Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
Proses yang menyebabkan sekumpulan sel menjadi berbeda-beda dalam dalam struktur,
fungsi dan prilaku. Diferensiasi berlangsung waktu embrio.Berkat diferensiasi suatu indifidu
bentuk definitif jadi terdiri atas berbagi macam jaringan. Jaringan adalah sekumpulan sel yang
memiliki bentuk, struktur, fungsi dan prilaku sama. Jaringan berasosiasi membantuk
sistem.Seluruh sistem berhimpun membina tubuh suatu organisme.
Diferensiasi terjadi pada seluruh mahluk hidup. Dengan diferensiasi terjadilah
pembagian aktifitas tubuh, sehingga menjadi efektif. Pada makalah ini, kita akan membahas
tentang sifat dasar diferensiasi sel, tempat diferensiasi, faktor diferensiasi, dan apa saja yang
mempengaruhi proses diferensiasi sel.
3. Gastrula
Pada tingkat gastrula, embrio sudah mengandung 3 lapis benih yang terdiri dari sel-sel yang
tersusun di daerah tertuntu tubuh, yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm.Pada tingkat
grastula, baru berupa daerah sel sedangkan pada tingkat gastrula sudah membentuk lapisan yang
sangat jelas.Diferensiasi berlanjut dengan terbentuknya 3 lapis benih yaitu ektoderm sebelah
luar, endoderm sebelah dalam dan mesoderm di tengah.
4. Tubulasi
Pada tingkat tubulasi, ketiga lapis benih, sudah berupa bumbung sehingga merupakan
bumbung epidermis yang melingkup seluruh permukaan tubuh. Bumbung saraf bagian depan,
bakal jadi otak dan yang belakang bakal bakal jadi batang saraf punggung. Bumbung endoderm
menjadi lapisan lendir saluran pencernaan, dan bumbung mesoderm akan membentuk otot, alat
dalam dan rongga tubuh. Diferensiasi makin rinci pada tingkat tabulasi.Lapisan ektoderm
membentuk bumbung epidermis/kulit dan bumbung saraf, lapisan endoderm membentuk
bumbung saluran pencernaan, dan lapisan mesoderm membentuk berbagi bumbung dan saluran
pada berbagi alat dalam.
5. Organogenesis
Pada tingkat organogenesis, diferensiasi lebih rinci lagi, di sini sudah terbentuk seluruh
macam jaringan dan alat tubuh secara lengkap, sehingga pada saat kelahiran anak sudah dalam
bentuk yang tetap.Pada beberapa Vertebrata rendah, seperti ikan dan amfibi masih ada tingkat
berudu, sebagai bentuk tetap.
Bumbung mengalalami diferensiasi lagi berbentuk berbagai alat.Bumbung saraf membentuk
bagian-bagian otak dengan kuncup indera.Bumbung endoterm berdiferensiasi membentuk
saluran pencernaan dan saluran pernapasaan termasuk kelenjar hati dan pankreas. Bumbung
mesoderm berdiferensiasi membentuk otot , tulang, ginjal, gonad, jaringan pengikat, serta darah
bersama pembuluh dan jantung.
Sel embrio dan sel induk mampu berdifernsiasi.Sel embrio artinya masih pluripoten, sel
dewasa unipoten.Sel induk selalu bersifat muda dan umurnya yang terbatas diperbaharui pada sel
anak.Sel embrio yang terdapat pada seluruh bagian tubuh embrio, sel induk terkandung dalam
berbagai jaringan atau alat/organ sejak embrio sampai dewasa.Pada tumbuhan, sel induk terdapat
pada jaringan meristem, yaitu pada pucuk akar, pucuk batang, cambium.Pada hewan terdapat
dalam gonad, disebut epitel germinal, lapisna benih epidermis/kulit luar, sumsum tulang
kelenjar, lapisan lender saluran pencernaan, saluran pernapasan, kelamin dan saluran kemih; juga
tersebar pada jaringan pengikat di berbagai daerah tubuh.
Sel yang sudah berdiferensiasi tidak mampu lagi bermitosis, namun akan menua. Hal ini
disebabkan Karena sifat kehidupan memiliki umur terbatas, fana, tidak kekal. Pada suatu ketika
sel menua pun akan mati.
Protoplasma, merupakan bahan sel anak, sebagian besar terdiri dari protein dan
lemak.Lemak membina membran bersama protein, sedangkan protein sendiri membina sebagian
besar organel dan bahan produksi.Oleh sebab itu dalam pertumbuhan dan diferensiasi, sintesa
protein memegang peran utama.Arah diferensiasi ditentukan pada arah atau bentuk sintesa
protein.Factor intrinsic dan ekstrinsik diferensiasi di atas berpengaruh secara langsung atau tidak
langsung terhadap sintesa protein.
Contoh diferensiasi sel embrio jadi sel pigmen melanosit.Sel pigmen mengandung
pigmen melamin.Melanin dibentuk dari bahan mentah asam amino fenilalanin, maka diperlukan
enzim tironase. Enzim ini disintesa dalam reticulum endoplasma, lalu disekresi berupa granula
berisi pigmen melanin oleh badan golgi. Enzim tersebut disintesa melalui proses transkripsi
(pencetakan ARN) dan tranlasi (menerjemahkan informasi genetis yang dibawa ARN-m menjadi
untaian asam amino dalam ribosom). Transkripsi dan translasi ditentukan oleh kromatin dalam
inti.Kadar fenilalanin dalam sitoplasma juga ikut menentukan diferensiasi sel induk menjadi
melanosit.
Diferensiasi sel embrio menjadi sel otot dipengaruhi oleh banyak factor dan melalui
proses yang panjang serta menempuh sintesa protein. Mikrofilamen aktin dan myosin adalah
protein.Untuk terbentuknya mikrofilamen diperlukan enzim dan enzim terbentuk melaluisintesa
protein.Pada sel otot banyak mengandung mitokondria yang terdiri dari lemak dan
protein.Diferensiasi sel embrio menjadi sel epidermis melalui tahapan sintesa protein karena
serat keratin yang membina sel tersebut adalah protein.
Diferensiasi untuk menjadi sel kelenjar akan menghasilkan lender, enzim, hormone dan
antibody harus melewati sintesa protein. Bahan-bahan sel yang telah berdifernsiasi mengandung
gabungan protein, lemak atau karbohidrat, diproses dalam mitokondria dan badan golgi.
Jika berbeda jumlah, komposisi dan keisomeran asam amino, maka proteinnya pun akan
berbeda pula. Untuk terbentuknya sejenis protein yang dibina atas beratus-ratus asam amino,
walaupun jenis asam amino hanya sekitar 20 macam, diperlukan banyak enzim.Setiap tingkat
reaksi sssskimia dalam sel, memerlukan enzim khusus. Jenis protein atau bahan protoplasma
yang terbentuk dalam diferensiasi dapat beribu-ribu jenis, maka jenis enzim yang diperlukan
untuk pembentukannya pun berlipat ganda banyaknya, mungkin sampai ratusan ribu jenis.
Setiap enzim dikode oleh sejenis gen. jika suatu protein atau bahan protoplasma disintesa
dengan memerlukan lima tahap reaksi, berarti lima jenis enzim maka untuk satu jenis protein itu
perlu ada lima jenis gen.
Pada faktor ekstrinsik kadar dan komposisi bahan yang masuk sel melalui membrane dapat
menjadi faktor difernsiasi. Sampai saat ini belum dapat ditelusuri bentuk kadar dan komposisi
bahan yang tepat untuk mengarahkan pertumbuhan suatu sel. Misalnya pada sel otot dapat
menerima dan mengalirkan rangsang berupa arus listrik serta zat cairan, terutama karena
membrane selnya peka akan perubahan konsentrasinya ion Na+ dan K+ semua itu hanya faktor
genetislah yang memprogram.
Dalam diferensiasi, O2 menentukan arah dan jalan diferensiasi. Sel yang berada di
sebelah luar akan mendapat lebih banyak gas pernafasan daripada sel yang berada di sebelah
dalam tubuh embrio. Oleh sebab itu terjadi perbedaan dalam kadar ATP juga segala aktivitas sel.
Gravitasi berpengaruh pada distribusi bahan dalam sitosol, terutama berpengaruh pada
ovum yang mengandung banyak makanan cadangan yagn disebut deutoplasma atau
yolk.Deutoplasma menumpuk di daerah kutub vegetal, sedangkan di daerah kutub animal sedikit
sekali.Hal ini berakibat pada daerah kutub animal lebih mudah dan lebih sering membelah diri;
sedangkan di daerah kutub vegetal lebih besar-besar selnya dan lebih banyak mengandung
deutoplasma. Dengan adanya dua perbedaan tersebut, maka terjadilah diferensiasi sel. Sel-sel
daerah kutub animal, ovum biasanya akan menjadi jaringan epidermis dan saraf, sedangkan
daerah kutub vegetal akan menjadi lapisan lender, saluran pencernaan yang banyak mengandung
kelenjar sedngkan daerah antara kutub animal dan vegetal akan menjadi sel-sel membina lapisan
mesoderm yang akan menjadi jaringan penunjang, jaringan pengikat dan jaringan otot.
Suhu dapat mempengaruhi arah dan jalan diferensiasi. Diferensiasi bias terjadi melalui
difernsiasi dalam sintesa protein. Proses sintesa protein memerlukan banyak enzim dan enzim
memerlukan suhu media yang optimum, maka mudah dimengerti bahwa variasi pada suhu
lingkugan dapat mempengaruhi arah dan jalan difernsiasi. Faktor pH juga mempengaruhi
diferensiasi. Enzim bekerja optimal pada pH media yang cocok, jika pH naik-turun akan
menyebabkan difernsiasi.
Sinar terutama berpengaruh pada pertumbuhan sel berpigmen, baik pada hewan maupun
tumbuhan. Jika sinar matahari kurang atau tidak ada, pertumbuhan sel pigmen akan tertahan.
Letak sel dalam tubuh embrio dapat menjadi factor difernsiasi. Sel yang letaknya sebelah luar
akan lebih banyak mendapat O2 , namun akan lebih banyak menerima tekanan fisik dan
perubahan suasana lingkungan. Embrio yang sudah menempuh tahap gastrula dan tubulasi
mengandung zat inductor, yang dihasilkan oleh sel-sel lapisan mesoderm.Zat ini menginduksi
pertumbuhan dan difernsiasi jaringan sekitarnya, termasuk jaringan mesoderm sendiri.Jika
lapisan ectoderm yang bakal jadi jaringan saraf dilepaskan dari lapisan mesoderm yang berada di
bawahnya, ternyata ectoderm itu tidak berdiferensiasi jadi jaringan saraf.
2. Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam sel. Faktor intrinsik berada dalam inti
dan sitoplasma.Faktor dalam inti adalah kromatin. Faktor dalam sitoplasma sangat kompleks,
terutama berupa enzim, kadar metabolit dan elektrolit, serta komposisi suatu organel.
Disini pengaruh hormon jelas sekali tampak pada perubahan yang terjadi di daerah
gembungan pada kromatin. Gembungan merupakan daerah gen yang aktif melakukan transkripsi,
mengandung banyak ARN-m dan protein non-histon. Jika gen di daerah gembungan sedang
aktif, berarti ADN-nya dalam keadaan longgar dan pilihannya terbuka (despiralisasi). Ternyata
jika ke dalam sel dimasukkan hormon tertentu maka gembungan itu muncul dan
besar.Terbentuknya gembungan pada daerah tertentu kromatin bergantung pada jenis hormone
yang merembes masuk sel.
Pada keluarga lalat buah (Drosophila) terkenal adanya kromosom raksasa, yang panjangnya
beberapa mm, di bawah mikroskop cahaya tampak jelas mengandung pita-pia vertical pada
kromatin. Pita-pita tersebut merupakan daerah gen. Apabila gen sedang aktif bertranskripsi maka
pada suatu daerah pita-pita tersebut akan menjadi gembungan. Apabila ulat serangga diberi
suntikan hormon pertumbuhan tingkat larva (juvenile hormone), makaakan tampak gembungan
pada daerah tertentu kromatin.
Timbulnya gembungan pada beberapa tempat kromatin sel ulat lalat buah, disebabkan
adanya rangsang dari hormon pertumbuhan ulat.
