Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 3 :
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas
makalah keperawatan jiwa yang berjudul “ Askep pada pasien waham ” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran dan fungsi perawat adalah memberikan Asuhan keperawatan terhadap klien
seperti memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan kesehatan fisik, perawat juga dapat
melakukan pendekatan spiritual, psikologis dan mengaplikasikan fungsi edukatornya
dengan memberikan penyuluhan kesehatan terhadap klien sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan pengetahuan klien dengan keluarga yang nantinya diharapkan dapat
meminimalisir resiko maupun efek yang muncul dari gangguan waham.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai
dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang
lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol.
Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta dan
keyakinan tersebut mungkin “aneh” (misalnya”saya adalah nabi yang menciptakan biji
mata manusia”) atau bias pula “tidak aneh” (hanya sangat tidak mungkin, contoh
masyarakat di surge selalu menyertai saya kemanapun saya pergi”) dan tetap
dipertahankan meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya
C. Klasifikasi Waham
Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut
Direja (2011) yaitu :
4. Fungsi motorik.
Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotipik gerakan yang diulang-
ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas, katatonia.
5. Fungsi sosial kesepian.
Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.
6. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering muncul adalah
gangguan isi pikir: waham : halusinasi.
Tanda dan Gejala Menurut Direja, (2011) yaitu :
Tanda dan gejala pada klien dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak makan, tidak ada
perhatian pada perawatan diri, Ekspresi wajah sedih dan ketakutan, gerakan tidak
terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan
kenyataan, menghindar dari orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara kasar,
menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.
Adaptif Maladaptif
Pikiran logis Pikiran kadang Gangguan proses pikir:
Persepsi akurat menyimpang illusi Waham
Emosi konsisten Reaksi emosional Halusinasi
dengan pengalaman berlebihan dan kurang Kerusakan emosi
Perilaku sosial Perilaku tidak sesuai Perilaku tidak sesuai
Hubungan sosial Menarik diri Ketidakteraturan
isolasi sosial
Waham
Menarik diri
I. Tindakan keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien :
a. Tujuan
1) Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
2) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
3) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
4) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
b. Tindakan
1) Membina hubungan saling percaya
- Mengucapkan salam terapeutik dan berjabat tangan
- Menjelaskan tujuan interaksi
- Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu pasien
2) Bantu orientasi realita
- Tidak mendukung atau membantah waham pasien
- Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman
- Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari – hari
- Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya
- Berikan pujian bila penampilan dan orientsi pasien dengan realitas
3) Diskusikan kebutuhan psikologis / emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah
4) Tingkatkan aktifitas yang dapat memnuhi kebutuhan fisik dan emosional
pasien
6) Berdiskusi tentang kemampuan positif yang dimiliki
7) Berdiskusi tentang obat yang diminum
8) Melatih minum obat yang benar
2. Tindakan keperawatan untuk keluarga :
a. Tujuan :
1) Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien
2) Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang
dipenuhi oleh wahamnya
3) Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien secara optimal
4)
b. Tindakan
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien dirumah
2) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
3) Diskusikan dengan keluarga tentang
a) Cara merawat pasien waham dirumah
b) Follow up dan keteraturan pengobatan
c) Lingkungan yang tepat untuk pasien
4) Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama obat, dosis, frekuensi,
efek samping, akibat penghentian obat)
5) Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan konsultasi
segera
6) Latih cara merawat
7) Menyusun rencana pulang pasien bersama keluarga
Strategi komunikasi
Sp 1 pasien
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Asalamualikum Wr. Wb, selamat pagi pak !, perkenalkan nama saya ………….
Mahasiswa keperwatan dari fik umpo, saya senang dipanggil ………. , nama
bapak siapa? ………..
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini ………? Apa yang bapak pikirkan …………!
c. Kontrak
- Topik :
Bagaimana pak kalau kita bincang – bincang tentang perasaan yang bapak
rasakan saat ini ……..?
- Tempat :
Menurut bapak dimana enaknya kita bincang – bincang ……….! Bagaimana
kalau diruangan ini saja !
- Waktu :
Kira – kira bapak punya waktu berapa lama kalau kita berbincang – bincang,
bagaimana kalau 10 menit saja !, bapak bersedia,…..?
2. Kerja
Saya mengerti bapak merasa bahwa bapak menderita penyakit kanker otak, tapi sulit
bagi saya untuk mempercayainya karena dari hasil pemeriksaan dokter dan
laboratorium bapak itu tidak menderita penyakit kanker otak !
Coba bapak ceritakan bagaiman perasaan bapak itu bisa terjadi…….., apakah dokter
pernah menyampaikan hasil pemeriksaan tentang kanker otak yang bapak alami ?........
Apakah keluarga percaya kalau bapak menderita penyakit kanker otak ?..............
Coba bapak ceritakan kepada saya sejak kapan perasaan itu bapak rasakan…...
Apakah perasaan bapak saat ini menganggu pemenuhan kebutuhan sehari- hari
misalnya : mandi, makan, minum dan istirahat ?..
Apa yang telah bapak lakukan agar perasaan itu tidak menganggu pemenuhan
kebutuhan sehari – hari bapak?..........
Oh….bagus sekali bapak sudah punya rencan untuk kembali ke realita. Nah, itu
artinya kalau bapak sebenarnya punya keyakinan yang salah terhadap diri sndiri…..?
Jadi begini, bapak itu tidak menderita penyakit kanker otak karena tidak ada hasil
pemeriksaan yang mendukung tentang hal tersebut sehingga bapak jangan
mempercayai keyakinan bapak yang salah….
