You are on page 1of 6

1.

Keseimbangan Asam dan Basa


Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion hydrogen yang
diproduksi setara dengan konsentrasi ion hydrogen yang dikeluarkan oleh sel. Pada
proses kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molecular umumnya berhubungan
dengan asam lemah dan basa lemah, begitu pula pada tingkat konsentrasi ion H+ atau ion
OH- yang sangat rendah.
Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hydrogen. walaupun produksi akan
terus menghasilkan ion hydrogen dalam jumlah sangat banyak,ternyata konsentrasi ion
hydrogen dipertahankan pada kadar rendah pH 7,4.

2. Organ-organ yang terlibat dalam pengaturan homeostasis antara lain:


a. Hati : alat sekresi
b. Ginjal : mengatur Ph, mengeluarkan zat racun, mengatur konsentrasi
garam dalam darah
c. Kulit : mengeluarkan cairan dari dalam tubuh, seperti keringat dalam
pembuangan panas
d. Paru-paru : mangatur kadar CO2 dalam tubuh
e. Usus besar : mengatur penyerapan air
f. Otak : pusat segala pengendalian tubuh
g. Lambung : mengatur derajat pH pada bolus
h. Jantung : kardiak output dipengaruhi hormon pada proses vasodilatasi dan
Vasokontriksi

3. Teori Henderson-hasselbalch
Persamaan Henderson-hasselbalch
o pH = pKa + Log basa pH normal darah = 7,4
asam
o maka, 7,4 = pKa + Log basa
asam

Pasangan asam/basa dalam buffer darah adalah NaHCO3/H2CO3

Maka persamaannya menjadi :

7,4=pKa + Log NaHCO3/H2CO3

pKa pasangannya NaHCO3/H2CO3 adalah 6,1 artinya pH 6,1 kadar NaHCO3 =

kadar H2CO3 atau rasio NaHCO3/H2CO3= 1

Dengan demikian persamaan Henderson-hasselbalch menjadi


7,4= 6,1+ Log NaHCO3. Log NaHCO3 = 1,3

H2CO3 H2CO3

Antilog 1,3 adalah 20

Jadi pada pH darah 7.4, rasio NaHCO3/H2CO3 adalah 20/1 atau 20. Bila rasio
NaHCO3/H2CO3 <20= asidosis. Rasio <20 , dapat karena H2CO3 meningkat walaupun
kadar NaHCO3 Normal. Keadaan ini disebut asidosis respiratorik seperti pada asma
bronkial, pnemonia, emfisema, gagal Jantung kongestif dan keracunan morfin.

Kadar < 20 juga dapat terjadi bila kadar NaHCO3 menurun walaupun kadar
H2CO3 Normal. Keadaan ini disebut Asidosis Metabolik.

4. Gangguan keseimbangan asam basa respiratorik


1) Asidosis respiratorik
a. Pengertian Asidosis respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena
penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru
yang buruk atau pernafasan yang lambat. Kecepatan dan kedalaman pernafasan
mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah. Dalam keadaan normal, jika
terkumpul karbondioksida, ph darah akan turun dan darah menjadi asam.
Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur
pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
b. Penyebab
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan
karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat
yang mempengaruhi paru-paru, seperti :
- Emfisema
- Bronchitis kronis
- Pneumonia berat
- Edema pulmoner
- Asma

Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan
obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan. Asidosis respiratorik dapat juga
terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan
terhadap mekanisme pernafasan.

c. Gejala
Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya
memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran)
dan koma. Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan
terhenti atau jika pernafasan sangat terganggu atau setelah berjam-jam jika
pernafasan tidak terlalu terganggu. Ginjal berusaha untuk mengkompensasi
asidosis dengan menahan bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu
beberapa jam bahkan beberapa hari.
2) Alkalosis respiratorik
a. Pengertian
Alkalosis respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena
pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida
dalam darah menjadi rendah.

b. Penyebab
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan
terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
Penyebab hiperventilasi yang sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab lain
dari alkaliosis respiratorik adalah :
- Rasa Nyeri
- Sirosis hati
- Kadar oksigen darah yang rendah
- Demam
- Over dosis aspirin

c. Gejala
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat
menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya semakin
memburuk bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.

