut
2. Hiperaktif
3. Gelisah saat tidur
3. Penurunan konsentrasi
4. Megap-megap saat tidur
4. Gangguan perilaku
5. Berkeringat
5. Menarik diri dari sosial
6. Night terrors
6. Depresi, cemas, tidak percaya
7. Mengompol
diri
REM
Tahapan Durasi tidur normal
tidur Tidur pada anak usia 9-12 9-11 jam
tahun
N-REM
Anak SD usia
9-12 tahun
Gangguan tidur
Gangguan Gangguan
hiperhidrosis transisi bangun
saat tidur tidur
Keterangan:
: Variabel yang diteliti secara deskriptif
2. Tidak
Mengalami
gangguan jika
skor nilai
instrumen
pertanyaan no
1,2,3,4,5,10,11
≤ persentil 60
6 Gangguan Gangguan per- Kuesioner sleep 1. Mengalami Nominal
pernafasan nafasan saat tidur disturbances gang-guan jika
saat tidur sedang ber- scale for children skor nilai
langsung (SDSC) instrumen
pertanyaan no
13,14,15 >
persentil 60
2. Tidak
Mengalami
gangguan jika
skor nilai
instrumen per-
tanyaan no
13,14,15 ≤
persentil 60
7 Gangguan Gangguan Kuesioner sleep 1. Mengalami Nominal
kesadaran kesadaran saat disturbances gangguan jika
tidur sedang scale for children skor nilai
berlangsung (SDSC) instrumen
pertanyaan no
17,20,21 >
persentil 60
2. Tidak
Mengalami
gangguan,
skor
pertanyaan no
17,20,21 ≤
persentil 60
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penilitian ini bersifat deskriptif dengan metode cross sectional (potong
lintang).35
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penilitian ini dilakukan di SD Negeri Pisangan 1 Ciputat.
3.2.1 Waktu penelitian
Tabel waktu penelitian
Matriks kegiatan
Juli- Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
kegiatan
Desember
2014
1. Penulisan
proposal
2. Kunjungan &
observasi ke
lapangan
3. Perizinan &
ACC lokasi
pengambilan
data
4. Penelusuran
literatur
5. Uji validasi
kuesioner
6. Pengambilan
data
7. Laporan
pembimbing
8. Entry dan
analisis data
9. Penyusunan
dan revisi
skripsi
34
n = Zα2PQ
d2
n = 0,8964
0,01
n = 89,64
n 90 siswa
perkiraan antisipasi drop out, 10% dari total sampel, maka:
n = 90 + 9
n = 99
n 100 siswa
Observasi lokasi
Pengumpulan data
Penulisan proposal
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insidens gangguan tidur pada
anak usia 9-12 tahun. Penelitian dilakukan di SD Negeri Pisangan 1 Ciputat yang
berada di Jl. H.M Salim 3 Kel. Pisangan Kec. Ciputat Timur Kota Tangerang
Selatan selama bulan April 2015.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa SD Pisangan 1 yang berusia 9-12
tahun dari kelas 3 SD-6 SD. Dari populasi tersebut, peneliti mengambil 100 siswa
sebagai sampel dalam penelitian ini. Dari 100 sampel tersebut, kuesioner yang
masuk kriteria inklusi dan kembali lagi ke tangan peneliti untuk dianalisis pada
penelitian ini hanya 90 kuesiner. Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan
data menggunakan kuesioner Sleep Disturbances Scale for Children (SDSC) yang
diisi oleh orang tua responden. Oleh karena itu, berdasarkan masalah dan tujuan
penelitian ini, berikut peneliti sampaikan hasil penelitian dan pembahasannya.
4.2. Hasil
4.2.1. Karakteristik Diri dan Orang Tua Responden Penelitian
4.2.1.1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari usia, jenis
kelamin, dan kelas responden, yang akan digambarkan dalam tabel 4.1. berikut.