Bagaimana kalau kita bicarakan tentang pemenuhan kebutuhan sehari –hari bapak,
misalnya jadwal mandi, makan, minum dan istirahat………..
Bapak harus melakukan kegiatan ini secara teratur misalnya : mandi 2 kali sehari yaitu
pagi dan sore, makan dan minum serta minum obat sesuai jadwal dan jangan lupa
istirahat yang cukup….
Coba kita tuliskan jadwal dan kegiatan tersebut……
Wah….bagus sekali jadi bapak setiap harinya bisa melihat jadwal kegiatannya
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Nah, bapak kita sudah berbincang – bincang tentang perasaan dan jadwal kegiatan
pemenuhan kebutuhan sehari – hari bapak, bagaimana perasaan sekarang?..............
b. Evaluasi objektif
Bisa bapak menjelaskan bagaiman caranya ?................
Bagus sekali bapak ?
c. Rencana tindak lanjut
Baiklah bapak, sesuai janji kita telah berbincang – bincang selama pemenuhan
kebutuhan sehari – hari. Nanti bapak bisa mempelajarinya kembali dan
mempraktekannya.
d. Kontrak yang akan datang
- Topik
Bapak, bagaiman kalau saya kesini lagi berikutnya untuk membicarakan
tentang kemampuan positif yang bapak miliki?.......
- Tempat
Diamana sebaiknya kita bertemu nanti pak?............
Bagaimana kalau ruangan ini lagi?.................
- Waktu
Bagaimana kalau 2 jam kedepan saya datang lagi ?..............
Baiklah bapak saya permisi dulu. Assalamualaikum Wr. Wb dan selamat pagi,
sampai jumpa
Fase kerja :
(perawat) : apa saja hobi bapak maman?
(perawat) : saya catat ya bapak, terus apa lagi?
(perawat) : wah…. Rupanya bapak pandai main tenis meja ya ?, tidak semua orang
bisa bermain tenis meja seperti itu lho bapak ?
(perawat) : bisa bapak ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main tenis
meja?
(perawat) : siapa yang dulu mengajarkannya kepada bapak dan dimana ?
(perawat) : bisa bapak peragakan kepada saya bagaimana bermain tenis meja yang
baik itu ?
(perawat) : wah….. Baik sekali permainannya, bagaiman kalau kita buat jadwal untuk
hobi bapak ini ya ?
(perawat) : berapa kali seminggu bapak mau bermain tenis meja
(perawat) : baik, bisa kita mulai besok pagi ya?
(perawat) : apa yang bapak harapkan dari kemampuan bermain tenis meja ini?
Fase terminasi :
(perawat) : bagaiman perasaan bapak setelah kita berbincang – bincang tentang hobi
dan kemampuan bapak
(perawat) : setelah ini coba bapak lakukan latihan tenis meja sesuai jadwal yang telah
kita buat ya?
(perawat) : besok kita ketemu lagi ya bapak?
(perawat) : bagaiman kalau nanti sebelum makan siang ?
(perawat) : diruang makan saja, ya setuju?
(perawat) : nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus bapak minum,
setuju ?
(perawat) : kalau begitu saya tinggal dulu ya, sampai jumpa lagi besok
Fase kerja :
(perawat) : baik, berapa banyak macam obat yang bapak minum?
(perawat) : jam berapa saja obat diminum?
(perawat) : bapak perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga
tenang
(perawat) : obatnya tiga mcam bapak, yang warnanya orange namany CPZ gunanya
agar tenang, yang putih namanya THP gunanya agar rileks dan yang
merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur.
Semuanya diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan 7 malam
(perawat) : bila nanti setelah minum obat mulutnya bapak terasa kering untuk
membantu mengatasinya bapak bisa banyak minum dan mengisap –
ngisap es batu
(perawat) : sebelum minum obat ini bapak mengecek lebih dahulu label dikotak obat
apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis/butir yang harus
diminum, jam berapa saja obat harus diminum dan apakah nama obatnya
sudah benar.
(perawat) : obat – obat ini harus diminum secara teratus dan kemungkinan besar harus
diminum dalam jangka waktu yang lama.
(perawat) : agar tidak kambuh lagi dan jangan menghentikan sendiri obat yang harus
diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter.
Fase terminasi :
(perawat) : bagaiman perasaan bapak setelah kita berbincang –bincang tentang obat
yang bapak minum ?
(perawat) : wah…. Bagus sekali bapak, bisa dijelaskan kembali nama obatnya dan jam
berapa minum obat?
(perawat) : bagaiman kalau kita masukkan pada jadwal kegiatan bapak ?
(perawat) : jangan lupa minum obatnya dan nanti saat makan minta sendiri obatnya
pada suster
(perawat) : bapak, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah
dilaksanakan
(perawat) : bagaimana kalau seperti biasa, jam 10.00 dan ditempat yang sama?
(perawat) : kalau begitu saya tinggal dulu ya bapak sampai ketemu lagi besok.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan selalu dikemukakan
berulang-ulang. Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai
dengan kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang
kebudayaannya, biarpun dibuktikan kemustahilannya.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan materi di atas diharapkan dapat menjadi bahan
masukan yang bermanfaat bagi mahasiswa untuk dapat diaplikasikan dalam tindakan
pelayanan keperawatan dan juga karena keterbatasan referensi yang mendukung, untuk
itu diharapkan kritik dan saran guna untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA