You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Komunikasi Anak Usia Sekolah

Komunikasi pada anak usia sekolah adalah suatu proses penyampaian dan
transfer informasi yang melibatkan anak usia sekolah, baik sebagai pengirim
pesan maupun penerima pesan. Dalam proses ini melibatkan usaha-usaha
untuk mengelompokkan , memilih dan mengirimkan lambing-lambang
sedemikian rupa yang dapat membantu seorang pendengar atau penerima
berita mengamati dan menyusun kembali dalam pikirannya arti dan makna
yang terkandung dalam pikiran komunikator.

Komunikasi pada anak usia sekolah yang terjadi mempunyai perbedaan


bila dibandingkan dengan yang terjadi pada usia bayi,balita,remaja maupun
orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh karakteristik khusus yang dimiliki anak
tersebut sesuai dengan usia dan perkembangannya. Komunikasi pada anak
usia sekolah sangat pentimng karena pada proses tersebut mereka dapat saling
mengekspresikan perasaan dan pikiran,sehingga dapat diketahui oleh orang
lain.

Perawat yang mempunyai banyak waktu dengan paisen diharapkan dapat


memulai menciptakan komunikasi yang efektif. Keterlibatan perawat dalam
berkomunikasi sangat penting karena dengan demikian perawat mendapat
informasi dan dapat membina rasa percaya anak pada perawat serta membantu
anak agar dapat mengekspresikan perasaanya sehingga dapat dicari solusinya.

Sehubungan dengan itu perawat dituntut untuk memiliki kemampuan


komunikasi dalam memberikan askep pada anak usia sekolah,menguasai
teknik-teknik komunikasi yang cocok bagi anak usia sekolah sesuai dengan
perkembangannya.

Menurut Jen Peuget, anak pada usia 7-11 tahun merupakan tahap
konkritboperasional. Pada fase ini anak sudah mulai berfikir lebih logis dan
terarah dapat memilih,menggolongkan ,mengorganisasikan fakta, disamping
itu mampu berpikir dari sudut pandang orang lain. pada fase ini pula anak
dapat mengetahui konsep guru, tetapu belum dapat berpikir hal-hal yang
abstrak. Anak telah dapat mengatasi persoalan dengan konkrit dan sistematis
menurut persepsinya.

Sedangkan menurut Erickson,usia 6-12 tahun adalah tahap industry vs


inferiority. Anak siap menjadi pekerja dan ingin dilibatkan dalam aktifitasnya,
bila diberi tugas akan dikerjakan sampai selesai. Sudah ingin menghasilakn
sesuatu ,mulai belajar aturan-aturan dan kompetisi melalui proses pendidikan
dan berhubungan dengan orang lain. Jika harapan anak terlalu tinggi dan tidak
mapu memenuhi standar maka akan menjadi inferiority,kurang percaya
diri,gangguan presatsi dan takut berkompetisi.

2.2 Sikap Dalam Komunikasi

Sikap dalam komunukasi merupakan salah satu unsur penting dalam


membangun efektifitas dari proses komunikasi ,dengan sikapa yang baik
proses komunikasi dapat berjalan sesuai dengan sasarn dan tujuan yang ada.
Menurut Egan tahun 1995 dikutip Kozier dan Erb tahun 1983 menyampaikan
sikap komunikasi merupakan sesuatu apa yang harus dilakukan dalam
komuniukasi baik secara verbal maupun non verbal yang dapat meliputi :

1. Sikap berhadapan
Berhadapan merupakan bentuk sikap dimana seseorang langsung bertatap
muka atau berhadapa secara langsung dengan anak (seseorang yang diajak
komunikasi),sikap ini mempunyai arti bahwa komunikator siap untuk
berkomunikasi
2. Sikap mempertahankan kontak
Mempertahankan kontak mata merupakan kegiatan yang bertujuan
menghargai klien dan mengatakan adanya keinginan untuk tetap
berkomunikasi dengan cara selalu memperhatikan apa yang
diinformasikan atau disampaikan dengan tidak melakukan kegiatan yang
dapat mengalihkan perhatian dengan lainnya.
3. Sikap membungkuk kearah pasien
Sikap ini merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi yang
menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu
dengan cara membungkuk sedikit kearah klien. Cara ini dilakukan
menjaga komunikasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
4. Sikap terbuka
Sikap ini merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi kaki tidak
melipat, tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi yang
dilakukan selama proses komunikasi, sehingga proses keterbukaan diri
dalam komunikasi dapat dilaksanakan.
5. Sikap tetap relaks
Merupakan sikap yang menunjukkan adanya keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam member respon pada klien selama
komunikasi. Sikap ini sangat diperlukan sehingga saling memberikan
berbagai informasi yang diharapkan tanpa adanya sebuah paksaan.

Selain beberapa sikap yang ada masih ada beberapa sikap nonverbal selama
komunikasi yang juga masuk dalam kategori sikap ,seperti:

1. Gerakan mata
Gerakan mata ini digunakan dalam memberikan perhatian. Gerakan mata
merupakan cara interaksi yang tepat,mengingat proses pendidikan dan
sosialisasi anak dapat terwujud pada kontak mata.
2. Ekspresi muka
Sikap ini termasuk bahasa non verbal yang banyak dipengaruhi oleh
budaya. Percaya tau tidak dapat dinilai keadaan ekspresi muka secara tidak
disadari.
3. Sentuhan
Merupakan cara interaksi yang mendasar karena dengan sentuhan dapat
memperhatikan perasaan menerima dan menghargai. Ikatan kasih saying
ditentukan oleh pendengaran atau suara. Sentuhan merupakan elemen
penting dalam pembentukan ego,perasaan dan kemandirian.
Pada komunikasi dengan anak sentuhan merupakan alat yang sangat
penting karena sebagai lat komunikasi dalam memperlihatkan
kehangatan,kasih saying yang pada kemudian hari(dewasa) dapat
mengembangkannya

2.3 Sikap Komunikasi Terapeutik

Sikap komunikasi terapeutik merupakan cara berperilaku seseorang selama


dalam komunikasi yang dapat memberikan dampak terapi psikologis,
sehingga masalah-masalah psikologis anak dapat teratasi. Dalam praktik
keperawatan sikap komunikasi terapeutik itu terdiri dari :

1. Sikap kesejatian
Merupakan sikap dalam pengiriman pesan pada anak menujukkan tentang
gambaran diri kita sebenarnya, sikap yang dimaksud antara lain
menghindari membuka diri yang terlalu dini sampai dengan klien(anak)
menunjukkan kesiapan untuk berespons positif terhadap keterbukaan,
sikap kepercayaan yang digunakan untuk menumbuhkan rasa percaya kita
dengan anak yang harus lebih terbuka ,sikap menhindari membuka diri
terlalu dini dalam rangka manipulasi, sikap dengan memberikan nasihat
atau mempengaruhi klien (anak) untuk mendapatkan apa yang menjadi
tujuan kita dalam berkomunikasi.
2. Sikap empati
Merupakan bentuk sikap dengan cara menempatkan diri kita pada posisi
anak dan orangtua. Sikap empati ini dapat ditunjukkan dengan
mendengarkan apa yang disampaikan oleh komunikan dengan maksud
dimengerti,mengatakan padadiri komunikan bahwa kita ingin mendengar
apa darinya,menyampaikan respons empati seperti keakuratan ,kejelasan ,
kehangatan dan menunjukkan empati secara verbal.
3. Sikap hormat
Merupakan bentuk sikap yang menunjukkan adanya suatu kepedulian atau
perhatian,rasa suka dan menghargai klien. Sikap hormat dalam komunikasi
ini dapat ditunjukkan dengan melihat kea rah klien saat berkomunikasi
,memberikan perhatian yang tidak terbagi dalam komunikasi,memelihara
kontak mata dalam komunikasi,senyum pada saat yang tepat ,bergerak
kearah klien saat berkomunikasi ,menentukan sapaan saat komunikasi dan
melakukan jabatan atau sentuhan lembutb dengan ijin komunikan.
4. Sikap konkret
Merupakan bentuk sikap dengan menggunakan terminology yang spesifik
dan bukan abstrak pada saat komunikasi dengam klien. Sikap konret dapat
ditunjukkan dengan menggunakan sesuatu yang nyata seperti menujukkan
pada hal yng nyata,melalui orang ketiga dalam hal ini adalah orang tua
,mainan dan lain-lain.

2.4 Teknik Berkomunikasi Dengan Anak

Terdapat bermacam-macam teknik komunikasi dengan anak antara lain:

1. Komunikasi non verbal


1) Teknik Orang ketiga
Mengungkapkan ekspresi perasaan orang ketiga ,sepertu ”dia atau
mereka” ,yang dapat mengurangi perasaan terancam dari pada
langsung bertanya pada anak bagaimana perasannya? Cara seperti ini
memberikan kesempatan untuk setuju atau tidak setuju tanpa ingin
bertahan.
Teknik pendekatan seperti ini member kesempatan pada anak dalam
tiga piliha :
1. Menyetujui ,penuh harapan dan mengungkapkan perasaannya
2. Tidak setuju
3. Tetap diam,mungkin mempunyai suatu perasaan tetapi tidak
mampu mengekspresikan pada saat itu
2) Neuro Linguistic Programing (NLP)
Teknik pendekatan ini relative masih baru. Pendekatan ini untuk
mengerti proses komunikasi yang meperhatikann cara atau gaya atau
kelakuan dimana informasi dapat diterima dan dimengerti oleh
individu. Dalam komunikasi biasanya orang menggunakan satu dari
tiga sensori seperti:
1 Penglihatan
2 Pendengaran
3 Kinesthetic
3) Facilitatif Responding
Adalah mendengarkan secara seksama dan membayangkan kembali
perasaan pasien dan isi pernyataan anak.
Seperti : Respon yang empati,tidak menghakimi dan mengesahkan
perasaan-perasaan seseorang.
4) Bercerita
Bercerita dengan menggunakan bahasa anak,dan menyelidiki
perasannya,sementara itu menghindarkan hambatan yang disengaja tau
dihindarkan ketakutan-ketakutan yang paling sederhana adalah
meminta anak menceritakan tentang suatu kejadian atau peristiwa
spesifik “berada di rumah sakit” serta menggunakan gambaran dari
suatu peristiwa dan meminta anak untuk menceritakannya.
5) Pertanyaan “Bagimana bila”
Pertanyaan “Bagimana bila” mendorong anak untuk menjelajahi situasi
dan menentukan berbagai pemecahan masalah.
Contoh :
P “bagaimana bila adek sakit dan harus masuk rumah sakit ?”
Anak akan mengatakan perasaan-perasannya yang telah dia ketahui
dan tentang apa yang ingin dia ketahui. Jenis komunikasi yang baik
akan membantu anak mempelajari keterampilan pertahanan diri,
khusunya pada situasi-situasi yang berbahaya.
2. Komunikasi verbal
1) Menulis
Suatu alternative pendekatan komunikasi bagi anak, remaja muda dan
pra remaja. Untuk memulai sutu percakapan perawat dapat
memeriksa/menyelidiki tentang tulisan dan meminta untuk membaca
beberapa bagian. Dengan menulis anak-anak lebih riil dan nyata
2) Menggambar
Salah satu bentuk komunikasi yang berharga melalui pengamatan
gambar. Dasar asumsi dalam meginterprestasi gambar adalah bahwa
anak-anak mengungapkan tentang dirinya.
3) Gerakan gambar keluarga
Menggambarkan suatu kelompok,berpengaruh pada perasaan anak-
anak dan respon emosi,dia akan menggambarkan pikirannya tentang
dirinya dan anggota keluarga yang lainnya. Gambar kelompok yang
paling berharga bagi anak adalah gambar keluarga.
4) Sosiogram (gambar ruang kehidupan)
Untuk melambangkan orang-orang yang hampir mirip dalam
kehidupan anak dan gambar bundaran-bundaran didekat lingkaran
menujukkan keakraban atau kedekatan.
5) Bermain
Salah satu bentuk komunikasi yang paling penting dan dapat menjadi
teknik yang paling efektif untuk berhubungan dengan mereka. Dengan
bermain dapat dikumpulkan petunjuk mengenai tumbuh kembang fisik
,intelektual dan social. Terapeutik play sering digunakan untuk
mengurangi trauma akibat sakit atau masuk rumah sakit atau untuk
mempersiapkan anak sebelum dilakukan prosedur medis atau
keperawatan.

