You are on page 1of 5

Memahami dan Menginterpretasi teks Cerpen

1.1 Memahami Struktur dan Kaidah Teks Cerpen


Cerpen atau cerita pendek adalah karangan prosa pendek. Dikatakan pendek karena cerpen hanya berisi satu
masalah. Satu masalah tersebut merupakan satu bagian kehidupan tokoh (tidak mengalami perubahan nasib) dan
hanya menampilkan perwatakan tokoh secara sekilas. Pada umumnya, latar cerpen tidak berpindah. Selain itu,
cerpen menggunakan alur rapat (cepat selesai) karena tidak ada degresi (alur menyimpang/bercabang). Hal inilah
yang membuat cerpen dapat cepat selesai dalam sekali baca. Sebagai sebuah karya sastra, cerpen dibentuk oleh
dua unsur, yaitu intrinsik dan ekstrinsik.
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu dari dalam. Unsur tersebut meliputi:
1. Tema
2. Alur
3. Tokoh
4. Penokohan
5. Amanat

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun sastra itu dari luar. Unsur tersebut meliputi:

1. Latar belakang pengarang


2. Sosial
3. Budaya
4. Agama
5. dan situasi kemasyarakatan.

A. Struktur Teks Cerpen


1. Tokoh
Tokoh adalah pelaku yang menyampaikan cerita. Setiap cerpen pasti memiliki tokoh. Cerpen hanya
menggunakan manusia sebagai tokoh. Jumlahnya tidak banyak, hanya dua sampai tiga orang.
Perwatakannya pun digambarkan secara sekilas (tidak mendetail). Unsur yang paling esensial adalah tokoh
dalam cerpen tidak mengalami perubahan nasib.
2. Alur
Alur atau plot adalah rangkaian peristiwa atau urutan bagian – bagian dalam keseluruhan cerita. Alur dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu alur maju dan alur mundur. Pada alur maju, cerita disusun dari peristiwa awal
diikuti peristiwa berikut – berikutnya kemudian diakhiri dengan penyelesaian. Pada alur mundur, cerita
disusun dari peristiwa yang merupakan puncak konflik kemudian bergerak menuju titik awal. Namun
umumnya cerpen menggunakan alur maju
Garis besar bagian-bagian alur dapat dibagi menjadi bagian pendahuluan, bagian perkembangan,
dan bagian akhir. Secara lebih rinci, bagian-bagian tersebut dimulai dengan urutan berikut.
 Eksposisi
 Intrik
 Komplikasi
 Klimaks
 Antiklimaks
 Resolusi
3. Latar
Alatar adalah segala keterangan yang berhubungan dengan waktu, tem,pat, dan suasana yang tergambar
ketika cerita/peristiwa berlangsung.

B. Kaidah Teks Cerpen


1. Tema
Tema adalah pokok cerita yang dijadikan dasar oleh pengarang untuk dikembangkan menjadi sebuah
cerita. Cerpen menggunakan tema cerita yang berkaitan dengan kehidupan yang terbatas.

2. Tokoh, alur, dan latar yang terbatas


Selain menggunakan tema yang terbatas, tokoh, alur, dan latar pada cerpen juga terbatas. Jumlah
tokoh pada cerpen tidak banyak, Hanya dua sampai tiga orang. Alurnya alur maju dengan durasi yang
rapat (cepat selesai), tidak ada degresi (alur bercabang).
1.2. Menginterpretasi Teks Cerpen
Interpretasi adalah pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadap sesuatu. Dalam hal ini,
menginterpretasi berarti usaha menafsirkan atau menjelaskan makna sebuah cerpen. Selain unsur tokoh, alur, dan
latar, cerpen memiliki unsur intrinsik lain, yaitu tema dan amanat. Menginterpretasi cerpen berarti menelaah tema
dan amanatnya. Cerpen mengandung nilai-nilai kehidupan yang bermanfaat bagi manusia, seperti nilai moral,
budaya, dan sosial.
a. Nilai Moral
Nilai moral adalah nilai yang berhubungan dengan perbuatan baik atau buruk, etika, dan budi pekerti.
b. Nilai Budaya
Sesuatu yang berhubungan dengan adat istiadat atau kebiasaan – kebiasaan yang bernilai tinggi dalam
kehidupan masyarakat.
c. Nilai Sosial nilai yang berhubungan dengan norma dalam kehidupan bermasyarakat.
d. Nilai Keagamaan sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan ibadah.

