You are on page 1of 14

MOTIVASI

MAKALAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Kewirausahaan


Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Oleh:

ANDI RARA PRAMEI


70600116043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya, sehingga


penyusunan makalah dengan judul “Motivasi” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan tentang
“Motivasi”. Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak kekeliruan dan
kekurangan yang menyebabkan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dari pembaca yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Harapan penulis atas terbentuknya makalah ini,
semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Makassar, 17 Maret 2019


Penulis,

Andi Rara Pramei

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah . ................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi ................................................................................ 3
B. Motivasi Berwirausaha............................................................................ 3
C. Teori Motivasi Berwirausaha .................................................................. 4
D. Faktor-faktor yang memengaruhi motivasi berwirausaha....................... 6
E. Motivasi dalam perspektif Islam ............................................................. 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .......................................................................................... 10
B. Saran ..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dalam bidang
perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di masa yang akan
datang, sangatlah ditentukan dari peran yang maksimal dari para wirausahawannya.
Para wirausahawan yang mempunyai banyak ide baru, berani berkreasi dengan
produk yang dibuat, dan mampu berinovasi secara maksimal akan lebih
mempercepat perkembangan ekonomi negara tersebut serta mampu memberikan
sumbangsih yang besar, nyata, dan bermanfaat dalam pembangunan dan
perkembangan perekonomian negara tersebut.
Suatu negara bisa disebut menjadi makmur dibutuhkan minimum 2%
jumlah wirausaha dari total jumlah penduduknya. Sebagai contoh, Amerika Serikat
pada tahun 2007 telah memiliki 11,5% jumlah wirausaha, Singapura telah memiliki
7,2% wirausaha sampai pada tahun 2005 sementara Indonesia diperkirakan hanya
memiliki 0,18% wirausaha. Jelaslah bahwa kewirausahaan pada dasarnya
merupakan jiwa dari seseorang yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang
kreatif dan inovatif untuk melakukan suatu kegiatan. Adapun orang yang memiliki
jiwa tersebut tentu saja dapat melakukan kegiatan kewirausahaan atau menjadi
pelaku kewirausahaan atau lebih dikenal dengan sebutan wirausaha.
Peran motivasi dalam berwirausaha sangatlah penting, terutama motivasi
untuk berhasil. Motivasi menurut Robbins adalah “Kesediaan untuk mengeluarkan
tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh
kemampuan upaya itu untuk memenuhi beberapa kebutuhan individual”. Motivasi
mempunyai beberapa motif yang akan menjadi pendorong untuk tercapainya suatu
tujuan atau keberhasilan. Apalagi yang berkaitan dengan motivasi berwirausaha,
diperlukan dorongan yang besar dalam berwirausaha, mau belajar dari keberhasilan
orang lain, dan tidak mengenal kata menyerah untuk menuju suatu keberhasilan
karena keberhasilan dalam berwirausaha tidak dengan seketika akan mudah
diperoleh namun sangatlah diperlukan perjuangan yang keras untuk sukses.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Motivasi?
2. Apa yang dimaksud dengan Motivasi Berwirausaha?
3. Jelaskan Teori Motivasi Berwirausaha?
4. Apa-apa saja Faktor-faktor yang memengaruhi motivasi berwirausaha?
5. Bagaimana Motivasi dalam perspektif Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Motivasi.
2. Untuk mengetahui apa itu Motivasi Berwirausaha
3. Untuk mengetahui Teori Motivasi Berwirausaha

1
4. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang memengaruhi motivasi berwirausaha
5. Untuk mengetahui bagaimana Motivasi dalam perspektif Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata lain Motive yang berarti dorongan atau
bahasa Inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat
dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif
tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor-faktor lain, baik
faktor eksternal, maupun faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif
disebut motivasi. Motivasi merupakan salah satu hal yang melatar belakangi
seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sardiman (2011: 73) bahwa motivasi berasal dari
kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di
dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai
suatu tujuan.
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang
timbul pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu. Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha-usaha yang
dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau
mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Motivasi menjadi suatu kekuatan yang mendorong bagi seseorang
untuk mencapai suatu hal yang Ia inginkan. Faktor pendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu perbuatan tertentu adalah kebutuhan dan
keinginan orang tersebut. T. Hani Handoko (2003: 252) juga
mendefinisikan, motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
guna mencapai tujuan.
Motivasi mempunyai peranan starategis dalam aktivitas belajar
seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi, tidak ada
motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih
optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui,
tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas sehari-hari.
Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
B. Motivasi Berwirausaha
Motivasi berwirausaha merupakan suatu keadaan yang timbul dalam
diri seseorang yang dapat mempengaruhi timbulnya minat seseorang untuk
mengambil tindakan atau mencapai tujuan dalam bidang kewirausahaan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Djaali (2007: 101) bahwa motivasi adalah