Diferensiasi terjadi pula pada transkripsi karena pembedaan dalam enzim proteinsae yang
melepaskan protein histon dan non-histon dari belitan ADN. Supaya pilinan ADN longgar dan
kedua molekul yang sepasang merenggang, maka perlu kiranya terlebih dahulu histon dan non-
histon yang dililit serta tempatnya membenam terurai. Wilayah mana kromatin dan pada
kromatin mana yang menjadi onggar dapat nerdiferensiasi menurut perbedaan pada penguraian
histon non-histon tadi. Perbedaan supali bahan yang masuk ke dalam inti terutama enzim-enzim,
maka akan berbeda pula kodon pada ARN-m dan pada translasi akan berbeda pula asam amino
yang diuntaikan untuk jadi peptide. Pada suatu protain, beda satu asam amino saja akan beda
pula perilaku dan sifatnya.
Contoh dalam sintesa hemoglobin yang mengandung protein globulin.Hb normal yang
umum pada orang disebut Hb A. dalam Hb terjadi variasi orang yang memiliki Hb C, Hb S, Hb
0.Masing-masing Hb hanya mempunyai perbedaan satu asam amino dari Hb A., lihat tabel 5.1
Hb abnormal. Artinya hanya berbeda pada satu kodogen pada ADN eukromatin, dari ratusan
kodogen lain yang melakukan transkripsi pada bagian eukromatin tersebut. Perbedaan pada
kodogen umumnya terjadi karena mutasi. Mutasi adalah perubahan pada susunan nukleotida
AND terjadi karena gangguan pada suasana lingkungan sel, intra maupun interseluler.
Gen dan ADN banyak yang rangkap dalam sel suatu organism. Artinya ganda dalam
komponen nukleotida maupun dalam transkripsi dan translasi. Jadi gen A yang akan mensintesa
protein A, banyak terdapat dalam suatu inti sel. Hal ini perlu jika suatu ketika sel harus
memproduksi protein yang banyak dalam waktu singkat. Seperti pada sel plasma, harus
menghasilkan anti bodi (imunoglobulin) yang banyak, diperlukan untuk menyerang benda asing
yang masuk tubuh. Gen ganda ini berfungsi sebagai tindakan pengamanan, jika suatu ketika gen
A rusak atau bermutasi dan mutant (hasil mutasi) itu berakibat sangat buruk sehingga dapat
mematikan sel. Jika masih ada cadangan duplikatnya maka transkripsi akan berlangsung normal.
Pembagian kerja antara gen rangkap, sampai saat ini belum diketahui, namun dapat
dibayangkan bahwa perubahan dalam komposisi bahan yang masuk ke dalam inti dapat membuat
diferensiasi dalam transkripsi. Hal ini mungkin jumlah ARN-m dari berbagai gen yang berbeda,
mungkin pula dalam jumlah ARN-m dari atu gen. eksperimen menemukan bahwa jika sel diberi
ARN-polimerase yang diambil dari kromatin sel dewasa yang sudah berdifernsiasi, maka sel itu
hanya mampu mensintesa enzim tertentu, sesuai dengan jenis enzim yang diproduksi oleh sel
dari mana enzim itu diambil.
Transkripsi harus bekerja sama dan berinteraksi antara sitoplasma dan inti/kromatin.
Makin dewasa umur sel makin terspesialisasi bentuk transkripsi untuk sintesa sejenis protein.
Namun potnsi kromatin tetap pluripoten. Oleh sebab itu potensi kromatin untuk diferensiasi
dipengaruhi oleh umur sitoplasma sel bersangkutan.
Jika dilakukan pencangkokan inti blastomer atau inti sel epitel lapisan lender usus ke
ovum yang intinya sudah diangkat atau dibunuh dengan sinar ultraviolet, maka akan tumbuh
embrio normal. Hal ini menunjukkan bahwa kromatin aktif, berarti pluripoten. Namun jika yang
dicangkokkan ke dalam ovum adalah inti gastromer (sel gastrula), maka terjadi berbagai macam
embrio yang abnormal dan tidak dapat melanjutkan pertumbuhan (mati)
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Demikian makalah ini disusun diharapkan menjadi sumber informasi bagi mahasiswa
maupun semua kalangan masyarakat. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini kurang
baik dan masih terdapat banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran membangun dari pembaca
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Mustamir.(2010). Nukleus dan diferensiasi sel [online]
Tersedia : http//zaifbio.com/category/diferensiasi-sel[20 maret 2012]
Yatim, wildan: Biologi sel. Tarsito, Bandung 1996