Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Kelompok : 1
Diah iswandari :061740411816
Dicky irawan :061740411817
Kelas : 4 EGC
DAFTAR ISI..............................................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................….2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................….
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................……….3
1.2 TUJUAN PENULISAN.................................................................…….….3
1.3 RUMUSAN MASALAH...............................................................………..3
BAB IV PENUTUP...............................................................................................…17
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita. Karena atas anugerah-Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik, sehingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang minyak bumi ini.
Dalam makalah ini membahas beberapa pengertian, pembentukan, pengolahan, dan permasalahan
seputar minyak bumi, yang dapat membantu para pembaca untuk mengetahui lebih lanjut terhadap
minyak bumi tersebut. Penulis ingin mengucapkan terimakasih pada sumber-sumber yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini yang dapat menjadi pembelajaran bagi semua yang
membacanya.
Penulis
( )
2
BAB I
PENDAHULUAN
Teknologi minyak dan suatu mata kuliah yang mempunyai tujuan untuk memberikan
pengetahuan umum tentang uraian proses dan operasi pengilangan minyak kepada para mahasiswa
teknik kimia atau siapapun yang ingin memahami dasar-dasar pengilangan minyak. Sehubungan
dengan tujuan tersebut maka pembahasan mata kuliah ini meliputi materi-materi yang
berhubungan dengan cara mengolah minyak bumi.
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan industri berasal
dari minyak bumi,bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga
disebut bahan bakar fosil.
Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur tersebut
lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara
itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik
itu menjadi minyak dan gas. Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi merupakan bahan
industri yang penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini
disebut petrokimia.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.2 Komposisi Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan campuran kompleks senyawa organik yang terdiri
atas senyawa hidrokarbon dan non hidrokarbon yang berasal dari sisa-sisa mikroorganisme,
tumbuhan, dan binatang yang tertimbun selama berjuta-juta tahun. Kandungan senyawa
hidrokarbon dalam minyak bumi lebih dari 50-98% dan sisanya merupakan senyawa non
hidrokarbon seperti sulfur, nitrogen, oksigen dalam kadar yang bervariasi, volatilitas, specific
gravity, dan viskositas yang beragam. komposisi dari minyak bumi adalah sebagai berikut:
5
BAB III
|PEMBAHASAN
Minyak bumi pada saat ini adalah bahan bakar fosil yang terpenting. Kebutuhan minyak
bumi untuk menjamin kelangsungan industri merupakan yang ke-2 setelah kebutuhan
manusia akan makanan, udara, air, dan perumahan. Minyak kasar (crude oil) adalah cairan
kental hitam yang terkumpul dalam kantong-kantong lapisan batu-batuan. Minyak kasar
dibawa ke permukaan bumi melalui pengeboran dan pemompaan. Untuk pemanfaatannya
dengan cara pengilangan
Proses pengolahan minyak bumi sangata berbeda antara satu kilang dengan kilang yang
lain disebabkan karena perbedaan jenis dan sumber minyak mentahnya. Walaupun cara
pengolahan tersebut prosesnya sama namun metodenya tergantung pada :
Proses pengolahan mengolah minyak mentah menjadi produk dan fraksi-fraksinya terdiri
dari :
a. Distilasi Atmosferik
b. Distilasi Hampa
c. Distilasi Bertekanan
2. Pengolahan secara kimia, disebut juga sebagai proses konversi atau reforming terdiri
dari :
6
b. Proses pembentukan kembali (Reforming) terdiri dari :
Produk-produk yang diharapkan satu kilang dapat berupa bahan bakar minyak (BBM)
dan non BBM yang menunjukan perbedaan pemakaian metoda untuk prosesnya.
1. Gas Kilang Dan LPG, untuk bahan bakar industri dari rumah tangga
4. Minyak Jet, untuk bahan bakar pesawat jet atau mesin turbin gas ,dan untuk bahan
bakar roket.
7. Minyak Pelumas (neutral oil, bright stock, cylinder oil),untuk pelumas mesin-mesin
8. Lilin (Paraffin Wax) untuk pembuatan kertas lilin,isolasi,pak anti kebocoran,dan lain-
lain.
7
Skema penyulingan minyak
8
Hasil-hasil minyak bumi
1. Bensin
Bensin dibuat dari minyak mentah, cairan berwarna hitam yang dipompa dari perut bumi dan biasa
disebut dengan petroleum. Cairan ini mengandung hidrokarbon; atom-atom karbon dalam minyak
mentah ini berhubungan satu dengan yang lainnya dengan cara membentuk rantai yang
panjangnya yang berbeda-beda.
