You are on page 1of 16

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

“Persiapan, Pelaksanaan dan Pasca Pemeriksaan Diagnostik dan


Laboratorium pada Masalah Gangguan Sistem Endokrin”

Untuk Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

DISUSUN OLEH :

Kelompok 3

Alfi Aula Sofyanni (130317449)


Chatrine Caroline (130317455)
Devi Ayu Anggraeni (130317456)
Dzatilah Fitri (130317457)
Heni Wulandari (130317458)
Melisa Ayu Lestari (130317466)
Nur Asiah (130317468)
Tria Pradita (130317473)

Dosen Pengampu : Ns. Mila Sartika, S.Kep, M.Kep

PROGRAM STUDI NERS AKADEMIK

INSTITUT MEDIKA Drg.SUHERMAN

Jalan Raya Pasir Gombong, Jababeka Cikarang – Bekasi

Telp. (021) 89 11 11 10 Fax. (021) 8904159

2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah tentang Persiapan, Pelaksanaan dan Pasca
Pemeriksaan Diagnostik dan Laboratorium pada Masalah Gangguan Sistem
Endokrindengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterimakasih kepada Ns. Mila Sartika,S.Kep.,M.Kep selaku dosen mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah II yang telah memberikan dan membimbing
untuk pembuatan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai persiapan, pelaksanaan dan
pasca pemeriksaan diagnostik dan laboratorium pada masalah gangguan sistem
endokrinsebagai calon perawat. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang lain yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalah kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang memebangun demi perbaikan di masa depan.

Bekasi, 8 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................2

1.3 Tujuan ......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................

2.1 ....................................................................................................................

2.2 ....................................................................................................................

2.3 ....................................................................................................................

2.4 ....................................................................................................................

2.5 ....................................................................................................................

2.6 ....................................................................................................................

2.7 ....................................................................................................................

2.8 ....................................................................................................................

2.9 ....................................................................................................................

3.0 ....................................................................................................................

BAB III .....................................................................................................................

BAB IV PENUTUP ..................................................................................................

4.1 Kesimpulan ...............................................................................................

4.2 Saran ...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi
substansuntuk digunanakan dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan
substansiyang tetap beredar dan bekerja didalam tubuh.
Hormon merupakan senyawa kimia khusus yang diproduksi olehkelenjar
endokrin tertentu dan berfungsi sebagai penghantar atau transmitter kimiawi
yang dilepas dari sel-sel khusus ke dalam aliran darah, selanjutnyadibawa ke
sel-sel target. Salah satu contoh dari hormone yaitu Asetilkolinyang
dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan syaraf rangka.
Sekretin yang dilepaskan oleh dinding duedenum dan diangkut dalamdarah
menuju penkreas untuk menimbulkan sekresi pankreas dankolesistokinin yang
dilepaskan diusus halus, diangkut kekandung empedusehingga timbul
kontraksi kandung empedu dan pankreas sehingga timbul sekresi enzim.
Pengkajian diagnostik sistem endokrin merupakan hal penting dalam
perawatan klien di rumah sakit dan tidak dapat dipisahkan dari rangkaian
pengobatan dan perawatan. Validitas dari hasil pemeriksaan diagnostik
sangatditentukan oleh bahan pemeriksaan, persiapan klien, alat dan bahan
yang digunakan serta pemeriksaannya sendiri. )ua hal pertama menjadi tugas
dantanggung jawab perawat. Oleh karena itu pemahaman perawat terhadap
berbagai pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien
sangatlahmenentukan keberhasilannya. Begitu halnya pada klien yang diduga
atau yangmenderita gangguan sistem endokrin, pemahaman perawat yang
lebih baik tentang berbagai prosedur diagnostik yang lazim sangatlah
diharapkan.

Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur tindakan


dan pemeriksaan khusus denganmengambil bahan atau sampel dari penderita
dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), atausampel dari hasil
biopsi.
Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu
diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena
itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium.

Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk beberapa tujuan seperti untuk


mendeteksi penyakit, menentukan resiko, memantau perkembangan penyakit,
memantau perkembangan pengobatan, dan lain-lain. Melihat beberapa tujuan
dari pemeriksaan laboratorium yang disebutkan, maka pemeriksaan
laboratorium perlu dilakukan sedini mungkin atau segera setelah dokter
mendiagnosa suatu penyakit.

