Professional Documents
Culture Documents
BAB I
TINJAUAN TEORITIS
Kanker paru adalah abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru (underwood,
patologi, 2000)
Kanker paru adalah tumbuhnya keganasan yang berasal dari sel efitel dan sistem pernapasan
bagian bawah yang bersifat efitelia serta berasal dari mukosa percabangan broncus ( sylvia,1995:843 )
Kanker paru adalah tumor paru ganas primer yang berasal dari saluran nafas ( Taprani 1996:234 )
Kanker paru merupakan keganasan pada jaringan paru (price, patofisiologi, 1995)
1
Sistem pernafasan meliputi :
1.1.2.1. Rongga hidung terdiri dari benjolan seperti rak yaitu turbinat yang bekerja seperti kisi-kisi radiator untuk
menghangatkan, melembabkan dan menyaring udara inspirasi mukosa rongga ini memiliki banyak
pembuluh darah yang bervariasi
1.1.2.2. Laring adalah suatu katuk yang rumit pada persimpangan antara lintasan makanan dan lintasan udara.
Laring terangkat dibawah lidah saat menelan dan karenanya mencegah makanan masuk ke trakeaaring
berperan untuk pembentukan suara dan untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan dan
cairan karena itu dapat menyebabkan batuk bila terserang
1.1.2.3. Trakea dipertahankan terbuka oleh cincin-cincin kartilago berbentuk huruf c, trakea yang bercabang
menjadi dua brnkus setiap cabang-cabangnya kemudian bercabang kembali kedalam paru, akhirnya
berujung dalam kantog tipis
1.1.2.4. Alvioli jalan nafas yang lebih besar ini mempunyai lempeng-lempeng kartilago dindingnya untuk mencegah
kempesnya selama perubahan tekanan dalam paru-paru
1.1.2.5. Cabang-cabang trakea dilapisi dengan silia yaitu epitalium yang menghabiskan lendir, debu-debu
tertangkap mukosa kemudian di sapu kelaring oleh silia dan dibatukan keluar
1.1.2.6. Bronkus bercabang lagi dan seterusnya menjadi makin kecil yang membentuk bronkiolus yang tidak
memiliki penyokong kartilago, tetapi memiliki dinding otot polos yang dapat berkontraksi untuk penyempitan
jalan nafas
1.1.2.7. Paru-paru adalah struktur elastis seperti spon, paru-paru berada dalam rongga torak yang terkandung
dalm susunan tulang iga dan letaknya disebelah kiri dan kanan media stinum. Alveoli dibungkus oleh
anyaman kapiler yang sangat halus yang mengandung darah. Udara dan darah berhubungan lewat dinding
tipis hanyan dua sel yang tebal. Disini pertukaran gas terjadi melalui difusi ( Monika Ester. 1999 )
1.1.3. Etiologi
Meskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang
agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru :
1.1.3.1. Merokok.
Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang defenitif telah
ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma
bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderung sepuluh kali lebih besar dari pada perokok
ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan
kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah
ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.
1.1.3.2. Radiasi.
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan penambang
radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya bahan
radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi operatif.
1.1.3.6. Diet.
Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin A menyebabkan
tingginya resiko terkena kanker paru. (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).
1.1.4. Patofisiologi
kanker paru merupakan tumbuhnya sel epitel dalam sistem pernafasan bagian bawah yang berasal
percabangan bronkus dan diperkirakan bahwa inhalasi jangka panjang dari bahan karsino genetik
diantaranya rokok yang mengandung neutal fraktion dan basik fraktion, polusi udara, faktor genetik,
terpajan zat karsinogen, dan diit yang tidak baik.
Bahan bahan tersebut masuk kesaluran pernafasan dan menyebar melalui alveolus, lobus paru,
dan jaringan paru sehingga merangsang pertumbuhan sel yang abnormal kemudian terjadilah tumor paru
sehingga disana terjadidiantaranya mtatase pada bagian-bagian paru seperti pada bagian traktus superior
pada kerja silia menurun dan muskularis disaluran pernafasan disana terdapat penumpukan sekret maka
terjadi sesak nafaf.
