Professional Documents
Culture Documents
Revolusi Industri muncul kepermukaan sekitar abad ke-19, munculnya hal tersebut sangat
memengaruhi kehidupan masyarakat pada saat itu, dimulai dari cara berfikir dan gaya hidup.
Revolusi itu sendiri memiliki makna suatu perubahan yang cepat, sehingga revolusi industri
merupakan perubahan yang cepat pada bidang industri, yang dimulai dari blok barat pada
saat itu. Revolusi Industri dapat muncul karena dilatar belakangi oleh munculnya pemikiran-
pemikiran baru dari tokoh-tokoh ilmuan seperti Galilieo Galelei, munculnya pemikiran-
pemikiran dari ilmuan tersebut mengakibatkan adanya pembaharuan dalam bidang ilmu
pengetahuan. Selain itu, terdapat suatu gerakan yang juga menjadi suatu faktor terjadinya
revolusi industry pada saat itu, yaitu gerakan enclosure. Gerakan tersebut merupakan
gerakan yang menghentikan setiap metode-metode tradisional dalam mengerjakan sesuatu,
dan beralih ke sesuatu yang lebih canggih sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan
efisiensi dalam mengerjakan sesuatu (Chriswantara, 2014).
Revolusi industri yang terjadi pada saat itu sangat memengaruhi lapangan pekerjaan,
sehingga hal tersebut menyebabkan banyaknya masyarakat yang tinggal di desa pindah ke
perkotaan untuk mencari lapangan kerja dengan upah yang lebih baik. Selain itu, pengaruh
dari revolusi industri dapat dilihat dari perubahan sistem sektor lapangan kerja, dahulu
masyarakat menggunakan metode tradisional dan bekerja di lapangan, namun setelah
adanya revolusi industri masyarakat bekerja dengan peralatan yang lebih canggih sehingga
mempercepat pekerjaan, dan juga mereka pada saat itu bekerja di pabrik.
Revolusi Industri merupakan sesuatu yang sangat cepat dan merubah banyak hal, hal
tersebut tidak hanya memengaruhi kehidupan pada masa itu saja, revolusi industri sangat
terasa efeknya ke penujuru dunia dan masih terasa hingga saat ini.
Hal tersebut memiliki dampak positif dan negatif pada segala sektor kehidupan, seperti
contohnya pada sektor industri kreatif, yaitu bidang arsitektur.
Terjadinya revolusi industri juga memiliki pengaruh pada bidang arsitektur, hal ini karena
arsitektur berhubungan dengan kebutuhan manusia untuk berkegiatan dan tempat untuk
berlindung. Dengan adanya revolusi industri, memunculkan adanya gerakan arsitektur baru
yang berkembang tidak hanya pada gaya bangunan namun juga materialitasnya, yaitu
Arsitektur Modern yang dicetuskan oleh tokoh-tokoh arsitektur ternama.
Pembahasan
Revolusi Industri merupakan suatu perubahan yang cepat pada bidang industri pada abad
ke-19. Namun revolusi industri tidak hanya membawa perubahan terhadap manufaktur,
ekonomi dan politik masyarakat tapi juga membawa perubahan yang cukup signifikan pada
bidang arsitektur. Perubahan tersebut muncul karena muncul pemikiran-pemikiran baru yang
beranggapan bahwa gaya tradisional dan klasik sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan
manusia pada saat itu, dengan metode yang konvensional memakan waktu lama dan tenaga
yang banyak serta terlalu banyaknya elemen dekoratif serta bangunan yang terlalu berkesan
massif. Hal tersebut didukung oleh pernyataan-pernyataan dari beberapa tokoh berdasarkan
buku Arsitektur Modern (Karya Yulianto Sumalyo).
Pernyataan tokoh-toko arsitektur di atas merupakan salah satu faktor pemicu munculnya
aliran arsitektur baru yang mengalami perubahan sangat signifikan dari aliran sebelumnya
yang sangat dekoratif, massif, secara material masih tradisional dan konvensional.
Arsitektur Modern pertama kali muncul dan diperkenalkan dalam suatu bangunan di London
yang pada awalnya ditujukan sebagai bangunan non-permanen karena diperuntukkan
sebagai tempat pameran, bangunan tersebut menggunakan material-material terobosan baru
Arsitektur Modern seperti kaca, baja dan beton betulang.
Bangunan tersebut adalah The Crystal Palace karya Joseph Paxton (Gambar 1).
Gambar tersebut menunjukkan penggunaan sistem struktur frame dengan material baja yang
digunakan pada seluruh rangka bangunan untuk menciptakan bangunan yang terkesan tidak
massif dan banyak bukaan, selain itu baja juga memungkinkan untuk dieksplorasi lebih jauh
seperti dibentuk arch dan menghasilkan bentangan yang lebih luas. Penggunaan material
baja pada bangunan ini dapat mempercepat proses pembangunan karena menggunakan
sistem pre-fabrikasi yang mana baja tersebut sudah diolah di pabrik lalu dibawa ke lokasi site
untuk disusun-susun.
