Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan di katakan normal jika terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala dalam waktu 18 jam tanpa komplikasi pada ibu/janin (Saifuddin,
2009).
Persalinan normal dapat berubah menjadi persalinan patologi jika persalinan
berlangsung melampaui batas waktu tanpa diikuti oleh kemajuan persalinan
(Nugroho, 2010). Persalinan patologi dapat membawa akibat buruk bagi ibu dan
janin yang menyebabkan kematian ibu dan janin (Saifuddin, 2009).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
barometer pelayanan kesehatan suatu negara. Menurut laporan World Health
Organization (WHO) tahun 2014, AKI di dunia yaitu sebanyak 289.000 jiwa.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Indonesia, Angka Kematian Ibu (AKI)
tahun 2015 sebanyak 156 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan
pada tahun 2016 yaitu sebanyak 163 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian
Bayi (AKB) sebanyak 23 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2015, namun pada tahun
2016 mengalami penurunan yaitu sebanyak 13 per 1.000 kelahiran hidup.
(Kemenkes RI, 2016).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah dari 117 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015 menjadi 109,6 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2016, menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) dari 32,3 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2015 menjadi 15,5 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2016. (Profil Kesehatan Provinsi Jateng, 2016).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Brebes pada tahun 2015 adalah
dari 156 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016 mngalami peningkatan
menjadi 163 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di
2
Kabupaten Brebes mengalami peningkatan dari 10,26 per 1.000 kelahiran hidup
menjadi 13 per 1.000 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan Kabupaten Brebes, 2016).
Tingginya AKI di sebabkan karena perdarahan 28 %, infeksi 15%, abortus
tidak aman 13 %, hipertensi dalam kehamilan 12 %, partus macet 9 %, dan lain -
lain. Infeksi biasa terjadi pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas. Jika ibu hamil
terinfeksi, maka janin yang dikandungnya akan mempunyai resiko terkena infeksi.
Salah satu infeksi dalam persalinan yang menyebabkan komplikasi pada persalinan
adalah ketuban pecah dini (KPD) (Saifuddin, 2009).
Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah keluarnya cairan dari jalan lahir atau
vagina sebelum proses persalinan. Penyebab KPD belum di ketahui dengan pasti.
Kejadian KPD mendekati 10% dari semua persalinan pada umur kehamilan kurang
dari 34 minggu, kejadian sekitar 4% kemungkinan disebabkan karena berbagai jenis
faktor yaitu infeksi vagina dan servik, fisiologi selaput ketuban yang abnormal,
inkompetensi servik, dan defisiensi zat gizi (asam askorbat) pecahnya selaput
ketuban berkaitan erat dengan perubahan proses biokimia yang terjadi dalam faktor
kolagen, infeksi dan peregangan selaput ketuban (Saifuddin, 2009).
Asuhan kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa hamil, bersalin,
nifas, bayi setelah lahir, serta keluarga berencana (Depkes RI, 2010).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
asuhan pada “Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. E umur 27 tahun G3P2A0
gravida 37 minggu dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD Brebes Kabupaten Brebes
Tahun 2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis mencoba merumuskan
permasalahan dalam laporan kasus yaitu ”Bagaimana Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ny. E Umur 27 Tahun G3P2A0 Gravida 37 Minggu dengan
Ketuban Pecah Dini di RSUD Brebes Kabupaten Brebes Tahun 2019”.
3
c. Bagi Bidan
Dapat sebagai masukan untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu
bersalin dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) dan pertimbangan bagi profesi
bidan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
1) Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba,
2010).
2) Persalinan normal yaitu proses pengeluaran buah kehamilan cukup bulan
yang mencakup pengeluaran bayi, plasenta dan selaput ketuban, dengan
presentasi kepala (posisi belakang kepala), dari rahim ibu melalui jalan lahir
(baik jalan lahir lunak maupun kasar), dengan tenaga ibu sendiri (tidak ada
intervensi dari luar) (Winkjosastro, 2008).
b. Tanda dan Gejala Persalinan
a) Kekuatan his semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek.
b) Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu pengeluaran lendir dan
lendir bercampur darah melalui vagina.
c) Dapat di sertai ketuban pecah.
d) Pada pemeriksaan dalam, di jumpai perubahan servik yaitu perlunakan
servik, pendataran servik, dan terjadi pembukaan servik (Manuaba, 2010).
c. Faktor yang berpengaruh pada persalinan menurut Sulistyawati, 2009 yaitu :
1) Power atau tenaga yang mendorong bayi
Adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga
primer atau kekuatan utama yang di hasilkan oleh adanya kontraksi dan
retraksi otot -otot rahim.
