Professional Documents
Culture Documents
tidak dirawat atau terjadi trauma yang dapat mengganggu suplai darah ke pulpa.
Apeksifikasi adalah suatu perawatan endodontik yang bertujuan untuk merangsang perkembangan
lebih lanjut atau meneruskan proses pembentukan apeks gigi yang belum tumbuh sempurna tetapi
sudah mengalami kematian pulpa dengan membentuk suatu jaringan keras pads apeks gigi tersebut
avulsi adalah gigi yang terlepas dari tempatnya, dalam bahasa medis disebut soket. Saat gigi
avulsi biasanya diikuti oleh pendarahan dan rasa sakit, yang disebabkan karena terputusnya
jaringan-jaringan pendukung termasuk pembuluh darah kapiler dan saraf gigi.
Trauma Dental
Trauma dental merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak di seluruh dunia. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa yang paling sering mengalami trauma dental adalah anak-anak usia
sekolah baik di rumah maupun di sekolah. Penyabab terjadinya trauma dental adalah banyaknya anak
yang belajar berjalan dan berlari.5,9 Selain itu, trauma dental juga lebih sering terjadi pada anak laki-
laki daripada anak perempuan dengan perbandingan 2:1. Trauma dental juga paling sering terjadi
pada gigi anterior maksila dan diperparah dengan keadaan overjet.
15 Klasifikasi trauma dental dapat memberikan efek komunikasi yang lebih baik dan penyebaran
informasi yang lebih merata. Sistem yang digunakan didasarkan pada modifikasi yang dibuat oleh
Andreasen terhadap klasifikasi yang dibuat oleh WHO (World Health Organization). Klasifikasi ini lebih
baik dibandingkan dengan klasifikasi lain karena sistem ini sudah diterima secara internasional dan
sudah memiliki format yang deskriptif yang didasari oleh pertimbangan klinik dan anatomik. Klasifikasi
tersebut yaitu: 5
a. Fraktur enamel: trauma pada gigi dimana fraktur hanya mengenai email saja dan tidak berbahaya
untuk pulpa. Meskipun cedera hanya menimbulkan fraktur pada gigi, bisa juga menyebabkan
perubahan letak gigi atau luksasi dan merusak pembuluh darah ke pulpa.
b. Fraktur mahkota dengan pulpa masih belum terbuka: tipe fraktur ini belum
sampai ke pulpa, hanya sebatas enamel dan dentin. Biasanya, cedera seperti ini tidak
c. Fraktur mahkota dengan pulpa terbuka: fraktur ini sudah sampai ke pulpa
d. Fraktur mahkota-akar: farktur ini terlihat seperti fraktur mahkota, hanya saja
lebih luas dan lebih serius karena sudah mengenai daerah akar. Fraktur mahkota-akar
e. Fraktur akar: fraktur akar juga disebut dengan fraktur akar intraalveolus,
fraktur akar horizontal, dan fraktur akar transversal. Fraktur tipe ini jarang terjadi dan
penyangga gigi dan sering memengaruhi pasokan darah dan saraf ke pulpa. Biasanya,
penyebab luksasi adalah hantaman secara tiba-tiba seperti terbentur objek yang keras
saat terjatuh.
1. Konkusi: ketika di perkusi, gigi hanya terasa sensitif dan letak gigi tidak
berubah
4. Luksasi lateral: letak gigi berubah ke arah lingual, bukal, mesial atau ke
distal yang disebabkan oleh trauma. Artinya, posisi gigi sudah di luar dari posisi
normal.
