You are on page 1of 14

ASUHAN KEBIDANAN KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI

“TRADISI SETAKATAN DARI KAYU AGUNG”

DISUSUNOLEH :
KELOMPOK 6

NAMA ANGGOTA:
TETRIYA SETYANA W (PO.71.24.2.17.035)
TRI RISTA MEILINIA (PO.71.24.2.17.036)
ULIN NUHA (PO.71.24.2.17.037)
VENNY VILDAYANTI Y (PO.71.24.2.17.038)
VINA KARTIKA M. (PO.71.24.2.17.039)
WAHIDA RAHMA WATI (PO.71.24.2.17.040)

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt. karena atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat membuat makalah yang berjudul “Tradisi
Setakatan dari Kayuagung” ini berjalan dengan sangat lancar.
Tak lupa juga shalawat dan salam penulis junjungkan kepada nabi besar
umat Islam, Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga, sahabat dan
pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kata-
kata yang salah atau kurang berkenan, tidak lengkap atau menyinggung. Terima
kasih.

Palembang, 21 Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 3
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................... 3
1.4 Manfaat Makalah.................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 4
2.1 Adat dan Tradisi Setakatan di Kayu Agung....................................... 4
2.1.1 Pengertian Setakatan............................................................................ 4
2.1.2 Proses Setakatan................................................................................... 4
2.2 Dampak Setakatan Bagi Kesehatan Reproduksi................................ 6
BAB III PENUTUP...................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan............................................................................................. 8
3.2 Saran....................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Undang-Undang No.23 Tahun 1992 mendefinisikan bahwa kesehatan
adalah keadaans ejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara social dan ekonomis. Sedangkan reproduksi menurut
Koblinsky adalah kemampuan perempuan hidup dari masa adolescence/
perkawinan tergantung mana yang lebih dahulu, sampai dengan kematian, dengan
pilihan reproduktif, harga diri dan proses persalinan yang sukses serta relatif bebas
dari penyakit ginekologis dan risikonya. Menurut WHO, kesehatan reproduksi
adalah kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, social dan lingkungan serta
bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan system reproduksi, fungsisertaprosesnya (Melyana, 2005).
Menurut WHO, remaja apabila anak telah mencapai umur 10-18 tahun.
Menurut Undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja
adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. Pada buku-
buku Pediatri, pada umumnya mendefinisikan remaja remaja adalah bila seorang
anak telah mencapaiumur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-20 tahun
untuk anak laki-laki. Menurut Diknas, anak dianggap remaja bila anak sudah
berumur 18 tahun yang sesuai dengan saat lulus sekolah menengah (Soetjiningsih,
2004).
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
sistem, fungsi dan proses reproduksi remaja. Berbagai permasalahan kesehatan
reproduksi remaja antara lain: kehamilan tidak dikehendaki, kehamilan dan
persalinan usia muda, ketergantungan napza meningkatkan resiko penyakit menular
seksual (termasukinfeksiHIV/AIDS), dan resiko terkena penyakit menular seksual.
Permasalahan tersebut disebabkan kurangnya informasi, pemahaman dan
kesadaran untuk mencapai keadaan sehat secara reproduksi. Orangtua yang
diharapkan remaja dapat dijadikan tempat bertanya atau dapat memberikan
penjelasan tentang masalah kesehatan reproduksi, ternyata tidak banyak berperan
Karena masalah tersebut masih dianggap tabu untuk dibicarakan dengan anak
remajanya. Guru, yang juga diharapkan oleh orang tua dan remaja dapat
memberikan penjelasan yang lebih lengkap kepada siswanya tentang kesehatan
reproduksi, ternyata masih menghadapi banyak kendala dari dalam dirinya, seperti:
tabu, merasa tidak pantas, tidak tahu cara menyampaikannya, tidak ada waktu, dan
lain sebagainya. Solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah
dengan pemberian pendidikan mengenai kesehatan reproduksi.
MenurutBadanPemberdayaanPerempuandanKeluargaBerencana (2009:1)
bahwajumlahremajaumur 10-19 tahun di Indonesia terdapat 43 jutaatau 19,61%
darijumlahpenduduk Indonesia sebanyak 220 juta. Sekitar 1 jutaremajapria (5%)
dan 200 ribu remaja wanita (1%) menyatakan secara terbuka bahwa pernah
melakukan hubungan seksual. Sebanyak 8% pria umur 15-24 tahun telah
menggunakan obat-obatan terlarang. Sedangkan untuk kasus HIV/AIDS dari 6987
penderita AIDS, 3,02% adalah kelompok usia 15-19tahun dan 54,77% adalah
kelompok usia 20-29 tahun (Departemen Kesehatan RI, September 2006). Ini
terjadi karena pengetahuan mereka mengenai kesehatan reproduksi masih kurang.
Sehingga sangat memerlukan perhatian dari semua pihak, karena orang yang sehat
aktivitas belajarnya akan baik. Apabila kasus remaja ini dibiarkan, sudah tentu akan
merusak masa depan remaja khususnya mereka dan masa depan keluarga dan masa
depan bangsa Indonesia.
Indonesia memiliki bermacam-macam adat dan tradisi, hal ini dikarenakan
wilayah Indonesia yang begitu luas dengan banyak budaya tersebar dari Sabang
sampai Merauke. Banyak sekali aspek yang berhubungan dengan adat dari setiap
daerah, dan dari sekian banyak adat dan tradisi yang berkembang di masyarakat,
salah satunya adalah tradisi yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi. Salah
satu contoh dari adat dan tradisi tersebut adalah setakatan di Kayu Agung, Sumatera
Selatan. Mengenai tradisi setakatan akan dibahas lebih lanjut pada makalah ini,
dimana tradisi setakan ini akan mempengaruhi kesehatan reproduksi.

1.2 RumusanMasalah
Berdasarkanlatarbelakang di atas, dapatdirumuskanmasalahyaitu,
bagaimana tradisi yang berkembang di masyarakat Kayu Agung mengenai
setakatan dapat mempengaruhi perilaku seks dan kesehatan reproduksi?

1.3 TujuanPenulisan
Adapuntujuanpenulisandarimakalahini, yaituagar masyarakat
mengetahui dampak Setakatan bagi kesehatan reproduksi.

1.4 ManfaatPenulisan
1. BagiInstitusiPendidikan
Hasilpenulisanmakalahinidapatdijadikanacuanuntukpengembangankeil
muandimasa yang akandatangterutamapadapelayanankebidanan .
2. BagiPenulis
Penulisanmakalah yangdilakukandiharapkandapatmenambahpengetah
uandanpemahamanmengenaikesehatanreproduksiremaja.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Adat dan Tradisi Setakatan di Kayu Agung


2.1.1 Pengertian Setakatan
Setakatan dikenal oleh masyarakat adat Kayu Agung dengan kawin lari
dikarenakan si laki-laki setelah mendapat persetujuan dari perempuan untuk
menikah dengannya, lalu sepasang kekasih yang datang ke penghulu desa,
untuk mengambil keputusan sendiri, dan meminta perlindungan bila ada
ancaman yang akan menghalangi niat mereka untuk menjalani hubungan rumah
tangga. Kemudian, penghulu atau perwatin akan mengirimkan surat resmi
sebagai pemberitahuan kepada pihak si gadis bahwa mereka sudah di bawa
pemuda untuk melaksanakan rencana pernikahan mereka. Sampai menunggu
pihak laki-laki bersama remaja-remaja kampung menjemput.
Setelah dilaksanakan proses penjemputan, calon pengantin ditutup mukanya
dengan kerudung dengan tujuan agar terhindar dari rasa malu atas pandangan
masyarakat karena masyarakat menilai pola kawin lari atau setakatan ini
tergolong sikap yang kurang dihargai akan tetapi bukan sesuatu yang dianggap
tabu. Setibanya di rumah calon mempelai laki-laki, sepasang calon pengantin itu
dimasukkan dalam selembar kain sarung kemudian digontok-gontokan
maksudnya adalah sebagai pelampiasan kegembiraan pihak keluarga dan
sekaligus sebagai pertanda bahwa sepasang calon pengantin tersebut telah
melangkahi kekuasaan dan restu orang tua.
Titik tolak mengapa dilakukan kawin lari adalah berdasarkan pemikiran
pertimbangan seperti diuraikan berikut ini:
1.Primair:
Tidak dapat memenuhi berbagai keharusan keharusan perkawinan melalui
Pinangan, yaitu memenuhi pembayaranMahar/Jujur/Hibal.
Tidak dapat memenuhi biaya upacara perkawinan yang diminta pihak Gadis.
Gadis belum diizinkan untuk bersuami,sedangkan gadis sudah ingin bersuami.
Lamaran ditolak pihak gadis, karena Gadis sangat cinta pada bujang yang ia
minta, bertentangan orangtua.
Gadis telah dipertunangkan oleh orangtuanya, namun gadis menolak pertunangan
itu.
Si Gadis dan Si Bujang telah melakukan perbuatan yang menyebabkan gadis telah
hamil(nama tercemar).

2.Secundair
a.Keinginan untuk memperpendek proses menuju perkawinan.
b.Peminangmelaluiprosesyangbertele-tele.
c.Gadis ingin cepat mempunyai suami dikarenakan: Punya Bapak atau Ibu tiri yang
tidak menyenangkan baginya, selalu mendapat kemarahan.
Mengharapkan melalui perkawinan dapat mengadu nasib, melihat orang tua tidak
mampu.
Agar perkawinannya dapat dihadiri orangtua, karena orangtua sudah lanjut usia,
sedangkan ia sudah cukup umur.
Melihat orang tua ingin mendapat menantu dan ingin cepat menimang cucu.
Demikianlah beberapa factor yang menyebabkan kawin lari yang menuntut
Hukum Adat namanya Setakatan. Kawin lari ini dilindungi HukumAdat yang
sangat kuat sekali, karena kalau si gadis dan si bujang sudah menyerahkan diri
kepada Perwatin mereka dijamin keselamatannya.Untuk selanjutnya dengan cara
bagaimana juga mereka akan dinikahkan, walaupun orang tua si gadis dipanggil
berulangkali tidak mau datang, maka perkawinan dapat dilakukan dengan Wali
Hakim.

2.1.2 Proses Setakatan


Setakatan biasanya dilakukan setelah midang (tradisi Bujang dan gadis
melepas lelah melihat keindahan panorama Kota Kayuagung keliling dari atas
perahu motor maupun speed boat). Biasanya di atas perahu motor ataupun speed
boat itulah Bujang nogos ( meyakinkan) gadis untuk melangkah kejenjang
perkawinan yakni dengan setakatan (kawin lari) namun kebanyakan sebelumnya
kemauan mereka itu sudah ada persetujuan secara pribadi dari hati kehati.
Stakatan biasanya dilakukan di tempat Kepala Pengawe ( kepala lingkungan
) maupun dirumah Perwaten (ketua RT). Setelah dilakukan setakatan di Pengawe
atau perwaten, pengawe atau perwaten akan bertanya mengenai keputusan gadis
untuk setakatan. Apabila setakatan murni keinginan bujang dan gadis tanpa
paksaan bujang maka Pengawe atau perwaten wajib memberikan surat kepada
kedua belah pihak baik ke pihak orang tua bujang begitu juga kepihak orang tua
gadis melalui Kerio (lurah) maupun melalui Kepala lingkungan ataupun Ketua
RT yang bersangkutan sesuai alamat masing-masing.Setelah itu kewajiban
keluarga gadis setelah mengetahui bahwa anaknya ataupun keponakannya
setakatan dirumah pengawe atau perwaten maka berhak untuk menanyakan
sekali lagi apakah isi dari surat yang disampaikan dari tempat setakatan benar
adanya atau tidak. Kalau benar maka tidak akan terjadi apa-apa atau sang gadis
tidak diambil oleh keluarganya melainkan sang gadis akan dinikahkan
berapapun usianya,namun sebaliknya apabila tidak sesuai dengan isi surat yang
disampaikan maka keluarga berhak membawa gadis tersebut pulang atau bila
perlu melakukan tuntutan.
Setelah keluarga gadis pulang maka kewajiban keluarga bujang untuk
menjemput kedua calon mempelai dari tempat setakatan ketempat rumah orang
tua dari sebelah bujang.Sesampai di halaman rumah biasanya sebelum masuk
kedua calon mempelai di arak dan di taburi kembang dan beras kuning, dicuci
kaki, dan ada yang di ukur pakai pelepah daun pisang,menurut tradisi keyakinan
masing-masing.Sesampai didalam rumah kedua calon mempelai di masukkan
kedalam sarung sembari di dorong kesana kemari.Hal ini ada yang mengatakan
dikaitkan sebagai hukuman karena merka telah melakukan kesalahan dengan
membawa lari anak gadis orang tanpa sepengetahuan kedua orang tua.Setelah
selesai maka kedua mempelai dipersilahkan beristirahat dan mandi,namun
sampai waktu yang ditentukan kedua calon mempelai tidak boleh berhubungan
dan dipisahkan kamarnya,khusus calon mempelai wanita tidur bersama adik atau
ayuk perempuan dari calon mempelai laki-laki.
2.2 Dampak Setakatan Bagi Kesehatan Reproduksi
Tradisi setakatan juga memiliki dampak positif dan negatif bagi kesehatan
reproduksi, baik itu laik-laki ataupun perempuan. Adapun dampak positif dari
tradisi setakatan ini adalah dengan adanya pernikahan maka mereka yang menjalani
setakatan ini tidak mudah bergonta-ganti pasangan yang dapat menyebabkan
penyakit menular seksual tidak akan terjadi.
Ada juga dampak negatif dari tradisi setakatan ini yaitu apabila kedua pasangan