Selain baja, penggunaan kaca pada bangunan ini juga menjukkan penggunaan fasad dapat
memiliki manfaat yang cukup besar untuk bangunan. The Crystal Palace memiliki fasad
dengan material kaca secara keseluruhan, hal ini terinspirasi dari rumah kaca, namun dibuat
dalam skala yang lebih besar. Penggunaan material kaca ini dapat memaksimalkan cahaya
natural dari matahari yang masuk ke dalam bangunan sehingga tidak diperlukan pecahayaan
artificial pada siang hari, juga dapat menghindari kelembaban pada bangunan. Selain itu
penggunaan kaca dapat memberi kesan boundary yang samar dan selaras antara bangunan
dan lingkungan sekitarnya. Karena hal itu, bangunan ini dapat dibilang menggunakan energi
yang cukup sedikit karena pengaruh besar dari bangunan yang memiliki banyak bukaan.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bangunan The Crystal Palace pada
dasarnya menggunakan konsep desain materialitas karena bangunan tersebut dibangun
dengan cara memahami sifat-sifat dan potensi material yang dipakai seperti kaca dan baja,
serta tektonika nya yang menjadikan struktur bukan hanya sekedar elemen konstruksi yang
membuat bangunan tersebut dapat berdiri, namun juga menjadi elemen estetik dari
bangunan tersebut.
The Crystal Palace menjadi bangunan yang mempelopori penggunaan material-material baru
yang dapat dieksplorasi lagi menjadi lebih variatif dan tentunya sesuai dengan kebutuhan
manusia.
Contoh kedua dari bangunan arsitektur modern adalah bangunan yang ditujukan sebagai
fungsi edukasi, yaitu Bauhaus School of Design yang memiliki tiga tokoh penting yaitu Walter
Gropius, Hannes Mayer dan Ludwig Mies van der Rohe (Bauhaus Dessau, n.d.).
Kedua bangunan tersebut merupakah contoh dari bangunan yang menjadi awal dari
berkembangnya Arsitektur Modern hingga pada akhirnya muncul aliran-aliran lain seperti Art-
Noveu, Art-Deco dan Post-Modern. Kedua bangunan tersebut juga merupakan contoh
bangunan dengan konsep materialitas yang dapat menunjang fungsi utama dari bangunan
tersebut. Material-material tersebut seperi kaca, baja, beton dan beton betulang terus
mengalami perubahan dan penyempurnaan hingga sampai pada saat ini terdapat banyak
material komposit yang semakin baik untuk digunakan, karena hasil dari eksplorasi material
yang akan terus berlangsung.
Kesimpulan
Revolusi Industri membawa banyak pengaruh pada berbagai sektor kehidupan, khususnya
pada sektor seni dan desain, bidang arsitektur. Terjadinya revolusi industri memicu
kemunculan aliran Arsitektur Modern yang diawali oleh pemikiran-pemikiran dari tokoh-tokoh
arstitektur yang mayoritas mengatakan bahwa sudah saatnya beralih ke metode yang lebih
efisien dan canggih karena hal tersebut akan meningkatkan produktifitas dan efisiensi dalam
bekerja. Mulai dari saat itu aliran arsitektur klasik perlahan ditinggalkan dan berubah fungsi
menjadi pabrik dan fungsi lain, bangunan-bangunan baru mulai muncul dengan gaya yang
sama sekali tidak memiliki elemen dekoratif seperti ornamen-ornamen tertentu. Revolusi
Industri juga berpengaruh besar dalam materialitas arsitektur modern, hal tersebut
dikarenakan adanya revolusi industry memungkinkan untuk mengeksplorasi material-material
yang sesuai dengan fungsi yang ingin dicapai, memproduksinya secara massal dengan
spesifikasi yang sama, juga memungkinkan adanya sistem pre-fabrikasi yang dapat
mempercepat waktu pengerjaan. Pada saat itu material yang sedang berkembang adalah
kaca, baja, beton dan beton betulang. Sehingga material-material tersebut hadir pada
bangunan-bangunan yang mengawali arsitektur modern sebagai contoh konsep materialitas,
yaitu menggunakan material yang sudah dipahami sifat-sifatnya sehingga suasana dan
fungsi bangunan yang ingin dicapai akan terpenuhi dengan baik, dan struktur bangunan juga
bukan hanya sebagai elemen konstruksi saja tapi juga tektonika.
Referensi
Chriswantara, F. (2014). Sejarah Sosial Desain . Latar Belakang Revolusi Industri dan Hal
atau Peristiwa yang Memengaruhi Bidang Seni Rupa, Desain dan Arsitektur.
Merin, G. (2013, July 05). Arch Daily. Retrieved from AD Classics: The Crystal
Palace/Joseph Paxton: https://www.archdaily.com/397949/ad-classic-the-crystal-
palace-joseph-paxton
Sumalyo, Y. (1997). Arsitektur Modern Akhir abad XIX dan abad XX’. Yogya: Gadjah Mada
Universiti Press.