Dalam laboratorium kita mengenal tiga proses tahapan, yaitu persiapan,


pemeriksaan, pasca pemeriksaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sistem endokrin?
2. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan diagnostik?
3. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan laboratorium?
4. Apa saja masalah gangguan sistem endokrin?
5. Apa saja persiapan, pelaksanaan dan pasca pemeriksaan diagnostik dan
laboratorium pada masalah sistem endokrin?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan sistem endokrin.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pemeriksaan diagnostik.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pemeriksaan laboratorium.
4. Untuk mengetahui masalah gangguan sistem endokrin.
5. Untuk mengetahui persiapan, pelaksaan dan pasca pemeriksaan diagnostik
dan laboratorium pada masalah gangguan sistem endokrin.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Endokrin

Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans


untuk digunanakan dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi
yang tetap beredar dan bekerja didalam tubuh.

Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang


mempunyaisusunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari
deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat
halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler. Sistem endokrin, dalam
kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol danmemadukan fungsi tubuh.
Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. 0ungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat
dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,medulla adrenal dan
kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika
keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi darikedua kelenjar ini
sebagian diambil alih oleh sistem saraf.

K-elenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak


melaui saluran, tapi dari sel-sel endokrin langsung masuk ke pembuluh
darah.Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells)
tempa tterjadinya efek hormon. Sedangkan ekresi kelenjar eksokrin keluar
dari tubuhkita melalui saluran khusus, seperti uretra dan saluran kelenjar
ludah. Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-
kelenjar tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni
artinyahormon tersebut hanya menghasilkan hormon misalnya kelenjar
pineal, kelenjar hipofisis atau pituitary, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid,
kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus.

Fungsi Sistem Endokrin :

1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang


sedang berkembang
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.

2.2 Gangguan Sistem Endokrin

Setiap kelenjar sistem endokrin melepaskan hormon tertentu ke dalam


aliran darah. Hormon-hormon ini berjalan melalui darah ke sel-sel lain dan
membantu mengendalikan atau mengkoordinasikan banyak proses dalam
tubuh.

Gangguan endokrin biasanya dikelompokkan menjadi dua kategori:

1. Penyakit endokrin yang terjadi ketika kelenjar memproduksi terlalu


banyak atau terlalu sedikit hormon endokrin, yang disebut
ketidakseimbangan hormon.
2. Penyakit endokrin karena perkembangan lesi (seperti nodul atau
tumor) dalam sistem endokrin, yang mungkin atau tidak dapat
mempengaruhi kadar hormon.

Sistem umpan balik endokrin yang membantu mengontrol keseimbangan


hormon dalam aliran darah. Jika tubuh memiliki terlalu banyak atau terlalu
sedikit hormon tertentu, sistem umpan balik akan memberikan sinyal kepada
kelenjar untuk memperbaiki masalah. Ketidakseimbangan hormon dapat
terjadi jika sistem umpan balik ini memiliki kesulitan menjaga tingkat yang
tepat dari hormon dalam aliran darah, atau jika tubuh tidak dapat
membersihkan mereka dari aliran darah dengan benar.

Peningkatan atau penurunan kadar hormon endokrin dapat disebabkan


oleh:

1. Masalah dengan sistem umpan balik endokrin


2. Penyakit
3. Kegagalan kelenjar untuk merangsang kelenjar lain untuk melepaskan
hormon (misalnya, masalah dengan hipotalamus dapat mengganggu
produksi hormon di kelenjar pituitari)
4. Kelainan genetik, seperti beberapa endokrin meoplasia (MEN) atau
hipotiroidisme kongenital
5. Infeksi
6. Cedera kelenjar endokrin
7. Tumor kelenjar endokrin

Kebanyakan tumor endokrin dan nodul (benjolan) bukan kanker. Mereka


biasanya tidak menyebar ke bagian lain dari tubuh. Namun, tumor atau nodul
pada kelenjar dapat mengganggu produksi hormon kelenjar.

2.3 Macam-Macam Penyakit Sistem Endokrin

Ada berbagai jenis penyakit pada sistem endokrin. Diabetes adalah


penyakit pada sistem endokrin yang paling umum didiagnosis.

Gangguan endokrin lainnya termasuk:

a. Insufisiensi adrenal
Penyakit ini disebabkan karena kelenjar adrenal merilis terlalu sedikit
hormon kortisol dan kadang-kadang, aldosteron. Gejala termasuk
kelelahan, sakit perut, dehidrasi, dan perubahan kulit. Penyakit
Addison adalah jenis insufisiensi adrenal.
b. Penyakit Cushing
Kelebihan hormon kelenjar hipofisis menyebabkan kelenjar adrenal
terlalu aktif. Kondisi serupa disebut sindrom Cushing dapat terjadi
pada manusia, terutama anak-anak, yang mengkonsumsi obat
kortikosteroid.
c. Gigantisme (akromegali) dan masalah hormon pertumbuhan lainnya
Jika kelenjar pituitari memproduksi hormon pertumbuhan terlalu
banyak, tulang anak dan bagian tubuh dapat tumbuh dengan cepat. Jika
kadar hormon pertumbuhan terlalu rendah, seorang anak dapat
mengalami pertumbuhan yang lambat.
d. Hipertiroidisme
Kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid, yang
menyebabkan penurunan berat badan, denyut jantung yang cepat,
berkeringat, dan gelisah. Penyebab paling umum untuk tiroid yang
terlalu aktif adalah gangguan autoimun yang disebut penyakit Grave.
e. Hipotiroidisme
Kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yang cukup,
menyebabkan kelelahan, sembelit, kulit kering, dan depresi. Kelenjar
kurang aktif dapat menyebabkan perkembangan melambat pada anak-
anak. Beberapa jenis hipotiroidisme hadir pada saat lahir.
f. Hipopituitarisme
Rilis kelenjar hipofisis sedikit atau tidak ada hormon. Ini mungkin
disebabkan oleh sejumlah penyakit yang berbeda. Wanita dengan
kondisi ini mungkin berhenti mendapatkan siklus menstruasi mereka.
g. Multiple Neoplasia Endokrin I dan II (MEN I dan II MEN)
Penyakit ini disebabkan kondisi genetik yang diturunkan melalui
keluarga. Mereka menyebabkan tumor dari paratiroid, adrenal, dan
kelenjar tiroid, menyebabkan kelebihan hormon.
h. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Kelebihan androgen mengganggu perkembangan telur dan
pembebasan mereka dari indung telur perempuan. PCOS adalah
penyebab utama infertilitas.
i. Pubertas prekoks (dini)
Abnormal pubertas dini yang terjadi ketika kelenjar memberitahu
tubuh untuk melepaskan hormon seks terlalu cepat dalam hidup.
BAB III

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN

3.1 Pengertian

Pemeriksaan diagnostik merupakan hal penting dalam perawatan klien di


rumah sakit. Tidak dapat dipisahkan dari rangkaian pengobatan dan perawatan.
Validitas dari hasil pemeriksaan diagnostik sangat ditentukan oleh bahan
pemeriksaan, persiapan klien, alat dan bahan yang digunakan serta
pemeriksaannya sendiri. Dua hal pertama menjadi tugas dan tanggung jawab
perawat. Oleh karena itu pemahaman perawat terhadap berbagai pemeriksaan
diagnostik yang dilakukan pada klien sangatlah menentukan keberhasilannya.
Begitu halnya pada klien yang diduga atau yang menderita gangguan sistem
endokrin, pemahaman perawat yang lebih baik tentang berbagai prosedur
diagnostik yang lazim sangatlah diharapkan. (Wahyu, 2010)

Gangguan endokrin adalah penyakit yang terkait dengan kelenjar endokrin


pada tubuh. Sistem endokrin adalah jaringan kelenjar yang menghasilkan hormon,
yang merupakan sinyal kimia yang dikeluarkan melalui aliran darah. Hormon
membantu tubuh mengatur berbagai proses, seperti nafsu makan, pernapasan,
pertumbuhan, keseimbangan cairan, feminisasi, dan virilisasi (pembentukan
tanda-tanda seks sekunder seperti pembesaran payudara atau testis), serta
pengendalian berat badan.
Diabetes

Gangguan endokrin yang paling umum adalah diabetes mellitus, yang terjadi
apabila pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang tersedia dengan optimal. Gejala diabetes dapat
meliputi:

 Haus atau lapar yang berlebih


 Kelelahan
 Sering buang air kecil
 Mual dan muntah
 Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak disertai alasan
 Perubahan pada penglihatan.

Akromegali

Akromegali adalah gangguan di mana kelenjar pituitari menghasilkan hormon


pertumbuhan yang berlebih. Hal ini menyebabkan pertumbuhan yang berlebih,
terutama pada tangan dan kaki. Gejala akromegali biasanya adalah:

 Ukuran bibir, hidung, atau lidah yang terlalu besar


 Tangan atau kaki yang terlalu besar atau bengkak
 Perubahan struktur tulang muka
 Nyeri pada tubuh dan sendi
 Suara yang dalam
 Kelelahan dan kelemahan
 Sakit kepala
 Pertumbuhan tulang dan kartilago yang berlebih serta penebalan kulit
 Disfungsi seksual, termasuk penurunan libido
 Sleep apnea
 Gangguan pada penglihatan.