g. Avulsi: keadaan dimana gigi sudah keluar seluruhnya dari soketnya. Jika
gigi yang keluar dari soketnya adalah gigi desidui, maka tidak perlu dilakukan
replantasi, tetapi jika gigi yang keluar dari soketnya adalah gigi permanen, maka
alveolaris. Fraktur alveolus sering dikaitkan dengan pulpa nekrosis yang selanjutnya
Gigi Avulsi
2.3.1 Definisi
Gigi avulsi adalah gigi yang sudah keluar seluruhnya dari soket alveolar
akibat adanya cedera pada gigi. Perawatannya adalah dengan mereplantasikan gigi
tersebut segera setelah terjadinya cedera. Proses replantasi gigi yang avulsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lamanya gigi keluar dari soket dan media
penyimpanan yang digunakan. Faktor tersebut sangat penting dalam proses replantasi
gigi.1,5
2.3.2 Etiologi
dibandingkan dengan kasus trauma dental lainnya, yaitu sekitar 16%. Penyebab gigi
avulsi yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah ketika mereka melakukan
aktifitas di sekolah. Selain itu, penyebab gigi avulsi yang sering terjadi adalah ketika
mereka melakukan olahraga seperti bermain sepak bola dan bola basket, berkelahi
Gambaran klinis yang dapat dilihat dari gigi avulsi adalah dapat ditemukan
bekuan darah di dalam soketnya.16 Avulsi paling sering terjadi pada gigi insisivus
sentral pada rahang atas. Fraktur pada prosesus alveolaris dan laserasi pada bibir
Penatalaksanaan
Gigi avulsi adalah salah satu kasus trauma dental yang memerlukan
terjadi avulsi pada gigi, kita dapat melakukan hal berikut ini:16,18
2. Carilah gigi yang lepas dan peganglah pada bagian mahkotanya. Jangan
3. Jika gigi kotor, cucilah dibawah air mengalir dan jangan digosok dengan
tujuan agar tetap lembab dalam waktu maksimal 10 detik dan letakkan kembali gigi
avulsi tersebut ke dalam segelas susu atau tempat penyimpanan lain dan bawa anak
ke klinik gawat darurat. Gigi juga bisa diletakkan di dalam mulut antara pipi dan gusi
jika anak dalam keadaan sadar. Jika pasien terlalu muda, gigi tersebut bisa ditelannya.
Oleh karena itu, sebaiknya beri instruksi kepada anak untuk meludah disuatu wadah
kemudian letakkan gigi di wadah tersebut. Hindari pemakaian air sebagai tempat
penyimpanannya.
Carilah perawatan dental secepatnya. Jika bisa bertemu dokter gigi dalam
waktu 30 menit, maka prognosisnya baik. Jika lebih dari waktu tersebut, maka
prognosis pada giginya akan berkurang 60-80%. Golden periode untuk melakukan
reposisi gigi adalah 2 jam. Jika perawatan replantasi dilakukan lebih dari 2 jam, maka
gigi menjadi non vital dan dilakukan perawatan selanjutnya yaitu endodonti setelah
gigi difiksasi.
yang avulsi jika gigi tersebut tidak dilakukan replantasi dengan segera. Tujuan
ligamen periodontal dalam waktu yang terbatas sebelum dilakukan perawatan gigi
Hank’s Balanced Salt Solution (HBSS) adalah larutan salin standar. Biasanya,
larutan ini digunakan dalam penelitian biomedis yang bertujuan untuk mendukung
pertumbuhan dari berbagai sel. Larutan ini bersifat biocompatible dengan sel-sel
ligamen periodontal karena larutan ini memiliki osmolalitas yang ideal yaitu 270
sampai dengan 320 mOsm. HBSS mengandung berbagai nutrien penting yang
diperlukan untuk mempertahankan metabolisme sel yang normal dalam waktu yang
b. Susu
periodontal pada suhu ruangan sampai dengan 60 menit. Pada temperatur yang lebih
rendah, susu dapat mengurangi pembengkakan sel, meningkatkan viabilitas sel dan
kemampuan untuk mendukung klogenik sel ligamen periodontal pada gigi avulsi
lebih lama 45 menit dibandingkan dengan media penyimpanan susu pada temperatur
Saline fisiologis
Salin fisiologis adalah larutan yang mengandung 0,9% NaCl yang dapat
digunakan sebagai media penyimpanan gigi avulsi. Penyimpanan pada media ini
tidak menyebabkan pembengkakan pada struktur sel, tetapi kebutuhan metabolit dan
glukosa untuk mempertahankan metabolisme sel yang normal tidak bisa dipenuhi
oleh saline. Media penyimpanan ini tidak direkomendasikan jika gigi harus disimpan
selama satu atau dua jam. Hal ini disebabkan karena kebutuhan sel untuk
d. Saliva
yang sama dengan suhu kamar. Beberapa penelitian mengatakan bahwa mendukung
penggunaan saliva sebagai media penyimpanan sampai 30 menit pertama dari waktu
cedera terjadi. Jika disimpan lebih dari 30 menit, maka dapat menimbulkan masalah
infeksi berat pada akar gigi sehingga menimbulkan kematian pada sel-sel ligamen
periodontal.
