You are on page 1of 14

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS BERMAIN MEWARNAI

DI RUANG KANTIL RSUD BANYUMAS

Disusun oleh :
1. Intan Nurcahyaningsih (1811040002)
2. Inayatus Solikha (1811040013)
3. Tuti Novilia (1811040053)
4. Ade Dwinanjar (1811040024)
5. Idatul Awaliyah (1811040121)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan kasih -Nyalah sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK MEWARNAI
GAMBAR ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Proposal terapi bemain ini
diajukan guna memenuhi tugas kelompok dalam Stase Keperawatan Anak.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan
dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat
menyelesaikan Proposal Terapi Bernain ini baik itu secara langsung maupun tidak
langsung.
Kami menyadari isi ini Proposal Terapi Bernain masih jauh dari kategori
sempurna, baik dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan.oleh karen itu,
kritik dan saran yang membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan,
sangat kami harapkan demi kesempurnaan Proposal Terapi Bermain ini.

Purwokerto, 18 April 2018


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan
anak secara optimal.Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit,
aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan
kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih,
dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang
dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan
rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari
ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan
anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan
relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di
rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan
dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan
dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi
mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan
dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di
rumah sakit (Wong, 2009).
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak
usia toddler (1-3 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada
usia toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain
dengan warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar menjadi
alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat
kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi salah
satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak
bermain dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau
pensil warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif
sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya
kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi
kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada
anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meminimalkan dampak hospitalisasi
pada anak.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
b. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena
penyakit dan dirawat
c. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
d. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat
penyembuhan.
e. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
f. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bermain
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela
untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil
akhir (Markum, dkk. 1990). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak
dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi
terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan
berperilaku dewasa (Hurlock, Elizabeth B,1999). Jadi kesimpulannya bermain
adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif dan
mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

B. Klasifikasi Bermain
1. Klasifikasi Bermain Menurut Isi
a. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan
dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
b. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya,
dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain
air atau pasir.
c. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.
d. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau
ibu.
2. Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial
a. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak
balita Toddler.
b. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya
tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh
anak pre school.
c. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang
sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian
tugas, anak bermain sesukanya.
d. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi
dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia
sekolah Adolesen (Erlita, 2006).

C. Fungsi Bermain
1. Perkembangan Sensorik Motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
misalnya meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. Kreativitas
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
belajar dalam kelompok.
5. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku
terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok.
7. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak
enak, misalnya : marah, takut, benci.
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain
peran(Hurlock, Elizabeth B. 2014).

D. Bermain Mewarnai Gambar


1. Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai
gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah
bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif
untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi
pada anak.
2. Manfaat
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).
b. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan
motorik halus.
c. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena
menggunakan media kertas gambar dan crayon.
d. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak
suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
e. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak
akurat dan negative.
f. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk
meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman
dari rasa marah dan benci.
g. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan
metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama
dirawat di rumah sakit.
BAB III
SAK TERAPI BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit


Sub Pokok Bahasan : Terapi Barmain Anak Usia 3-5 tahun
Tujuan : Mengoptimalkan Tingkat Perkembangan Anak
Hari / Tanggal : Ssabtu 20 April 2019
Jam / Durasi : Pukul 09.30 sd selesai
Tempat Bermain : Ruang Terapi Bermain
A. Peserta
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di Ruang anak yang
memenuhi kriteria :
a. Anak usia 3 - 5 tahun
b. Tidak mempunyai keterbatasan fisik
c. Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
d. Pasien kooperatif
Peserta terdiri dari anak usia pra sekolah 5 orang didampingi keluarga.
B. Target
Target peserta dalam pelaksanaan kegiatan adalah 5 orang
C. Sarana dan Media
a. Sarana
- Ruangan tempat bermain
- Tikar untuk duduk
b. Media:
- Pensil warna
- Tissue
- Karpet
- Kertas bergambar
- Meja
D. Pengorganisasian
Leader : Intan Nurcahyaningsih
Co Leader : Ade Dwinanjar
Observer : Inayatus Solikha
Fasilitator : Tuti Novilia dan Idatul Awaliyah
E. Setting Tempat

