You are on page 1of 26

V.

DATA PERCOBAAN

UNIVERSITAS PANCASILA
LABORATORIUM SIPIL FAKULTAS TEKNIK
MEKANIKA TANAH – UKUR TANAH – JALAN & ASPAL – KONST. BETON – HIDROLIKA
JL. Lenteng Agung Raya, Srengseng, Sawah, Jakarta Selatan (12640) Telp (021) 7864730
Ext. 25. (021) 7270086 Ext. 326 Fax (021) 7270128 email : teknik@univ.pancasila.ac.id

Lamp. Surat/Lamp. No. : D-1 Dikerjakan Tanggal :24-09-2018


No./Jenis Material : Agregat, Semen, Air Dikerjakan Oleh : Rayvaldy
Instansi : Lab. Sipil Diperiksa Oleh : Tiara Nofiana
Proyek Pekerjaan : Mix Design
PERENCANAAN MIX DESIGN

Uraian Tabel/Grafik
NO Nilai
perhitungan
1. Kuat tekan yang disyaratkan (f’c) Ditetapkan 25 N/mm2 pada 28 hari bagian cacat 5 persen
2. Deviasi standart (s) Ayat 4.1.1.1 7 N/mm2 atau tanpa data – N/mm2
3. Nilai tambah (margin) (m) ( k=1,64) 1,64 x 7 =11,48 ≈ 12 N/mm2
Kuat rata-rata yang ditargetkan
4. Ayat 4.1.1.2. 25 + 12 = 37 N/mm2
(fcr)
5. Jenis semen Ditetapkan Portland type 1
Jenis agregat kasar Batu pecah alami (kerikil)
6.
Jenis agregat halus Pasir alami
Tabel 2 grafik 1 atau
7. Faktor air – semen bebas 0,42 (ambil nilai yang terkecil)
2
8. Faktor air - semen maks Ayat 4.1.1.2.3.2 0,60
Ditetapkan ayat
9. Slump Slump 60 – 180 mm
4.1.1.3
Ditetapkan ayat
10. Ukuran agregat maksimum 40 mm
4.1.1.4
2 1
11. Kadar air bebas Tabel 6 ayat 4.1.1.5 175 + 205 = 185 kg/m3
3 3
185
12. Jumlah semen 11 : 7 = 440,47 kg/m3
0,42
13. Jumlah semen maksimum Ditetapkan
Ditetapkan ayat 275 kg/m3 (pakai bila lebih besar dari 12,lalu
14. Jumlah semen minimum
4.1.1.2 hitung 15)
Faktor air – semen yang Tidak perlu karena kebutuhan semen lebih
15. Tabel 3,4,5
disesuaikan besar dari kebutuhan semen minimum
16. Susun besar butir agregat halus Grafik 3 s/d 6 Daerah gradasi susunan butir nomer 2
Persen agregat kasar (100 – 39) = 61 persen
17. Grafik 10 s/d 12
Persen agregat halus 39
Berat jenis relatife,agregat
18. Ayat 4.1.1.6 (40% x 2,5) + (60% x 2,6) =2,56
(kering permukaan)
19. Berat jenis beton Grafik 6 2370 kg/m3
20. Kadar agregat gabungan 19-(12+11) 2370 – 625,47 = 1,74453 kg/m3
39
21. Kadar agregat halus 17 x 20 x 1,74453 = 68,367 kg/m3
100
22. Kadar agregat kasar 20 – 21 1,74453 – 68,367 = 1068,163 kg/m3
D1
CONCRETE MIX DESIGN
(RANCANGAN CAMPURAN BETON)

I. MAKSUD DAN TUJUAN PRAKTIKUM


Maksud dan tujuan dari praktikum beton ini adalah dapat membantu
menghasilkan komposisi campuran beton mutu yang telah ditentukan SNI
yang dapat dijadikan acuan bagi proyek yang membutuhkan beton dalam
volume yang tidak terlalu besar ataupun yang besar sekalipun dan juga untuk
mengetahui cara kerja pembuatan sebuah beton dengan baik dan berstandar
SNI beton.

II. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN


Alat :
1. Kerucut Abrams
2. Timbangan Nerraca
3. Pan
4. Skop
5. Mold Silinder, diameter 15 cm dan tinggi 30 cm
6. Mesin Pengaduk/Mixer
7. Batang Perojok
8. Penggaris
9. Gelas Ukur
Bahan :
1. Vaselin
2. Kerikil
3. Pasir
4. Semen
5. Air
III. PEMBAHASAN TEORI
Tujuan kita mempelajari Sifat-sifat material (Bahan Baku) untuk
adukan beton adalah agar kita betul-betul merencanakan campuran beton, ada
4 faktor yang harus dipertahankan yaitu :Water Cement Ratio (rasio air semen)
(rumus = w/c), yaitu Jumlah air(kg) yang dipakai dalam adukan berbanding
dengan jumlah semen(kg) Yang dipakai.,Cement Agregat Ratio (Rasio
Agregat Semen), perbandingan Jumlah pemakaian semen dan agregat (pasir +
agregat kasar), gradasi (dari Agregat), konsistensi adukan.
Beberapa Metode “Mix Design”Maximum Density Method, Finesess
Modulus Method,ACI (American Concrete Institut), Grading Curve Method,
High Strength Concrete Mix Design,Current British Method
Faktor Kesalahan :Agregat kasar tidak dibersihkan sehingga masih
terdapat kadar lumpurnya masih tinggi yang mempengaruhi hasil mutu beton,
Saat proses pemadatan didalam cetakan penusukannya kurang padat, Saat
proses memasukan bahan ke mixer ada sedikit bahan yang tumpah.1
Beton adalah bahan bangunan yang terdiri dari komposisi pasir, kerikil,
atau batu pecah yang di satukan dengan bahan pengeras pasta cair yaitu semen
dan air. Dengan proporsi yang tepat campuran tersebut menjadi bentuk plastis,
akibat campuran terjadi panas hidrasi semen dan air, beton menjadi keras
seperti batu. Secara luas beton merupakan material bangunan dan keteknik
sipilan, karena beton sangat kuat dan cukup keras untuk pembangunan struktur
yang baik terutama Gedung. Beton terbagi menjadi 2, yaitu :
Beton biasa ( Normal ) yang mempunyai kekutan antara 2000 sampai
6000 psi ( 13 sampai 40 Mpa ), Beton berkinerja tinggi mempunyai kekuatan
antaran lain di atas 6000 psi ( 40 Mpa ) disebut beton mutu tinggi, 80 Mpa
disebut beton bermutu sangat tinggi, dan 120 Mpa beton bermutu ultra tinggi

1
Modul kontruksi beton jilid 1 tahun 1987
Beton sangat terpengaruh oleh bahan dasarnya yaitu Semen, Agregat
Kasar, Agregat Halus dan Air. Dua decade terakhir, telah dikembangkan jenis
bahan tambah ( admixtures dan additives ) untuk meningkatkan kinerja beton
untuk semakin lebih mudah dikerjakan, lebih cepat atau lebih tinggi mutunya.
Faktor – faktor yang memepengaruhi beton bermutu baik :Karakteristik semen
dan jumlahnya, w/c ( water per cement ) rasio, kualitas agregat dan
interaksinya dengan pasta semen, tambahan bahan kimia yang digunakan,
tambahan material yang digunakan, pemilihan prosedur dan waktu
pencampuran bahan susun beton, Quality control.2
Secara umum pertumbuhan atau perkembangan konstruksi di
Indonesia cukup pesatmeskipun ada masalah krisis ekonomi. Hampir 60%
material yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi adalah beton (concrete)
yang dipadukan dengan baja (steel) atau jenis lainnya.Konstruksi beton dapat
dijumpai dalam pembuatan gedung, jalan, bendung, saluran, dan konstruksi
lainnya berupa konstruksi bawah (under structure) dan konstruksi atas (upper
structure).
Seorang perencana beton harus mampu merancang campuran beton
yang memenuhi kriteria ekonomi dan persyaratan teknis. Saat ini Indonesia
memiliki 2 metode rancang campur beton yaitu : (1) SNI 03-2834-2000 yang
sudah lama diterapkan di Indonesia dan masih dipakai sebagai acuan rancang
campur beton hingga sekarang, (2) SNI 7656:2012 yang ditetapkan pada
tanggal 29 Desember 2012 masih terbilang baru sebagai acuan rancang campur
beton, SNI 7656:2012 merupakan adopsi modifikasi dari ACI 211 Standar
practice for selecting proportion for normal, heavyweight, and mass concrete.
Pada kajian ini, evaluasi biaya dan kuat tekan dilakukan berdasarkan
rancang campur beton normal (Mix Design) SNI 03-2834-2000 dan SNI
7656:2012 karena kedua SNI tersebut berlaku sebagai pedoman rancang
campur beton di Indonesia, dan SNI 7656:2012 merupakan adosi dari ACI 211
yang mensyaratkan suatu campuran perancangan beton dengan
mempertimbangkan sisi ekonimisnya. Sehingga dengan membandingkan

