You are on page 1of 13

PEMUNGUTAN PAJAK DI INDONESIA

Penulis: Rizkiyana Syabania

Abstrak
Pajak merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan sebagai sarana terwujudnya
pembangunan dan pengembangan serta mensejahterakan rakyat Indonesia. Pemungutan pajak di
Indonesia sudah begitu tersusun rapih dalam Undang-Undang atau biasa kita sebut dengan
Undang-undang KUP (Ketentuan Umum Perpajakan) tetapi pelaksanannya belum sepenuhnya
sempurna. Masih banyak warga yang merasa kurangnya kejelasan dalam sistem pemungutan
pajak itu sendiri dan masih kukurangnya fasilitas-fasilitas umum yang dananya berasal dari
pajak-pajak yang dibayarkan oleh warga serta maraknya kasus penyelewengan dana perpajakan
di Indonesia. Dalam artikel ini penulis menguraikan beberapa teori pengenai sistem pemungutan
pajak, sistem pemeriksaan pajak, serta sanksi-sanksi yang didapat apabila Wajib Pajak
melakukan kesalahan dalam pembayaran pajak seperti ; kurang bayar, kurang bayar tambahan,
lebih bayar dan surat pajak nihil.
Pemungutan pajak merupakan “Pajak dan pungutan lain yang bersifat
pelaksanaan yurisdiksi pajak (tax memaksa untuk keperluan negara diatur
jurisdiction – kewenangan dalam bidang dengan undang-undang”.
perpajakan ) sebagai atribut kedaulatan
Dalam rangka memungut pajak,
pemerintah untuk mengatur orang dan objek
tidak jarang timbul sengketa pajak yang
yang berada dalam wilayah
berasal dari penghitungan pajak yang
kekuasaannya.yurisdiksi pajak meliputi 3
seharusnya dibayar. Umumnya, sengketa
(tiga) unsur, yaitu :
pajak itu terjadi disebabkan adanya
1. Regulasi kewenangan menyusun perbedaan pendapat terhadap tanggal surat
undang-undang perpajakan pemberitahuan, dan perbedaan lainnya.
2. Penerimaan (meminta, secara legal Purwito Komariah menyatakan :
dan factual, sebagian penghasilan
Adapun objek sengketa pajak terdiri atas 3
dan/atau kekayaan warga masyarakat
(tiga) jenis, yaitu:
untuk keperluan negara)
3. Administrasi (melaksanalan, Pertama,sengketa pajak yang timbul sebagai
mengelola, mengadministrasikan dan akibat diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak
penegakan hukum) Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan
Yurisdiksi pemajakan di Indonesia tersurat
dalam Pasal 23A UUD 1945 yang berbunyi :
Pajak Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak pada prosesnya, pengadilan pada cara,
Nihil. sedangkan badan pengadilan tertuju pada
badan, dewan, hakim atau instansi
Kedua,sengketa pajak yang timbul dari
pemerintah.
tindakan penagihan
Teorti dan Asas-asas Pemungutan Pajak,
Ketiga,sengketa pajak yang timbul dari
Teori Kekuasaan Kehakiman, Teori
keputusan yang berkaitan dengan
kebebasan Hakim, Teori Kepastian
pelaksanaan keputusan perpajakan,
Hukum dan Teori Keadilan
disamping ketetapan pajak dan keputusan
keberatan (Ahmadi,2006:52) 1. Teori Asas-asas Pemungutan
Pajak
Dalam rangka menyelesaikan
sengketa pajak yang berawal dari adanya Menurut Rosdiana dan Irianto, banyak
upaya hukum Wajib Pajak sebagaimana pendapat ahli yang mengemukakan tentang
diatur dalan Undang-Undang Nomor 6 asas-asas perpajakan apa saja yang harus
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan ditegakkan dalam membangun suatu sistem
Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah perpajakan. Di antara pendapat para ahli
beberapa kali diubah, terakhir dengan yang paling terkenal adalah four maxims
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009, dari Adam Smith. Menurut Smith,
seperti Proses Keberatan dan Proses pemungutan pajak hendaknya didasarkan
Banding, pada akhirnya penyelesaian atas emapt asas, yaitu : equity, certainty,
sengketa pajak bermuara pada Pengadilan convience dan economy.
Pajak.
