You are on page 1of 11

Tan sri yahya

INOVASI: (1). Mengenal pasti hala tuju industri automatif sejajar dengan hasrat kerajaan untuk
merealisasikan Wawasan 2020 untuk menjadikan Malaysia sebuah negara maju dalam tahun 2020 (2).
Mengorak langkah ke arah meletakkan Malaysia sebagi sebuah negara utama di rantau Asia tengara
dalam bidang idustri automatif yang mampu menguasai pemasangan dan pembuatan pelbagai jenis
kenderaan ringan dan berat. Kejayaannya menguasai syarikat-syarikat yang bertunjangkan kenderaan
automatif adalah langkah awal yang bersifat inovatif. (3). Menyusun semula syarikat HICOM setelah
mengambil alih ekuitinya daripada kerajaan dalam usaha mengukuhkan lagi industri automatif tempatan.
Hal ini dilakukannya dengan menjadikan DRB sebagai syarikat induknya dan yang akhirnya dinamakan
DRB-HICOM. Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub

Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub

DRB HICOM Chairman [ sunting ]


Yahaya Ahmad berkecimpung di dunia mobil pada tahun 1985 saat peluncuran mobil
nasional Malaysia Proton Saga pada saat itu Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir
Mohamad . Dia ditunjuk sebagai ketua DRB-HICOM pada 1 Januari 1994. Melalui
perusahaan, Yahaya Ahmad berhasil menangkap Proton produsen mobil nasional. Pada
1990-an Proton Iswara dan Proton Wira diluncurkan. Pada April 1996, Proton
Tiara diluncurkan. Selanjutnya, pada bulan Oktober 1996, Proton melalui Yahaya Ahmad
telah menguasai Lotus. [2] Kemudian diambil alih oleh Direktur Pelaksana Datuk Seri Mohd
Nadzmi Salleh dengan Tengku Tan Sri Mahaleel Tengku Ariff.
Pada tahun 1997, Menteri Keuangan Anwar Ibrahim sebagai pejabat Perdana Menteri
Malaysia bersama dengan Tan Sri Yahaya Ahmad, bersama-sama memecahkan kemacetan
lalu lintas di sekitar kota Kuala Lumpur melalui pembentukan bus Intrakota (kini bus
RapidKL ) yang menyediakan akses khusus ke transportasi umum .

Allahyarham Tan Sri Yahya Ahmad, nama yang tidak asing lagi dalam industri automotif
tempatan. Beliau sewaktu hayatnya menggemparkan dunia pada era 90-an membeli syarikat
permotoran British, Lotus, secara tunai, menggunakan wangnya sendiri.

Bagi yang tidak mengenali Yahya, beliau merupakan Ketua Pegawai Eksekutif (CEO) DRB-
Hicom bermula 1 Januari 1994 sehingga tarikh kematiannya akibat kemalangan helikopter pada
8 Mac 1997.

Dikenali sebagai orang yang bersahaja dan tidak gemar dengan protokol, Yahya dan DRB-
Hicom membeli 80% pegangan Lotus pada Oktober 1996 dan meletakkannya seiring
pengurusan Perusahaan Otomobil Nasional Sdn Bhd (Proton) yang turut bernaung dibawah
DRB-Hicom.

Menurut laporan akhbar Independent berpangkalan di United Kingdom, Yahya menyumbangkan


10 juta pound wangnya sendiri bagi menampung kos pembelian 80% pegangan Lotus bernilai 51
juta pound (RM284,328,060 nilai 1997).

Ketika berita kemalangan maut Yahya sampai ke pengetahuan pihak Lotus, kira-kira 1,100
pekerja kilang Lotus di Norfolk, United Kingdom menyampaikan ucapan takziah kepada keluarga
ahli perniagaan berkenaan.

Yahya yang merupakan produk keluaran Kolej Melayu Kuala Kangsar (MCKK) lapor
Independent, merupakan ahli perniagaan Bumiputra terkenal di Malaysia.
Beliau juga merupakan individu yang bertanggungjawab meletakkan Proton dibawah naungan
DRB-Hicom pada 1995.