pasien (saliva) adalah baik untuk kelangsungan hidup ligamen periodontal. Gigi
tersebut dapat ditahan di vestibulum bukal atau di bawah lidah. Namun, cara tersebut
dapat menimbulkan masalah bagi anak, seperti tertelannya gigi atau kemungkinan
Pada umumnya, air kelapa dikenal sebagai Tree of Life, yaitu minuman alami
yang dihasilkan secara biologis dan dikemas kedap udara di dalam buah kelapa.
Komposisi elektrolit dari air kelapa menyerupai cairan intraseluler yang lebih erat
dari plasma ekstraseluler. Air kelapa memiliki osmolaritas tinggi karena adanya
kandungan gula didalamnya, terutama glukosa dan fruktosa, juga kaya akan banyak
asam amino esensial antara lain lisin, sistin, fenilalanin, histidin dan tryptophan. Air
ligamen periodontal karena adanya berbagai nutrisi di dalamnya seperti protein, asam
amino, vitamin dan mineral. Air kelapa memiliki efektifitas yang menyerupai HBBS
dalam menjaga viabilitas sel. Selain memiliki osmolaritas yang lebih unggul
dibandingkan HBBS, air kelapa juga lebih murah dan mudah tersedia, sehingga air
Sebagai media penyimpanan, tidak dianjurkan untuk memakai air karena air
menyelamatkan sel yang ada di permukaan akar. Meletakkan gigi avulsi di saliva
(dikeluarkan di dalam gelas) atau di dalam vestibulum lebih baik daripada gigi
tersebut diletakkan di dalam air karena saliva menjaga sel periodontal dalam waktu
2.3.5 Perawatan
Hal ini disebabkan morfologi gigi sulung yang kecil, ruang pulpa yang besar dan
I. PULP CAPPING
langsung pada pulpa yang terbuka berdiameter kurang lebih 1 mm atau di atas
lapisan dentin yang tipis dan lunak. Bahan yang dipakai Ca(OH)2 yang
Pemberian Ca(OH)2 langsung mengenai pulpa pada gigi sulung dapat merangsang
Definisi :
Pemberian bahan terapitik pada dentin yang terinfeksi di atas pulpa pada
1) Karies yang dalam, dimana lapisan dentin di atas pulpa sudah sedemikian tipis
(Gambar 1-A).
Kontra Indikasi :
• Resorpsi interna.
• Resorpsi akar pada gigi sulung mencapai 2/3 akar atau lebih.
• Kegoyangan gigi.
• Perdarahan gingiva.
4) Gunakan bur kecepatan rendah (carbide bor) untuk mengangkat dentin karies,
6) Tempatkan basis kalsium hidroksida Ca(OH)2 di atas selapis tipis dentin yang
tinggal (tersisa 1 mm) kemudian tutup dengan semen fosfat sebagai basis
Definisi :
untuk merangsang terbentuknya barrier atau dentin reparatif yaitu dentin barrier
Indikasi :
1) Pulpa vital terbuka kecil (pin point) seujung jarum karena kesalahan waktu
2) Terbukanya pulpa kecil (pin point) dengan diameter kurang dari 1 mm.