Berikut ini adalah beberapa asas yang
Sudikno Mertokusumo menyatakan : penting untuk diperhatikan dalam
pemungutan pajak, sebagaimana dikutip
Pada dasarnya, peradilan selalu bertalian
Rosdiana:
dengan pengadilan. Pengadilan bukanlah
semata-mata badan saja tetapi juga a. Equity/Equality
mengandungpengertian abstrak, yaitu Keadilan merupakan salah satu asas
memberikan keadilan. Sumitro membedakan yang seringkali menjadi pertimbangan
antara peradilan, pengadilan, dan badan penting dalam memilih policy option
pengadilan. Titik beratnya peradilan tertuju yang ada dalam membangun sistem
perpajakan. Suatu sistem perpajakan Revenue Productivity principle
dapat berhasil apabila masyarakatnya merupakan asas yang lebih menyangkut
merasa yakin bahwa pajak-pajak yang kepentingan pemerintah, sehingga asas
dipungut pemerintah telah dikenakan ini oleh pemerintah yang bersangkutan
secara adil dan setiap orang membayar sering dianggap sebagai asas yang
sesuai dengan bagiannya. Jika timbul terpenting. Berbeda dengan asas-asas
persepsi umum bahwa pajak merupakan yang lain, asas Revenue Productivity
upaya-upaya ”law enforcement” untuk dengan asa equity apabila dilihat dari
mereka yang berusaha menghindarinya, kepentingannya berada dalam titik-titik
sementara di sisi lain terlihat jelas bahwa ekstrim yang berbeda. Asas Revenue
golongan masyarakat yang kaya justru Productivity merupakan asas yang
membayar pajak lebih sedikit dari terkait dengan kepentingan pemerintah.
beberapa yang seharusnya mereka bayar Sementara, asas keadilan dangat terkait
atau bahkan justru mereka yang dengan kepentingan masyarakat,
menikmati fasilitas-fasilitas perpajakan, sehingga dapat disimpukan bahwa suatu
sehingga sulit diharapkan terciptanya pemungutan pajak dikatakan optimal
kesadarandan kepatuhan membayar apabila dalam pemungutannya terpenuhi
pajak dari Wajib Pajak. asas Revenue Productivity dengan tetap
Asas equity mengatakan bahwa pajak menjaga keadilan dalam
itu harus adil dan merata. Pajak pemungutannya.
dikenakan kepada orang-orang pribadi c. Asas Ease of Administration
sebanding dengan kemampuannya untuk Dalam The Encyclopedia Americana,
membayar pajak tersebut dan juga sesuai sebagaimana dikutip Rosdiana asas
dengan manfaar yang diterimanya dari certainty, convenience, dan economy
negara. Namun, meskipun diakui prinsip dimasukkan dalam satu asas yaitu:
keadilan merupakan suatu hal yang The administrative principles of
mutlak diperlukan tetapi ada berbagai taxation are those of certainty, of
pendapat dalam convience, and of economy.
pengimplementasiannya. d. Asas Neutrality
b. Asas Revenue Productivity Asas neutrality, sebagaimana dikutip
Rosdiana, mengatakan bahwa pajak itu
harus bebas dari distorsi, baik distorsi apabila kemerdekaan atau kebebasan tidak
terhadap konsumsi maupun distorsi dimiliki oleh kekuasaan kehakiman, dapat
terhadap produksi serta faktor-faktor dipastikan kekuasaan kehakiman akan
ekonomi lainnya. Artinya, pajak bersikap tidak netral terutama apabila terjadi
seharusnya tidak memengaruhi pilihan sengketa antara pemerintah dengan rakyat.
produsen untuk menghasilkan barang- 3. Teori Kebebasan Hakim
barang dan jasa, serta tidak mengurangi Hakikat kebebasan hakim adalah jika
semangat orang untuk bekerja. seseorang hakim dalam melaksanakan tugas
2. Teori Kekuasaan Kehakiman dan wewenangnya bebas dalam menggali,
Kekuasaan kehakiman pada mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum
hakikatnya adalah bebas. Tugas pokok yang hidup dalam masyarakat serta bebas
kekuasaan kehakiman ialah menerima, dari berbagai pengaruh dan berbagai
memeriksa dan mengadili serta kepentingan baik dari dalam maupun dari
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan. luar, termasuk kepentingan dirinya sendiri
Dalam mengadili dan menyelesaikan setiap demi tegaknya hukum dan keadilan.