2) Passage atau jalan lahir
Adalah bagian tulang panggul, servik, vagina dan dasar panggul. Janin
harus berjalan lewat rongga panggul, servik dan vagina sebelum di lahirkan.
6
dorongan dari atas simpisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai
dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4) Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri
lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadap bahaya perdarahan
post partum.
B. Persalinan Patologi
a. Pengertian
Persalinan patologis adalah persalinan dengan komplikasi (Saifuddin,
2009).
b. Klasifikasi Persalinan Patologi berdasarkan Saifuddin (2009), yaitu :
1) Persalinan dengan perdarahan
Adalah persalinan yang di sebabkan karena plasenta previa, solusio plasenta,
robekan jalan lahir, atonia uteri, dan anemia sehingga banyak mengeluarkan
darah dari jalan lahir.
2) Persalinan dengan KPD
Adalah persalinan yang di dahului dengan pecahnya selaput ketuban sebelum
adanya tanda-tanda persalinan.
3) Persalinan dengan Preeklampsi atau Eklampsi
Persalinan dengan tekanan darah sistolik dan diastolik lebih dari 140/90 mmhg
dengan di sertai ciri-ciri protein urin (+) dan oedema di seluruh tubuh.
4) Persalinan lama
Adalah persalinan yang abnormal atau sulit yang disebabkan karena kelainan
his, kelainan janin, ataupun kelainan jalan lahir.
5) Persalinan dengan Distosia
Adalah keadaan di perlukannya tambahan manuver obstetri.
6) Persalinan Preterm
Persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20 - < 37 minggu di hitung
dari hari pertama haid terakhir.
9
c) Umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih
keluar, atau sampai air ketuban tidak lagi keluar.
d) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes
busa negatif beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi, dan
kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
e) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi,
berikan tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi sesudah 24
jam.
f) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan
lakukan induksi.
g) Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin).
h) Pada usia kehamilan 32-37 minggu berikan steroid untuk memacu
kematangan paru janin, dan bila memungkinkan periksa kadar lesitin dan
spingomielintiap minggu. Dosis deksametason 12 mg sehari dosis
tunggal selama 2 hari, deksametason I.M. 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4
kali.
2) Aktif
Kehamilan >35 minggu, induksi dengan oksitosin.Bila gagal seksio
sesarea.Dapat pula diberikan misoprostol 25 μg - 50 μg intravaginal tiap 6
jam maksimal 4 kali.Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis
tinggi dan persalinan diakhiri.
a) Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika
tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea.
b) Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan (Winkjosastro, 2008).
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. E UMUR 27 TAHUN G3P2A0 GRAVIDA 37
MINGGU DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD BREBES
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Istri : Ny. E Nama Suami : Tn. A
Umur : 39 tahun Umur : 43 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat rumah : Losari Lor 4/3
2. Riwayat
Ny. E G3P2A0 merasa hamil 9 bulan datang ke ruang bersalin pukul 14.30 WIB
kiriman PONEK RSUD Brebes. Ibu merasa perut kenceng-kenceng sejak pukul
07.00 WIB, keluar cairan dari jalan lahir pukul 05.30 WIB. HPHT 20-4-2018 HPL
27-1-2019. Ini merupakan kehamilan yang ketiga, belum pernah keguguran,
memeriksakan kehamilan 8 kali di Bidan. Anak pertama dan kedua lahir normal di
Bidan, jenis kelamin perempuan. Tidak ada penyulit dimasa persalinan dan nifas.
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit yang berat seperti hipertensi,
diabetes, paru-paru jantung maupun yang lainnya. Makan terakhir pukul 13.00
WIB berupa roti, minum terakhir pukul 13.30 WIB segelas teh manis hangat.
BAK terakhir pukul 13.45 WIB. BAB terakhir pukul 06.00 WIB.
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik.
15
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Suhu : 36,8 ºC
c. Nadi : 90 x/menit
d. Pernafasan : 22 x/menit
4. Pemeriksaan Fisik
Tinggi Badan : 151 cm Berat Badan : 71 kg
a. Muka : tidak oedem
b. Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning
c. Payudara : simetris, tidak ada Luka, tidak ada benjolan, puting susu
menonjol, kolostrum sudah keluar
d. Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, TFU 33 cm, punggung
kanan, presentasi kepala, penurunan kepala 1/5 bagian,
DJJ 156 x/menit, his 5x dalam 10 menit lamanya 45
detik, Taksiran Berat Janin (TBJ) : (33-11) x 155 = 3410
gram.
e. Genitalia
Pemeriksaan Dalam : vulva/vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba,
pembukaan lengkap, ketuban (-), cairan ketuban jernih,
Hodge IV, UUK depan, tidak ada bagian kecil yang
menumbung.
f. Ekstremitas
Atas : tidak ada oedem, terpasang infuse RL plabot ke 1
Bawah : tidak oedem, kuku tidak pucat, reflek patella +/+
5. Pemeriksaan Penunjang
HB : 11,9 gr/%
Golongan darah :A
Protein urin :-
Leukosit : 15.020 10^3/ul
16
C. ANALISIS
Ny.E usia 27 tahun G3P2A0 UK 37 minggu parturient aterm kala II dengan KPD,
perlu kolaborasi Dokter SPOG.
C. PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dan rasa saling percaya, hubungan baik terjalin
2. Melakukan informed consent kepada ibu dan keluarga atas segala tindakan
medis yang akan dilakukan pada ibu, ibu setuju dan suami menandatangani
lembar informed consent
3. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan meliputi DJJ normal,
4. pembukaan lengkap dan ibu akan dipimpin mengejan, ibu sudah mengerti hasil
pemeriksaan.
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG. Advice infuse RL + oksitosin 5 IU
20 tetes, amoxicilin 1 tablet 500 mg
6. Menganjurkan kepada suami untuk mendampingi ibu karena proses persalinan
akan segera dimulai, suami sudah mendampingi ibu dan memberikan support
7. Menawarkan pada ibu makan dan minum di sela-sela his, ibu minum teh manis
hangat setengah gelas.
8. Mengajarkan ibu cara mengejan yang benar, ibu sudah memahami dan bersedia
melakukan
9. Membantu Ibu untuk mengatur posisi litotomi, ibu sudah dalam posisi litotomi.
10. Menyiapkan partus set, alat resusitasi, dan perlengkapan ibu dan bayi,
perlengkapan alat dan penolong sudah siap.
11. Menolong persalinan secara APN, bayi lahir jam 16.05 WIB, spontan, menangis
kuat, pergerakan aktif, warna kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan.
KALA III
Pukul 16.05 WIB.
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan mengatakan senang bayinya sudah
lahir.
17
B. Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, tinggi fundus uteri setinggi pusat,
kandung kemih kosong, plasenta belum lepas, tali pusat tampak di vulva dan
bertambah panjang.
C. Analisis
Kala III dengan KPD, perlu dilakukan manajemen aktif kala III
C. Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan rencana tindakan yang akan diberikan,
ibu sudah mengerti dan respon ibu baik.
2. Mengecek adanya janin ke dua, janin tunggal
3.Memberitahu ibu akan disuntik, ibu bersedia.
2. Melakukan manajemen aktif kala III
a. Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM dipaha kanan atas 1/3 anterolateral
b. Adanya tanda – tanda pelepasan plasenta seperti tali pusat bertambah panjang ,
uterus globuler/membulat, dan adanya semburan darah, kontraksi uterus baik
c. Melakukan penegangan tali pusat terkendali saat ada kontraksi
3. Melahirkan plasenta, plasenta lahir spontan jam 16.10 WIB .
4. Melakukan masase fundus uteri sebanyak 15 kali 15 detik, kontraksi uterus baik.
KALA IV
Pukul 16.25 WIB.