3) Untuk gigi tetap muda pembentukan akar dan apeks belum sempurna.
Kontra indikasi :
Kontra indikasi pada pulp capping direk sama dengan kontra indikasi pulp
capping indirek.
5) Letakkan bahan kalsium hidroksid pada daerah pulpa yang terbuka dan
7) Setelah 6 minggu, bila reaksi pulpa terhadap panas dan dingin normal dapat
Evaluasi :
Perawatan berhasil :
• Pada gambaran radiografik terbentuk dentin barrier pada bagian pulpa yang
terbuka.
• Tidak ada kelainan pulpa dan periapikal.
II. PULPOTOMI
Definisi :
1. Pulpotomi vital.
1) Dapat diselesaikan dalam waktu singkat satu atau dua kali kunjungan.
1. Pulpotomi Vital
Definisi :
Pulpotomi vital umunya dilakukan pada gigi sulung dan gigi permanen
muda. Pulpotomi gigi sulung umunya menggunakan formokresol atau glutaradehid. Pada gigi dewasa
muda dipakai kalsium hidroksid. Kalsium
terfiksasi dan pulpa di bawahnya tetap dalam keadaan vital. Pulpotomi vital
dengan formokresol hanya dilakukan pada gigi sulung dengan singkat dan
1) Gigi sulung dan gigi tetap muda vital, tidak ada tanda – tanda gejala
2) Terbukanya pulpa saat ekskavasi jaringan karies / dentin lunak prosedur pulp
capping indirek yang kurang hati – hati, faktor mekanis selama preparasi
3) Gigi masih dapat dipertahankan / diperbaiki dan minimal didukung lebih dari
Kontra indikasi
5) Keadaan umum yang kurang baik, di mana daya tahan tubuh terhadap infeksi
sangat rendah.
- Formaldehid 19%
- Kresol 35%
- Gliserin 15%
- Aquadest 100
Kunjungan pertama
1) Ro-foto.
3) Semua kotoran pada kavitas gigi dan jaringan karies disingkirkan, kemudian
4) Selanjutnya lakukan pembukaan atap pulpa dengan bur fisur steril dengan
kecepatan tinggi dan semprotan air pendingin kemudian pemotongan atau
amputasi jaringan pulpa dalam kamar pulpa sampai batas dengan ekskavator
yang tajam atau dengan bur kecepatan rendah (Gambar 2-B, C dan D).
dibasahi larutan yang tidak mengiritasi misalnya larutan salin atau aquadest,
7) Sesudah itu, kapas diambil dengan hati – hati. Hindari pekerjaan kasar karena
8) Dengan kapas steril yang sudah dibasahi formokresol, kemudian orifis saluran
akar ditutup selama 5 menit. Harus diingat bahwa kapas kecil yang dibasahi
pada kasa steril agar formokresol yang berlebihan tadi dapat diserap
9) Setelah 5 menit, kapas tadi diangkat, pada kamar pulpa akan terlihat warna
coklat tua atau kehitam – hitaman akibat proses fiksasi oleh formokresol.
10) Kemudian di atas pulp stump diletakkan campuran berupa pasta dari ZnO,
Kunjungan kedua
peradangan sudah berlanjut ke pulpa bagian radikular. Oleh karena itu diperlukan
2 kali kunjungan.
1) Sebagai lanjutan perdarahan yang terus menerus ini pulpa ditekan kapas steril
yang dibasahi formokresol ke atas pulp stump dan ditutup dengan tambalan
sementara.
tetap.
Definisi :
dengan pemberian pasta anti septik, jaringan dalam saluran akar ditinggalkan
dalam keadaan aseptik. Untuk bahan devital gigi sulung dipakai pasta para
formaldehid.
Indikasi :
1) Gigi sulung dengan pulpa vital yang terbuka karen karies atau trauma.