perkara kekuasaan kehakiman harus bebas, Hendaknya, setiap putusan hakim
bebas untuk mengadili dan bebas dari selalu merefleksikan integritas moral yang
pengaruh apa dan siapa pun. Sudah menjadi dilandasi oleh prinsip-prinsip keutamaan
sifat pembawaan kekuasaan kehakiman moral dan teologal, sehingga keadilan yang
bahwa kekuasaan kehakiman itu bebas. Baik diperoleh bukan keadilan yang absurd, tetapi
di Amerika Serikat, Uni Soviet, Belanda keadilan sesuai dengan yang dirasakan
maupun Indonesia kekuasaan kehakimannya masyarakat luas. Seorang hakim tidak boleh
padadasarnya adalah bebas, tetapi kebebasan termotivasi oleh sifat hedonisme berlebihan,
kekuasan kehakiman itu tidaklah mutlak tetapi termotivasi melaksanakan cita-cita
sifatnya. Kebebasan kekuasaan kehakiman luhur, yang pada hakikatnya berupa
itu dipengaruhi oleh sistem pemerintahan, pelayanan pada para pencari keadilan
sistem politik, sistem ekonomi, dan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan etika
sebagainya. profesinya.
Pentingnya kekuasaan kehakiman 4. Teori Kepastian Hukum
yang merdeka adalah untuk menjamin sikap Hukum berfungsi sebagai perlindung
adil, jujur atau netral (impartiality). Karena kepentingan manusia. Agar kepentingan
manusia terlindungi, hukum harus kebijakan penyelenggara negara. Asas
dilaksanakan. Pelaksanaan hukum dapat kepastian hukum dalam negara hukum
berlangsung secara normal, damai, tetapi menurut Radbruch, sangat perlu dijaga demu
dapat terjadi juga karena pelanggaran tercapainya keteraturan atau ketertiban.
hukum. Dalam hal ini, hukum yang telah Karena itu, hukum positif, yaitu Undang-
dilanggar itu harus ditegakkan. Melalui undang Pengadilan Pajak harus memberikan
penegakan hukum ada tiga unsur yang selalu kepastian hukum bagi semua pihak terutama
harus diperhatikan, yaitu : kepastian hukum, Wajib Pajak.
kemanfaatan dan keadilan. 5. Teori Keadilan
Hukum harus dilaksanakan dan di Pajak untuk keadilan dan pemerataan
tegakkan. Setiap orang mengharapkan dapat telah sejak lama menjadi perhatian utama
diterapkannya hukum dalam hal peristiwa para akademisi dan negarawan di berbagai
yang konkret. Bagaimana hukumnya, itu;ah belahan dunia. Hingga kini, isu keadilam
yang harus berlaku; pada dasarnya tidak tetap merupakan fokus utama dalam
dibolehkan menyimpang; fiat justitia et berbagai kajian perpajakan. Bahkan,
pereat mundus (meskipun dunia ini runtuh, berbagai masalah dalam pemajakan
hukum harus ditegakkan). Itulah yang internasional, misalnya transfer pricing,
diinginkan kepastian hukum. Kepastian pada esensinya bermuara pada isu keadilan.
hukum merupakan perlindungan yustiabel Sedemikian pentingnya pajak sebagai
terhadap tindakan sewenang-wenang, yang instrumen keadilan dan pemerataan,
berarti bahwa seseorang akan dapat sebanding dengan peran penting negara
memperoleh sesuatu yang diharapkan dalam sebagai lembaga yang mengemban amanah
keadaan tertentu. Masyarakat mengharapkan konstitusi untuk mewujudkan keadilan bagi
adanya kepastian hukum masyarakat akan seluruh rakyatnya. Karena itu, tidak
lebih tertib. Hukum bertugas menciptakan mengherankan jika derajat legitimasi negara
kepastian hukum karena bertujuan pada ditentukan juga oleh seberapa besar
ketertiban masyarakat. pemerintah mampu meyakinkan masyarakat
Asas kepastian hukum, yaitu asas bahwa pajak yang dipungut adalah
dalam negara hukum yang mengutamakan instrumen keadilan dan pemerataan.
