Professional Documents
Culture Documents
[Cu(NH4)2]4+ + SO42-
[Cu(NH3)4]2+ + SO42-
- ditimbang 6,25 gram
- dihaluskan dengan lumpang
- dilarutkan dalam akuades
- ditambahkan 6 mL akuades dan 10 mL
NH4OH 15 N
- ditambah 10 mL alkohol 95% secara
perlahan sambil diaduk
Campuran
- didiamkan
- disaring endapan
- dicuci dengan campuran NH4OH 15 N dengan
alkohol (1:1)
- dicuci dengan alkohol saja
- dikeringkan dan dihitung rendemennya
Kristal [Cu(NH3)4]SO4.H2O
3.4 Skema Alat
Keterangan :
1. Gelas piala
2. Hot plate stirrer
3. Corong
4. Erlenmeyer
5. Larutan
6. Filtrat
7. Magnetic bar
8. Kertas saring
2. Dilarutkan dalam 16 mL air panas didalam gelas piala Campuran berwarna Tujuan dilarutkan dengan air
dan ditutup dengan kaca arloji. biru muda. panas agar kelarutan zat
bertambah dan energi kinetik
lebih besar, dan tujuan
ditutup dengan kaca arloji
agar ion NH4⁺ yang
terbentuk tidak menguap
keudara
3. Didinginkan perlahan-lahan melalui sisi gelas piala. Terbentuk endapan Campuran didinginkan untuk
biru muda. menurunkan suhu dan
mengurangi kelarutan
sehingga mempercepat
terbentuknya endapan.
4. Kristal yang terbentuk disaring dan dikeringkan diudara Endapan terpisah Setelah disaring kemudian
terbuka diatas kertas saring. dengan cairannya dikeringkan dioven untuk
yang bening. menguapkan sisa filtrat atau
pelarut yang digunakan.
2. Dilarutkan dengan campuran 3 mL H2O dan 5 mL NH3 Setelah ditambahkan Perubahan warna terjadi
15 N. NH3 15 N (ammonia karena campuran bereaksi
pa), campuran dengan ammonia. Selain itu,
berubah warna ammonia ini merupakan
menjadi biru tua. senyawa yang akan merubah
logam amin (NH3).
3. Ditambahkan sedikit-sedikit 10 mL alkohol 95% sambil Campuran biru tua Selain sebagai pelarut,
diaduk. dan terdapat penambahan alkohol ini
endapan. mempercepat terjadinya
reaksi dan memicu
terbentuknya endapan.
Fungsi alkohol ini digunakan
untuk memperkecil kelarutan
sehingga terbentuk endapan
4. Diamkan sebentar, kemudian didinginkan dengan Terpisah endapan Dilakukan pendinginan
mencelupkan gelas piala ke dalam ice bath. Lalu saring dengan cairannya. untuk menurunkan suhu
dengan kertas saring. sehingga mengurangi
kelarutan dan mempercepat
terbentuknya endapan.
5. Larutan disaring dan dicuci dengan campuran NH4OH Kristal berwarna Penyaringan dilakukan untuk
dan alkohol dengan perbandingan 11. Kemudian endapan biru tua memisahkan filtrat dengan
dikeringkan endapannya kemudian dicuci
untuk memurnikan endapan.
5.1.2 Analisis Hasil
No. Senyawa Kimia dan Hasil Foto Sifat Fisik Analisis
1. Tembaga (II) ammonium sulfat berhidrat Berdasarkan hasil Pada tembaga (II) ammonium
(Cu(H2O)4(NH4)2(SO4)22H2O) yang didapat pada sulfat berhidrat hanya terjadi
percobaan, diketahui pergantian anion, tidak
+2
H4N O O sifat fisik sebagai terbentuk senyawa kompleks
Cu S berikut: ditandai tidak terjadi
H4N O O SO42-. 6H2O - Berupa kristal perubahan warna saat
- Berwarna biru produknya terbentuk. Jadi
muda tembaga (II) ammonium
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT HIDRAT
sulfat berhidrat merupakan
29Cu ; [Ar] 3d9 4s2 4p0
garam sederhana. Didapatkan
Cu2+ ; [Ar] 3d9
hasil sebesar 11,53 gram dan
3d 4s rendemen sebesar 71,96%.
4p
Hibridisasi setelah pengikatan
3d 4s 4p
NH4+ SO42-
Hibridisasi; sp3
Geometri; Tetrahedral
Sifat; Paramagnetic
2. Tetraamin Tembaga(II) Sulfat Berhidrat - Berupa kristal Pada tembaga (II) tetraamin
(Cu(NH3)4SO4.H2O) - Berwarna biru sulfat berhidrat terbentuk
+2 tua senyawa kompleks, dengan
H3N NH3
3d 4s 4p
4NH4
Hibridisasi; dsp2 (square planar)
5.2 Pembahasan
Percobaan kali ini adalah tentang tembaga(II) ammonium sulfat berhidrat dan
Tetraamin Tembaga(II) Sulfat Berhidrat yang bertujuan untuk mempelajari
pembuatan dari tembaga(II) ammonium sulfat berhidrat dan Tetraamin
Tembaga(II) Sulfat Berhidrat dengan prinsip rekristalisasi.