Uji Kompetensi

1. Cerita yang mengisahkan satu fase kehidupan tokohnya disebut ….


a. Novel
b. Roman
c. Cerpen
d. Anekdot
e. Dongeng

2. Struktur yang tidak terdapat di dalam cerpen adalah …


a. Menggunakan tokoh manusia
b. Menggunakan latar
c. Menggunakan alur
d. Menggunakan tempat cerita
e. Memiliki tema cerita

3. Hal yang termasuk kaidah cerpen adalah ….


a. Menggunakan tokoh manusia
b. Menggunakan latar
c. Menggunakan alur
d. Menggunakan tempat cerita
e. Memiliki tema cerita

4. Teks cerpen disajikan dalam bentuk …


a. Paragraf
b. Dialog
c. Artikel
d. Bait
e. Makalah

5. Cerpen dapat digolongkan ke dalam teks …


a. Deskripsi
b. Eksposisi
c. Persuasi
d. Argumentasi
e. Narasi

6. Karakteristik yang tidak dimiliki cerpen adalah …


a. Watak tokoh digambarkan hanya sekilas
b. Mengisahkan satu fase kehidupan tokoh
c. Mengisahkan seluruh kehidupan tokohnya
d. Menggunakan alur rapat sehingga cerita cepat selesai
e. Latar tempat cerita tidak berpindah

7. Bagian yang tidak termasuk dalam alur cerita adalah …


a. Eksposisi
b. Intrik
c. Konflik
d. Puncak konflik
e. Revolusi

8. Berikut ini, yang tidak termasuk penggambaran tokoh cerita adalah ….


a. Penggambaran langsung oleh pengarang
b. Tanggapan tokoh lain
c. Pikiran tokoh sendiri
d. Mendeskripsikan penampilan fisik
e. Alur cerita

9. Sebuah cerita disusun dari peristiwa awal diikuti peristiwa-peristiwa yang makin menanjak kemudian diakhiri
dengan penyelesaian. Pernyataan tersebut merupakan sebuah ….
a. Alur cerita
b. Alur maju
c. Alur mundur
d. Alur flashback
e. Alur sorot balik

10. Cerita dimulai dari peristiwa yang merupakan puncak konflik kemudian bergerak menuju titik awal. Pernyataan
tersebut merupakan sebuah …
a. Alur
b. Alur cerita
c. Alur maju
d. Alur mundur
e. Alur campuran

Essai

1. Tuliskan struktur teks cerpen


2. Tuliskan kaidah teks cerpen
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tokoh, alur, dan latar yang terbatas
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan alur regresi
5. Apakah yang dimaksud dengan nilai sosial

Membandingkan dan Memproduksi Teks Cerpen

1.2. Membandingkan Teks Cerpen dengan teks lain

Membandingkan berarti mencari persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam suatu teks. Dalam hal ini,
persamaan dan perbedaan yang dimaksud adalah teks cerpen dan teks lain. Unsur yang dibandingkan adalah
struktur dan kaidah teks tersebut.

2.2 Membuat Teks Cerpen


Setelah memahami karakteristik teks cerpen dan teks cerita lainnya. Anda akan dapat membuat teks cerpen
sesuai dengan struktur dan kaidah yang tepat. Langkah membuat cerpen sama dengan langkah-langkah menulis
cerita lainnya, yaitu menentukan tema dan mengumpulkan bahan. Selanjutnya, menyusun kerangka,
mengembangkan kerangka, dan memberi judul.
 Menentukan tema
 Mengumpulkan bahan
 Menyusun kerangka
 Mengembnagkan kerangka
 Memberi judul

Essai

1. Tulis dan jelaskan struktur teks cerpen


2. Tulis dan jelaskan struktur novel
3. Jelaskan perbedaan kaidah cerpen dan novel
4. Tuliskan ciri-ciri novel
5. Tulskan ciri cerpen

Menganalisis dan Menyunting Teks Cerpen

3.1. Menganalisis Teks Cerpen


Menganalisis berarti menelaah atau menguraikan sesuatu atas bagian-bagian serta hubungan antarbagian
tersebut untuk memperoleh pemahaman yang utuh. Pada materi ini, Anda menganalisis konflik dan sudut
pandang pada teks cerpen.
a. Konflik
Sebuah cerita dikatakan menarik jika di dalamnya terdapat konflik yang menarik perhatian sehingga Anda
menjadi penasaran untuk membacanya sampai selesai. Konflik merupakan unsur inti dalam sebuah cerita.
Artinya, tanpa konflik suatu cerita akan terasa hambar karena tidak menarik. Jenis konflik terdiri atas tiga
macam, yaitu pelaku dengan alam/lingkungan, sesama pelaku, dan pelaku dengan dirinya sendiri atau
konflik batin.
1. Konflik dengan alam
Konflik ini dapat diamati ketika tokoh cerita menghadapi dan mengatasi masalah yang disebabkan
lingkungan atau alam. Misalnya, tokoh berusaha mengatasi penyakit yang mewabah di
kampungnya atau bencana banjir.
2. Konflik sesama tokoh
Konflik semacam ini timbul dalam pertentangan antara tokoh dengan pelaku lain, antara manusia
dengan manusia lain. Bentuknya dapat berupa perkelahian atau pertentangan pendapat atau
gagasan.
3. Konflik batin
Konflik batin adalah pertentangan antara tokoh dengan dirinya sendiri. Di dalam batin tokoh
muncul kekuatan-kekuatan yang bertentangan. Sebagai contoh, keberanian melawan ketakutan,
kejuuran melawan kebohongan, dan sebagainya.