landasan peraturan perundang-undangan, Rendahnya kepatuhan pajak mengindikasi
kepatuhan, dan keadilan dalam setiap lemahnya negara akan memberikan
kesejahteraan bagi masyarakat luas. Dalam assessment system memberikan kepercayaan
konteks inilah keadilan dan pemerataan penuh kepada Wajib Pajak untuk
menjadi suatu prasyarat untuk meningkatkan menghitung sendiri jumlah pajak yang harus
kepatuhan membayar pajak secara sukarela. dibayar ke negara, bukan berarti pemerintah
(Rosdiana,2012:47-48) tidak boleh memeriksa Wajib Pajak. Oleh
karena segala sesuatu yang dilaporkan
Sistem Pemeriksaan Pajak
Wajib Pajak baru sebatas dianggap benar,
Di dalam melaksanakan pemenuhan bukan pasti benar.
kewajinan perpajakan, tidak tertutup
Tidak tertutup kemungkinan,
kemungkinan terhadap Wajib Pajak
kepercayaan penuh yang diberikan undang-
dilakukan tindakan pemeriksaan oleh
undang tidak dilaksanakan dengan benar
pegawai pajak. Di dalam Pasal 29 Undang-
oleh Wajib Pajak. Ada kemungkinan jumlah
Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
pajak yang harus dibayar tidak sesuai
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
dengan ketentuan peraturan perundang-
yang diubah dengan Undang-Undang No.16
undangan perpajakan. Jika demikian adanya,
Tahun 2009 (Undang-Undang KUP)
maka pemerintah bisa melakukan
ditegaskan bahwa tujuan pemeriksaan
pemeriksaan sesuai perintah undang-undang.
bertujuan (i) untuk menguji kepatuhan
Apalagi pemerintah mendapatkan bukti
pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib
bahwa jumlah pajak yang terutang atau
Pajak dan untuk (ii) melaksanakan ketentuan
harus dibayar Wajib Pajak diketahui tidak
peratuan perundang-undangan perpajakan.
benar. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam
Melihat tujuan pemeriksan sebagai mana Pasal 12 ayat (3) Undang-undang KUP
dimaksud diatas, sering menimbulkan bahwa “Apabila Direktur Jenderal Pajak
pertanyaan mengapa Wajib Pajak perlu mendapatkan bukti jumlah pajak yang
dilakukan pemeriksaan padahal sistem terutang menurut Urat Pemberitahuan tidak
pemungutan pajak menganut sistem self- benar, Direktur Jenderal Pajak menetapkan
assessment?jawabannya tentu sangat jumlah pajak yang terutang.” Surat
sederhana yaitu agar terjadi keseimbangan pemberitahuan merupakan sarana (formulir)
hak dan kewajiban di dalam melaksanakan yang digunakan untuk melaprkan pajak
kewajiban perpajakan sesuai dengan terutang.
undang-undang perpajakan. Sekalipun self-
Gunadi, Guru Besar Perpajakan FISIP berkaitan dengan perpajakan kepada
Universitas Indonesia dalam makalahnya Direktorat Jenderal Pajak. Bahkan
berjudul “Pemeriksaan dan Penyidikan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun
Pajak Sehubungan dengan Pemanfaatan 2012 sebagai tindak lanjut dari ketentuan
Data”, menyatakan bahwa dengan Pasal 35A tersebut telah terbit.
dilakukannya pemeriksaan diharapkan
Kembali pada persoalan keseimbangan
terjadi peningkatan kepatuhan tidak hanya
hak dan kewajiban dalam rangka
dari Wajib Pajak yang diperiksa, tetapi juga
pemeriksaan tehadap Wajib Pajak, undang-
dari Wajib Pajak lainnya (deterrent effect).
undang menegaskan bahwa tujuan
Disisi lain, Gunadi juga mengingatkan agar
pemeriksaan adalah untuk menguji
pemeriksaan dapat mencapai hal tersebut,
kepatuhan dan untuk tujuan lain. Secara
kualitas pemeriksaan akan selalu menjadi
umum mudah dipahami bahwa beragam
perhatian dan salah satu ukuran dari kualitas
kemungkinan terjadi terhadap keadaan
pemerikasaan adalah temuan yang kuat dan
Wajib Pajak, misalnya apakah Wajib Pajak
dapat dipertahankan. Itu semua bisa
bubar, apakah Wajib Pajak melakukan
diperoleh jika pemeriksaan didukung dengan
revaluasi, apakah Wajib Pajak melakukan
tersedianya data baik dari pihak Wajib Pajak
merger atau akuisisi, dan seterusnya
maupun dari luar Wajib Pajak itu sendiri.
bagaimana keadaan cabang-cabang suatu
Dengan demikian, pemeriksaan terhadap badan usaha, termasuk keinginan untuk
Wajib Pajak merupakan hal wajar dan lazim menghapus Wajib Pajak untuk menhapus
dilakukan sepanjang pemerintah data identitas NPWP.