Molekul hidrokarbon dengan panjang yang berbeda akan memiliki sifat dan kelakuan yang
berbeda pula. CH4 (metana) merupakan molekul paling “ringan”; bertambahnya atom C dalam
rantai tersebut akan membuatnya semakin “berat”. Empat molekul pertama hidrokarbon adalah
metana, etana, propana dan butana. Dalam temperatur dan tekanan kamar, keempatnya berwujud
gas, dengan titik didih masing-masing -107, -67,-43 dan -18 derajat C. Berikutnya, dari C5 sampai
dengan C18 berwujud cair, dan mulai dari C19 ke atas berwujud padat.
Dengan bertambah panjangnya rantai hidrokarbon akan menaikkan titik didihnya, sehingga kita
bisa memisahkan hidrokarbon ini dengan cara destilasi. Prinsip inilah yang diterapkan di
pengilangan minyak untuk memisahkan berbagai fraksi hidrokarbon dari minyak mentah.
Bensin memiliki berbagai nama, tergantung pada produsen dan Oktan. Beberapa jenis bensin yang
dikenal di Indonesia diantaranya:
9
2. LPG
LPG adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. LPG
dikenalkan oleh Pertamina dengan merk Elpiji. Dengan menambah tekanan dan menurunkan
suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana
(C4H10). Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana
(C2H6) dan pentana (C5H12).
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil
dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk
cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas
(thermal expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya
sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam
keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar
250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung
komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi
butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni
pada 55 °C (131 °F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan
elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur Jendral
Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah
elpiji campuran.
3. Minyak jet
Pesawat terbang mempunyai bahan bakar khusus, akan tetapi selidik punya selidik pesawat
menggunakan dua jenis bahan bakar yaitu Avgas dan aviation kerosine.
Kegunaan : Seperti juga mobil, pesawat terbang butuh bahan bakar. Energi yang dilepas dipakai
untuk menggenjot piston dan turbin agar kendaraan tersebut bisa melaju. Jika pesawat bermesin
piston menggunakan aviation gasoline alias avgas, sedangkan pesawat penyandang mesin turbin
menggunakan aviation kerosine
Beda dari kedua jenis bahan bakar ternyata ada pada sifat titik didih. Avgas yang sejatinya adalah
campuran minyak tanah dengan hidrokarbon cair berkisar antara 32-220° Celcius. Sementara
aviation kerosine lebih tinggi, yakni antara 144-252° Celcius.
Pembedaan ini paling tidak muncul sebagai syarat baku lantaran metal ruang bakar mesin punya
toleransi beragam terhadap panas hasil pembakaran. Mesin piston, sebagaimana laiknya dapur
pacu generasi awal, jauh lebih rentan ketimbang mesin turbin yang terbuat dari metal jenis terbaru.
Itu sebab, mesin pesawat DC-3 Dakota yang walau hingga kini masih terbang, misalnya, tetap tak
bisa beranjak dari avgas.
10
Jadi, jika penerbangan jarak jauh ingin dipersingkat, pesawat terbang tak bisa lagi tergantung pada
mesin piston. Pemecahannya mau tak mau dengan mesin turbin (turbojet, turbofan, atau
turboshaft), yang pada akhirnya menuntut jenis bahan bakar lain yang lebih berenergi. Maka
diramulah aviation kerosine.
Namun demikian, sejalan dengan semakin canggihnya mesin turbin itu sendiri, aviation kerosine
mengalami beberapa perombakan. Jenis pertama, Jet A, misalnya, hanya cocok digunakan untuk
mesin jet generasi awal dengan struktur mesin yang masih sederhana.
Namun, apa boleh buat, avgas semakin ketinggalan zaman karena tak mampu memacu pesawat
menerobos batas kecepatan subsonik. Mirip seperti yang dipertentangkan antara mobil rumahan
dan mobil balap, yang terakhir ini tentu perlu bahan bakar khusus yang mampu menimbulkan
panas lebih tinggi. Kuncinya, seperti diketahui bersama, terletak pada “oktan”.
5. Solar
Diesel, di Indonesia lebih dikenal dengan nama solar, adalah suatu produk akhir yang digunakan
sebagai bahan bakar dalam mesin diesel yang diciptakan oleh Rudolf Diesel, dan disempurnakan
oleh Charles F. Kettering.