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan sudah merasa lega karena bayi dan placenta sudah lahir.
B. Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, kontraksi uterus keras, tinggi fundus
uteri 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong, pengeluaran darah ± 100 cc.
C. Analisis
Kala IV dengan KPD, keadaan umum ibu baik
18
C. Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan rencana tindakan yang akan diberikan,
ibu sudah mengerti dan respon ibu baik.
2. Memeriksa kelengkapan plasenta, kotiledon dan selaput plasenta lengkap
3. Mengecek adanya laserasi jalan lahir, tidak ada laserasi jalan lahir.
4. Mengecek kontraksi dan perdarahan, uterus berkontraksi baik dan perdarahan
sedikit.
5. Mengajarkan ibu dan keluarga cara masase fundus uteri, ibu dapat melakukannya
dengan benar
6. Membersihkan badan ibu dengan air DTT untuk membuat ibu nyaman, ibu
tampak nyaman
7. Mendekontaminasikan alat-alat bekas pakai dan penanganan sampah basah,
kering dan tajam, semua alat dan ruangan sudah kembali seperti semula.
8. Melakukan pemantauan kala IV selama 2 jam, hasil terlampir di lembar balik
partograf
9. Membantu ibu untuk makan dan minum, sudah makan 1 porsi dan minum
setengah gelas.
10. Melakukan advice dokter SPOG, advis :
a. Amoxilin 500 mg 3x1 tablet/hari
b. Asam mefenamat 500 mg 3x1 tablet/hari
c. Tablet tambah darah 1x1/hari
11. Melengkapi partograf, partograf terlampir
12. Merencanakan pasien pindah ke ruang nifas bila keadaan umum baik jam 18.05
WIB.
19
A. Data subjektif
Ibu merasa senang atas kelahiran anaknya, lahir jam 16.05 WIB, tetapi perutnya
masih terasa mules. Ibu masih takut untuk miring kanan dan kiri. Ibu sudah makan
nasi dan sayur habis setengah piring dan minum teh manis hangat setengah gelas.
Kolostrum sudah keluar, ibu sudah menyusui bayinya, ibu sudah BAK tapi belum
BAB.
B. Data Objektif
Keadaan umum baik. Kesadaran compos mentis. Tekanan darah 110/70 mmHg,
nadi 84 x/ m, pernapasan 20 x/ m, suhu 36,6°C. Wajah tidak pucat. konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak ikterik. Kolostrum sudah keluar. Kontraksi uterus baik.
TFU 3 jari bawah pusat, kandung kemih kosong. Vulva vagina tidak ada kelainan,
terdapat luka jahitan laserasi baik, pengeluaran darah ± 25 cc. Terpasang infus RL
20 tetes/menit pada tangan kiri. Ekstremitas tidak oedema.
C. Analisis
2 jam post partum dengan riwayat KPD, keadaan umum ibu baik.
D. Penatalaksanaan
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, hubungan yang baik terjalin
dengan ibu dan keluarga
2. Memberitahu hasil pemeriksaan dan rencana asuhan yang akan diberikan, ibu
sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
3. Memastikan kontraksi uterus baik dan mengingatkan ibu untuk masase jika
kontraksi lembek, ibu sudah mengetahui dan dapat melakukan dengan baik.
20
A. Data Subjektif
Ibu merasa senang atas kelahiran anaknya, lahir jam 16.05 WIB, Ibu mengatakan
mulai merasa nyaman dengan keadaan yang sekarang. Ibu sudah turun dari tempat
tidur dan sudah berjalan-jalan. Ibu dapat beristirahat dan makan seperti biasa. ASI
sudah keluar lancar, ibu sudah menyusui bayinya, ibu sudah BAK tapi belum BAB.
Ibu mengatakan mulai merasa nyaman dengan keadaan yang sekarang.