Kontra indikasi
1) Kerusakan gigi bagian koronal yang besar sehingga restorasi tidak mungkin
dilakukan.
Kunjungan pertama
3) Gigi diisolasi.
5) Buka atap pulpa kemudian singkirkan jaringan yang mati dalam kavum pulpa.
6) Tutup bagian yang diamputasi dengan campuran ZnO / eugenol pasta atau
Definisi :
Amputasi pulpa bagian mahkota dari gigi yang non vital dan memberikan
aseptik.
Tujuan
Indikasi
2) Gigi sulung yang telah mengalami resorpsi lebih dari 1/3 akar tetapi masih
4) Gigi sulung patologik karena abses akut, sebelumnya abses harus dirawat
dahulu.
- Formokresol
- CHKM
3) Singkirkan isi ruang pulpa dengan ekskavator atau bur bulat yang besar sejauh
1) Periksa gigi tidak ada rasa sakit atau tanda – tanda infeksi.
3) Letakkan pasta dari ZnO dengan formokresol dan eugenol (1:1) dalam kamar
pulpa, tekan agar pasta dapat sejauh mungkin masuk dalam saluran akar.
III. PULPEKTOMI
Definisi
Pengambilan seluruh jaringan pulpa dari kamar pulpa dan saluran akar.
Pada gigi molar sulung pengambilan seluruh jaringan secara mekanis tidak
1) Pulpektomi vital.
2) Pulpektomi devital.
Indikasi
1) Gigi sulung dengan infeksi melebihi kamar pulpa pada gigi vital atau non
vital.
Kontra indikasi
Pilihan kasus pulpektomi untuk gigi sulung yaitu pada gigi yang pulpanya
telah mengalami infeksi dan jaringan pulpa di saluran akar masih vital. Jika
dibiarkan dalam keadaan ini pulpa mengalami degenerasi / nekrose yang akan
seperti :
• ZnO eugenol
• Kalsium hidroksid
• Bersifat antiseptik.
• Memakai tekanan yang ringan untuk menghindari pengisian saluran akar yang
berlebihan (overfilling).
Defenisi :
Pengambilan seluruh jaringan dalam ruang pulpa dan saluran akar secara
vital.
Indikasi
2) Molar sulung kedua, sebelum erupsi molar permanen pada umur 6 tahun.
3) Tidak ada bukti – bukti kondisi patologis dengan resorpsi akar yang lebih dari
2/3
Definisi :
Pengambilan seluruh jaringan pulpa dalam ruang pulpa dan saluran akar
Indikasi
Sering dilakukan pada gigi posterior sulung yang telah mengalami pulpitis
atau dapat juga pada gigi anterior sulung pada pasien yang tidak tahan terhadap
anestesi.
Definisi :
Gigi sulung yang dirawat pulpektomi non vital adalah gigi sulung dengan
1) Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan estetik.
4) Ro-foto : resorpsi akar tidak lebih dari 1/3 apikal, tidak ada granuloma pada
gigi-geligi sulung.
Kontra indikasi
dibersihkan.
Gigi yang dirawat dan jaringan sekitar tidak terdapat gejala infeksi. Gigi
yang dirawat tidak sakit, tidak goyang, jaringan penyangga gigi normal.Gambaran
Ro-foto tidak menunjukkan perubahan patologi dari apikal dan tulang alveolus
jaringan keras terkalsifikasi akan terlihat di daerah dekat pulpanya diberi kalsium
hidroksid.
Seperti juga pada pulp capping, gigi tidak terdapat gejala infeksi dan Ro-
2) Abses alveolar
Gigi infeksi kronis dapat menyebabkan gigi tanggal lebih cepat karena gigi
Bottle Caries(NBC) merupakan suatu keadaan menggambarkan karies pada anak yang dihubungkan
dengan kebiasaan anak dalam meminum cairan tertentu, baik Air Susu Ibu (ASI), susu bubuk, maupun
cairan manis lainnya yang menggunakan botol sampai mereka tertidur. NBC banyak ditemukan pada
anak-anak di bawah usia 6 tahun. Apabila dibiarkan, maka proses karies ini dapat dengan cepat
meluas mengenai seluruh gigi sehingga keadaan menjadi lebih parah. Saat keadaan gigi yang terkena
NBC semakin parah, anak akan mengeluhkan rasa sakit pada gigi yang mengakibatkan anak
mengalami kesulitan makan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kesehatan umum sang anak.