2.5 Penyesuaian Sosial Anak dalam Bebicara


Kemampuan memahami dan berbicara mempengaruhi penyesuaian social
anak ,karena bicara dapat : memuaskan kebutuhan dan keinginan ,meminta
perhatian dari orang lain,meningkatkan hubungan social,menentukan penilaian
social,sebagai dasar penilaian diri ,sebagai prestasi akademin ,mempengaruhi
pikiran dan perasaan orang lain, mempengaruhi perilaku orang lain (berbicara
dengan keyakinan)
Pada tahap inilah masa awal anak-anak yang penuh imajinasi ,mereka
mengarahkan energi mereka pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
intelektual,tertarik pada bagaimana sesuatu diciptakan dan bagaimana sesuatu
itu bekerja. Usia sekolaj merupakan periode kritis perkembangan konsep diri
,terdapat kematangan yang stabil dalam perkembangan fisik ,mental dan
social,focuspada perkembangan kompetensi,keterampilan,kerja sama dan
perkembangan moral.
Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan
kemampuan mencetak,menggambar,membuat huruf atau btulisan yang besar.
Apa yang dilaksanakan anak mencerminkan pikiran anak. Pada usia kedelapan
biasanya anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berpikir terhadap
kehidupan. Komunikasi yang dapat dilakukan pada anak usia sekolah ini
adalah tetap masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu
gunakan kata sederhana yang spesifik ,jelaskan sesuatu yang membuat ketidak
jelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui. Pada usia keingintahuan
pada aspek fungsional dan procedural dari objek tertentu sangat tinggi,maka
jelaskan arti fungsi dan prosedurnya,maksud dan tujuan dari sesuatu yang
ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan
membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
Anak berusia 5-8 tahun kurang mengandalkan pada apa yang mereka lihat
tetapi lebih pada apa yang mereka ketahui bila dihadapkan pada masalah baru.
Mereka butuh penyelesaian untuk segala sesuatu tetapi tidak membutuhkan
pengesahan dari tindakan yang dilakukan. Pada masa ini anak sudah dapat
memahami penjelasan sederhan dan mampu mendemonstrasikannya. Anak
perlu diijinkan untuk mengekspresikan rasa takut dan keheranan yang
dialaminya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Komunikasi pada anak usia sekolah adalah suatu proses penyampaian dan transfer
informasi yang melibatkan anak usia sekolah, baik sebagai pengirim pesan
maupun penerima pesan. Komunikasi terapeutik sangat penting diterapkan pada
anak usia sekolah, dengan demikian perawat dapat membina hubungan saling
percaya pada anak dan anak dapat mengekspresikan perasaannya. Komunikasi
teraputik mempunyai tujuan, prinsip, sikap, teknik-teknik/model dan hambatan
yang perlu diketahui dan disadari sehingga memudahkan dalam penerapan. Dari
model konsep komunikasi yang ada adalah model komunikasi kesehatan yang
dapat digunakan dalam berinteraksi dengan pasien anak usia sekolah.

3.2 Saran

Untuk mencapai komunikasi yang efektif hendaknya kita mengetahui tehnik


maupaun model komunikasi pada anak dan memahami psikologis sesuai tahapan
tumbuh kembang anak terutama pada anak usia sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Priyoto,S.kep,Ns.2015.Komunikasi dan Sikap Empati dalam Keperawatan.


Yogyakarta : Graha Ilmu.

You might also like