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Variabel N Persentase (%)
Usia
9 Tahun 31 34,4
10 Tahun 17 18,9
11 Tahun 25 27,8
12 Tahun 17 18,9
Jenis Kelamin
Laki-Laki 38 42,2
Perempuan 52 57,8
Kelas
3 SD 24 26,7
4 SD 20 22,2
5 SD 26 28,9
6 SD 20 22,2
39
4.3. Pembahasan
Tabel 4.3. menggambarkan karakteristik orang tua responden, yang terdiri
dari pendidikan terakhir dan pekerjaan orang tua. Dari tabel tersebut didapatkan
bahwa 52,2 % ayah responden memiliki pendidikan terakhir SMA, 14,4% sekolah
tinggi dan hanya 11,1% yang pendidikan terakhirnya SD. 43,3% ibu responden
memiliki pendidikan terakhir SMA, 14,4% sekolah tinggi dan sebesar 17,8% SD.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua responden memiliki tingkat
pendidikan yang cukup baik. Sebagian besar ayah responden bekerja sebagai
pegawai swasta yaitu sebesar 48,9% sedangkan 83,3% pekerjaan ibu adalah
sebagai ibu rumah tangga.
Berdasarkan tabel 4.4. diketahui bahwa 42,2% responden mengalami
gangguan tidur, sedangkan 57,8% responden lainnya tidak mengalami gangguan
tidur. Jumlah responden yang mengalami gangguan tidur pada penelitin ini lebih
sedikit dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami gangguan tidur.
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Adelina dkk (2009) yang melakukan
penelitian gangguan tidur pada remaja SMP usia 12-15 tahun dengan
menggunakan kuesioner SDSC, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
62,9% dari total sampel yang diteliti mengalami gangguan tidur. Demikian pula
dengan penelitian yang dilakukan Dini S (2013) pada anak usia 3-6 tahun dengan
44
adalah kelas 6, sehingga jika dilihat persentasi gangguan tidur berdasarkan usia
dan kelas terjadi ketidakseimbangan. Hal ini terjadi karena siswa yang mengalami
gangguan tidur yang berusia 9 tahun jauh lebih besar dibandingkan dengan usia
siswa lainnya, dan terdapat siswa yang bukan berada di kelas 3 tetapi masih
berusia 9 tahun seperti persentase siswa yang berusia 9 tahun yang berada di kelas
4 adalah 25,8% dari total siswa yang berusia 9 tahun sehingga jika perbandingan
siswa yang mengalami gangguan tidur berdasarkan kelas dapat mempengaruhi
besar persentase gangguan tidur. Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh
Dini S (2013) didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara usia dengan
kejadian gangguan tidur pada anak (p=0,012). Hal ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Rini S (2006) yang mengatakan bahwa pertambahan usia
pada anak menyebabkan semakin banyak pula faktor yang mempengaruhi pola
tidur, sehingga semakin besar pula kemungkinan anak mengalami gangguan
tidur.4.5
Gangguan tidur berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa responden
perempuan lebih banyak yang mengalami ganguan tidur dari pada laki-laki, yaitu
sebesar 26,7%. Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adelina dkk
(2009) bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan gangguan tidur.
Hal serupa juga didapatkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Dini S (2013)
bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin dengan
kejadian gangguan tidur pada anak (p=0,603).5,6
Tabel 4.6. menggambarkan durasi tidur normal dan tidak normal pada
responden. Durasi tidur normal anak usia 9-12 tahun adalah 9-11 jam. Dari 90
responden didapatkan hanya 21 responden yang memiliki durasi tidur normal,
sedangakan 69 responden lainnya memiliki durasi tidur yang tidak normal.17
Selanjutnya perubahan durasi tidur pada kondisi tertentu seperti saat ujian
dan liburan digambarkan dalam tabel 4.7, 4.8, 4.9, 4.10, dan 4.11. Didapatkan 31
responden memiliki perubahan durasi tidur menjadi lebih singkat ketika ujian dan
65 responden memiliki perubahan durasi tidur menjadi lebih lama ketika liburan.