memperoleh bukti ketidakbenaran laporan
Untuk memperjaelas aspek perpajakan
pajak berdasarkan data yang dimiliki
dari berbagai keadaan tersebut diatas,
pemerintah dari berbagai sumber pemilik
sangatlah wajar jika dilakukan pemerksaan.
data. Sejatinya, berbagai data transaksi yang
Artinya, sistem pemeriksaan terhadap Wajib
terjadi di masyarakat bisa diperoleh jika
Pajak tidak lain dimaksudkan guna menguji
ketentuan Pasal 35A Undang-undang KUP
kebenaran dan kepatuhan pemenuhan
benar-benar dilakukan. Pasal tersebut
kewajiban perpajakannya. Terlebih jika
menegaskan agar semua instansi
diketahui Wajib Pajak melakukan tindak
pemerintah, lembaga asosiasi dan pihak lain
pidana pajak yang merugikan keuangan
wajib memberikan data dan informasi yang
negara dalam jumlah sangat besar, tindakan cara penghitungan pajak. Cara demikian
pemeriksaan menjadi salah satu langkah dipandang cukup baik dalam rangka
yang patut dilakukan. Bila perlu setelah membina Wajib Pajakmemahami aspek
diperiksa ditindaklanjuti dengan tindakan perpajakan usaha atau pekerjaannya sehari-
penyelidikan dan penuntutan di Pengadilan hari. Jika dalam batas waktu yyang
untuk menghukum Wajib Pajak sesuai disebutkan dalam himbauan tidak
ketentuan Pasal 38 dan Pasal 39 Undang- diindahkan Wajib Pajak, maka tindakan
undang KUP baik yang bersifat lalai pemeriksaan akan dilakukan.
maupupn yang bersifat sengaja.
Dengan uraian tersebut, jelas bahwa
Pertanyaannya sekarang apakah Wajib lembaga pemeriksaan sebagai satu sub
Pajak perlu dilakukan himbauan terlebih sistem di dalam sistem pemungutan pajak
dahulu sebelum dilakuka pemeriksaan? Jika memegang peranan amat penting sebagai
atas laporan pajak yang disampaikan dengan salah satu sumber penerimaan negara yang
Surat Pemberitahuan Tahunan atau Masa semakin meningkat dari tahun ke tahun.
diketahui isinya tidak benar sesuai self- Sukses penerimaan pajak tidak lepas dari
assessment system, undang-undang peran pemeriksaan pajak sekaligus
memberikan kesempatan Wajib Pajak untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam
membetulkan sendiri laporan pajaknya. memenuhi kewajiban perpajakannya.

Undang-undang KUP pada dasarnya Pengenaan Sanksi Pajak


tidak mengenal lembaga dengan nama
Pengenaan sanksi di dalam Undang-
himbauan. Hanya saja di dalam praktek
undang KUP menjadi bagian yang tidak
pelayanan kepada Wajib Pajak, Direktur
terpisahkan yang dikenakan kepada semua
Jenderal Pajak melakukan tindakan
Wajib Pajak yang terbukti bersalah
persuasive dengan melakukan himbauan
melanggar ketentuan perundang-undangan
kepada Wajib Pajak untuk membetulkan
perpajakan. Secara garis besar, pengenaan
laporan pajak yang telah disampaikan jika
sanksi perpajakan terbagi dua, yaitu
laporannya diketahui tidak benar. Ini bisa
pertama, sanksi administrasi karena Wajib
dipahami karena belum tentu semua Wajib
Pajak melanggar ketentuan-ketentuan yang
Pajak mengetahui berbagai macam
bersifat administrative. Dan kedua, sanksi
kewajiban wajib pajak yang timbul beserta
pidana karena Wajib Pajak melanggar
ketentuan-ketentuan pidana. Undang-undang juga ketentuan mengenai sanksi denda yang
pajak tidak menjelaskan apa yang dimaksud dinilai cukup memberatkan Wajib Pajak.