Nahas tragis menimpa Yahya bersama isterinya, Puan Sri Rohana Othman berlaku ketika
helikopter yang dinaiki mereka terhempas di Kuala Lipis, Pahang sewaktu pasangan berkenaan
dalam perjalanan pulang ke kampung halamannya di Kuala Terengganu.

Turut terkorban, juruterbang pesawat, Mejar (B) Azlizan Abdul Manas, 32 yang memandu
helikopter Agusta A109E Power milik Gadek Aviation Services Sdn Bhd, anak syarikat DRB-
Hicom.

Ianya merupakan pesawat terbaru dan tercanggih hasil keluaran syarikat Itali dan hasil siasatan
mendapati enjin pesawat itu tidak berfungsi secara normal mengakibatkan kipas utama hilang
kuasa dan berputar secara tidak seimbang.

Kejadian itu menyebabkan kipas tersebut patah sewaktu masih terbang diudara sebelum
pesawat berkenaan terhempas dicelah-celah ladang getah.

Siasatan juga mendapati bahawa pesawat tersebut terhempas tanpa kipas pesawat.

Gerakan mencari mangsa dilakukan sejurus selepas pihak berkuasa tiba ditempat kejadian dan
ketiga-tiga mangsa ditemui dua jam kemudian dibawah timbunan bangkai pesawat.

Selepas 21 tahun bernaung dibawah DRB-Hicom, Lotus kini dimiliki oleh syarikat automotif
gergasi China, Zhejiang Geely Holding Group (Geely Holdings) dan anak syarikatnya, Geely
Automobile menjadi rakan strategik Proton dengan pegangan 49% keatas syarikat tempatan itu.

Geely Holdings juga pemilik kepada syarikat Volvo Car Corporation dan The London Taxi
Company.

Tony fernandes

Tony Fernandes terima penghargaan atas


kontribusinya terhadap pertumbuhan
ASEAN dan hubungan AS-ASEAN
SAN FRANSISCO, 19 FEBRUARI 2016 – Tony Fernandes, Co-Founder dan Group CEO
AirAsia mendapatkan Penghargaan Pilar Keempat dari U.S.-ASEAN Business
Councilatas kontribusinya yang luar biasa terhadap pertumbuhan ASEAN dan juga
terhadap hubungan antara Amerika Serikat dan ASEAN.
Penghargaan ini diserahkan oleh Keith Williams, Presiden & CEO UL LLC dan Ketua
U.S.-ASEAN Business Council kepada Tony Fernandes, menjadikannya penerima
penghargaan kedua setelah Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Resepsi makan malam Konferensi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2016 diadakan di San
Fransisco dan dihadiri oleh business leaders dan juga pejabat pemerintahan dari seluruh
negara anggota ASEAN and juga Amerika Serikat.
Piagam ASEAN merangkul komunitas melalui tiga pilar: politik-keamanan, ekonomi dan
sosial-budaya. Penghargaan Pilar Keempat diberikan kepada tokoh atau organisasi yang
mewakili “pilar keempat,” yaitu seseorang yang telah secara luar biasa memberikan
kontribusi terhadap pertumbuhan ASEAN dan juga meningkatkan hubungan Amerika Serikat
dan ASEAN menjadi lebih baik lagi, dan secara efektif memperkuat pondasi ASEAN melalui
keterlibatannya.
Tony Fernandes, yang juga anggota ASEAN Business Club Advisory
Council mengatakan,”Tema dari konferensi kali ini – Rahasia Terdalam Asia: Masyarakat
Ekonomi ASEAN, telah mencakup semuanya. ASEAN adalah sebuah mimpi dan jika kita
menempatkan masyarakat ASEAN sebagai prioritas, siapa yang tahu apa yang bisa kita
capai. Ketika kita mengkombinasikan kesepuluh negara anggota ke dalam satu pasar dan
satu lokasi produksi, kita dapat memanfaatkan sebuah komunitas dengan jumlah anggota
lebih dari 600 juta orang. Potensi yang dimiliki kawasan ini luar biasa, dan sebagai sebuah
merek yang betul-betul berasal dari ASEAN, kami akan terus mengupayakan terciptanya
integrasi ASEAN, terutama tapi tidak terbatas untuk industri penerbangan, perjalanan dan
pariwisata.”
“Saya yakin ini adalah waktunya bagi ASEAN untuk mengambil langkah yang berani menuju
keseragaman dan standarisasi. Adalah sebuah kebutuhan mendesak bagi pemerintah
ASEAN untuk memastikan adanya kesatuan standar di ASEAN. Proses yang dijalani saat ini
yang bergantung kepada pemufakatan yang membutuhkan persetujuan dari seluruh 10
negara anggota, harus dikaji ulang sehingga inisiatif-inisiatif penting dapat dijalankan.”
“Adalah penghargaan yang luar biasa bagi kami bisa mendapat penghargaan dari U.S.-
ASEAN Business Council atas apa yang telah kita lakukan sebagai sebuah merek ASEAN,
akan tetapi masih banyak yang harus dilakukan. Harapan kami, seluruh pemerintah negara
anggota dapat jalan bersama, karena harmonisasi memberikan ruang guna melakukan
efisiensi sumber daya yang digunakan dan guna mencapai skala ekonomis yang lebih
baik, berkontribusi terhadap berkurangnya biaya yang dikeluarkan dan melaju ke arah
pertumbuhan kawasan dengan lebih cepat lagi,” ujar Fernandes.
Grup AirAsia, yang dipimpin oleh Tony Fernandes dan partner Datuk Kamarudin Meranun
telah berkembang menjadi pembangkit energi ASEAN yang beroperasi dengan
menghubungkan seluruh negara anggota ASEAN, selain memberikan jaringan rute yang
terluas di Asia, Australasia dan lebih jauh lagi melalui operasi rute jarak jauhnya.
U.S.-ASEAN Business Council, didirikan tahun 1984, adalah organisasi advokasi pertama
untuk korporasi di Amerika Serikat yang beroperasi di Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia
Tenggara (ASEAN). Dewan ini bekerja untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya
kerjasama di bidang ekonomi antara ASEAN dan Amerika Serikat kepada seluruh
pemangku kebijakan dan business leaders di ASEAN dan Amerika Serikat.
Dewan ini bekerja di seluruh negara anggota ASEAN mewakili 152 korporasi utama Amerika
Serikat.
------