5. Gangguan keseimbangan asam basa metabolik


1) Asidosis metabolik
a. Pengertian
Asidosis metabolic adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan
rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui
system penyangga Ph, darah akan benar-benar menjadi asam. Seiring dengan
menurunnya Ph darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai
usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara
menurunkan jumlah karbondioksida. Pada akhirnya ginjal juga berusaha
mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam
dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh
terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat
dan berakhir dengan keadaan koma.
b. Penyebab
Penyebab asidosis metabolic dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama
adalah :
1) Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam
atau suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang
menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun. Contohnya adalah
methanol (alcohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol). Overdosis
aspirinpun bisa dapat menyebabkan asidosis metabolic.
2) Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari
beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah diabetes mellitus tipe I. jika
diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan
menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga
ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktak dibentuk dari
metabolism gula.
3) Asidosis metabolic bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang
asam dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang norlmalpun
dapat menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal.
Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang
bisaterjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang
mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
Penyebab utama dari asidosis metabolic : gagal ginjal
- Asidosis tubulus renallis (kelainan bentuk ginjal)
- Ketoasidosis diabetikum
- Asidosis laktak (bertambahnya asam laktak)
- Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, methanol,
paraldehid, asetazolamid atau ammonium klorida
- Kehilangan basa( misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan
karena diare
c. Gejala
Asidosis metabolic ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya
penderita mengalami mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih
dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan
keadaan ini. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita baru merasakan
kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami
kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun,
menyebabkan syok, koma dan kematian.
2) Alkalosis metabolic
a. Pengertian
Alkalosis metabolic adalah suatau keadaan dimana darah dalam keadaan basa
karena tingginya kadar bikarbonat.
b. Penyebab
Alkalosis metabolic terjadi jika tubuh terlalu banyak kehilangan asam. Sebagai
contoh adalah kehilangan asam lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti
yang kadang-kadang dilakukan dirumah sakit, terutama setelah pembedahan
perut). Pada kasus yang jarang alkalosis metabolic terjadi pada seseorang yang
mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.
Selain itu, alkalosis metabolic dapat terjadi jika kehilangan natrium dan kalium
dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam
mengendalikan keseimbangan asam dan basa darah.
Penyebab utama alkalosis metabolic :
- Penggunaan duretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
- Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
- Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid)
c. Gejala
Alkalosis metabolic dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot
berkedut dan kejang otot atau tanpa gejala sama sekali. Bila terjadi alkalosis yang
berat dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang
berkepanjangan (tetani).

6. System buffer tubuh


System penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, yang segera
bergabung dengan asam atau basa untuk mencegah perubahan konsentrasi ion hydrogen
yang berlebihan. System buffer ini menyetralisir kelebihan ion hydrogen, bersifat
temporer dan tidak melakukan eliminasi. Fungsi utamam system buffer adalah mencegah
perubahan Ph yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam organic pada cairan
ekstraseluler. Sebagai buffer, system ini memiliki keterbatasan yaitu :
a. Tidak dapat mencegah perubahan Ph dicairan ekstaseluler yang disebabkan karena
peningkatak CO2
b. Sistem ini hanya berfungsi bila system respirasi dan pusat pengendali system
bekerja normal
c. Kemampuan menyelenggarakan system buffer tergantung pada tersedianya ion
bikarbonat.
Ada 4 sistem buffer :

1) Buffer bikarbonat merupakan system dapar dicairan ekstasel terutama untuk


perubahan yang disebabkan oleh non bikarbonat
2) Buffer protein merupakan system dapar dicaira ekstrasel dan intrasel
3) Buffer hemoglobin merupakan system dapar didalam eritrosit untuk perubahan
asam karbonat
4) Buffer fosfat merupakan system dapar disistem perkemihan dan cairan intrasel.

Sistem dapat kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam- basa sementara.


jika dengan buffer kimia tidak cukup memperbaiki ketidakseimbangan, maka
pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru-paru yang berespon secara cepat terhadap
perubahan kadar ion H dalam darah akibat rangsangan pada kemoreseptor dan pusat
pernafasan, kemudian mempertahankan kadarnya sampai ginjal menghilangkan
ketidakseimbangan tersebut. ginjal mampu meregulasi ketidakseimbangan ion H secara
lambat dengan menskresikan ion H dan menambahkan bikarbonat baru ke dalam darah
karena memiliki dapar fosfat dan amonia. Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan
ginjal.

Mekanisme paru dan ginjal dalam menunjang kinerja system buffer adalah
dengan mengatur sekresi, ekskresi, dan absorpsi ion hydrogen dan bikarbonat serta
membentuk buffer tambahan (fosfat, ammonia). Untuk jangka panjang, kelebihan asam
atau basa dikeluarkan melalui ginjal dan paru sedangkan untuk jangka pendek, tubuh
dilindungi dari perubahan pH dengan system buffer. Mekanisme buffer tersebut
bertujuan untuk mempertahankan pHdarah antara 7,35- 7,45.

You might also like