2
Jurnal Kontruksia Volume 2 Nomer 2 Juli 2011
kedua SNI tersebut diharapkan dapat mengetahui rancang campur yang lebih
ekonomis dengan kuat tekan sesuai rencana.Benda uji menggunakan 3 variasi
kuat tekan rencana yaitu: (1) 25 MPa, (2) 30 MPa, dan (3) 35 MPa. Ruang
lingkup: 1) Besar kuat tekan beton pada umur 28 hari yang dihitung menurut
SNI 03-2834-2000 dan SNI 7656:2012; 2) Perkembangan kuat tekan beton
untuk varian yang dihitung menurut SNI 03-2834-2000 dan SNI 7656:2012.
Bahan penyusun beton meliputi air, semen portland, agregat kasar dan
halus serta bahan tambah, di mana setiap bahan penyusun mempunyai fungsi
dan pengaruh yang berbeda-beda. Sifat yang penting pada beton adalah kuat
tekan, bila kuat tekan tinggi maka sifat-sifat yang lain pada umumnya juga
baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton terdiri dari kualitas
bahan penyusun, nilai faktor air semen, gradasi agregat, ukuran maksimum
agregat, cara pengerjaan (pencampuran, pengangkutan, pemadatan dan
perawatan) serta umur beton (Tjokrodimuljo, 1996).
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan
pengisi dalam campuran mortar atau beton. Agregat ini kira-kira menempati
sebanyak 70% dari volume mortar atau beton. Pemilihan agregat sangat
penting karena karakteristik agregat akan sangat mempengaruhi sifat-sifat
mortar atau beton (Tjokrodimuljo, 1996).
Semakin banyak bahan batuan yang digunakan dalam beton, maka
semakin hemat dalam penggunaan semen Portland, sehingga semakin murah
harganya. Tentu saja dalam penggunaan bahan batuan tersebut ada batasnya,
sebab pasta semen diperlukan untuk pelekatan butir-butir dalam pengisisan
rongga-rongga halus dalam adukan beton. Karena bahan batuan tidak susut,
maka susut pengerasan hanya disebabkan oleh adanya pengerasan pasta semen.
Semakin banyak agregat, semakin berkurang susut pengerasan betonnya
(Wuryati, 2001).3

3
INERSIA, Vol. XIII No. 2, Desember 2017
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Merencanakan campuran beton.
2. Siapkan alat dan bahan.
3. Jalankan mesin pengaduk.
4. Masukan agregat kasar dan sejumlah air.
5. Selanjutnya tambahkan agregat halus, semen, dan seluruh sisa air
adukan.( selama pemasukan bahan- bahan penyusun beton, mesin aduk
dapat dimatikan terlebih dahulu).
6. Beton diaduk setelah semua bahan bahan masuk ke dalam tempat
pengaduk ( mixer ) sampai benar benar rata.
7. Setelah itu siapkan cetakan dan oleskan vaselin pada bagian dalam
cetakan sampai merata.
8. Setelah itu sebagian adukan beton yang baru saja selesai diaduk, akan
langsung dilakukan penggujian slump test.
9. Masukan adukan ke dalam cetakan dengan menggunakan sekop sambil di
padatkan menggunakan alat penusuk.
10. Setelah dipadatkan, permukaan dipadatkan dengan roskam hingga
didapatkan permukaan beton yang betul – betul rata atau licin.
11. Kemudian permukaan silinder dapat diberikan lapisan tipis dari pasta
semen atau belerang sebagai perata.
V. DATA PENGUKURAN
VI. URAIAN PERHITUNGAN