Tan Sri Tony Fernandes, pemilik sekaligus pendiri Grup AirAsia, beberapa waktu
lalu kembali menorehkan prestasi melalui penobatannya sebagai salah satu
individu paling berpengaruh di dunia versi majalah TIME.

Majalah TIME setiap tahunnya sejak 12 tahun silam rutin mempublikasikan daftar
TIME 100, yaitu daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia, sebagai
penghargaan atas aktivitas, inovasi dan pencapaian mereka. Adapun tahun ini
dua individu dari Asean masuk dalam daftar TIME 100, yakni Tony Fernandes
dan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Tony Fernandes menuturkan bahwa dirinya merasa terhormat, terkejut sekaligus


bangga berada di dalam daftar TIME 100. Tony juga berterima kasih kepada
seluruh stafnya di AirAsia, Tune, QPR, dan Caterham yang selama ini telah
mendukungnya dan bekerja keras.

Dengan visi mendemokratisasi perjalanan udara, Tony Fernandes dan rekannya


Kamarudin Bin Meranun membangun AirAsia pada 2001. Tony menghadirkan
sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya di sejarah perjalanan udara di
kawasan Asia dan Asean, yaitu maskapai penerbangan berbiaya hemat dengan
harga tiket terjangkau untuk semua kalangan. Kehadiran AirAsia mampu
membuat komunitas dan budaya menjadi saling terhubung, selain juga memicu
pertumbuhan pariwisata dan ekonomi di kawasan tersebut.

Saat ini, AirAsia adalah maskapai penerbangan berbiaya hemat atau low-cost
carrier terbesar di Asia, dengan jaringan destinasi yang luas mencapai lebih dari
190 kota tujuan. Dalam kurun waktu 13 tahun, AirAsia telah menerbangi lebih
dari 280 juta pelanggan di Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina, dan India.
AirAsia juga dinobatkan sebagai low-cost carrier (LCC) terbaik di dunia versi
Skytrax selama 6 tahun berturut-turut dari 2009 hingga 2014.