3
kondisi dimana fisiologis dan psikologis mendorong manusia untuk
melakukan kegiatan guna mencapai tujuan hidup atau kebutuhan hidup
manusia. Kegiatan yang dimaksud disini yaitu kegiatan kewirausahaan.
Leonardus Saiman (2009: 26) mengemukakan empat motivasi
seseorang untuk berwirausaha, yaitu sebagai berikut:
a) Laba. Dapat menentukan berapa laba yang dikehendaki,
keuntungan yang diterima, dan berapa yang akan dibayarkan
kepada pihak lain atau pegawainya.
b) Kebebasan. Bebas mengatur waktu, bebas dari supervise, bebas
aturan main yang menekan/intervensi, dan bebas dari aturan
budaya organisasi/perusahaan.
c) Bebas mencapai standar hidup yang diharapkan, lepas dari
rutinitas kerja yang membosankan, karena harus mengikuti visi,
misi, impian orang lain. Imbalan untuk menentukan nasib/visi,
misi, dan impiannya sendiri.
d) Kemandirian. Memiliki rasa bangga, karena dapat mandiri dalam
segala hal, seperti permodalan, mandiri dalam
pengelolaan/manajemen, mandiri dalam pengawasan, serta
menjadi manajer terhadap dirinya sendiri.
Berdasarkan empat motivasi seseorang untuk berwirausaha yang
dikemukakan oleh Leonardus Saiman tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan berwirausaha seseorang akan termotivasi untuk mendapatkan
banyak hal. Hal-hal yang akan didapatkan seseorang tersebut diantaranya
yaitu memperoleh imbalan minimal yang berbentuk laba, kebebasan, impian
personal, kemandirian. Seseorang akan termotivasi untuk berwirausaha,
selain karena memiliki peluang-peluang pengembangan usaha, Ia juga
memiliki peluang untuk mengendalikan nasibnya sendiri.
C. Teori Motivasi Berwirausaha
Motivasi merupakan proses psikologis yang mendasar, dan merupakan
salah satu unsur yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Motivasi
merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian tujuan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Abu Ahmadi (Yuyus Suryana & Kartib Bayu, 2011:
98) motivasi merupakan dorongan yang telah terikat pada suatu tujuan.
Motif timbul karena adanya adanya kebutuhan. Kebutuhan dipandang
sebagai kekurangan adanya sesuatu dan ini menuntut segera pemenuhannya,
untuk segera mendapat keseimbangan. Situasi kekurangan ini berfungsi
sebagai suatu kekuatan atau dorongan yang menyebabkan seseorang
bertindak untuk memenuhi kebutuhannya.
Banyak teori untuk memahami motivasi berwirausaha, diantaranya yaitu:
1) Teori Motivasi Abraham Maslow (Teori Kebutuhan)

4
Abraham Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua
manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5
tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari
tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan
Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar
sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting
setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat
paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada
peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting:
a) Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
b) Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari
bahaya)
c) Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan
orang lain, diterima, memiliki)
d) Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan
mendapatkan dukungan serta pengakuan)
e) Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,
memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian,
keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri:
mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).
2) Teori Motivasi Herzberg (Teori dua faktor)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong
seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari
ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor
ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).
a) Faktor higiene mem otivasi seseorang untuk keluar dari
ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar
manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor
ekstrinsik),
b) Faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai
kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement,
pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik)
3) Teori Pengharapan (Expectacy Theory)
Teori ini mengatakan bahwa perilaku kerja karyawan dapat
dijelaskan dengan kenyataan yaitu para karyawan menentukan lebih
dahulu apa prilaku mereka yang dijelaskan dan nilai yang diperkirakan
sebagai hasil-hasil alternatif dari prilaku mereka, misalnya seorang
karyawan mengharapkan bahwa menyelesaikan pekerjaaan tepat pada
waktunya akan memperoleh penghargaan, maka dia akan memotivasi
dirinya untuk memenuhi sasaran tersebut. Teori ini pertama kali