Uraian Perhitungan
Dikerjakan data-data perhitungan
1. Semen Porland type 1
2. Agregat kasar : Batu pecah
3. Agregat halus : Pasir alam

Perhitungan Perencanaan Campuran Beton


1. Kuat tekan yang disyaratkan (f’c) = 25 Mpa pada 28 hari, bagian cacat 5%
2. Deviasi standar (s) = 7 N/mm2c
a. Ayat 4.1.1.1
b. Pada point nomer 3 ayat 4.1.1.1 telah di tetapkan untuk mewakili
kuat tekan beton yang disyaratkan f’c yang nilainya dalam batas 7
Mpa dari nilai f’c yang ditentukan.
3. Nilai tambah (margin) (m) = (k=1,64) 1,64 x 7 = 11,48 ≈ 12 N/mm2
4. Kekuatan rata-rata yang ditargetkan
F’cr = f’c + s
= 25 + 12
= 37 N/mm2
5. Jenis semen = Portland tipe 1
6. Jenis agregat kasar = Batu pecah alami (kerikil)
Jenis agregat halus = Pasir alami
7. Faktor air semen bebas grafik :
a. Dari grafik 1
b. Masukan data yang telah ditetapkan yaitu kuat tekan rata-rata
rata yang
disyaratkan(f’cr) 37 N/mm2
di disyaratkan(f
c. Tarik garis horizontal 9 relative ke kanan sampai mengenai kurva
28 hari
d. Sehingga kita dapat menarik garis vertikal 9 relatif bawah dan
mendap
mendapatkan nilai faktor semen bebas sebesar 0,42

0,42

(Sumber : SNI 03
03-2834-2000
2000 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran
Beton Normal)
8. Faktor air semen maksimum
Untuk menentukan besarnya nilai faktor air semen maksimun, maka harus
berdasarkan ayat 4.1.1.2 dan tabel berikut :
TABEL 4
PERSYARATAN JUMLAH SEMEN MINIMUM DAN FAKTOR AIR
SEMEN MAKSIMUM UNTUK BERBAGAI MACAM PEMBETONAN
DALAM LINGKUNGAN KHUSUS

(Sumber : SNI 03-2834-2000 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran


Beton Normal)
Berdasarkan tabel diatas, maka nilai faktor air semen maksimum untuk
kondisi beton keadaan keliling non-korosif adalah sebesar 0,60
9. Slump dilihat dari ayat 4.1.1.3
Slump di tetapkan setinggi 60-180 mm (sesuai tabel 3), karena sample
beton yang direncanakan untuk pelat, balok, kolom, dan dinding.

(Sumber : SNI 03-2834-2000 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton


Normal)

10. Ukuran agregat maksimum adalah 40 mm (dilihat dari ukuran butiran


maksimum pada Analisa gradasi ayat 4.1.1.4

(Sumber : SNI 03-2834-2000 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton


Normal)
11. Kadar air bebas ayat 4.1.1.5
Untuk mendapatkan nilai kadar air bebas, gunakan rumus :
2 1
Kadar air bebas = Wh + Wk
3 3
Dengan= Wh = adalah perkiraan jumlah air untuk agregat halus
Wk= adalah perkiraan jumlah air untuk agregat kasar
Nilai Wh dan Wk dapat di lihat dari tabel 3

(
S
u
m
b
e
r

:
SNI 03-2834-2000 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal)

2 1
Kadar air bebas = x Wh + x Wk
3 3
2 1
= x 175 kg/m3 + x 205 kg/m3
3 3
= 116,66 kg/m3 + 68,33 kg/m3
= 184,99 ≈ 185 kg/m3
Kadar air bebas
12. Jumlah semen =
Faktor air semen bebas
185 kg/m3
=
0,42
= 440,47 kg/m3

13. Jumlah semen maksimum


Untuk jumlah semen maksimum dapat diabaikan.