Tanda-tanda Nursing Bottle Caries (NBC) Anak yang menderita Nursing Bottle Caries(NBC) memiliki
ciri khas atau pola karies tersendiri pada warna dan struktur giginya. Pada awalnya, gigi susu depan
bagian atas akan mulai tampak kuning kecokelatan, yang manabila dibiarkan akan menjadi cokelat
kehitaman dan mengakibatkan mahkota gigi tersebut habis, meninggalkan sisa akar kehitaman pada
gusi bagian depan atas. Kondisi ini juga dapat terjadi pada gigi geraham susu atas dan bawah hingga
gigi taring bawah. Untuk gigi susu depan bagian bawah biasanya jarang mengalami karies
dikarenakan posisinya yang terlindungi oleh lidah ketika anak menghisap botol susu.
Bagaimana cara pencegahan Nursing Bottle Caries(NBC) atau Karies Botol Susu ???
1. Hentikan kebiasaan memberi anak dot atau minum susu dengan botol sebelum tidur. Ajarkan
anak untuk minum dengan menggunakan gelas.
2. Hindari pemberian makanan manis seperti coklat, permen dan makanan mengandung gula
lainnya terutama sebelum tidur.
4. Untuk anak batita / balita yang belum dapat menyikat giginya sendiri, bantu bersihkan gigi dan
mulutnya dengan menggunakan:
5. Perkenalkan anak pada dokter gigi sejak dini, ajarkan mereka untuk tidak takut dalam bertemu
dokter gigi dan memeriksa giginya, sehingga bisa mendapatkan perawatan dini pada gigi susu,
minimal setiap 6 bulan sekali.
6. Beri anak pujian ketika berhasil menghentikan kebiasaannya maupun ketika mereka tidak takut
bertemu dokter gigi untuk dilakukan tindakan
Karies rampan adalah lesi karies yang terjadi cepat, menyebar secara luas dan menyeluruh sehingga
cepat mengenai pulpa. Karies ini mengenai beberapa gigi, termasuk gigi yang biasanya bebas karies
yaitu gigi anterior bawah, dan banyak dijumpai pada gigi sulung anak karena mengonsumsi makanan
dan minuman kariogenik atau pada anak balita yang sering mengudap makanan kariogenik diantara
makanan utamanya.3,5 Karies rampan juga merupakan lesi akut yang meliputi sebagian atau semua
gigi yang telah erupsi, menghancurkan jaringan mahkota gigi dengan cepat termasuk permukaan yang
biasanya imun terhadap karies, serta mengakibatkan terkenanya pulpa.Karies rampan yang spesifik
ialah baby bottle caries. Terdapat pada anak-anak yang berhubungan dengan riwayat masa bayi,
misalnya tertidur dengan botol susu masih di dalam rongga mulut yang berisi sirup atau jus
(mengandung gula), pemberian air susu ibu dengan periode lama, atau memakai dot kosong yang
dicelupkan dalam madu, sirup, atau gula. Frekuensi makanan karbohidrat yang tinggi pada anak
dengan kebiasaan tidur minum susu botol merupakan penyebab utama dari penularan bakteri
ETIOLOGI
Terdapat berbagai faktor penyebab karies rampan, tetapi faktor utama ialah sering mengonsumsi
makanan dan minuman kariogenik dengan kandungan sukrosa sangat tinggi. Sukrosa dapat diragikan
oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH plak akan menurun sampai di bawah 5 dalam
tempo 1-3 menit. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan
demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies rampan dimulai.