B. Data Objektif
Keadaan umum ibu baik. Kesadaran compos mentis. Tekanan darah 120/78 mmHg,
nadi 80 x/m, pernafasan 20 x/m, suhu 36,7°C. Konjungtiva tidak pucat. ASI sudah
keluar, kontraksi uterus baik. TFU 2 jari bawah pusat, kandung kemih kosong. Luka
jahitan laserasi baik. Lochea rubra. Ekstremitas atas tidak oedema, infus sudah di
lepas jam 11.15 WIB, ektsremitas bawah terdapat oedema.
C. Analisis
1 hari post partum, keadaan umum ibu baik.
D. Penatalaksanaan
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, hubungan baik terjalin
dengan ibu dan keluarga
2. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu, ibu sudah mengerti
3. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat, respon ibu baik.
4. Melaksanakan advice dokter tentang pemberian obat, advice :
a. Amoxicilin tab 500 mg 3x1
b. Asam mefenamat tab 500 mg 3x1
22
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan senang, bayinya telah lahir.
B. Objektif
Keadaan umum : Baik, bayi menangis, gerakan aktif
Kesadaran : CM
TTV : Denyut Jantung : 142 X/m
Pernafasan : 46 X/m
Suhu : 36,40C
Berat badan : 3. 600 gram
Panjang badan : 49 cm
C. Analisis
Bayi Ny.E dengan BBL normal.
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan penilaian awal bayi baru lahir :
a. Apakah bayi bernapas/menangis => Bayi akan menangis segera
b. Apakah tonus otot baik => Gerakan aktif
c. Apakah warna kulit kemerahan => Warna kulit kemerahan
2. Menilai Apgar Score
Klasifikasi 1 menit 5 menit 10 menit
Warna 2 2 2
Denyut Jantung 2 2 2
Reflex 1 1 1
Tonus Otot 1 1 2
Pernapasan 2 2 2
Jumlah 8 8 9
25
3. Menjaga kehangatan bayi, mengganti kain yang basah dengan kain yang bersih
dan kering
4. Melakukan IMD, bayi berada di dada dan perut ibu.
5. Memberikan salep mata oxytetracycline 1% dan 1 jam setelah bayi lahir
lakukan penyuntikan vitamin K 1 mg secara IM di paha atas sebelah kiri
bagian anterolateral, sudah dilakukan.
6. Melakukan pengukuran antropometri, PB 49 cm ,BB 3.600 gram, LK 33 cm,
LD 32 cm.
7. Memberikan kesempatan kepada bapak atau ibu untuk melihat bayinya.
8. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
9. Mengidentifikasi ibu dan bayi
a. Memakaikan gelang identifikasi warna biru pada bayi ditangan dan kaki
sebelah kiri sedangkan pada ibu ditangan sebelah kanan.
b. Melakukan cap kaki kanan dan kiri bayi
c. Melakukan cap ibu jari kanan dan kiri ibu, sudah dilakukan.
10. Melakukan dokumentasi, dokumentasi telah dilakukan.
26
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan senang bayinya lahir sehat. Ibu sudah menyusui bayinya, bayi
tidak rewel, gerakan bayi aktif dan tidak ada keluhan. Bayi sudah BAK dan BAB.
B. Data Objektif
Keadaan umum : Baik
TTV : Denyut Jantung : 140 x/m
Pernafasan : 44 x/m
Suhu : 36,40C
Berat badan : 3. 600 gram
Panjang badan : 49 cm
Apgar score : 8-8-9
C. Analisis
Bayi Ny. E postnatal 2 jam, normal.
D. Penatalaksanaan
1. Memberikan imunisasi HB0, imunisasi sudah diberikan secara IM dosis 0,5 mg
pada jam 18.00 WIB..
2. Memberikan KIE tentang :
a. Cara menjaga kehangatan bayi
b. Pemberian ASI dan Asi eksklusif.
c. Perawatan bayi
d. Tanda bahaya pada bayi
Respon ibu baik, ibu mampu mengulang penjelasan bidan.
3. Membedong bayi dan memberikan bayi ke ibu, bayi sudah bersama ibu.
4. Melakukan dokumentasi, pendokumentasian telah dilakukan
28
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan senang karena sudah diperbolehkan pulang. Ibu sudah menyusui
bayinya, bayi tidak rewel dan tertidur pulas setelah menyusu, gerakan bayi aktif
dan tidak ada keluhan. Bayi sudah BAK dan BAB.