46
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. SIMPULAN
Dari penelitian ini dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Insidens gangguan tidur pada anak usia 9-12 tahun adalah sebesar
42,20 %.
2. Jenis gangguan tidur paling banyak adalah gangguan memulai dan
mempertahankan tidur sebanyak 55,0 %.
3. Berdasarkan karakteristik responden, diketahui bahwa responden yang
berusia 9 tahun sebagai usia paling banyak mengalami gangguan tidur
yaitu sebesar 14,4 %, sedangkan berdasarkan kelas, siswa kelas IV
adalah yang paling banyak mengalami gangguan tidur yaitu sebesar
14,4 %, dan perempuan sebagai jenis kelamin yang lebih sering
mengalami gangguan tidur daripada laki-laki, sebesar 25,6 %.
4. Terdapat perubahan durasi tidur menjadi lebih singkat ketika musim
ujian terjadi pada 72,2 % responden, dan menjadi lebih panjang ketika
musim liburan pada 34,4 % responden.
5.2. SARAN
1. Karena gangguan tidur pada anak memiliki insidens yang cukup tinggi,
sedangkan pengetahuan dan perhatian orang tua terhadap gangguan
tidur anak minimal, maka sebaiknya dilakukan pemberian edukasi
kepada orang tua tentang pentingnya tidur untuk tumbuh dan kembang
anak, tanda-tanda gangguan tidur, berbagai faktor resiko yang
menyebabkan gangguan tidur, serta dampak dari gangguan tidur
tersebut.
2. Karena gangguan tidur pada anak memiliki dampak yang kurang baik
terhadap tumbuh dan kembangnya, maka disarankan kepada pelayan
kesehatan terutama dokter umum yang menjadi garda terdepan
kesehatan di masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang
gangguan tidur, sehingga gangguan tidur pada anak dapat terdeteksi
lebih dini dan anak mendapatkan intervensi yang segera dan tepat.
48
DAFTAR PUSTAKA
1. Stickgold. The neuroscience of sleep. London: Elsevier. 2009: 12-6.
2. Carney P. Clinical sleep disorder. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins. 2005: 21-58.
3. Anonymous. Sleep needs across the lifespan sleep health foundation.
Sleep Health Facts. 2015: 2.
4. Sekartini R, Adi NP,Dept Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI-RSCM.
Gangguan tidur pada anak usia bawah 3 tahun di lima kota di Indonesia.
Sari Pediatri. 2006;7: 188-93.
5. Safitri DZ. Hubungan antara gangguan tidur dengan pertumbuhan pada
anak usia 3-6 tahun di kota Semarang. Jurnal Media Medika Muda. 2013.
6. Haryono A, Rindiarti A, Arianti A, Pawitri A, Ushuluddin A, Setiawati A,
et al, Dept Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. Prevalensi gangguan tidur
pada remaja usia 12-15 tahun di kekolah lanjutan tingkat pertama. Sari
Pediatri. 2009;11: 149-54.
7. Natalia C, Sekartini, Poesponegoro H, Dept Ilmu Kesehatan Anak FKUI-
RSCM. Skala gangguan tidur untuk anak (SDSC) sebagai instrument
skrining gangguan tidur pada anak sekolah lanjutan tingkat pertama. Sari
Pediatri. 2011;12: 365-72.
8. Chung K, Cheung M. Sleep-wake patterns and sleep distrubance among
HongKong-Chinese adolecents. 2008: 31-94.
9. Widodo DP, Soetomenggolo TS, Dept Ilmu Kesehatan Anak FKUI-
RSCM. Perkembangan normal tidur pada anak dan kelainannya. Sari
Pediatri. 2000;2: 139-45.
