Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
1.2.5 Bagaimana siklus konflik?
1.2.6 Apa fungsi dan disfungsi konflik?
1.2.7 Bagaimana proses konflik?
1.2.8 Bagaimana langkah-langkah penyelesaian konflik?
1.2.9 Bagaimana strategi penyelesaian konflik?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mahasiswa mengetahui tentang sejarah terjadinya managemen konflik.
1.3.2 Mahasiswa mengetahui tentang definisi managemen konflik
1.3.3 Mahasiswa mengetahui tentang unsur-unsur dalam konflik.
1.3.4 Mahasiswa mengetahui tentang kategori konflik.
1.3.5 Mahasiswa mengetahui tentang siklus konflik.
1.3.6 Mahasiswa mengetahui tentang fungsi da disfungsi konflik.
1.3.7 Mahasiswa mengetahui tentang proses konflik.
1.3.8 Mahasiswa mengetahui tentang langkah-langkah penyelesaian konflik.
1.3.9 Mahasiswa mengetahui tentang strategi penyelesaian konflik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Definisi Managemen Konflik
Konflik secara etimologis berasal dari bahasa Latin “con” yang artinya bersama, dan
“fligere” yang berarti benturan atau tabrakan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai
suatu proses social antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu
pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau membuatnya tidak
berdaya. (Lewis A. Coser, 1997)
Dalam kamus bahasa Indonesia arti kata konflik adalah pertentangan; percekcokan;
pertentangan adalah perlawanan (yang brlawanan atau bertentangan); perselisihan yang
sangat (ketidakcocokan).
Konflik adalah suatu kondisi dimana pihak yang satu menghendaki agar pihak yang
lain berbuat sesuai dengan yang lain berbuat atau tidak berbuat sesuai dengan yang
diinginkan, tetapi pihak lain menolak keinginan itu. (Husni, 2004)
4
2. Tujuan yang berbeda, yakni pihak yang satu menghendaki agar pihak yang lain
berbuat atau bersikap sesuai dengan yang dikehendaki.
3. Pihak yang lain menolak keinginan tersebut atau keinginan itu tidak dipersatukan.
8
b. Menyeleksi metode dalam menyelesaikan konflik. Penyeleaian konflik
memerlukan strategi yang berbeda-beda. Seleksi metode yang paling sesuai untu
menyelesaikan konflik yang terjadi.
9
Mengakomodasi 1. Bersikap 1. Tidak sepadan jika
menyetujui. mengambil reiko
2. Tidak agresif yang akan merusak
3. Kooperatif bahkan hubungan dan
mengorbankan menimbulkan
keinginan pribadi. ketidakselarasan
secara keseluruhan.
Menang atau 1. Konfrontasi 1. Yang kuat menang
kalah 2. Menuntut dan 2. Harus membuktikan
agresif superioritas
3. Harus menang 3. Paling benar secara
dengan cara apapun etis dan profesi
10
2. Penyelesaian Konflik Secara Luas
a. Mediasi
Mediasi berasal dari Inggris “mediation” yang berarti penyelesaian sengketa yang
melibatkan pihak ketiga sebagai penengah atau penyelesaian sengeta secara me-
nengahi, yang menengahinya dinamakan mediator atau orang yang menjadi
penengah.
Mediasi adalah proses negosiasi pemecahan masalah dimana pihak luar yang tidak
memihak (impartial) dan netral bekerja dengan pihak yang bersengketa untuk
membantu mereka memperoleh kesepakatan perjanjian dengan memuaskan.
b. Konsiliasi
Konsiliasi atau Conciliation adalah penyelesaian perselisihan yang dilakukan
melalui seorang atau beberapa orang atau badan sebagai penengah yang disebut
konsiliator dengan mempertemukan atau member fasilitas kepada pihak-pihak
yang berselisih untuk menyelesaikan perselisihannya secara damai.
c. Abitrase
Abitrase berarti kekuasaan untuk menyelesaikan sesuatu menurut kebijaksanaan
atau damai oleh arbiter atau wasit. Arbiter adalah suatuproses yang mudah atau
simple yang dipilih oleh para pihak secara sukarela yang ingin agar perkaranya
diputus oleh juru pisah yang netral sesuai dengan pilihan mereka dimana
keputusan mereka berdasarkan dalil-dalil dalam perkara tersebut.
d. Mutual Gains Approach to Negotiations
Mutual Gains Approach to Negotiations (MGA) adalah pendekatan kerjasama
untuk melakukan perjanjian (to negoating contracts). Daripada pendekatan
merugikan (win-lose) proses mutual gains melibatkan pembentukan consensus,
pendekatan win-win solution. Oleh karena itu untuk mutual gains negotiations
akan lebih berhasil. Pihak-pihak membutuhkan sling pengertian tentang luas dan
kompleksitas masalah, menyetujui suatu solusi yang bermanfaat bersma dan
pihak-pihak saling mempercayai.