dengan sanksi administrasi maupun sanksi Misalnya sanksi denda 50% dan 100%
pidana. Namun, jika di teliti lebih lanjut dalam hal upaya hukum keberatan maupun
kedua jenis sanksi tersebut hanya berbeda banding ditolak. Cukup banyak nya sanksi
dari sisi berat ringannya sanksi yang administrasi yang diatur dalam Undang-
diterapkan. undang KUP bisa saja membuat Wajib Pajak
menjadi tambah berat dalam memikul beban
Wajib Pajak umumnya dikenakan sanksi
pajak. Oleh karenanya, Wajib Pajib
administrasi karena melanggar hal-hal
sebaiknya perlu memahami berbagai macam
seperti tidak atau terlambat menyampaikan
sanksi dimaksud, agar terhindar dari beban
Surat Pemberitahuan Tahunan maupun Surat
tambahan yang kemungkinan bisa terjadi
Pemberitahuan Masa. Selain itu, Wajib
dalam penerapan perundang-undangan
Pajak terlambat membayar besarnya pajak
perpajakan.
terutang ke bank sesuai batas waktu yang di
tentukan. Sedangkan sanksi pidana Sanksi administrasi di dalam Undang-
umumnya diterapkan kepada Wajib Pajak undang KUP terbagi atas 3(tiga) jenis yaitu
yang melanggar ketentuan yang (i) sanksi administrasi berupa denda, (ii)
dikualifikasikan sebagai tindak pidana sanksi administrasi berupa bunga, dan (iii)
pajak. Sanksi pidana diterapkan karena sanksi administrasi berupa kenaikan. Ketiga
adanya unsur kealpaan atau unsur jenis sanksi dimaksud dalam dilihan dalam
kesengajaan yang dapat menimbulkan uraian dibawah ini.
kerugian pada pendapatan negara.
A. Sanksi Administrasi Denda
Berbagai macam sanksi administrasi
B. Sanksi Administrasi Bunga
diatur dalam Undang-undang KUP mulai
yang sifatnya hanya sanksi denda, bunga C. Sanksi Administrasi Kenaikan
maupun kenaikan. Sanksi administrasi
D. Sanksi Pidana
berupa enda umumnya lebih ringan
disbanding dengan sanksi bunga dan sanksi Analisis Hukum Pengenaan Sanksi
bunga juga lebih ringan dibandingkan
Dalam hidup bernegara, setiap orang
dengan sanksi kenaikan. Akan tetapi ada
diwajibkan untuk membayar pajak. Jadi,
pajak sebagai kewajiban kenegaraan dimaklumi karena segala macam transaksi
memberikan kontribusi untuk penerimaan ekonomi dalam hukum perdata menjadi
negara berdasarkan Undang-undang Dasar sasaran atau objek dari hukum pajak. Soal
1945. Oleh karenanya pajak merupakan kealpaan dan kesengajaan yang diatur dalam
kewajiban semua warga masyarakat dan Pasal 38 dan Pasal 39 Undang-undang KUP
hukum pajak mengatur hubungan antara pada dasarnya mengacu pada pengertian
penguasa/negara dengan warganya (orang kealpaan dan kesengajaan dalam hukum
atau badan) dalam pemenuhan kewajiban pidana. Demikian juga misalnya soal Wajib
perpajakan kepada negara. Dengan demikian Pajak yang memindahtangankan atau
hukum pajak tergolongdalam hukum public memindahkan hak atau merusak barang
yaitu hukum administrasi/tata usaha negara. yang telah disita karena tidak melunasi
Hukum pajak sebagai bagian Hukum Tata utang pajaknya akan diancam dengan Pasal
Usaha Negarabersumber pada peristiwa- 231 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
peristiwa perdata, yang apabila dilanggar (KUHP).
dapat diancam dengan pelanggaran pidana.
Bahkan dalam Kitab Undang-
Direktorat Jendral Pajak sebagai lembaga
Undang Hukum Perdata (KUHPerdata),
hukum yang betugas mengumpulkan uang
khususnya buku ketiga tentang Perjanjian,
pajak, melakukan tugasnya berlandaskan
bisa dikatakan semuanya merupakan
pada administrasi pemungutan pajak sesuai
transaksi ekonomi yang yang bersifat
undang-undang pajak. Sekalipun hukum
perdata yang mempunyai aspek hukum
pajak bagian dari hukum administrasi,
pajak. Berbagai macam perjanjian yang
menteri pajak memang tidak lepas dari
diatur dalam hukum perdata umumnya akan
hukum pendata maupun [idana. Hukum
berdampak pada aspek pajak, kecuali
pajak memiliki keterikatan kuat dengan
perjanjian tertentu seperti hibah tidak
hukum perdata dan juga hukum pidana.