yang melakukan kawin lari pada usia dini, maka dari aspek psikologis kedua
pasangan itu belum menunjukkan sikap dewasa jika mengahadapi permasalahan
rumah tangga yang dapat meningkatkan angka perceraian di Indonesia. Dampak
lainnya adalah sistem reproduksi dari pasangan wanitanya belum matang dan
besarnya resiko terjadinya abortus ataupun cacat pada janin bisa saja terjadi.
Terlebih lagi angka kematian ibu dan bayi juga semakin meningkat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
sistem, fungsi dan proses reproduksi remaja. Berbagai permasalahan kesehatan
reproduksi remaja antara lain: kehamilan tidak dikehendaki, kehamilan dan
persalinan usia muda, ketergantungan napza meningkatkan resiko penyakit menular
seksual (termasukinfeksi HIV/AIDS), dan resiko terkena penyakit menular seksual.
PertumbuhandanPerkembanganRemaja, Pertumbuhan adalah perubahan
yang menyangkut segi kuantitatif yang ditandai dengan peningkatan dalam ukuraan
fisik dan dapat diukursedangkan perkembangan adalah perubahan yang
menyangkut aspek kualitatif dan kuantitatif. Rangkaian perubahan dapat bersifat
progresif, teratur, berkesinambungan, serta akumulatif.
Masa remaja ialah periode waktu individual beralih dari fase anak ke fase
dewasa.Tugas-tugas perkembangan remaja terdiri dari : Menerima keadaan dan
penampilan diri, serta menggunakan tubuhnya secara efektif, Belajar berperan
sesuai dengan jenis kelamin (sebagai laki-laki atau perempuan), Mencapai relasi
yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya, baik sejenis maupun lawan jenis,
Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab, Mencapai
kemandirian secara emosional terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya,
Mempersiapkan karir dan kemandirian secara ekonomi, Menyiapkan diri (fisik dan
psikis) dalam menghadapi perkawinan dan kehidupan keluarga, Mengembangkan
kemampuan dan keterampilan intelektual untuk hidup bermasyarakat dan untuk
masa depan (dalam bidang pendidikan atau pekerjaan), Mencapai nilai-nilai
kedewasaan. Menstruasi/haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang
terjadi secara berkala dipengaruhi oleh hormone reproduksi. Pada manusia hal ini
biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan monopause. Siklus menstruasi
permulaan siklus menstruasi ditandai dengan luruhnya lapisan fungsional stratum
endometrium hingga lapisan dasar stratum;
periodeinidisebutdenganmenstruasiatauhaid.Kelenjarhipofisismelepaskan FSH,
yang mengawali pertumbuhan folikel di ovarium dan pelepasan hormon (khususnya
estrogen), dari ovarium. Lapisan uterus mulai tumbuh kemabli. Sekitar pertengahan
siklus (hari ke-14), folikel rupture karena pengaruh LH dari kelenjar hipofisis.
Sekitar periode ini, beberapa wanita dapat mengalami berbagai tingkatan nyeri
abdomen, yang dikenal dengan Mengalami berbagai tingkatan nyeri abdomen, yang
dikenal dengan mittelschm’erz dan kondisi ini dapat menandakan berlangsungnya
ovulasi dan aktivitas tuba fallopi. Sedangkanpadalaki-laki di tandai dengan mimpi
basah atau emisi nokturnal (bahasa Inggris: nocturnal orgasm) adalah pengeluaran
cairan semen di saat tidur yang hanya dialami oleh laki-laki. Mimpi basah sering
dialami oleh remaja laki-laki yang sebagai menjadi tanda bahwa ia telah memasuki
masa pubertas. Hal ini bisa dipicu mimpi yang erotis maupun tidak, tergantung dari
yang mengalami mimpi itu sendiri (khususnya bila ia seorang pria dewasa).
Pemeliharaan organ reproduksi pada remaja khusunya pada remaja
perempuan yaitu :pembersihan vagina, mengganti celana dalam dengan teratur,
selalum mencuci tangan sebelum menyentuh vagina, memilih celana dalam,
mencukur rambut kemaluan. Sedangkan pemeliharaan organ reproduksi pada
remaja pria yaitu : Membersihkan organ kelamin secara teratur, Mencukur rambut
kemaluan, Gantilah celana dalam minimal dua kali sehari, Hindari sinar
elektromagnetik. Hal terpenting bagi remaja adalah menjaga alat reproduksi mereka
dengan menggunakannya tepat dengan waktu seharusnya agar tercapai Kesehatan
Reproduksi.