B. Data Objektif
Keadaan umum Baik, Denyut Jantung 140 x/m, Pernafasan 44 x/m, Suhu
36,40C, BB 3. 600 gram, PB 49 cm, LK 33 cm, mata tidak ada pus, sklera tidak
ikterik dan konjungtiva tidak anemis, tidak ada pernafasan cuping hidung,
refleks sucking (+), refleks rooting (+), tidak ada retraksi dinding dada, LD 32
cm, gerakan aktif, refleks grasping (+), reflex babinski (+), Refleks moro (+),
keadaan tali pusat terbungkus kasa kering, tidak ada perdarahan tali pusat,
muntah (-), kembung (-), labia mayora menutupi labia minora, tidak ada
spinabifida, reflex galan (+), BAK (+), BAB (+), turgor kulit baik.
C. Analisis
Bayi Ny.E 1 hari post natal normal.
D. Penatalaksanaan
1. Menjaga kehangatan bayi, suhu ruangan hangat
2. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi, bayi telah dilakukan pemeriksaan
fisik. Keadaan fisik bayi normal.
3. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif dan secara on demand,
respon ibu baik dan ibu bersedia melakukannya.
4. Mengingatkan kembali KIE tentang :
a. ASI eksklusif
29
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam Bab IV ini pengkaji akan membahas mengenai kesamaan serta perbedaan
antara teori dan yang terjadi pada saat melaksanakan asuhan kebidanan terhadap pasien
Ny.E umur 27 tahun G3P2A0 dengan ketuban pecah dini 9 jam. Adapun hal-hal yang
penulis temukan selama melakukan asuhan kebidanan adalah :
A. Persalinan
Menurut Saifuddin, 2009. Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah keadaan
pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila Ketuban Pecah terjadi sebelum
usia 37 minggu di sebut Ketuban Pecah Dini. Pada kasus Ny. E diagnosis KPD
ditegakkan berdasarkan dilakukannya anamnesa Ny. E mengatakan sudah keluar
air-air dari jalan lahir ketika dilakukan pemeriksaan dalam, diperoleh hasil belum
ada pembukaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa diagnosis KPD telah Sesuai
antara teori dengan praktik.
Penatalaksanaan ketuban pecah dini menurut Manuaba, (2010). Ketuban
pecah dini yang cukup bulan, kalau tidak segera mengakhiri kehamilan akan
menaikkan insiden chrioaminonitis. Di RS rujukan, dilakukan tatalaksana sesuai
dengan usia kehamilan, pada kasus Ny. E didapatkan usia kehamilan >34 minggu
sehingga penatalaksanaannya dilakukan induksi persalinan dengan oksitosin, bila
tidak ada kontra indikasi.
Penyebab KPD pada Ny. E adalah disebabkan faktor multi graviditas. Pada
kasus Ny. E dalam penatalaksanaannya di berikan oksitosin drip 5 IU dalam cairan
RL sebanyak 20 tetes/ menit. Sehingga penatalaksanaan kasus KPD pada Ny. E di
Rumah sakit telah Sesuai dengan apa yang ada dalam teori.
Penanganan asuhan persalinan di VK (ruang seruni) RSUD Brebes adalah
segera setelah pasien datang pada pukul 14.30 WIB dilakukan anamnesa dan
pemeriksaan fisik yang dilengkapi dengan pemeriksaan dalam. Setelah diketahui
hasilnya, pasien diketahui memiliki diagnosa Ketuban Pecah Dini. Ibu diberikan
terapi atas advice dokter SpOG, infuse RL 20 tetes/menit, Amoxicilin 1 tablet per
oral. Ibu merasa ingin BAB dan meneran pada pukul 14.30 WIB (Jumat, 4 Januari
31
2019) dengan sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam pada pukul 14.30
WIB yang hasilnya adalah pembukaan 10 cm, ibu mengaku keluar air-air sejak
tanggal 4 Januari 2019 jam 05.30 WIB. Kemudian dilakukan pertolongan
persalinan secara APN, bayi lahir normal, spontan, segera menangis pada pukul
16.05 WIB. Dari uraian kasus tersebut tampak ada kesesuaian antara teori dan
praktik di lapangan di mana proses pertolongan persalinan dilakukan secara APN.