berdampak pada aspek pajak. Hubungan
Bahkan istilah-istilah (terminologi hukum)
yang jelas tampak bahwa dalam hukum
yang digunakan dalam hukum pajak banyak
pajak selalu mencari dasar kemungkinan
mengambil dari istilah yang digunakan
pemungutan pajak berdasarkan perbuatan
dalam hukum perdata maupun pidana.
hukum perdata. Perjanjian, kekayaan dan
Dekatnya hubungan pajak dengan warisan adalah contoh perdata yang menjadi
hukum perdata maupun pidana bisa dasar kemungkinan pemungutan pajak
berdasarkan undang-undang pajak. Jadi, proses administrasi yang bertujuan untuk
segala kegiatan ekonomi akan dipantau dari memperoleh uang pejak berlandaskan
sisi pengenaan pajak untuk kepentingan undang-undang perpajakan yang yang
negara. Proses administrast pengenaan pajak mengaturnya. Serangkaian proses
(pemjakan) inilah yang diatur dalam hukum administrasi inilah yang menjadi alat
pajak, termasuk proses penyelesaian pemerintahan. Mencapai tujuan penerimaan
hukumnya sebagai bagian dari hukum pajak termasuk didalamnya proses
administrasi. penegakan hukum melalui cara atau
mekanisme hukum administrasi yang juga
Proses pemajakan itu sendiri
telah diatur dalam undang-undang pajak itu
merupakan sebagian dari kegiatan
sendiri. Sayangnya, upaya hukum yang
administrasi perpajakan. Istilah administrasi
sudah diatur dengan jelas dalam undang-
perpajakan dapat diartikan secara sempit dan
undang pajak acapkali tidak mendapat satu
secara luas. Dalam pengertian sempit,
pemahaman yang sama dengan aparat
administrasi perpajakan merupakan
penegak hukum lainnya.
penatausahaan dan pelayanan atas hak-hak
dan kewajiban-kewajiban pembayar pajak. Padahal, kalau saja terjadi
Sedangkan dalam arti luas,administrasi sebaliknya, semua aparat hukum mengacu
perpajakn dipandang sebagai fungsi, sistem pada pemahaman sama sesuai undang-
dan lembaga. Sebagai fungsi, administrasi undang pajak, dipastikan dunia usaha
perpajakan merupakan seperangkat unsur termasuk aparatur pajak tidak menjadi resah.
yaitu peraturan perundang-undangan, sarana Keresahan dunia usaha dan petugas pajak
dan prasarana, aparat dan Wajib Pajak yang akan praktek pemidanaan yang tidak tepat
berkaitan yang secara bersama-sama dilakukan oleh pihak penegak hukum
menjalankan tugas untuk mencapai tujuan (kepolisian, kejaksaan dan hakim pengadilan
tertentu. Sedangkan sebagai lembaga, umum). Kelanjutan program,
administrasi perpajakan merupakan institusi pembangungan bersumberkan dana pajak
yang mengelola sistem dan melaksanakan akan tidak berjalan akibat pemidanaan
proses pemajakan. dalam praktek hukum pajak.

Dari uraian ini terlihat bahwa pemungutan Dalam banyak literature disebutkan
pajak (pemajakan) adalah serangkaian bahwa hukum pajak tergolong sebagai
hukum public, termasuk hukum melakukan tindakan pemeriksaan”.
administrasi/tata usaha negara. Jalur hukum Penjelasan pasal ini menegaskan bahwa
administrasi (hukum pajak) mempunyai cara terhadap kekeliruan dalam pengisian Surat
penyelesaiannya sendiri sesuai dengan Pemberitahuan yang dibuat Wajib Pajak,
aturan yang sudah ditegaskan dalam Wajib Pajak masih berhak untuk melakukan
undang-undang pajak yang mengaturnya. pembetulan atas kemauan sendiri, dengan
Kalau begitu menyelesaikan persoalan syarat Direktur Jenderal Pajak belum mulai
administrasi pajak pajak dengan cara pidana melakukan tindakan pemeriksaan. Yang
menjadi kontadiktif ketika negara dimaksud dengan mulai melakukan tindakan
membutuhkan dana pajak sebagai sumber pemeriksaan adalah pada saat Surat
pembiayaan pembangunan yang tiap tahun Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak
jumlahnya terus naik (meningkatkan). disampaikan kepada Wajib Pajak, wakil,
Persoalan memidana Wajib Pajak jelas kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang
membawa keresahan tersendiri bagi pelaku telah dewasa dari Wajib Pajak
dunia usaha. Artinya, pelaku usaha menjadi
Bahkan, sekalipun terhadap Wajib
takut dipidana ketika persoalan
Pajak telah dilakukan pemeriksaan tetapi
penghitungan pajak yang cukup rumit akan
belum dilakukan penyidikan, Wajib Pajak
dipersoalkan menjadi persoalan berindikasi
tetap diberikan kesempatan untuk
tindak pidana.