Pada pembuatan tembaga(II) ammonium sulfat berhidrat, CuSO4.5H2O dan
(NH4)2SO4 dilarutkan dengan air panas yang bertujuan agar proses pelarutan
berlangsung lebih cepat karena (NH4)2SO4 sukar larut dalam air dan ditutup
dengan kaca arloji untuk menghindari NH4+ menguap sehingga tembaga (II)
ammonium sulfat hidrat terbentuk maksimal. Kemudian didinginkan untuk
membentuk kristal, kristal yang terbentuk dikeringkan untuk menguapkan air.
Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa hasil yang didapatkan merupakan
garam sederhana, karena tidak terjadi perubahan warna.
Pembuatan Tetraamin Tembaga(II) Sulfat Berhidrat menggunakan
CuSO4.5H2O sebagai sumber Cu²⁺, yang kemudian dihaluskan didalam lumpang
untuk memperbesar luas permukaan dari CuSO4.5H2O. Penambahan
campuran 3 ml H2O dan 5 ml NH3 yang bertujuan untuk mengionkan NH3 dan
agar garam CuSO4.5H2O terion membentuk Cu2+ yang nantinya akan berikatan
dengan ligan amin (NH3) . Setelah larutan dicampurkan akan diperoleh larutan
berwarna biru tua, hal ini menunjukkan bahwa garam yang terbentuk merupakan
garam kompleks karena terjadi perubahan warna pada larutan. Kemudian
ditambahkan alkohol 96 % untuk menahan solvasi ion-ion pelarut dengan atom
pusat sehingga dapat berikatan dengan logam. Selain itu, penambahan alkohol
berfungsi untuk memperkecil kelarutan dalam pembentukan endapan. Lalu
didingankan didalam ice bath agar kristal terbentuk maksimal. Kristal disaring
dan dicuci kembali dengan campuran NH3 dan alkohol agar terbentuk kompleks
yang sempurna dan menarik air yang terdapat pada endapan. Kemudian dicuci
kembali dengan alkohol untuk menarik air.
Tembaga(II) ammonium sulfat berhidrat merupakan garam sederhana yang
mempunyai ikatan ionik dan didapatkan rendemen sebesar 71,96%. Sedangkan
tetraamin tembaga(II) sulfat berhidrat adalah garam kompleks yang mempunyai
ikatan kovalen koordinasi dan didapatkan rendemen sebesar 68,96%.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah percobaan dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Tembaga(II) ammonium sulfat berhidrat merupakan garam sederhana
sedangkan tetraamin tembaga(II) sulfat berhidrat merupakan garam kompleks
karena terjadi perubahan warna endapan yang didapatkan.
2. Tujuan ditambahkan NH3 15 N yaitu sebagai sumber ligan yang akan berikatan
kovalen koordinasi dengan atom pusat Cu2+.
3. Massa produk tembaga(II) ammonium sulfat berhidrat yang didapatkan sebesar
11,53 gram dan tetraamin tembaga(ii) sulfat berhidrat sebesar 2,2 gram.
4. Randemen tembaga(II) ammonium sulfat hidrat yang didapatkan sebesar
71,96% dan tetraamin tembaga(II) sulfat berhidrat sebesar 68,96%.
6.2 Saran
Setelah percobaan dilakukan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik maka
disarankan agar :
1. Penambahan ammounium hidroksida dengan alkohol diusahakan tidak terlalu
lama supaya ammonium tidak menguap,.
2. Hati-hati saat menambahkan NH3 15 N karena konsentrasinya pekat.
3. Pelarutan garam dilakukan pada suhu yang ideal agar larut sempurna.
4. Pahami prosedur kerja.
5. Selalu memakai alat pelindung diri selama melakukan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Svehla G, dkk. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
LAMPIRAN 1. Tugas Sebelum Praktikum
1. Apa jenis garam yang dibuat dalam percobaan ini?
Jawab :
Garam yang dihasilkan dalam percobaan ini ada dua jenis, yaitu garam
rangkap dan garam kompleks. Garam rangkap yang dimaksud yaitu
CuSO4(NH4)2SO4.6H2O dan garam kompleks yaitu [Cu(NH3)4]SO4.6H2O
SO42-.6H2O
SO42-.H2O
LAMPIRAN 2. Struktur Bahan
No Senyawa Struktur
.
1. CuSO4.5H2O
2. Alkohol 96 %
R OH
3. Akuades
O
H H
4. Ammonia H H
(NH4-OH)
N O H
H H
5. Ammonium sulfat H+ O O-
H
(NH4)2SO4
N S
- O
H H O