b. Sudut pandang
Dalam teks narasi, sudut pandang disebut juga pusat pengisahan, yaitu bagaimana peran seorang
pengarang(narator) dalam menyampaikan ceritanya. Sudut pandang narasi terdiri atas sudut pandang
orang pertama dan orang ketiga.
1. Sudut pandang Orang Pertama (terbatas)
Ciri-cirinya:
 Menggunakan kata ganti orang pertama seperti aku, saya, atau kami.
 Pengarang tampil menyampaikan kisah yang dialami sendiri, misalnya, “Selama berada di
Jakarta, kami mendapat pengalaman yang menyenangkan….”
A. Orang pertama sebagai Pelaku Utama
Pengarang terlibat langsung dalam menyampaikan kisahnya dan berperan sebagai tokoh utama/pelaku
utama. Jadi, orang pertama mengisahkan dirinya sendiri.
Contoh:
Aku mulai mempersiapkan perkawinanku. Bahan kebaya mulai kupilih dan kuatur warna pemakaiannya
dengan kain-kain yang serasi. Saputro memberiku sejumlah uang untuk melengkapi keperluan lain.
Surat-surat mulai kami urus. Saputro mengirim surat kepada kakakku yang sulung mengenai rencana
kami. (Pada Sebuah Kapal, NH. DINI)

B. Orang Pertama sebagai pengamat


Pengarang terlibat langsung dalam menyampaikan kisah yang melibatkan dirinya, tetapi bukan sebagai
tokoh utama, melainkan hanya berperan sebagai pengamat langsung. Jadi, orang pertama
mengisahkan tokoh lain.
Contoh:
Inilah terakhir kali kulihat Sersan Husni ketika muncul di rumah lepas isya dan lenyap tatkala langit
gelap sepeti karbon. Sudah tiga bulan tidak bertemu. Air mukanya lebih garang ketimbang semula.
Mengingatkan aku kepada mandor tebu perkebunan Colomadu yang pernah mengusir kami sehingga
berhamburan.
Ibu tidak lupa akan nazarnya, potong ayam andaikata sersan selamat tidak kurang suatu apa. Oleh
sebab kedatangannya yang tiba-tiba, nazar itu sedikit mengalami perubahan. Bukan potong ayam,
melainkan beli daging ayam. Bagiku hampir tidak ada bedanya.
2. Sudut Pandang Orang Ketiga
Ciri-cirinya:
 Menggunakan kata ganti orang ketiga seperti ia, dia, mereka, atau nama.
 Pengarang tidak tampil langsung dalam menyampaikan kisah, tetapi menghadirkan tokoh lain
sebagai pengisah, misalnya, “Selama berada di Jakarta, mereka mendapat pengalaman yang
menyenangkan…. Jadi, kedudukan pengarang hanya sebagai penonton.
a. Orang Ketiga Serbatahu (paranomik)
Pengarang berusaha melaporkan semua aspek dari suatu kisah. Ia melaporkan semua
karakter, ruang, dan apa saja yang menarik perhatian dan sesuai dengan cerita.
Contoh.
Diperiksanya sekali lagi, lebih cermat, lebih teliti. Hasil pemeriksaan seperti tadi juga. Sehat. Heran, ajaib. Terpikir ia,
jika ia pakai ilmu psykiatrinya, amat boleh jadi Kus ini sakit buat-buatan agar orang belas kasihan atau ada maksud
tersebunyi. Perihal Kus ia telah mengenalnya bertahun-tahun. Dahulu Kus menjadi pelajar Sekolah Hakim Tinggi,
baru kandidat II. Ia seorang yang lekas goncang pendiriannya, kurang teguh.

b. Orang Ketiga Terarah


Pengarang tidak melaporkan semua aspek, tetapi memusatkan perhatian pada satu
karakter yang berhubungan dengan cerita.

Contoh.

Suwarni bernyanyi. Suara halus, tenang, mengurai kesunyian. Ia bernyanyi seraya berjalan lambat-lambat. Nyanyian
yang memancar dari lubuk hatinya; berirama mesra seorang ibu. Suwarni sedang menidurkan anaknya. Suaranya
menggenang di uadara. Membelai si kecil di dadanya. Sehingga tangan yang kecil montok itu tidak lagi bergerak-
gerak. … Suwarni melihat kepada anaknya. Tak puas-puas ia memandangai tubuh yang kecil-montok-jenaka itu.
Rambutnya lemas, kehitam-hitaman warnanya.

You might also like