10. Barrett K, Brooks H, Boitano S, Barman S. Ganong’s review of medical
physiology. USA: McGraw-Hill Companies Inc. 2010;23: 233-9.
11. Mardjono, M. Kesadaran dan fungsi luhur. Neurologi Klinis Dasar. Dian
Rakyat Jakarta: 183.
12. Sekartini R. Perkembangan tidur normal pada anak. Sari Pediatri. 2011;2:
139-145.
13. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. Philadelphia:
Elsevier Inc. 2006;11: 739-41.
50
14. Potter PA, Perry AG. Fundamental keperawatan: konsep, proses, dan
praktik. 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2006.
15. Shnerrson J. Sleep Medicine. 2nd ed. USA: Blackwel, Massachusets.
2005: 22-51.
16. Lee CT. Sleep medicine essentials and review. PUSA: Oxford University
Press. 2008: 9-15.
17. Cortese S, Ivanenko A, Ramtekkar U, Angriman M. Sleep disorders in
children and adolescent a practical guide: Psychiatry and pediatrics.
2014: 1-19.
18. Belisio AS, Louzada FM, Azevedo CVM. Influence of social factors on
the sleep-wake cycle in children. Sleep Sci. Sleep. 2010;3: 82-6.
19. Kryger MH, Roth T, Demend WC. Principles and practice of sleep
medicine. St. Louis: Elsevier Saunders. 2011;5: 16-26.
20. Nutter DA. Sleep disorder problem associated with other disorders. 2007:
Available from URL: http://emedicine.medscape.com/article/916611-
overview. Diunduh pada 12 Mei 2015.
21. Garcia JMA, Salcedo AF, Rodriguez A, et all. The prevalence of sleep
disorders among adolescents in Cuenca. Spain. Rev Neurol. 2004;39: 8-
24.
22. Okawa M. Circadian rhythm sleep disorders. Asian Med J. 2000;43: 235-
42.
23. Dawson P. Sleep disorders. Free Health Encyclopedia. 2007: Available
from URL: http://www.faqs.org/. Diunduh pada 12 Mei 2015.
24. Owens JA. Sleep medicine. In Kliegman RM. Bahrman RE. Jenson HB,
Stanton BF, editor. Nelson Textbook of Pediatrics. 18th ed. Philadelphia:
Saunders Elsevier. 2007: 91-9.
25. Schochat T, Flint BO, Tzizcginsky O. Sleep patterns electronic media
exposure and daytime sleep-related behaviours among Israeli adolescents.
Actapaediatr. 2010;99: 396-400.
26. Van BJ. Television viewing computer game playing and internet use and
self reported time to bed and time out of bed in secondary school children.
2004;27: 101-4.
51
LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuesioner SDSC asli
Name:__________________________ Age:________
5 always (daily)
4 often (3 or 5 times per week)
3 sometimes (once or twice per week)
2 occasionally (once or twice per month or less)
1 never
3. the child goes to bed reluctantly 1 2 3 4 5
4. the child has difficulty getting to sleep at night 1 2 3 4 5
5. the child feels anxious of afraid when falling asleep 1 2 3 4 5
6. the child startles or jerks parts of the body while falling 1 2 3 4 5
asleep
7. the child shows repetitive actions such as rocking or 1 2 3 4 5
head banging while falling asleep
8. the child experiences vivid dream-like scenes while 1 2 3 4 5
falling asleep
9. the child sweats excessively while falling asleep 1 2 3 4 5
10. the child wakes up more than twice per night 1 2 3 4 5
11. after waking up in the night, the child has difficulty to 1 2 3 4 5
fall asleep again
12. the child has requent twiching or jerking og legs 1 2 3 4 5
while asleep or often changes position during the night or
kicks the covers off the bed
13. the child has difficulty in breathing during the night 1 2 3 4 5
14. the child gasps for breath or is unable to breathe 1 2 3 4 5
during sleep
15. the child snores 1 2 3 4 5
53
Lampiran 2
Kuesioner SDSC sebelum validasi
Informasi anak
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin : 1. Laki-Laki 2. Perempuan
Informasi orang tua
IBU
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan :
BAPAK
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan :
55
(Lanjutan)
Jawablah semua pertanyaan yang diajukan dengan mempertimbangkan
kebiasaan tidur anak Bapak/Ibu dalam 6 bulan terakhir saat anak
Bapak/Ibu dalam keadaan sehat. Perubahan kebiasaan tidur karena anak
sakit tidak termasuk.