Manajemen Aktif Kala III segera dilakukan setelah bayi lahir. Penengangan
tali pusat terkendali dilakukan setelah ada tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu
adanya semburan darah dari jalan lahir, tali pusat memanjang dan uterus globuler.
Plasenta lahir lengkap pukul 16.10 WIB. Berdasarkan hal tersebut tampak adanya
kesesuaian antara teori dan penatalaksanaan di lapangan.
Kadar Haemoglobin (HB) pada ibu nifas menurut WHO (2014) adalah 11-
12 gr%. Pada Ny. E didapatkan hasil pemeriksaan HB 11,9 gr% berarti ada
kesesuaian antara teori dan kadar HB normal Ny. E.
Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan plasenta
lahir. (Puspita Sari, 2014).
Ny.E dilakukan pemantauan kala IV selama 2 jam dimulai dari plasenta
lahir pukul 16.10 WIB sampai pukul 18.05 dengan hasil terlampir pada partograf.
Dari uraian kasus tersebut, tampak adanya kesesuaian antara teori dan
penatalaksanaan di lapangan.
B. Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Masa nifas kira-kira
berlangsung selama 6 minggu (Wiknjosastro, 2009).
Pada Ny. E asuhan yang diberikan selama post partum yaitu :
1. Asuhan kebidanan pada Ny. E 2 jam post partum
a. Keadaan umum ibu baik, ibu masih takut untuk miring kanan dan kiri. Ibu
sudah makan seperti biasa. Kolostrum sudah keluar, ibu sudah menyusui
bayinya, ibu sudah BAK tapi belum BAB. TD 110/70 mmHg, nadi 84 x/
m, pernapasan 20 x/ m, suhu 36,6°C. Wajah tidak pucat. konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak ikterik. Kontraksi uterus baik. TFU 3 jari
32
bawah pusat, kandung kemih kosong. Terdapat luka jahitan laserasi baik,
pengeluaran darah ± 25 cc. Terpasang infus RL 20 tetes/menit pada
tangan kiri.
b. Asuhan yang diberikan
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, hubungan yang
baik terjalin dengan ibu dan keluarga
2. Memberitahu hasil pemeriksaan dan rencana asuhan yang akan
diberikan, ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
3. Memastikan kontraksi uterus baik dan mengingatkan ibu untuk
masase jika kontraksi lembek, ibu sudah mengetahui dan dapat
melakukan dengan baik.
4. Memberitahukan ibu penyebab mules-mules yang disebabkan karena
kontraksi uterus, respon ibu baik.
5. Mengobservasi KU, TTV, proses involusi dan tetesan infus, KU baik,
Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84 x/ m, pernapasan 20 x/ m, suhu
36,6°C, kontraksi uterus baik, tetesan infus 20 tetes/menit.
6. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif dan secara on
demand, ibu memahami dan bersedia melakukannya.
7. Memberikan KIE tentang nutrisi, pola istirahat, pemberian ASI,
kebersihan diri, perawatan luka perineum, mobilisasi, senam nifas dan
tanda-tanda bahaya pada masa nifas, ibu sudah mengerti
8. Memberikan konseling KB pasca persalinan pada ibu, ibu memilih
KB implant
9. Jam 18.05 WIB mengantar ibu ke ruang Alamanda (Ruang nifas), ibu
sudah diantar ke ruang Alamanda.
