You are on page 1of 5

Pharmauho Volume 1, No. 2, Hal.

49-53,
Majalah Farmasi, Sains, dan Kesehatan ISSN 2442-9791

Gambaran Pencapaian Target Tekanan Darah Sesuai JNC 8 Pada


Pasien Pasca Stroke Yang Menjalani Terapi Antihipertensi Tunggal
di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Mesi Leorita*, Dwi Asti Fiandari

Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari 93232

Abstrak
Hypertension is a main risk factor that causes stroke and also a most significant role to the multiple stroke occurrences. The post-
stroke patients are recommended to use appropriate anti-hypertension to achieve blood pressure target. The aim of this research is
to depict achievement of blood pressure target according to JNC 8 of the post-stroke patients in Bahteramas Hospital of Southeast
Sulawesi Province during 2014. This is a non-experimental research which is carried out with cohort study retrospective method.
Secondary data were obtained from medical records of post-stroke patients who acquired single oral anti-hypertension therapy.
Univariate statistical analysis was conducted to understand general profile of the post-stroke patients with hypertension, and inspect
target achievement of blood pressure therapy according to JNC 8 at any anti-hypertension therapies. There are 55 data of anti-
hypertension use from 45 post-stroke patients. Four types of anti-hypertension therapy used by the research subjects including
amlodipine 1 x 10 mg, furosemide 1 x 40 mg, captopril 3 x 50 mg, and candesartan 1 x 8 mg. The entire result of research for age
group of < 60 years old shows only 20.51% research subjects achieved the blood pressure target of < 140/90 mmHg. For the patients
more than 60 years old, the result showed 56.25% research subjects achieved the therapy targeted. Therapy by using amlodipine
provides a higher number of research subjects achieving blood pressure target according to JNC 8, both for age group of < 60 years
old and > 60 years old. The small achievement percentage of the therapy target is perhaps caused by non-optimal use of the anti-
hypertension.
Keywords: Post-stroke, anti-hypertension, blood pressure therapy target of JNC 8

1. Pendahuluan
Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler Hipertensi merupakan faktor risiko terbesar yang
(pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian menyebabkan kejadian stroke dan sangat berperan pada
jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena kejadian stroke berulang di semua tingkat usia.
berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Penelitian Turin dkk. [5] mengikuti perjalanan hidup
Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa 5783 orang laki-laki dan perempuan yang tinggal di
dikarenakan adanya sumbatan (stroke iskemik) atau perkotaan Jepang selama 10 tahun, mereka mendapatkan
pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik) [1]. Saat hasil bahwa hipertensi secara signifikan merupakan
ini stroke merupakan masalah neurologis dunia karena penyebab terjadinya stroke (terutama stroke iskemik)
merupakan penyebab kecacatan nomor satu dan pada laki-laki dan perempuan pada usia pertengahan.
penyebab kematian nomor dua di dunia, selain itu sangat Hasil penelitian lainnya mengemukakan serangan stroke
merugikan secara ekonomi [2, 3]. Menurut Riset ulang sebesar 11.2% di tahun pertama pascastroke akibat
Kesehatan Dasar 2013, prevalensi stroke di Indonesia tidak terkontrolnya tekanan darah atau akibat kebiasaan
mencapai 1,21% [4]. merokok [6], serta gangguan pada irama jantung dan
Besarnya angka kejadian stroke di Indonesia tekanan darah tinggi berhubungan dengan kejadian
disebabkan karena meningkatnya jumlah penderita stroke berulang [7].
penyakit yang menjadi faktor risiko stroke (penyakit Tekanan darah yang terkontrol pada tingkat yang
jantung, diabetes, dislipidemia dan hipertensi). optimal terbukti secara signifikan dapat mengurangi

*
KBK Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi UHO
Email: mesileorita@yahoo.com
50 | Leorita dan Fiandari: Gambaran Pencapaian Target Tekanan Darah Sesuai JNC 8 pada Pasien Pasca Stroke
Yang Menjalani Terapi Antihipertensi Tunggal di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