A. Isilah pertanyaan berikut ini dengan melingkari atau memberi tanda silang
pada point a sampai e yang dianggap mewakili kebiasaan tidur anak
Bapak/Ibu.
(Lanjutan)
B. Isilah pernyataan berikut ini yang paling sesuai dengan kebiasaan
tidur anak anda pada saat tidurnya.
Pilihlah Jawaban pada pertanyaan di bawah ini jika dengan memberikan tanda
silang (X)
1. Tidak Pernah
2. Jarang (1-2 kali perbulan atau kurang)
3. Kadang-kadang (1-2 kali perminggu)
4. Sering (3-5 kali perminggu)
5. Selalu (setiap hari)
Pertanyaan Skala
1. Anak Bapak/Ibu malas atau menolak untuk tidur 1 2 3 4 5
2. Anak Bapak/Ibu sulit untuk tidur pada malam hari 1 2 3 4 5
3. Anak Bapak/Ibu merasa cemas atau takut ketika 1 2 3 4 5
mau tidur pada malam hari
4. Bagian tubuh anak Bapak/Ibu tampak tersentak saat 1 2 3 4 5
tidur pada malam hari
5. Anak menunjukkan gerakan-gerakan berulang 1 2 3 4 5
seperti menggerakkan atau menggelengkan kepala
selama tidur pada malam hari
6. Anak Bapak/Ibu merasakan mimpi seperti nyata 1 2 3 4 5
saat tidur pada malam hari
7. Anak Bapak/Ibu berkeringat yang sangat banyak 1 2 3 4 5
saat tidur
8. Anak Bapak/Ibu terbangun lebih dari 2 kali setiap 1 2 3 4 5
malam
9. Setelah terbangun pada malam hari, anak sulit 1 2 3 4 5
untuk tertidur kembali
10. Anak Bapak/Ibu pernah mengalami genjotan atau 1 2 3 4 5
hentakan tiba-tiba pada daerah tangannya saat tidur
atau selalu berubah posisi saat tidur atau
menendang-nendang atau menyentakkan kaki di
atas seprei tempat tidur
11. Anak Bapak/Ibu merasa sulit bernapas (sesak) pada 1 2 3 4 5
malam hari
12. Anak Bapak/Ibu sering merasa megap-megap atau 1 2 3 4 5
tidak bisa bernapas saat tidur pada malam hari
13. Anak Bapak/Ibu mendengkur/ mengorok saat tidur 1 2 3 4 5
pada malam hari
14. Anak Bapak/Ibu berkeringat banyak sepanjang 1 2 3 4 5
malam
15. Bapak/Ibu pernah melihat anak Bapak/Ibu berjalan 1 2 3 4 5
sambil tidur
57
Lampiran 3
Kuesioner SDSC setelah validasi
Informasi anak
Nama :
Umur :
Kelas :
Jenis Kelamin : 1. Laki-Laki 2. Perempuan
(Lanjutan)
Jawablah semua pertanyaan yang diajukan dengan mempertimbangkan
kebiasaan tidur anak Bapak/Ibu dalam 6 bulan terakhir saat anak
Bapak/Ibu dalam keadaan sehat. Perubahan kebiasaan tidur karena anak
sakit tidak termasuk.
C. Isilah pertanyaan berikut ini dengan melingkari atau memberi tanda silang
pada point a sampai e yang dianggap mewakili kebiasaan tidur anak
Bapak/Ibu.