5
dikembangkan oleh Vroom, yang lebih lanjut mengatakan, bahwa
keinginan seseorang untuk menghasilkan (berproduksi) sangat
tergantung atas tujuan khusus yang ingin dicapainya dan persepsinya
atas tindakantindakan yang ingin dicapainya dan persepsinya atas
tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, bila
ingin memotivasi seseorang, mereka perlu diberikan pengertian tentang
tujuan pribadi, hubungan antara usaha dan tindakan, antara tindakan
dan hasil akhirnya antara hasil dan kepuasan karena tercapainya tujuan
pribadi.
4) Teori Keadilan (Equity Theory)
Teori ini diterapkan oleh Hebert Heneman dan Donald P. Schawab,
yang mengemukakan bahwa karyawan cenderung membandingkan
usaha atau input yang diterima oleh orang lain dalam situasi kerja yang
sama dalam suatu perusahaan.Jadi pada dasarnya dapat dikatakan
bahwa teori ini memandang bagaimana individu dalam suatu unit kerja
menilai besarnya imbalan/jasa yang diterima oleh perusaha Dari ketiga
teori motivasi yang dijelaskan teori kebutuhan merupakan teori
motivasi yang banyak dianut orang, karena teori ini beranggapan bahwa
manusia pada hakekatnya adalah memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab
itu, apabila pimpinan ini memotivasi bawahannya, harus mengetahui
apa kebutuhankebutuhan bawahannya agar produktivitas kerja yang
diharapkan dapat tercapai.
5) Teori Motivasi Achievement Mc Clelland (Teori Kebutuhan
Berprestasi)
Teori yang dikemukakan oleh Mc Clelland , menyatakan bahwa ada
tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
a) Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
Orang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh
keinginan mendapatkan prestasi dan pengakuan dari
keluarga maupun masyarakat
b) Need for afiliation (motif berafliasi)
Orang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh
keinginan untuk berhubungan dengan orang lain secara
sosial kemasyarakatan
c) Need for Power (dorongan untuk mengatur)
Orang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh
keinginan mendapatkan kekuasaan atas sumber daya yang
ada. Peningkatan kekayaan dan penguasaan pasar sering
menjadi pendorong wirausaha melakukan kegiatan bisnis
D. Faktor-faktor yang memengaruhi motivasi berwirausaha

6
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berwirausaha adalah sebagai
berikut :
1. Rasa percaya diri
Yaitu memiliki keyakinan yang kuat atas kekuatan yang ada pada
dirinya sendiri.
2. Inovatif
Merupakan suatu kreativitas yang diimplementasikan dan
memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki dan
kreatif merupakan hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain.
3. Memiliki jiwa kepemimpinan
Yang mana sebagai faktor penting dalam mempengaruhi kinerja
4. Efektif dan efesien
Efektif adalah suatu pekerjaan yang dapat diselesaikan tepat waktu,
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan .dengan perkataan lain,
efektif adalah sampai tingkat apakah tujuan itu sudah dicapai dalam
arti kualitas dan kuantitas. Efisien adalah perbandingan yang tebaik
antara input dan output, antara daya usaha dan hasil usaha ,atau
antara pengeluaran dan pendapatan dengan perkataan lain, efesien
adalah segala sesuatu yang dikerjakan dengan berdaya guna atau
segala sesuatunya dapat diselesaikan dengan tepat, cepat, hemat dan
selamat.
5. Berorientasi masa depan
Artinya mampu melihat peluang. Individu demikian selalu melihat
kedepan dan tidak akan mempersoalkan apa yang telah dikerjakan
kemarin, malainkan lebih mempersoalkan apa yang akan dikerjakan
besok.
E. Motivasi dalam perspektif Islam
Mursi (1997:107) menyebutkan macam-macam motivasi dalam
pendekatan Al Qur’an dan Sains, yaitu sebagai berikut:
1. Motivasi Fisiologis
Allah SWT telah memberikan ciri – ciri khusus pada setiap
makhluk sesuai dengan fungsi – fungsinya. Diantara ciri – ciri
khusus terpenting dalam tabiat penciptaan hewan dan manusia
adalah motivasi fisiologis. Studi- studi fisiologis menjelaskan
adanya kecenderungan alami dalam tubuh manusia unutuk menjaga
keseimbangan secara permanen. Apabila keseimbagan itu lenyap,
maka timbul motivasi untuk melakukan aktivitas yang bertujuan
mengembalikan kesimbangan tubuh seperti semula. Sehingga,
manusia senantiasa menjaga keseimbangan vital yang lazim untuk
menjaga diri, eksistensi, dan kesinambungan dalam menjalankan

7
fungsi-fungsinya. Setiap makhluk hidup diciptakan dengan cara dan
ukuran tertentu, sehingga mencapai tingkat kesimbangan yang ideal.
Apabila keseimbangan ini mulai tidak serasi, maka motivasi -
motivasi fisiologis akan melakukan aktivitas yang pasti
mengembalikan tubuh kepada keadaan semula, yaitu keseimbangan.
Pemikiran mengenai keseimbangan tersebut telah dikupas dalam Al-
Qur’an sebagai berikut