Tony Fernandes mengatakan bahwa tahun ini AirAsia semakin fokus pada
perluasan konektivitas di wilayah Asean, termasuk Indonesia. Bagi Tony,
Indonesia memiliki potensi wisata yang luar biasa. Tidak hanya Bali, namun kota
lainnya seperti Yogyakarta, Solo, Medan, Surabaya, Ambon, Sorong, Lombok,
Labuan Bajo. Sampai dengan saat ini, Grup AirAsia melayani sebanyak 517
penerbangan dari dan menuju 16 destinasi di Indonesia.

“Kami berkomitmen penuh mendukung pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia


melalui penerbangan hemat berkualitas. Kami percaya bahwa jumlah kunjungan
wisatawan asing ke Indonesia dapat meningkat hingga 20 juta bahkan 40 juta,”
ujar Tony.

AirAsia terus berupaya mendorong peningkatan penerbangan ke Indonesia


diantaranya dengan secara aktif memperkenalkan pariwisata nasional melalui
jaringan penerbangan Grup AirAsia di wilayah Asean, Australia, Cina, Korea
Selatan, Jepang, Taiwan, India dan Timur Tengah. Keputusan Presiden Joko
Widodo menambah daftar negara penerima fasilitas bebas visa dinilai Tony
sebagai langkah yang luar biasa karena akan berdampak cukup signifikan
terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.

Sebagai upaya mendukung pemerintah dalam memajukan pariwisata Indonesia,


pada Oktober 2014, Grup AirAsia meluncurkan Indonesia AirAsia X yaitu
maskapai penerbangan berbiaya hemat jarak jauh pertama di Indonesia. Model
bisnis yang diperkenalkan Indonesia AirAsia X diyakini Tony dapat meningkatkan
kunjungan wisatawan mancanegara dari luar wilayah Asean.

Saat ini Indonesia AirAsia X telah mengoperasikan penerbangan dari Melbourne


dan Taipei menuju Bali. Ke depannya, Indonesia AirAsia X akan membuka
konektivitas menuju Bali dari Cina, Jepang dan Korea Selatan. Hal ini semakin
mengukuhkan komitmen AirAsia dalam memajukan pariwisata Indonesia.

Profil lengkap airasia

AirAsia Berhad beroperasi sebagai AirAsia (MYX: 5099) adalah sebuah maskapai
penerbangan bertarif rendah yang berpusat di Bandara Internasional Kuala Lumpur. AirAsia
sendiri adalah maskapai swasta terbesar di Malaysia. Dengan jaringan rute di Indonesia, Arab
Saudi, Jepang, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Vietnam serta rute carter
menuju Cina dan Hong Kong, AirAsia menjadikan dirinya sebagai pemain Regional yang
akan berkompetisi dengan Lion Air dari Indonesia.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Data Kode
 2Sejarah
 3Insiden
 4Armada
 5Lihat pula
 6Pranala luar
 7Referensi

Data Kode[sunting | sunting sumber]


 Kode IATA: AK
 Kode ICAO: AXM
 Kode panggil : RED CAP
 Kode panggil Indonesia Air Asia: QZ
 Kode panggil Thai Air Asia:FD
 Kode panggil Air Asia X: D7
 Kode panggil AirAsia Philippines: PQ
 Kode panggil AirAsia Zest: Z2
 Kode panggil Thai AirAsia X: XJ
 Kode panggil AirAsia India: I5
 Kode panggil Indonesia AirAsia X: XT
 Kode panggil AirAsia Japan: JW