3.2 Saran
Saran yang ingin kami sampaikan kepada para pembaca bahwa hal yang
paling penting bagi remaja yaitu memelihara kesehatan organ reproduksi remaja
mengingat pentingnya kesehatan. Di samping itu kita perlu mengingat pergaulan
remaja saat ini yang tidak terbatas sehingga pengetahuan tentang alat reproduksi
remaja sangat bermanfaat untuk mencegah dan menghindari terjadi hal-hal yang
merugikan remaja, mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan program yang
mengajarkan perilaku sehat kepada para remaja.Pembaca diharapkan bisa
memahami pembahasan tentang kesehatan reproduksi remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Femmy,Undri.2014.MorgeSiwe. Padang : Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang.
Kusmiran, Eni.2011. Kesehatan Reproduksi RemajaWanita. Jakarta : Salemba
Medika.
Suseno,Tutu A.dkk.2011. KamusKebidanan.Yogyakarta : Citra Pustaka.
Holmes,Debbie.2012.Buku Ajar IlmuKebidanan.Jakarta : EGC
Tresnawati, Frisca. 2013. AsuhanKebidananPanduanLengkapMenjadiBidan
Profesional.Jakarta :PrestasiPelajar Publisher.
http://universitasislamoki.blogspot.com/2014/10/adat-istiadat-kayuagung.html
penulis : aliaman
https://lindawahyu4.blogspot.com/
penulis :Lindha Ar

You might also like