Adapun prinsip-prinsip (Fisher dan Hutchinson, 2) Mutual Gains Negotiations ada
lima, antara lain:
1. Identify interests
Yaitu setiap pihak yang bernegosiasi seharusnya mengidentifikasi
kepentingannya sendiri dan mencoba mengerti kepentinga orang lin.
11
Kepentingan diartikan sebagai kebutuhan, perhatian, motif, tujuan atau sasaran
dari pihak yang terlibat.
2. Consider all option
Yaitu menjadi kreatif dan mempertimbangkan semua opsi untuk menemukan
solusi yang menguntungkan dan dapat diterima semua pihak.
3. Develop standards or criteria
Yaitu menggunakan standard an membuat criteria yang bisa membantu
pembentkan consensus lewat diskusi yang berfokus pada fakta daripada
sekedar opini. Satu contoh adalah bahwa staf memprakirakan jam bimbingan
saat ini dibawah arahan Supervisor.
4. Understand your alternatives
Yaitu setiap pihak bernegosiasi seharusnya menentukan alternative terbaik
untuk membuat persetujuan negosiasi/ best alternative to a negotiated
agreement (BATNA). Apakah akan ambil posisi mundur bila negosiasi gagal?
5. Build relationship
Yaitu mengganti masalah pribadi denga aspek yang berfokus pada masalah
saat ini. Salah satu tujuan mutual gains negotiations adalah membangun dan
memperkuat hubungan antara pihak yang terlibat dan konsultan (PennDOT
and Consultants). Semua pihak berusaha terbuka dan melakukan komunikasi
jujur selama negosiasi. Bila komunikasi terus terang dan berdasarkan fakta
bukan opini maka hubugan akan tumbuh dan tidak akan gagal.
MGA tidak sama dengan “win-win” solution (yang mana didalamnya ide
semua pihak harus atau mungkin merasa menyenangkan diakhir negosiasi) dan tidak
berfokus pada adanya rasa serba enak (“being nice”). Lebih dari itu menekankan
analisis yang berhati-hati dan proses yang baik.
12
Proses Negosiasi
Menyeleksi Pergi ke
Konsultan konsultan Negosiasi
Gagal
Langkah-Langkah Negosiasi
1. Sebelum Negosiasi
Tiga kriteria yang harus dipenuhi sebelum manajer setuju untuk memulai
proses negosiasi, yaitu:
a. Masalah harus dapat dinegosiasikan
b. Negotiator harus tertarik terhadap “take and give” selama proses negosiasi
c. Mereka harus saling percaya. (smeltzer, 1991)
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melaksanakan negosiasi adalah:
a. Mengumpulkan informasi tentang masalah sebanyak mungkin. Karena
pengetahuan adalah kekuatan, semaki banyak informasi yang didapat, maka
semakin besar kemungkinan untuk menawarkan negosiasi.
b. Dimana manajer harus memulai. Karena tugas manajer adalah melakukan
kompromi, maka mereka harus memilih tujuan yang utama. Tujuan tersebut
sebagai masukan dari tingkat bawah.
c. Memilih alternative yang terbaik terhadap sarana dan prasarana. Efisiensi dan
efektivitas penggunaan waktu, anggaran, dan pegawai yang terlibat perlu juga
diperhatikan oleh manajer.
d. Mempunyai agenda yang disembunyikan. Suatu agenda negosiasi yang akan
ditawarkan jika alternative negosiasi tidak dapat disepakati.
13
2. Selama Negosiasi
Ada beberapa strategi dan cara yang perlu dilaksanakan dalam menciptakan kondisi
yang prsuasif, asertif, da komunikasi terbuka:
a. Pilih fakta-fakta yang rasional da berdasarkan hasil penelitian.
b. Dengarkan dengan seksama, dan perhtikan responnonverbal yang Nampak.
c. Berpikirlah positif dan selalu terbuka untuk menerima semua alternative informasi
yang disampaikan.
d. Upayakan untuk memahami pandangan apa yang disampaikan lawan bicara Anda.