risiko stroke berulang sebesar 45% dibandingkan tunggal dan setelah menjalani terapi antihipertensi oral
hipertensi dengan tekanan darah yang tidak terkontrol tunggal selama 1 bulan.
[8]. Joint National Committe 8 (2014) Pengambilan data dari rekam medis pasien
merekomendasikan target tekanan darah pasien pascastroke yang memeriksakan kesehatan tahun 2014
pascastroke adalah <140/90 mmHg pada kelompok dilakukan di Poli Saraf RSU Bahteramas Provinsi
umur <60 tahun dan <150/90 mmHg pada kelompok Sulawesi Tenggara dari bulan September hingga
umur ≥60 tahun. Penggunaan antihipertensi yang sesuai Oktober 2015.
disarankan dalam pencapaian target tekanan darah [9].
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 3. Hasil dan Pembahasan
gambaran pencapaian target tekanan darah sesuai JNC 8
pada pasien pascastroke yang mendapat terapi 3.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian
antihipertensi oral tunggal di Poli Saraf Rumah Sakit Hasil penelitian (Tabel 1) menunjukkan kelompok
Umum (RSU) Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara umur dengan jumlah subyek penelitian terbanyak adalah
tahun 2014. kelompok umur 45-54 tahun (39,5%), sedangkan
kelompok umur dengan jumlah subyek penelitian
2. Metode Penelitian terkecil adalah kelompok umur <45 tahun (9,8%).
Umur termuda subyek penelitian adalah 30 tahun dan
Penelitian ini merupakan penelitian non
umur tertua adalah 73 tahun. Jenis kelamin subyek
eksperimen dengan desain retrospective cohort study.
penelitian berimbang antara laki-laki dan perempuan,
Analisis univariat digunakan untuk mengetahui
suku terbanyak adalah tolaki dan pekerjaan terbanyak
gambaran profil subyek penelitian, mengetahui
adalah pensiunan, saat memulai terapi antihipertensi 40
pencapaian target tekanan darah sesuai JNC 8 secara
subyek penelitian (88,89%) masuk kategori hipertensi
keseluruhan serta mengetahui pencapaian target tekanan
tingkat 2.
darah sesuai JNC 8 tiap jenis antihipertensi oral tunggal
Faktor risiko stroke yang tidak dapat dimodifikasi
yang digunakan subyek penelitian.
adalah usia > 55 tahun, laki-laki, ras Afro Amerika, Asia
Subyek penelitian adalah pasien pascastroke yang
atau kepulauan pasifik [10, 11]. Pada penelitian ini
melakukan pemeriksaan kesehatan di Poli Saraf instalasi
kelompok umur terbanyak mengalami stroke adalah
rawat jalan RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
kelompok umur 45-55 tahun. Hasil ini sama dengan
Tenggara pada tahun 2014, menggunakan antihipertensi
hasil penelitian Praja dkk. [12] di Rumah Sakit Umum
oral tunggal, berusia ≥18 tahun, memiliki catatan
Dr.Saiful Anwar Malang dan Ferizal [13] yang
tekanan darah saat memulai terapi antihipertensi oral
melakukan penelitian di Rumah Sakit Stroke National

Tabel 1. Gambaran Umum Subyek Penelitian


No. Profil Katagori Jumlah pasien Persentase (%)
1. Usia < 45 tahun 4 10,4
45-54 tahun 18 39,5
55-64 tahun 13 29,1
>64 tahun 10 20,8

2. Jenis kelamin Perempuan 23 51,11


Laki-laki 22 48,89
3. Suku Muna 8 17,78
Tolaki 20 44.44
Batak 3 6,67
Buton 4 8,89
Bugis 10 22,22
4. Pekerjaan Pegawai negeri sipil (PNS) 10 22,22
Ibu rumah tangga (IRT) 10 22,22
Wiraswasta 8 17,78
Pensiunan 12 26,67
Tanpa Keterangan 5 11,11
5 Klasifikasi tekanan darah awal Hipertensi tingkat I 5 11,11
terapi antihipertensi di poli Hipertensi tingkat 2 40 88,89
saraf RSU BahteraMas
Sumber: Rekam Medik RSU Bahteramas Sulawesi Tenggara tahun 2014
51 | Leorita dan Fiandari: Gambaran Pencapaian Target Tekanan Darah Sesuai JNC 8 pada Pasien Pasca Stroke
Yang Menjalani Terapi Antihipertensi Tunggal di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 2. Penggantian Terapi Antihipertensi Awal dengan Antihipertensi Golongan Lain