14. Jumlah semen minimum


Dalam hal ini ditetapkan 275 kg/m3 sesuai tabel 4. Karena jenis
pembetonan,berada di dalam ruang bangunan,dan keadaaan keliling non-
korosif.
TABEL 4
PERSYARATAN JUMLAH SEMEN MINIMUM DAN FAKTOR AIR
SEMEN MAKSIMUM UNTUK BERBAGAI MACAM PEMBETONAN
DALAM LINGKUNGAN KHUSUS

(Sumber : SNI 03-2834-2000 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran


Beton Normal)
15. Faktor air semen yang di sesuaikan
Faktor air semen yang di sesuaikan tidak perlu karena kebutuhan semen
lebih besar dari pada kebutuhan semen minimum.

16. Susunan besar butiran agregat halus


Daerah gradasi susunan butir nomor 2.

17. Persentase agregat halus dan agregat kasar


Untuk menentukan persen agregat halus, maka harus berdasarkan garis,
ukuran butir agregat maksimum 40 mm dengan cara:
a. Pilih ukuran slump yang telah di tentukan = 60-180 mm. Tentukan
nilai faktor air semen bebas = 0,42
b. Tarik garis tegak lurus/vertikal ke atas sampai meyentuh garis
pertama daerah gradasi nomor 2
c. Dari tarikan garis vertikal yang pertama diperoleh nilai persentase
sebesar 39% yang digunakan untuk persen agregat

39

0,42

Grafik 5 Persen Pasir Terhadap Kadar Total Agregat Yang Dianjurkan Untuk
Ukuran Butir Maksimum 40 mm
Presentase agregat kasar : = 100% - Presentase agregat halus

= 100% - 39%
= 61%

18. Berat Jenis 15elative,agregat ayat 4.1.1.6


Untuk mentukan berat jenis 15elative agregat dapat menggunakan rumus
berikut :
Bj.Ag = (Persentase agregat halus x Berat jenis agregat halus) +
(Persentase agregat kasar x berat jenis agregat kasar)

39 61
Bj.Ag = ( x 2,5 kg/m3) + ( x 27 kg/m3)
100 100
= 2,622 kg/m3

19. Berat jenis beton


Grafik 16

2370

185
20. Kadar agregat gabungan
Kadar agregat gabungan = Berat jenis beton –(Jumlah semen + kadar air
bebas)
= 2370 kg/m3 – ( 275 kg/m3 + 185 kg/m3 )
= 1,74453 kg/m3
21. Kadar agregat halus.
Kadar agregat halus = (Persen agregat halus x Kadar agregat
gabungan)
39
= x 1,74453 kg/m3
100

= 68,367 kg/m3Kadar agregat kasar.

22. Kadar agregat kasar


Kadar agregat kasar = (Kadar agregat gabungan – Kadar agregat
halus)

= 1,74453 kg/m3 – 68,367 kg/m3

= 1064,163 kg/m3
Kesimpulan perhitungan
Volume benda uji (silinder)
Diketahui :
𝜋= 3,14
d = 15 cm
r = 0,075 m
t = 30 cm = 0,3 m
= 𝜋 x r2 x t
= 3,14 x 0,075 m x 0,3 m
= 0,00529875 m3
Campuran uji terdiri atas 3 buah cetakan silinder ditambah 25%
volume.
Proporsi campuran beton
0,01589625 m3 + 25% = 0,0199 m3
a. Semen = Jumlah silinder x Proporsi campuran
= 0,0199 kg x 440,47 kg
= 8,765 kg ≈ 8,7 kg
b. Air = Jumlah silinder x Proporsi campuran
= 0,0199 kg x 185 kg
= 3,681 kg ≈ 3,7 kg
c. Agregat halus = Jumlah silinder x Proporsi campuran
= 0,0199 kg x 680 kg
= 13,54 kg
d. Agregat kasar = Jumlah silnder x Proporsi campuran
= 0,0199 kg x 1064,163 kg
= 21,2 kg
Jadi proporsi campuran beton yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Semen : Air : Agregat halus : Agregat kasar
8,7 kg : 3,7 kg : 13,54 kg : 21,2 kg
VII. KESIMPULAN
1. Banyaknya proporsi campuran antara agregat kasar, agregat halus, semen
dan air tergantumg pada perhitungan mutu beton yang dikehendaki.
2. Dalam mencampurkan bahan penyusun beton seperti agregat kasar, agregat
halus, semen dan air banyak faktor yang mempengaruhi seperti kadar air
dan kadar lumpur.
3. Untuk menghasilkan beton mutu tinggi harus memperhatikan mutu bahan
yang digunakan.
VIII. DOKUMENTASI