Konsntrasi dan perhatikan, tidak hanya memberikan persetujuan.
e. Selalu diskusikan tentang konflik yang terjadi. Hindarkan masalah-masalah
pribadi saat negosiasi
f. Hindari menyalahkan orang lain atas konflik yang terjadi.
g. Jujur
h. Usahakan bersikap bahwa Anda memerlukan penyelesaian yang terbaik
i. Jangan langsung menyetujui solusi yang ditawarkan, tetapi berfikir dan mintalah
waktu untuk menjawabnya.
j. Jika kedua belah pihak menjadi marah atau lelah selama negosiasi berlangsung,
istirahatlah sebentar.
k. Dengarkan dan tanyakan tentang pendapat yang belum begitu Anda pahami.
l. Bersabarlah.(Smeltzer, 1991)
1. Lakukan
a. Jelaskan tujuan negosiasi, bukan posisi. Pastikan bahwa Anda mengetahui
keinginan orang lain.
b. Perlakukan orang lain sebagai teman dalam penyelesaian masalah, bukan sebagai
musuh. Hadapi masalah yang ada, bukan orangnya.
c. Ingat, bahwa setiap orang mengharapkan penyelesaian yang dapat diterima, jika
Anda dapat menyajikan sesuatu dengan baik dan menarik.
d. Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan dan apa yang tidak. Perhatikan gerakan
tubuhnya.
e. Lakukan sesuatu yang sederhana, tidak berbelit-belit
f. Antisipasi penolakan.
g. Tahu apa yang dapat Anda berikan.
14
h. Tunjukkan beberapa alternative pilihan.
i. Tunukkan keterbukaan dan ketaatan jika orang lain sepakat terhadap pendapat
Anda.
j. Bersifat asertif bukan agresif
k. Hati-hati, Anda mempunyai suatu kekuasaan untuk memutuskan
l. Pergunakan gerakan tubuh. Jika Anda menyetujui atau tidak terhadap suatu
pendapat.
m. Konsisten terhadap apa yang Anda anggap benar.
2. Hindari
a. Sikap tidak baik, sinis, kasar, dan menyepelehkan
b. Trik yang tidak baik, manipulasi.
c. Distorsi
d. Tergesa-gesa dalam proses negosiasi
e. Tidka berurutan
f. Membuat hanya satu pilihan
g. Memaksakan kehendak
h. Berusaha menekankan pada satu pendapat.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Konflik adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami ketidakcocokan dengan
apa yang seseorang inginkan atau butuhkan sehingga membutuhkan suatu
pemecahan masalah tersebut melalui perjuangan baik yang bersifat perorangan,
kelompok maupun Negara. Sedangkan managemen konflik menurut penulis
merupakan suatu cara atau strategi dalam menangani atau memecahkan sebuah
masalah dengan cara-cara yang dapat dilakukan baik secara perorangan maupun
kelompok.
2. Konflik terbagi dalam tiga katergori yaitu konflik intrapersonal, konflik
interpersonal dan konflik antar kelompok.
3. Strategi dlam menyelesaikan konflik yaitu penyeleaian konflik secara dmai dan
penyelesaian konflik secara luas meliputi mediasi, konsiliasi, abitrase, dan Mutual
Gains Approach to Negotiations.
3.2 Saran
Dari penjelasan diatas penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Dalam sebuah organisasi harus mempunyai seorang manajer yang kompeten dalam
menyelesaikan konflik yang terjadi sehingga konflik tidak menimbulkan disfungsi
yang berlebihan atau berlangsung lama.
2. Seorang manager harus mempunyai keahlian dalam menentukan strategi-strategi
yang harus dilakukan dalam menyelesaikan sebuah konflik.
3. Semua anggota organisasi harus memiliki rasa solidaritas antara anggota satu
dengan anggota yang tinggi sehingga jika terjadi sebuah konflik, konflik tersebut
dapat dipecahkan secara damai dan juga dapat diselesaikan dalam waktu yang tidak
lama sehingga tidak menimbulkan kerugian baik bagi individu amaupun bagi
kelompok (organisasi).
4. Strategi-strategi yang nantinya akan digunakan oleh seorang manajer harusnya
tidak memihak dan juga mementingkan kepentinga bersama bukan keperntingan
pribadi.
16