Terapi
*Kode Terapi Antihipertensi
antihipertensi Keterangan
Pasien Pengganti
awal
17 Captopril 3x50mg Amlodipin 1x10mg Interaksi obat dengan ranitidin
46 Captopril 3x50mg Candesartan 1x8mg Pasien batuk terus menerus
6 Furosemid 1x40mg Amlodipin 1x10mg Pasien sering pusing dan sakit kepala
34 Furosemid 1x40mg Amlodipin 1x10mg Tekanan darah belum terkontrol
40 Furosemid 1x40mg Amlodipin 1x10mg Tekanan darah belum terkontrol
9 Candesartan 1x8mg Amlodipin 1x10mg Vertigo
22 Candesartan 1x8mg Amlodipin 1x10mg Tekanan darah belum terkontrol
26 Candesartan 1x8mg Amlodipin 1x10mg Tekanan darah belum terkontrol
44 Candesartan 1x8mg Amlodipin 1x10mg Sakit kepala
47 Candesartan 1x8mg Amlodipin 1x10mg Pasien sering pusing
Sumber: Data Rekam Medik RSU Bahteramas Tahun 2014

Bukit Tinggi, yaitu kelompok umur terbanyak Data perubahan jenis terapi antihipertensi dapat dilihat
mengalami stroke adalah kelompok umur 45-54 tahun. pada Tabel 2.
Ini berarti terjadi pergeseran umur pasien yang Semua subyek penelitian pada kelompok terapi
mengalami stroke ke arah umur yang lebih muda, diduga captopril (subyek penelitian kode 17 dan kode 46)
hal ini disebabkan saat ini umur penderita penyakit mengalami perubahan terapi antihipertensi setelah
risiko stroke (penyakit jantung, diabetes, dislipidemia menjalani terapi captopril 3x50 mg selama 1 bulan.
dan hipertensi) telah mengalami pergeseran ke umur Subyek penelitian kode 17 mengalami perubahan terapi
yang lebih muda. karena belum mencapai target tekanan darah, memiliki
Hasil penelitian juga memperlihatkan jumlah penyakit penyerta gastritis kronis dan rutin
subyek penelitian perempuan dan laki-laki yang terkena mengkonsumsi ranitidin. Interaksi antara ranitidin
stroke berimbang. Prevalensi penderita stroke yang dengan captopril jika diberikan secara bersamaan
berusia di bawah 50 tahun lebih banyak laki-laki, menyebabkan penurunan bioavalabilitas dari captopril
sedangkan prevalensi penderita stroke pada usia di atas karena ranitidin dapat mengurangi penyerapan
50 tahun lebih banyak dialami oleh perempuan [14]. gastrointestinal captopril [16, 17]. Pada pasien 17 tidak
Faktor risiko stroke pada perempuan meningkat pada dilakukan peningkatan dosis captopril karena dosis
masa transisi menopause yang diakibatkan oleh lazim yang diberikan sudah maksimal, bila ditingkatkan
penurunan konsentrasi estrogen endogen sebanyak 60% lagi dikhawatirkan akan timbul efek samping. Subyek
[15]. penelitian kode 46 mengalami perubahan terapi
antihipertensi karena mengalami batuk yang terus
3.2 Kajian pencapaian target terapi tekanan darah menerus yang merupakan efek samping dari penggunaan
sesuai JNC 8 captopril. Perubahan terapi subyek penelitian kode 6 dari
terapi furosemid ke terapi amlodipin disebabkan
Dari 45 pasien yang menjadi subyek penelitian
terjadinya efek samping berupa pusing dan sakit kepala,
didapatkan 55 data terapi antihipertensi oral tunggal,
begitu juga penggantian terapi subyek penelitian kode 9
terdiri dari 2 data terapi captopril 3x50 mg (3,44%), 3
dan kode 44 karena efek samping candesartan berupa
data terapi furosemid 1x40 mg (5,17%), 20 data terapi
sakit kepala dan vertigo. Subyek penelitian kode 22,
candesartan 1x8 mg (34,48%) dan 30 data terapi kode 26, kode 34 dan kode 40 mengalami perubahan
amlodipin 1x10 mg (51,75%). Perbedaaan jumlah terapi karena tekanan darah belum terkontrol.
subyek penelitian dengan data terapi antihipertensi oral
Untuk menilai keberhasilan terapi antihipertensi,
tunggal disebabkan 10 subyek penelitian mengalami
tekanan darah harus dievaluasi dalam waktu 2-4 minggu
pergantian terapi setelah menjalani terapi antihipertensi
setelah terapi dimulai [18]. Target terapi tekanan darah
selama 1 bulan, sehingga data tekanan darah subyek pasien pasca stroke pada penelitian ini menggunakan
penelitian tersebut disertakan dua kali dalam penelitian. standar terapi JNC 8 yaitu tekanan darah <150/90 mmHg
Pergantian terapi antihipertensi pada 10 subyek
untuk pasien yang berusia ≥60 tahun dan tekanan darah
penelitian pascastroke RSU Bahteramas disebabkan
140/90 mmHg untuk pasien yang berusia <60 tahun
tidak tercapainya target terapi, bahkan 4 orang
(Tabel 3).
diantaranya mengalami interaksi obat dan efek samping.
52 | Leorita dan Fiandari: Gambaran Pencapaian Target Tekanan Darah Sesuai JNC 8 pada Pasien Pasca Stroke
Yang Menjalani Terapi Antihipertensi Tunggal di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Tabel 3. Pencapaian Target Terapi Sesuai JNC 8 (2014) Pasien Pasca Stroke di Poli Saraf RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2014.
Pencapaian target terapi Antihipertensi (%)