GAMBAR VIII.1 GAMBAR VIII.2


VIII
Mesin mixer Sekop
(Sumber: Kelompok 4) (Sumber: Kelompok 4)
4

GAMBAR VIII.3 GAMBAR VIII.4


VIII
Penggaris Pan
(Sumber:: Kelompok 4) (Sumber:: Kelompok 4)
4
GAMBAR VIII.5 GAMBAR VIII.6
VIII
Kerucut abrams Cetakan silinder
(Sumber:: Kelompok 44) (Sumber:: Kelompok 4)
4

GAMBAR VIII.7 GAMBAR VIII.8


VIII
Agregat halus Agregat kasar
(Sumber:: Kelompok 44) (Sumber:: Kelompok 4)
4
GAMBAR VIII.9 GAMBAR VIII.10
Semen Air
(Sumber: Kelompok 4) (Sumber: Kelompok 4)

GAMBAR VIII.11 GAMBAR VIII.12


Memasukan agregat kasar ke Proses memasukan air ke
dalam mesin mixer dalam mesin mixer
(Sumber: Kelompok 4) (Sumber: Kelompok 4)
GAMBAR VIII.13 GAMBAR VIII.14
Memasukan agregat halus ke Memasukan semen dan air
mesin mixer mesin mixer
(Sumber: Kelompok 4) (Sumber: Kelompok 4)

GAMBAR VIII.15 GAMBAR VIII.16


Pencampuran dalam mesin Proses pencampuran dalam
mixer mesin mixer
(Sumber: Kelompok 4) (Sumber: Kelompok 4)
GAMBAR VIII.17 GAMBAR VIII.18
Penuangan beton muda dari Pemindahan ke kerucut
mixer ke pan abrams 1/3 volume
(Sumber: Kelompok 4) (Sumber: Kelompok 4)

GAMBAR VIII.19 GAMBAR VIII.20


Pemindahan ke kerucut Pemindahan ke kerucut
abrams 2/3 volume abrams sampai penuh
(Sumber : Kelompok 4) (Sumber: Kelompok 4)
GAMBAR VIII.21 GAMBAR VIII.22
VIII
Pengangkatan kerucut Proses pengukuran slump test
abrams beton
(Sumber:: Kelompok 44) (Sumber:: Kelompok 4)
4

GAMBAR VIII.23 GAMBAR VIII.24


VIII
Pengolesan vaselin ke Pemindahan ke cetakan 1/3
dinding cetakan volume cetakan
(Sumber:: Kelompok 44) (Sumber:: Kelompok 4)
4
GAMBAR VIII.25 GAMBAR VIII.26
Pemindahan ke cetakan 2/3 Pemindahan ke cetakan 1
volume cetakan cetakan
(Sumber: Kelompok 4) (Sumber : Kelompok 4)

GAMBAR VIII.27 GAMBAR VIII.28


Pemindahan ke cetakan 3 2/3 Pemindahan cetakan 3 lalu di
volume tumbuk
(Sumber: Kelompok 4) (Sumber: Kelompok 4)
GAMBAR VIII.29 GAMBAR VIII.30
Perataan beton muda pada Perataan beton muda pada
cetakan cetakan
(Sumber: Kelompok 4) (Sumber: Kelompok 4)

You might also like