“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya


gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu
menurut ukuran.” (QS. Al – Hijr ayat 19).
2. Motivasi psikologis atau sosial Berikut ini merupakan
macammacam motivasi psikologis atau sosial dalam perspektif
Islam, yaitu:
a. Motivasi kepemilikan: Motivasi psikologis yang dipelajari
manusia di tengah pertumbuhan sosialnya. Di dalam fase
pertumbuhan, berkembang kecenderungan individu untuk
memiliki. Individu tersebut berusaha mengakumulasi harta
yang dapat memenuhi kebutuhan dan jaminan keamanan
hingga masa yang akan datang.
b. Motivasi berkompetisi: Berkompetensi (berlomba-lomba)
merupakan dorongan psikologis yang diperoleh dengan
mempelajari lingkungan dan kultur yang tumbuh di
dalamnya. Manusia biasa berkompetensi dalam ekonomi,
keilmuan, kebudayaan, sosial, dan sebagainya. Al Qur’an
menganjurkan manusia agar berkompetensi dalam
ketakwaan, amal shaleh, berpegang pada prinsip-prinsip
kemanusiaan, dan mengikuti manhaj Illahi dalam hubungan
dengan sang pencipta dan sesama manusia, sehingga
memperoleh ampunan dan keridhan Allah SWT
c. Motivasi kerja: motivasi kerja dimiliki oleh setiap manusia,
tetapi ada sebagian orang yang lebih giat bekerja daripada
yang lain. kebanyakan orang mau bekerja keras jika tidak
menemui hambatan dalam merealiasasikan apa yang
diharapkan. Selama dorongan kerja itu kuat, semakin besar
peluang individu untuk lebih konsisten pada tujuan kerja.
Ada juga yang lebih menyukai dorongan kerja tanpa

8
mengharapkan imbalan, sebab ia menemukan kesenangan
dan kebahagiaan dalam perolehan kondisi yang dihadapi
dan dalam mengatasi situasi yang sulit.

3. Motivasi dalam Bekerja dan Berproduksi

33. “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah
bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari
padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. 34. Dan Kami
jadikan padanya kebunkebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan
padanya beberapa mata air. 35. supaya mereka dapat makan dari
buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka
mengapakah mereka tidak bersyukur.” (Q.S. Yasin 33-35).

Berdasarkan ketiga ayat tersebut, pertama menjelaskan bahwa


hendaklah manusia bekerja didasarkan atas kepentingan berproduksi,
sebagaimana dinyatakan dalam Alqur’an “…..dari apa yang diusahakan
oleh tangan mereka.” Usaha manusia dalam bekerja dan berproduksi
tersebut tetap disandarkan pada kehendak Allah SWT, serta disertai doa
memohon pertolongan-Nya. Kedua menjelaskan bahwa lingkungan
adalah anugerah Allah SWT yang menyediakan hal-hal yang dapat
membantu manusia dalam kehidupannya. Apabila anugerah Allah SWT
tersebut disertai kesiapan berkarya yang disediakan pula bagi manusia
sejak pertumbuhannya.
Islam mengajarkan bahwa setiap pekerjaan dan kenikmatan yang
baik dapat berubah, menjadi ibadah apabila disertai niat tulus menjaga
anugerah hidup dan memanfaatkannya, serta menghormati kehendak
pemberinya. Oleh karena itu, seseorang yang beriman tapi tidak
bekerja, maka akan hidup dalam kehampaan dan kelumpuhan, tidak ada
hasil kongkret dalam hidupnya, serta tidak ada tanda keimanannya.
Sebaliknya, seseorang yang bekerja tanpa iman akan hidup seperti robot
dan tidak mampu merasakan eksistensi nilai-nilai dibalik penciptanya.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang
timbul pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu. Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha-usaha yang
dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau
mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Motivasi mempunyai peranan
starategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang
belajar tanpa motivasi, tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.
Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam
belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas
sehari-hari.

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis
mengarapkan kritik atau saran dari pembaca, untuk lebih menjadi baik lagi
kedepannya dalam pembuatan makalah selanjjutnaya. Terimakasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Widayat Prihartanta. 2015. Teori-Teori Motivasi. Jurusan Ilmu


Perpustakaan dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Ar-raniry. Jurnal
Adabiya, Vol. 1 No. 83
2. Sardiman A.M. 2011.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: CV
Rajawali
3. Hani Handoko, T. 2003. Manajemen.Yogyakarta: BPFE
4. Leonardus Saiman. 2009. Kewirausahaan, Teori, Praktik, dan Kasus-kasus.
Jakarta: Salemba Empat
5. Tuskeroh. 2013. Pengaruh motivasi dan mental Berwirausaha pada
Mahasiswa Akuntansi Universitas Maritim Raja ali Haji . Fakultas
Ekonomi, Universitas Maritim ali Haji.
6. Firmansyah, Aditama. 2015. Motivasi Pengusaha Muslim Memproduksi
Produk Imitasi (Studi Pada Sentra Industri Kerajinan Kulit Di
Tanggulangin). Departemen Ekonomi Syaria.h Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Universitas Airlangga JESTT Vol. 2 No. 3

11

You might also like