2. Asuhan kebidanan pada Ny. E 1 hari post partum
a. Ibu merasa senang atas kelahiran anaknya, lahir jam 16.05 WIB, Ibu
mengatakan mulai merasa nyaman dengan keadaan yang sekarang. Ibu
sudah turun dari tempat tidur dan sudah berjalan-jalan. Ibu dapat
beristirahat dan makan seperti biasa. ASI sudah keluar lancar, ibu sudah
menyusui bayinya, ibu sudah BAK tapi belum BAB. Keadaan umum ibu
baik. Kesadaran compos mentis. Tekanan darah 120/78 mmHg, nadi 80
33
x/m, pernafasan 20 x/m, suhu 36,7°C. Konjungtiva tidak pucat. ASI sudah
keluar, kontraksi uterus baik. TFU 2 jari bawah pusat, kandung kemih
kosong. Luka jahitan laserasi baik. Lochea rubra. Ekstremitas atas tidak
oedema, infus sudah di lepas jam 11.15 WIB, ektsremitas bawah terdapat
oedema.
b. Asuhan yan diberikan
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, hubungan baik
terjalin dengan ibu dan keluarga
2. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu, ibu sudah mengerti
3. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat, respon ibu baik.
4. Melaksanakan advice dokter tentang pemberian obat, advice :
a. Amoxicilin tab 500 mg 3x1
b. Asam mefenamat tab 500 mg 3x1
5. Mengingatkan kembali KIE tentang nutrisi ibu nifas, enjaga
kebersihn diri (personal hygiene), istirahat yang cukup, menyusui
bayi sesering mungkin (ondemand), respon ibu baik, ibu mampu
mengulang penjelasan bidan.
6. Membuat kesepakatan untuk kunjungan ulang ke bidan terdekat pada
hari ke-6 (pada tanggal 12 januari 2019), ibu bersedia kunjungan
ulang ke bidan atau sewaktu-waktu jika ada keluhan.
7. Melakukan advice dokter ibu boleh pulang, mengantar ibu pulang.
8. Mendokumentasikan hasil asuhan, asuhan telah di dokumentasikan.
Pada kasus Ny.E, post partum normal. Berdasarkan uraian tersebut adanya
kesesuaian antara teori dan praktik di lapangan.
Refleks moro (+), keadaan tali pusat terbungkus kasa kering, tidak ada
perdarahan tali pusat, muntah (-), kembung (-), labia mayora menutupi labia
minora, tidak ada spinabifida, reflex galan (+), BAK (+), BAB (+), turgor
kulit baik.
b. Asuhan yang diberikan
1. Menjaga kehangatan bayi, suhu ruangan hangat
2. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi, bayi telah dilakukan
pemeriksaan fisik. Keadaan fisik bayi normal.
3. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif dan secara on
demand, respon ibu baik dan ibu bersedia melakukannya.
4. Mengingatkan kembali KIE tentang ASI eksklusif, perawatan tali pusat
bayi, tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir, segera datang ke tenaga
kesehatan jika terdapat salah satu dari tanda bahaya tersebut, respon ibu
baik dan ibu mampu mengulang penjelasan bidan.
Pada kasus bayi Ny.E, bayi lahir normal. Berdasarkan uraian tersebut adanya
kesesuaian antara teori dan praktik di lapangan.
37
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. E
umur 27 tahun G3P2A0 gravida 37 minggu dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) di
Ruang Seruni RSUD Brebes Tahun 2019 dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengumpulan data subjektif pada Ny. E telah dilakukan, tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktek.
2. Pengumpulan data objektif pada Ny. E telah dilakukan, tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktek.
3. Analisis pada Ny. E telah dilakukan, tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
4. Penatalaksanaan dan evaluasi pada Ny. E telah dilakukan, tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktek.
B. Saran
Diharapkan bidan maupun calon bidan dapat melakukan asuhan kebidanan
secara komprehensif sehingga angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi
dapat ditekan.
38
DAFTAR PUSTAKA
Bari, Abdul, dkk, 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Dinas Kesehatan. (2016). Profil Kesehatan Kabupaten Brebes tahun 2016.
Dinas Kesehatan. (2016). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2016.
KemenKes RI, 2016. Profil Kesehatan Indonesia.
Manuaba, I.B.G. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta: EGC
Nugroho, Taufan. (2012). Obsgyn Obstetri dan Ginekologi untuk Kebidanan dan
Keperawatan. Yogyakarta.: Nuha Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Puspita Sari, 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Jakarta : Trans Info Media.
Saifudin, A.B. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Winkdjosastro, H. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP
WHO, 2014. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilias Kesehatan Dasar Dan
Rujukan. Jakarta.