Keterangan
: Leader
: Peserta
: Co Leader
: Observer
: Fasilitator

Susunan Kegiatan
KEGIATAN
No. WAKTU
Terapi Anak Keterangan

1. Pembukaan a. Co-Leader membuka dan a. Menjawab salam


mengucapkan salam b. Mendengarkan
5 menit
b. Memperkenalkan diri terap c. Mendengarkan
c. Memperkenalkan d. Mendengarkan dan saling
pembimbing berkenalan
d. Memperkenalkan anak satu e. Mendengarkan
persatu dan anak saling f. Mendengarkan
berkenalan dengan
temannya
e. Kontrak waktu dengan anak
f. Mempersilahkan Leader
2. Kegiatan Inti a. Leader menjelaskan cara a. Mendengarkan
permainan b. Menjawabpertanyaan
20 menit
b. Menanyakan pada anak,
anak mau bermain atau c. Menerima permainan
tidak d. Bermain
c. Menbagikan permainan e. Bermain
d. Leader, co-leader dan f. Mengungkapkan perasaan
Fasilitator memotivasi
anak
e. Fasilitator mengobservasi
anak
f. Menanyakan perasaan anak
3. Penutup a. Leader Menghentikan a. Selesai bermain
permainan b. Mengungkapkan perasaan
5 menit
b. Menanyakan perasaan anak c. Mendengarkan
c. Menyampaikan hasil d. Senang
permainan e. Senang
d. Memberikan hadiah pada f. Mengungkapkan perasaan
anak yang cepat g. Mendengarkan
menyelesaikan gambarnya h. Menjawab salam
dan bagus
e. Membagikan
souvenir/kenang-kenangan
pada semua anak yang
bermain
f. Menanyakan perasaan anak
g. Co-leader menutup acara
h. Mengucapkan salam

F. Analisa tugas
a. Anak dibimbing memberi warna sesuai gambar yang tersedia sesuai
dengan kemampuan anak masing-masing.
b. Anak dibimbing memilih warna sesuai warna kesukaannya sendiri.
c. Anak dilatih untuk mewarnai gambar sesuai garis pola yang tersedia.
G. Aspek kognitif
a. Pengetahuan atau hafalan anak tentang warna,missal daun berwarna hijau.
b. Pemahaman anak tentang gambar. Contoh: mengerti bahwa itu gambar
hewan (Ayam)
c. Penerapan anak memberi warna pada gambar hewan.
H. Aspek psikomotor
a. Motorik halus
Pengetahuan dan pemahaman anak tentang gambar. Contoh: mengerti
bahwa itu gambar hewan (Ayam)
b. Motorik kasar
Anak dibimbing untuk mewarnai gambar berpola.
c. Hasilnya dapat diukur melalui
1. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku anak selama proses
bermain.
2. Anak mampu mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir.
I. Aspek afektif
Anak dapat member respon rangsangan dari pembimbing.
J. Aspek sosial
Anak dapat berinteraksi dengan ibu,teman sebaya dan pembimbing.
K. Perkiraan hambatan :
1. Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di
jadwalkan
2. Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
L. Antisipasi hambatan/masalah
1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama
program terapi.
M. Kriteria evaluasi
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 3 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang kantil
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya.

2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.( 2010) Bermain melatih konseentrasi anak. [Online].Tersedia :


http://sidikjaricerdas.wordpress.com/2010/08/09/bermain-puzzle-
melatihkonsentrasi-anak/ [23 Agustus 2015]

Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan


Anak.Terdapat pada http://info.balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Agustus
2015

Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of


Children. WB sauders Company, Philadelpia USA
Hurlock, E B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta

L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi


4. EGC : Jakarta www.Pediatrik.com Selasa 21 Agustus 2015

Markum, dkk. 1990.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta

Nursalam.(2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat


danBidan). Jakarta: Salemba Medika.

Soetjiningsih, 1995,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta

Whaley and Wong, 2009, Nursing Care Infanst and Children. Fourth
Edition. Mosby Year Book. Toronto Canada

You might also like