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Awalnya AirAsia dimiliki oleh DRB-HICOM milik Pemerintah Malaysia namun maskapai
ini memiliki beban yang berat dan akhirnya dibeli oleh mantan eksekutif Time Warner, Tony
Fernandes, dengan harga simbolik 1 Ringgit pada 2 Desember 2001. Tony
melakukan turnarounddan AirAsia berhasil membukukan laba pada 2002 dengan berbagai
rute baru dan harga promosi serendah 10 RM bersaing dengan Malaysia Airlines.
Pada 2003, dibukalah pangkalan kedua di Bandara Senai, Johor Bahru dekat Singapura dan
AirAsia melakukan penerbangan internasionalnya ke Thailand. Sejak itu, dibukalah Thai
AirAsia dan dilakukanlah berbagai penambahan rute seperti ke Singapura dan Indonesia.
Penerbangan ke Makau dimulai pada Juni 2004 sedangkan penerbangan
ke Manila dan Xiamen dimulai pada April 2005. Rute lain yang akan dibuka adalah
ke Vietnam, Kamboja, Filipina, dan Laos.
Selain Thai AirAsia, di Indonesia juga terdapat perusahaan AirAsia yaitu Indonesia
AirAsia (sebelumnya bernama AWAIR) yang terbang
dari Jakarta ke Yogyakarta, Denpasar untuk tujuan lokal, dan dari Surabaya ke Medan untuk
rute domestik lainnya, selain itu penerbangan dilakukan keluar Indonesia melalui kota-kota
besar seperti Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta,
Surabaya, Solo, Balikpapan dan Makassar
Pada hari kamis (17/11/2011) terminal AirAsia di bandara Soekarno Hatta, Indonesia secara
resmi berpindah dari terminal 2 menjadi terminal 3, di mana melanyani penerbangan
domestik maupun internasional, namun sejak Agustus 2016 kembali dipindah ke terminal 2.
Kini, AirAsia Indonesia melayani 26 rute dengan 52 penerbangan yang terkoneksi melalui
lima bandara hub (penghubung), yakni Cengkareng, Bandung, Denpasar, Surabaya, dan
Medan.[2][3]

Insiden[sunting | sunting sumber]


 10 Januari 2011 - AirAsia AK 5218 tergelincir dari landasan pacu Bandar Udara
Internasional Kuching. 4 orang mengalami cedera ringan sehingga akhirnya dibawa ke
Rumah Sakit Umum Sarawak untuk mendapat perawatan.[butuh rujukan]
 28 Desember 2014 -AirAsia QZ8501, berangkat dari kota Surabaya dari Bandara
Juanda menuju ke Bandara Changi, Singapura jatuh di perairan Laut Jawa pada
kedalaman kurang lebih dari 30 meter. Seluruh penumpang dan awak yang berjumlah
162 tewas.[4]
 30 Desember 2014 - AirAsia Zest Z2272 tergelincir di Bandara Internasional
Kalibo, Filipina [5]. AirAsia Z2272 merupakan pesawat jenis Airbus A320 dengan
rute Manila ke Bandara Internasional Kalibo, dekat kawasan turis Boracay, Filipina.
Peristiwa ini disebabkan karena badai tropis Seniang[6]. Tak ada korban dalam insiden ini.

Armada[sunting | sunting sumber]

Pesawat Air Asia di KLIA


Sebuah Pesawat AirAsia A320 dengan livery "Airline of the Year"

Sebuah pesawat AirAsia dengan bendera Malaysia

AirAsia fleet
In
Aircraft Orders Passengers Notes
fleet
Airbus Pesawat juga akan dialihkan kepada Thai AirAsia, Indonesia
176 — 180
A320-200 AirAsia, AirAsia Philippines and AirAsia Japan
Airbus
0 304[7] 186 Pengiriman pertama diharapkan pada 2016
A320neo
Airbus
0 100 236
A321neo
404
Total

Indonesia AirAsia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jump to navigationJump to search

Indonesia AirAsia
IATA ICAO Kode panggil
QZ AWQ WAGON AIR

Didirikan September 1999 (sebagai AWAIR)

Penghubung Bandara Internasional Soekarno-Hatta,


Jakarta

 Padang
Kota fokus
 Medan

 Pekanbaru

 Palembang

 Yogyakarta

 Denpasar

 Surabaya

 Balikpapan

 Makassar

 Manado

 Banda Aceh

Program penumpang Big Point


setia

Slogan Now Everyone Can Fly

Perusahaan induk PT.Fersindo Nusaperkasa

Kantor pusat Tangerang, Indonesia[1]

Tokoh utama Sunu Widyatmoko (CEO)


Raline Shah (direktur)