Umur <60 tahun (< 140/90 mmHg) Umur >60 tahun (< 150/90 mmHg)
Kelompok Terapi
Jumlah Pasien mencapai target Jumlah
Pasien mencapai target terapi
Pasien terapi Pasien
Antihipertensi Tunggal (N) N (%) (N) N(%)
Captopril 1 - 1 -
Furosemid 2 - 1 -
Candesartan 14 3 (21,4%) 6 3 (50%)
Amlodipin 22 5 (22,7%) 8 6 (75%)
Total 39 8 16 9

Hasil penelitian secara keseluruhan diperoleh pada usia >60 tahun pada kelompok amlodipin dari 8 subyek
kelompok umur <60 tahun dari 39 subyek penelitian penelitian terdapat 6 orang (75%) mencapai target terapi
hanya 8 orang (20,51%) yang mencapai target tekanan dan untuk kelompok candesartan yaitu dari 6 subyek
darah <140/90 mmHg, sedangkan pada kelompok umur penelitian terdapat 3 orang (50%) yang mencapai target
di atas 60 tahun dari 16 orang subyek penelitian hanya 9 terapi tekanan darah <150/90 mmHg. Salah satu faktor
orang (56,25%) yang mencapai target terapi. Kecilnya yang menyebabkan beragamnya pencapaian target terapi
persentase pencapaian target terapi diduga disebabkan tiap antihipertensi adalah genetik/ ras [19], bahkan JNC
belum optimalnya penggunaan antihipertensi. JNC 8 8 merekomendasikan penggunaan antihipertensi dari
(2014) merekomendasikan bila klasifikasi tekanan darah golongan yang berbeda antara ras kulit hitam dan ras non
pasien pada saat memulai terapi pada hipertensi tingkat kulit hitam [4]. Selain itu, pasien stroke dan Myocardial
2 (≥160/100 mmHg) atau tekanan darah sistolik >20 Infarction 3 rumah sakit tersier di Cina didapatkan hasil
mmHg dari target terapi atau tekanan diastolik >10 penelitian bahwa pasien yang menggunakan amlodipin
mmHg dari target terapi maka disarankan memulai memiliki kualitas hidup lebih baik dibandingkan pasien
terapi menggunakan 2 antihipertensi (kombinasi 2 yang menggunakan antihipertensi angiotensin receptor
antihipertensi yang berbeda golongan). Pada penelitian blocker (ARB) [3]. Kelompok amlodipin secara
ini dari 55 data penggunaan antihipertensi hanya 5 ekonomi juga lebih menguntungkan karena biaya
subyek penelitian yang klasifikasi tekanan darahnya terapinya lebih rendah dibanding ARB.
hipertensi tingkat 1 sementara 50 data penggunaan
antihipertensi lainnya berada pada klasifikasi tekanan 4. Kesimpulan
darah hipertensi tingkat 2. Semua subyek penelitian
dengan klasifikasi tekanan darah hipertensi tingkat 1 (5 Terapi antihipertensi sesuai JNC 8 pada kelompok
orang) setelah 1 bulan terapi antihipertensi mencapai umur < 60 tahun sebanyak 20,51% dan ≥60 tahun
target terapi tekanan darah sedangkan subyek penelitian sebanyak 56,25%. Terapi amlodipin menghasilkan
dengan klasifikasi tekanan darah hipertensi tingkat 2 jumlah subyek penelitian yang paling banyak mencapai
hanya 12 orang subyek penelitian (24%) yang mencapai target tekanan darah sesuai JNC 8 baik kelompok umur
target terapi tekanan darah. <60 tahun maupun ≥60 dibandingkan terapi candesartan,
Ditinjau dari pencapaian target terapi tiap jenis captopril dan furosemide.
antihipertensi, subyek penelitian pada kelompok
amlodipin adalah yang paling banyak mencapai target Daftar Pustaka
tekanan darah sesuai JNC 8 pada semua kelompok umur.
1. Takrouri. Stroke. The Internet Journal of Health:
Pada Kelompok umur <60 tahun dari 22 subyek Intensive Care Unit, 2004. 3(1).
penelitian yang diberi terapi amlodipin ada 5 orang 2. Fagan SC, Hess DC. Stroke, dalam Wells BG, Dipiro, JT,
(22,7%) yang mencapai target terapi, diikuti kelompok Schwinghammer TL, dan Dipiro CV, A
candesartan dari 14 subyek penelitian ada 3 orang Pharmacotherapy:Pathophysiologic Approach, 7th.Ed.,
(21,4%) mencapai target terapi, sedangkan kelompok New York: The McGraw Hills. 2008; 373-381.
terapi captopril dan furosemid tidak ada yang mencapai 3. Wu Y, Zhou Q, Xuan J, Li M, Zelt S, Huang Y. A Cost
target terapi. Pencapaian target terapi subyek penelitian Effectiveness Analysis Between Amlodipine and
53 | Leorita dan Fiandari: Gambaran Pencapaian Target Tekanan Darah Sesuai JNC 8 pada Pasien Pasca Stroke
Yang Menjalani Terapi Antihipertensi Tunggal di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014