6. Pelumas
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan diantara dua benda bergerak
untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan
dua permukaan yang berhubungan
7. Lilin
Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti oleh bahan bakar padat.
Bahan bakar yang digunakan adalah paraffin
8. Minyak bakar
Minyak bakar adalah hasil distilasi dari penyulingan minyak tetapi belum membentuk residu akhir
dari proses penyulingan itu sendiri. Biasanya warna dari minyak bakar ini adalah hitam chrom.
Selain itu minyak bakar lebih pekat dibandingkan dengan minyak diesel
11
3.3 Dampak Lingkungan
1. Pencemaran Udara
Minyak bumi juga berkonstribusi terhadap sejumlah besar pencemaran udara didaerah
perkotaan. Peningkatan polusi ini memiliki dampak buruk pada kesehatan manusia karena
sifat toksisitasnya. Partikel halus dari telaga dapat menghitamkan paru-paru manusia dan
hewan serta menyebabkan masalah jantung dan kematian.
Beberapa penyebab dari polusi udara antara lain adalah sebagai berikut:
a. Melalukan penyaringan terhadap asap atau limbah asap yang akan dibuang ke udara
bebas agar tidak terllau membahayakan kesehatan Bumi. Hal ini terutama harus dilakukan
oleh pabrik- pabrik atau lokasi- lokasi yang membuang asap sebagai salah satu limbahnya.
b. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil sebagai pembangkit listrik atau energi yang
lainnya. Hal ini karena bahan bakar fosil dapat menghasilkan polutan sehingga sangat
berkontribusi menciptakan pencemaran udara.
c. Mengganti bahan bakar kendaraan menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti
biogas.
2. Pencemaran Air
Proses pembentukan minyak bumi sering terjadi di daerah sekitar pantai. Sedangkan
pendistribusiannya dilakukan dengan ditampung dengan kapal khusus untuk menampung
minyak bumi. Akan tetapi ada beberapa kejadian yang menyebabkan kapal yang
menampung minyak bumi tersebut mengalami kebocoran bahkan sampai terjadi ledakan
yang tidak terduga, hal ini tentunya akan menyebabkan minyak yang ditampung di kapal
tersebut menjadi tumpah ke laut dan akan mengganggu ekosistem air laut. Tidak hanya itu,
selain mengganggu ekosistem air laut juga mencemari perairan disekitarnya yang dapat
menyebabkan keanekaragaman hayati laut menjadi banyak yang mati. Maka dari itu perlu
diperhatikan lagi akan keselamatan ketika membawanya agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan.
12
Dampak pencemaran air:
3. Pemanasan Global
Efek Rumah Kaca, yaitu yang merupakan proses terjadinya pemantulan panas matahari
ke permukaan bumi yang terperangkap oleh gas – gas di atmosfer,
Penggunaan CFC (Cloro Flour Carbon ) yang tidak terkontrol,
Adanya emisi karbon dioksida dari kendaraan bahan bakar fosil dan juga emisi gas
metana dari kegiatan produksi pertanian, perkebunan, dan peternakan,
Terjadinya kerusakan fungsi hutan
Adanya pemborosan penggunaan energi listrik
13
Upaya menanggulangi pemanasan global
4. Perubahan iklim
Pemanasan suhu akan berdampak besar pada polah curah hujan, mencairnya gletser dan
meningkatnya rata-rata permukaan laut sehingga terjadi perubahan iklim yang ditandai
dengan musim hujan yang sangat lama dan musim panas yang sangat ekstrem sehingga
menimbulkan gelombang panas di indonesia saat ini lebih sulit diprediksi karena dampak
perubahan iklim.
b. Rusaknya Infrastruktur
d. Bencana Hidrologi
14
Upaya pencegahan perubahan iklim:
5. Hujan Asam
Pada proses pembakaran minyak bumi tentunya akan melepaskan gas yang berupa CO2,
NO2 dan SO2 (sulfur) yang dari ketiga gas tersebut nantinya akan menyebabkan terjadinya
hujan asam.Nitrogen oksida yang melepaskan gas nitrogen nantinya di udara akan
menggumpal kemudian menjadi asam nitrat yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
Sedangkan gas sulfur oksida yang melepaskan sulfur ke udara bebas nantinya akan
membentuk asam sulfat yang juga dapat menyebabkan terjadinya hujan asam. Apabila
nitrogen oksida dan sulfur oksida bercampur dalam udara dan membentuk awan yang
memiliki asam kuat maka beberapa jam kedepan akan terjadi hujan asam. Hujan asam ini
memiliki tingkat keasaman yang tinggi sehingga dapat menyebabkan besi menjadi mudah
berkarat, bangunan menjadi cepat rusak dan apabila terkena kulit akan menimbulkan iritasi.