Karies merupakan suatu penyakit multifaktorial karena mencakup empat faktor yang memengaruhi,
yaitu: faktorgigi, mikroorganisme (bakteri), substrat,dan waktu. Umumnya karies rampan terjadi
karena dipengaruhi oleh keempat faktor penyebab karies yang utama, namun terdapat juga beberapa
faktor penunjang karies rampan, yaitu: kebersihan mulut, faktor psikologis, faktor sistemik, dan faktor
herediter.Karies rampan sering menimbulkan masalah dan yang tersering dialami oleh anak yaitu
adanya rasa nyeri. Kesulitan makan dapat menyebabkan asupan nutrisi yang kurang. Adanya kavitas
akibatnya terjadinya karies merupakan tempat tumbuh suburnya bakteri. Berbagai macam bakteri
akan berkumpul sehingga merupakan fokus infeksi untuk bagian tubuh lainya. Selain itu, akibat karies
rampan mulut berbau tidak enak karena adanya plak dan debris makanan yang ditumbuhi bakteri.2
Pencegahan karies rampan harus dilakukan secepatnya ketika gigi susu anak telah erupsi yang dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu menurut Syaifudin9 dan Rohaeni
1. Setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain atau lap bersih. Bersihkan atau sikat gigi
anak jika giginya sudah erupsi. Bersihkan dan pijat gusi pada area yang ompong dan mulai flossing
semua gigi anak yang telah erupsi, biasanya pada usia 2-2,5 tahun.
2. Jangan membiarkan anak tertidur sambil minum melalui botol yang berisi susu formula atau jus
buah atau larutan yang manis
.3. Jika anak membutuhkan dot untuk pemberian makan yang regular pada malam hari atau hingga
tertidur, berilah anak dot bersih yang direkomendasikan oleh dokter gigi atau dokter anak. Jangan
pernah memasukkan dot dengan minuman yang manis.
4. Jika air yang diberikan kepada anak tidak mengandung fluoride, tanyakan dokter gigi apa yang
sebaiknya diberikan pada anak.
5. Mulai berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran secara teratur. Jika anak mempunyai
masalah dengan giginya, segera periksakan ke dokter gigi
Pencegahan karies menurut Rohaeni
1. Pemilihan diet: Diet adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi seharihari oleh individu. Diet
merupakan salah satu faktor utama permulaan perkembangan karies sehingga pemilihan diet penting
untuk diperhatikan. Orang tua terutama ibu harus mencatat kuantitas dan kualitas makanan dan
minuman yang dikonsumsi anak sewaktu dan diantara jam makan. Diet vitamin dalam bentuk
suplemen dan obat mulut juga harus dicatat. Orang tua dianjurkan untuk mengurangi frekuensi gula
bagi anakanak terutama diantara jam makan.
2. Instruksi kebersihan mulut: Perawatan gigi anak sejak dini sangat penting untuk menghidari proses
kerusakan gigi, seperti karies rampan. Salah satu upaya dapat dilakukan agar dapat menghindari
terjadinya karies rampan yaitu menjaga kebersihan mulut. Cara paling mudah dan umum dilakukan
ialah dengan menyikat gigi secara teratur dan benar; hal tersebut merupakan usulan yang dapat
dilakukan secara pribadi.
3. Perawatan dengan fluor: Fluor diperoleh dari alam atau dari bentuk sediaan. Sumber fluor alami
yaitu air sumur, air kali, garam, ikan, dll. Dalam bidang kedokteran gigi, penggunaan fluor untuk
pencegahan karies yaitu penggunaan secara local dan sistemik. Fluor masuk secara oral sehingga
mempunyai efek topikal pada gigi. Penggunaan fluor secara sistemik yaitu untuk mencapai permukaan
email melalui proses pencernaan. Cara ini berefek sejak saat sebelum erupsi dan sesudah erupsi.
Penggunaannya melalui air minum (PAM), tablet, dan obat tetes