Angiotensin II Receptor Blockers in Stroke and 11. Welty TE. Cerebrovascular, dalam Aldredge BK, Corelli
Myocardial Infarction Prevention Among Hypertension RL, Ernest ME, Guglielmo BJ, Jacobson PA, Kradjan
Patients in China, Electronic Journal of Elsevier, 2013 WA, Koda Kimble Applied Therapeutics The Clinical Use
[http://dx/doi.org/10/1016/j/Vhri.2013, diakses tanggal of Drugs, 10th.Ed. New York: Lippincot Williams and
31 Januari 2015] Walkins. 2013; 1419-1425.
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset 12. Praja DS, Hasmono D, Syifa N. Studi Penggunaan Obat
Kesehatan Dasar 2013. Departemen Kesehatan Republik Neuroprotektan Pada pasien Stroke Iskemik. Pharmacy,
Indonesia. 2014. [http://www.depkes.go.id, diakses 20 2013,10(2); 147-159.
Januari 2015]. 13. Ferizal. Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien
5. Turin C, Okumura T, Tomoroni A, Raheen A. Stroke di Intensive Unit Care Rumah Sakit Stroke
Hypertension and Lifetime Risk of Stroke, J. of National Bukit Tinggi. Tesis. Program Pascasarjana
Hypertension, 2016, 34(1); 116-122. Universitas Andalas. 2013.
6. Leira EC. Can We Predict Early Recurrence in Acute 14. Gofir A. Manajemen Stroke Evidence Based Medicine,
Stroke?. US National Library of Medicine National Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press. 2009
Institutes of Health [diakses 30 Januari 2015 15. Lisabeth L, Bushnell C, Stroke Risk in Women: the role
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15218280] of menopause and hormone therapy. Lancet, 2012, 11; 82-
7. Xu G. Reccurence After Ischemic Stroke In Chinese 91.
Patients: Impacts of Uncontrolled Modifiable Risk 16. Mozayani A, Raymon LP. Drug Interactions: A Clinical
Factors. [www.karger.com/ced, diakses 25 Januari 2015]. and Forensic Guide. New Jersey: Humana Press. 2004.
8. Tugasworo, Prevensi Sekunder Stroke and Manajemen 17. Tatro S, David S. A to Z Drug Facts, 5th.Ed. USA: Wolters
Post-Stroke. Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 2002. Kluwer Health, Inc. 2003.
9. Joint National Commite. Evidance Based Guideline for 18. Dipiro JT, Wells BG, Scwinghammer TL, Malone PM,
The Management of High Blood Pressure in Adult (JNC Kolesar JT, Rotschafer JC, Pharmacotherapy: Principles
8), Departement of Health and Human Service. New and Practice. New York: Mc Graw Hill Medical. 2008;
York. 2008. 161-174.
10. Wilkler SR. Stroke, dalam Dipiro JT, Wells BG, 19. Katzung, B. G., 2010, Farmakologi Dasar dan Klinik,
Scwinghammer TL, Malone PM, Kolesar JT, Rotschafer Edi.10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2010.
JC, Pharmacotherapy: Principles and Practice. New
York: Mc Graw Hill Medical. 2008; 161-174.

You might also like