Penyakit Addison
Penyakit Addison ditandai dengan penurunan produksi kortisol dan aldosteron
akibat kerusakan kelenjar adrenal. Gejala Addison biasanya adalah:

 Depresi
 Diare
 Kelelahan
 Sakit kepala
 Hiperpigmentasi pada kulit
 Hipoglikemia
 Napsu makan rendah
 Tekanan darah rendah
 Periode menstruasi yang terlewat
 Mual, dengan atau tanpa muntah
 Ingin mengonsumsi garam
 Penurunan berat badan
 Kelemahan.

Sindrom Cushing

Sindrom Cushing disebabkan oleh kelebihan kortisol, dihasilkan oleh kelenjar


adrenal. Gejala dari sindrom Cushing biasanya adalah:

 Buffalo hump (lemak di antara bahu seperti punuk)


 Diskolorasi kulit seperti memar
 Kelelahan
 Merasa sangat haus
 Penipisan dan melemahnya tulang (osteoporosis)
 Sering buang air kecil
 Gula darah tinggi (hiperglikemia)
 Tekanan darah tinggi (hipertensi)
 Mudah marah dan perubahan mood
 Obesitas pada bagian atas tubuh
 Wajah bundar
 Kelemahan.
Penyakit Graves

Penyakit Graves merupakan salah satu jenis hipertiroidisme yang mengakibatkan


produksi hormon tiroid. Gejala penyakit Graves biasanya adalah:

 Mata menonjol
 Diare
 Kesulitan tidur
 Kelelahan dan kelemahan
 Goiter (pembesaran kelenjar tiroid)
 Intoleransi terhadap panas
 Detak jantung yang tidak teratur
 Mudah marah dan perubahan mood
 Detak jantung berdebar cepat (tachycardia)
 Kulit yang tebal atau merah pada betis
 Tremor
 Penurunan berat badan.

Hashimoto’s thyroiditis

Hashimoto’s thyroiditis adalah suatu kondisi di mana tiroid diserang oleh sistem
imun, menyebabkan hipotiroidisme dan produksi hormon tiroid yang rendah,
seperti:

 Intoleransi terhadap dingin


 Konstipasi
 Rambut kering dan rontok
 Kelelahan
 Goiter (pembesaran kelenjar tiroid)
 Nyeri sendi dan otot
 Periode menstruasi yang terlewat
 Detak jantung yang melambat
 Pertambahan berat badan.
Hipertiroidisme

Hipertiroidisme adalah kondisi yang ditandai dengan kelenjar tiroid yang


overaktif. Gejala umum dari hipertiroidisme meliputi:

 Diare
 Kesulitan tidur
 Kelelahan
 Goiter
 Intoleransi terhadap panas
 Mudah marah dan perubahan mood
 Detak jantung yang cepat (takikardia)
 Tremor
 Penurunan berat badan tanpa penyebab
 Kelemahan.

Hipotiroidisme

Hipotiroidisme merupakan kondisi di mana tiroid underaktif dan menghasilkan


terlalu sedikit hormon tiroid. Gejala umum dari hipotiroidisme meliputi:

 Intoleransi terhadap dingin


 Sembelit
 Menurunnya produksi keringat
 Rambut kering
 Kelelahan
 Goiter
 Nyeri pada sendi dan otot
 Periode menstruasi yang terlewat
 Detak jantung yang melambat
 Muka membengkak
 Kenaikan berat badan.

Prolaktinoma
Prolaktinoma muncul apabila kelenjar pituitari yang disfungsional menghasilkan
hormon prolactin berlebih, yang berguna dalam produksi ASI. Prolaktin berlebih
dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti:

 Disfungsi ereksi
 Kemandulan
 Kehilangan libido
 Periode menstruasi yang terlewat
 Produksi ASI tanpa penyebab.

Selain itu, terdapat beberapa komplikasi gangguan endokrin tertentu, seperti:

 Kegelisahan atau insomnia (pada banyak kondisi tiroid)


 Koma (pada hipotiroidisme)
 Depresi (pada banyak kondisi tiroid)
 Penyakit jantung
 Kerusakan saraf
 Kerusakan atau gagal pada organ
 Kualitas hidup yang buruk.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/348404181/Persiapan-Untuk-
Pemeriksaan-Diagnostik(diakses tanggal 17 Maret 2019)

https://www.academia.edu/11154254/Persiapan_Untuk_Pemeriksaan_Diagno
stik(diakses tanggal 17 Maret 2019)

https://www.scribd.com/doc/269436410/Pem-diaognostik-Sistem-
Endokrin(diakses tanggal 17 Maret 2019)
https://budisma.net/2015/06/jenis-gangguan-dan-penyakit-pada-sistem-
endokrin.html(diakses tanggal 17 Maret 2019)

You might also like