(Lanjutan)
D. Isilah pernyataan berikut ini yang paling sesuai dengan kebiasaan
tidur anak anda pada saat tidurnya.
Pilihlah Jawaban pada pertanyaan di bawah ini jika dengan memberikan tanda
silang (X)
6. Tidak Pernah
7. Jarang (1-2 kali perbulan atau kurang)
8. Kadang-kadang (1-2 kali perminggu)
9. Sering (3-5 kali perminggu)
10. Selalu (setiap hari)
Pertanyaan Skala
1. Anak Bapak/Ibu malas atau menolak untuk disuruh 1 2 3 4 5
tidur
2. Anak Bapak/Ibu sulit untuk tidur pada malam hari 1 2 3 4 5
3. Ada rasa takut pada anak Bapak/Ibu ketika ia mau 1 2 3 4 5
tidur
4. Bagian tubuh anak Bapak/Ibu tampak tersentak saat 1 2 3 4 5
tidur pada malam hari
5. Anak menunjukkan gerakan-gerakan berulang 1 2 3 4 5
ketika tidur, seperti menggerakkan atau
menggelengkan kepala
6. Anak Bapak/Ibu merasakan mimpi seperti nyata 1 2 3 4 5
saat tidur pada malam hari
7. Anak Bapak/Ibu berkeringat yang sangat banyak 1 2 3 4 5
saat tidur
8. Anak Bapak/Ibu terbangun lebih dari 2 kali setiap 1 2 3 4 5
malam
9. Setelah terbangun pada malam hari, anak sulit 1 2 3 4 5
untuk tertidur kembali
10. Tangan anak Bapak/Ibu pernah mengalami 1 2 3 4 5
genjotan atau hentakan tiba-tiba saat tidur atau
selalu berubah posisi saat tidur atau menendang-
nendang atau menyentakkan kaki di atas seprei
tempat tidur
11. Anak Bapak/Ibu merasa sulit bernapas (sesak) pada 1 2 3 4 5
malam hari
12. Anak Bapak/Ibu sering terengah-engah saat 1 2 3 4 5
bernapas atau tidak bisa bernapas saat tidur pada
malam hari
13. Anak Bapak/Ibu mendengkur/ mengorok saat tidur 1 2 3 4 5
pada malam hari
14. Anak Bapak/Ibu berkeringat banyak sepanjang 1 2 3 4 5
malam
15. Bapak/ibu pernah melihat anak berjalan sambil 1 2 3 4 5
tidur
61
Lampiran 4
Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
No R R Alpha R
Pertanyaan Hitung Tabel Keterangan Cronbach Tabel Keterangan
1
2
3 0,223 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel
4 0,204 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel
5 0,223 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel
6 0,322 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel
7 0,705 0,396 valid 0,785 0,396 reliabel
8 0,418 0,396 valid 0,785 0,396 reliabel
9 0,623 0,396 valid 0,785 0,396 reliabel
10 0,204 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel
11 0,558 0,396 valid 0,785 0,396 reliabel
12 0,337 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel
13 0 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel
14 0 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel
15 0,186 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel
16 0,687 0,396 valid 0,785 0,396 reliabel
17 0,068 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel
18 0,395 0,396 valid 0,785 0,396 reliabel
19 0,281 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel
20 0,047 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel
21 0,295 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel
22 0,614 0,396 valid 0,785 0,396 reliabel
23 0,59 0,396 valid 0,785 0,396 reliabel
24 0,339 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel
25 0,532 0,396 valid 0,785 0,396 reliabel
26 0,2 0,396 unvalid 0 0,396 tidak reliabel
63
Lampiran 5
Riwayat Hidup Penulis
Agama : Islam
No.HP : 0852-8051-0351
Email : Hilmianaputri95@gmail.com
Riwayat Pendidikan :