Untuk mengatasi dampak dari penggunaan minyak bumi dalam kehidupan sehari-hari
hingga saat ini para ilmuan sedang berkesperimen untuk mencari pengganti dari TEL, salah
satunya adalah MTBE (methyl teriary butylether). Perlu diketahui bahwa MTBE merupakan
zat yang sulit terurai dalam tanah sehingga hal ini tentunya akan dilakukan penelitian lebih
lanjut tentang penggunaannya.
Produksi Bioetanol
Bioetanol merupakan zat etanol yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Produksi bioetanol
dimaksudkan untuk mengganti bahan bakar kendaraan agar lebih ramah lingkungan. Hal ini
dikarenakan ketika bioetanol dibakar akan mengeluarkan gas karbondioksida yang bersih dan
ramah lingkungan.
15
Produksi Biodiesel
Membuatan biodiesel dapat dilakukan dengan mengambil sumber utama dari tumbuh-tumbuhan
yang nantinya akan direaksikan dengan methanol yang akan menghasilkan minyak yang bernama
metal ester atau biodesel tersebut. Di Indonesia sendiri banyak tumbuhan yang dapat diolah
menjadi produk biodiesel seperti minyak kelapa, minyak kedelai dan minyak jarak pagar.
Penggunaan biodiesel juga cukup mudah, yaitu dengan memasukkannya dalam mesin diesel.
Selain itu, solar yang dicampur dengan biodiesel gas emisinya nantinya akan lebih aman karena
penambahan biodiesel akan meningkatkan angka setana.
Beberapa tahun yang lalu kita pernah dihebohkan dengan mobil listrik. Mobil listrik merupakan
mobil yang bahan bakarnya dari listrik. Mobil ini pertama kali dikembangkan oleh Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia dengan nama Marlip. Adapun mesin dalam mobil ini disetting untuk dialiri
listrik saja. Sumber tenaga yang dipakai dalam mobil tersebut berupa tenaga aki 200Ah/12V
dengan jumlah 3. Dalam perkembangannya mobil ini nantinya akan digunakan untuk patroli
polisi, sebagai mobil golf dan lain sebagainya. Mobil jenis ini tentunya ramah lingkungan karena
tidak mengeluarkan asap.
d. Menggangu kesehatan
16
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Minyak bumi adalah minyak mentah yang terbentuk secara alami dalam batuan endapan dan
sebagian besar terdiri dari hidrokarbon. Sementara itu, gas alam adalah campuran gas-gas yang
mudah terbakar dan sebagian besar terdiri dari hidrokarbon
2. Karena komponen-komponen yang terkandung dalam minyak bumi sangat banyak, maja
untuk memisahkan komponen-komponen tersebut digunakan destilasi bertingkat. Pada proses
destilasi bertingkat ini, komponen-komponen minyak bumi dipisahkan berdasarkan perbedaan
titik didih dari masing-masing komponen.
3. Kualitas bensin dapat ditentukan berdasarkan bilangan oktan. Untuk menentukan bilangan
oktan, digunakan dua jenis senyawa sebagai pembanding yaitu n-heptana (alkana rantai lurus)
dan isooktana (alkana bercabang) yang keduanya merupakan senyawa yang terdapat dalam
bensin
4. Untuk meningkatkan kualitas bensin atau meningkatkan bilangan oktan, pada bensin tersebut
ditambahkan suatu zat additif antara lain TEL, ETBE, TAME, MTBE yang berguna untuk
mengurangi ketukan.
5. Pembakaran bahan bakar fosil menimbulkan pencemaran. Polusi terutama disebakan adanya
pengotor dan aditif dalam bahan bakar, serta pembakaran tidak sempurna.
6. Peningkatan kadar CO2 dapat menyebabkan pemanasan global melalui efek rumah kaca.
7. Karbon monoksida mengganggu pernapasan karena mengikat hemoglobin.
8. Oksida belerang dan oksida Nitrogen dapat menyebabkan hujan asam.
17
DAFTAR PUSTAKA
Sukandarrumidi, 2013. Geologi Minyak Dan Gas Bumi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Fadariana, & Yuliati Selastia, 2013. Teknologi Minyak Bumi. Palembang: Politeknik Negeri
Sriwijaya.
18