Professional Documents
Culture Documents
A. Pengkajian
1. Demografi
2. Riwayat Kesehatan
3. Pola Fungsional
a) Aktivitas / istirahat
b) Sirkulasi.
c) Integritas ego.
Alopesia , lesi cacat, menurunnya berat badan, putus asa, depresi, marah, menangis.
d) Elimiinasi.
Feses encer, diare pekat yang sering, nyeri tekanan abdominal, absesrektal.
e) Makanan / cairan.
Disfagia, bising usus, turgor kulit buruk, lesi pada rongga mulut, kesehatan gigi / gusi yang
f) Neurosensori.
Pusing, kesemutan pada ekstremitas, konsentrasi buruk, apatis, dan respon melambat.
g) Nyeri / kenyamanan.
Sakit kepala, nyeri pada pleuritis, pembengkakan pada sendi, penurunan rentang gerak, dan
h) Pernafasan.
B. Pemeriksaan Penunjang
Jumlah CD4
(per mm3) Regimen yang dianjurkan Keterangan
< 200 Mulai terapi TBC, Mulai ARV segera Dianjurkan ARV : EFV adalah
setelah tetapi TBC dapat ditoleransi ( kontraindikasi untuk ibu hamil
antara 2 minggu- 2 bulan) Paduan yang atau perempuan usia subur tanpa
mengandung EFV. kontrasepsi, sehingga EFV
dapat diganti.
- Paduan yang
mengandung EFV
- Paduan yang
mengandung NVP jika
paduan TBC fase
lanjutan tidak
menggunakan
fifampisin.
Tunda ARV
Pertimbangan ARV
>350 Mulai terapi TBC
CD4 tidak
memungkinkan Mulai terapi TBC
untuk diperiksa
D. Analisa Data
>20x/menit
nafas
TD = 90/50mmHg Cairan
bergerak
pH asam (<7,35).
E. Diagnosa Keperawatan
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental atau sekresi yang
berlebihan sekunder akibat TBC ditandai dengan batuk tak efektif, ketidakmampuan untuk
mengeluarkan sekresi jalan napas, bunyi napas ronchi, RR> 20 x/menit, irama dan kedalaman
napas abnormal.
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru sekunder akibat
penumpukan cairan ditandai dengan dispnea, RR>20 x/menit, adanya penggunaan otot bantu
pernapasan, irama napas tidak teratur.
3) Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh sekunder
akibat tuberkulosis ditandai dengan TD 90/50 mmHg, turgor kulit menurun.
4) Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan aliran darah ke
serebral ditandai dengan klien mengeluh pusing, tekanan darah klien 90/60mmHg, nadi klien
124x/menit, nadi teraba lemah, RR klien 20x/menit, suhu tubuh klien 35 C.
5) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kapasitas difusi paru ditandai
dengan adanya dispneu saat melakukan aktivitas, SaO2 <95%, pH asam (<7,35).
F. Intervensi dan Rasional Tindakan Keperawatan.
No
DX Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
.
tidak ada
Catat kemampuan
dipsnea.
Pengeluaran sulit bila
untuk
RR dalam sekret sangat tebal.
mengeluarkan
batas normal Sputum berdarah kental
mukosa / batuk
(12-20 / darah cerah
efektif (catat
x/menit), diakibatkan oleh
karakter, jumlah
irama dan kerusakan paru atau
sputum, adanya
kedalaman hemoptisis) luka bronkial.
napas
normal.
Berikan pasien Posisi membantu
posisi semi fowler memaksimalkan
dan bantu pasien ekspansi paru dan
untuk batuk dan menurunkan upaya
latihan nafas dalam pernafasan. Latihan
nafas dalam membuka
area atelektasis dan
meningkatkan gerakan
sekret ke dalam jalan
nafas besar untuk
dikeluarkan.
Mencegah aspirasi /
Bersihkan sekret
obstruksi. Penghisapan
dari mulut dan
dilakukan jika pasien
trakea
tidak mampu
(penghisapan
mengeluarkan sekret
sesuai keperluan)
Membantu
Lakukan fisioterapi
mengeluarkan dahak
dada
Kolaborasi :
Mencegah pengeringan
Lembabkan udara /
mukosa dan membantu
oksigen inspirasi
pengenceran sekret.
Bronkodilator Bronkodilator
(contoh okstrifilin) meningkatkan ukuran
lumen percabangan
trakeobronkial sehingga
menurunkan tahanan
terhadap aliran udara.
n
Kolaborasi
t
i Menurunnya saturasi
Monitor GDA
d oksigen (PaO2) atau
a meningkatnya PaC02
k menunjukkan perlunya
n terapi.
g
Berikan oksigen
a Membantu mengoreksi
tambahanl yang hipoksemia yang terjadi
sesuai a sekunder hipoventilasi
m dan penurunan
i permukaan alveolar
d paru.
i
s
p
n
e
a
-
5. Ketidakefektifan Setelah diberikan Mandiri :
perfusi jaringan asuhan Mempertahankan
serebral berhubungan keperawatan Pertahankan
kepatenan jalan nafas
dengan penurunan selama...x24 jam
aliran darah ke diharapkan status kepatenan jalan bertujuan untuk
serebral ditandai neurologis klien mencegah terputusnya
nafas.
dengan klien membaik dengan
aliran oksigen ke otak
mengeluh pusing, kriteria hasil:
tekanan darah klien sehingga mencegah
90/60mmHg, nadi - Pusing, skala
terjadinya hipoksia
klien 124x/menit, nadi 5 (none)
- Status jaringan otak.
teraba lemah, RR
klien 20x/menit, suhu kongnitif,
skala 5 (not
tubuh klien 35 Untuk mempertahankan
compromised)
Monitor aliran masukan oksigen
- Tekanan
darah dalam oksigen. adekuat sesuai dengan
batas normal kebutuhan.
120/80
mmHg, skala
Memonitor tanda-tanda
5 (not
Monitor tanda- vital penting untuk
compromised)
mengetahui keadaan
- Nadi dalam tanda vital
umum dan status
batas normal
(60- keefektifan perfusi
100x/menit), jaringan.
skala 5 (not
compromised)
- RR dalam
Adanya bradikardi
batas normal, Monitor kualitas
dapat terjadi sebagai
skala 5 (not akibat adanya
dan frekuensi nadi
compromised) kerusakan otak
- Suhu tubuh
dalam batas
normal (36-
37)± 0,5 C,
skala 5 (not
compromised)
G. Implementasi Keperawatan
H. Evaluasi