mengungkapkan ketidak benaran
Sebagai contoh, bisa kita lihat, perbuatannya disertai pelunasan pembayaran
bahwa ketika Wajib Pajak melakukan pajak mditambah sanksi administrasi denda
kesalahan mengenaik Surat Pemberitahuan sebesar 150% dan pajak yang kurang
(SPT), Wajib Pajak berhak melakukan dibayar, sesuai ketentuan Pasal 8 ayat (3)
pembetulan atas SPT yang telah diisi namun Undang-undang KUP. Namun apabila telah
terdapat kesalah. Pasal 8 ayat (1) Undang- dilakukan tindakan penyidikan dan mulainya
undang KUP secara tegas menyatakan penyidikan tersebut diberitahukan kepada
bahwa “Wajib pajak dengan kemauan Penuntut Umum, kesempatan untuk
sendiri dapat membetulakan Surat mengungkapkan ketidakbenaran
pemberitahuan yang telah disampaikan perbuatannya sudah tertutup bagi Wajib
dengan menyampaikan pernyataan tertulis Pajak. Menyikapi ketentuan diatas, sejatinya
sengan syarat Direktur Jendral Pajak belum dapat dipahami bahwa persoalan pajak
adalah persoalan administrasi pembayaran sejumlah uang yang patut dikumpulkan
atas utang pajak yang harus dibayar Wajib untuk kepentingan penerimaan negara.
Pajak. Undang-undang pajak selalu Tujuan pajak adalah mengumpulkan uang
memberikan kesempatan kepada Wajib bagi kepentingan negara guna membangun
Pajak untuk melunasi utang pajak dengan berbagai macam fasilitas publik.
cara membetulkan SPT-nya. Dengan kata
Daftar Pustaka
lain, penyelesaian utang pajak tidak tepat
apabila dilakukan dengan praktek Wiratni, Ahmadi. 2006. Perlindungan
Hukum Bagi Wajib Pajak dalam
pemidanaan kepada Wajib Pajak.
Penyelesaian Sengketa Pajak (Menurut
Undang-undang Nomor 14Tahun 2002
Argument hukum secara nyata bisa
Tentang Pengadilan Pajak). Jakarta: Refika
dilihat dari roh yang diatur dalam ketentuan Aditama.
Pasal 44 B Undang-undang KUP yang juga
Haula, Rosdiana dan Irianto, Edi Slamet.
menekankan pada aspek pembayaran uang 2012. Pengantar Ilmu Pajak Kebijakan dan
sebagai pengganti sanksi pidana. Pasal Implementasi di Indonesia. Jakarta:
tersebut dengan jelas menegaskan bahwa Rajawali Press.

“untuk kepentingan penerimaan negara,atas Jan, Tjia Siaw. 2013. Pengadilan Pajak:
permintaan Menteri Keuangan, Jaksa Agung Upaya Kepastian Hukum dan Keadilaln
Bagi Wajib Pajak. Bandung: P.T. Alumni.
dapat menghentikan penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan paling lama Ilyas, Wirawan B dan Burton, Richard.
2012. Manajemen Sengketa dalam
dalam jangka waktu 6 bulan sejak tanggal
Pemungutan Pajak (Analisis Yuridis
surat permintaan.” Maksna kata-kata “untuk Terhadap Teori dan Kasus). Jakarta: Mitra
kepentingan penerimaan negara”, tidak Wacana Media.
dijelaskan dalam undang-undang. Namun,
dalam pandangan penulis maksud “untuk
Tugas Akhir Semester II
kepentingan penerimaan negara” tidak lain
dimaksudkan selain ingin menitikberatkan Rizkiyana Syabania
atau menekankan bahwa pajak bukan
2C P.IPS
bertujuan memidana seseorang tetapi lebih
kepada kepentingan mengumpulkan uang 11160150000081
pajak untuk kepentingan penerimaan negara.
Penerimaan negara bisa diartikan sebagai

You might also like