Situs web www.airasia.com

Indonesia AirAsia (sebelumnya bernama AWAIR; Air Wagon International) adalah


sebuah maskapai penerbangan bertarif rendahyang berbasis di Indonesia. Indonesia AirAsia
merupakan lisensi dari maskapai AirAsia International, maskapai penerbangan berbiaya rendah
dari Malaysia, di Indonesia.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Sejarah
 2Layanan
 3Tujuan
o 3.1Jawa
o 3.2Bali & Nusa Tenggara
o 3.3Sumatera
o 3.4Sulawesi
 4Armada
 5Insiden dan kecelakaan
 6Galeri
 7Lihat Pula
 8Referensi
 9Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Logo AWAIR

Indonesia AirAsia didirikan pada September 1999 dengan nama PT. AWAIR International.
Mereka memulai penerbangan berjadwal ke beberapa kota di Indonesia pada tahun 2000, yang
kemudian diikuti pembukaan penerbangan ke luar negeri (Singapura). Persaingan yang ketat di
sektor penerbangan di Indonesia membuat AWAIR menghentikan operasinya sekitar setahun
kemudian.

A320 milik Indonesia AirAsia

Pada tahun 2004, AWAIR diambil alih AirAsia, dan mengalihkan orientasi pasarnya ke
penerbangan berbiaya rendah. Penerbangan pertamanya dimulai pada Desember tahun itu.
Mulai 1 Desember 2005, AWAIR berganti nama menjadi PT. Indonesia AirAsia.
Layanan[sunting | sunting sumber]
Di bawah manajemen baru, Indonesia AirAsia awalnya berencana melayani penerbangan
berbiaya rendah antara Indonesia dan Singapura namun hal tersebut dibatalkan setelah Otoritas
Dirgantara Sipil Singapura (CAAS) menolak permohonan untuk hak pendaratan (rujukan: Airliner
World, April 2005).

Tujuan[sunting | sunting sumber]

Sebuah Boeing 737 saat masih dinamai AWAIR

Indonesia AirAsia terbang ke kota-kota berikut (data pada Januari 2013):


Jawa[sunting | sunting sumber]

 Jakarta (Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta)


 Surabaya (Bandar Udara Internasional Juanda)
 Bandung (Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara)
 Semarang (Bandar Udara Internasional Achmad Yani)
 Yogyakarta (Bandar Udara Internasional Adisucipto)
 Solo (Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo)
Bali & Nusa Tenggara[sunting | sunting sumber]

 Denpasar (Bandar Udara Internasional Ngurah Rai)


 Mataram-Lombok (Bandar Udara Internasional Lombok)
Sumatera[sunting | sunting sumber]

 Palembang (Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II)


 Pekanbaru (Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II)
 Medan (Bandar Udara Internasional Kualanamu)
Sulawesi[sunting | sunting sumber]

 Makassar (Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin)

Armada[sunting | sunting sumber]


Per Mei 2013, armada Indonesia AirAsia terdiri dari pesawat berikut dengan usia rata-rata 4.2
tahun:[2]

Pesawat Total Dipesan Jumlah penumpang


Airbus A320-200 22 — 180
Airbus A320neo — 30 186
Airbus A321neo — TBA 236

Insiden dan kecelakaan[sunting | sunting sumber]


 28 Desember 2014 - Indonesia AirAsia Penerbangan 8501 jenis Airbus A320-200 dengan
nomor registrasi PK-AXC, Jurusan Surabaya-Singapura yang mengangkut 155 penumpang,
dinyatakan hilang kontak dari radar. Pesawat lepas landas pada 05.20 WIB dari Bandara
Juanda, Surabaya, menuju Bandara Changi, Singapura. Pesawat dilaporkan hilang kontak
pada pukul 07.10 WIB. Belum diketahui penyebabnya. Pesawat diduga hilang kontak
disekitar perairan Belitung Timur.[3][4][5][6]

Galeri[sunting | sunting sumber]


Sebuah A320 Spijkers

Sebuah Boeing 737 saat masih dinamai Awair

Sebuah Boeing 737-300 Awair di bandar udara Medan Polonia (foto diambil tahun 2005)

You might also like