Terjadinya metastase didaerah paru plura dinding paru, tulang, atau syaraf, dicolumna vetebralis
torakal dan lumbal dapat terjadi infasi pad asyaraf nyeri kronik dan keterbatasan gerakan dinding dada
sehingga sekret tidak bisa dikeluarkan dan tertelan ditraktus digestifus maka mengakibatkan mual.
Pada lobus paru mak dilakukan tindakan medis yaitu pembedahan (lobustomi) pada bagian lumbal
atau columna vetebralisyang akan mengakibatkan klien keterbatasan gerak.
Metastase epiglotis mengakibatkan suara serak, tidak jelas dan hilang dan pada metastase sistem
peredaran darah dapat mengenai kerja jantung pada arteri koronaria sehingga terjadi infark miokard,
gangguan fungsi jantung dan penurunan kerja jantung
Metastase pada pleura dinding paru, tulang dan saraf, dikolumna vetebralis toraka dan lumbal
dapat terjadi infasi pada saraf, nyeri kronik dan keterbatasan dinding dada sehingga sekret tidak bisa
dikeluarkan dan tertelan sehingga mengakibatkan mual
(Tabrani rab, 1996)
1.1.5. WOC
Kebiasaan polusi yang berhubungan genetik makan yang mengandung
Merokok udara
dengan zat karsinogen zat penyedap rasa
arterosklerosis
curah jantung
sesak nafas MK: nyeri MK: gangguan komunikasi Edema
MK : Gangguan pola
nafas
verbal
sehingga tertelan
Nafas
1.1.10.3. Radiasi
Radioterapi adalah penggunaan sinar pengion dalam upaya mengobati penderita kanker. Prinsip
radioterapi adalah mematikan sel kanker dengan memberikan dosis yang tepat pada volume tumor / target
yang dituju dan menjaga agar efek radiasi pada jaringan sehat disekitarnya tetap minimum
1.1.10.4. Kemoterafi.
Kemoterapi adalah upaya untuk membunuh sel-sel kanker dengan mengganggu fungsi reproduksi
sel. Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memberikan zat/obat yang mempunyai
khasiat membunuh sel kanker.
1.2. Asuhan Perawatan Pada Klien Paru
1.2.1. Pengkajian
1.2.1.1. Biodata klien
Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, agama, tanngal pengkajian, tanggal masuk, No. MR, Dx
Medis dan lain-lain.
1.2.1.2. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan nyeri pada bagian dada kanan, dan nafas sesak disertai nafsu makan berkurang, tubuh
lemah, batuk atau batuk berdarah
2) Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya klien pernah dirawat dengan tumor paru
Biasanya klien pernah merokok,
Biasanya disebabkan oleh polusi udara seperti debu dan asap pabrik
Biasanya klien pernah mengalami penyaki saluran pencernaan
3) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit tumor paru
Biasanya anggota keluarga klien pernah menderita penyakit saluran pernafasan
1.2.1.3. Pemeriksaan fisik
1) Aktifitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasan rutin dispnea aktivitas
Tanda : Kelesuhan ( biasanya tahap lanjut ) Aktivitas/istirahat
2) Sirkulassi
Gejala : JVD (obstruksi vena kava)
Tanda : Tacikardi/disritmia
3) Integritas ego
Gejala : Perasaan takut, takut hasil pembedahan menolak kondisi yang berat/potensial keganasan
Tanda : Kegelsahan, imsonia, pertanyaanyang diulang-ulang
4) Eliminasi
Gejala : Diare yang hilang timbul ( ketidak seimbangan hormonal, karsional sel kecil)
Tanda : Peningkatan frekuensi/jumlah urine (ketidakseimbangan hormonal tumor epidermoid )
5) Makanan / cairan
Gejala : penurunan BB, nafsu makan buruk, penurunan masukan makanan, kesulitan menelan
Tanda : kurus kerempeng atau penampilan kurang berbobot (tahap lanjut), edema wajah/leher,dada, punggung
(obstruksi vene kava) edema wajah/periorbital (ketidakseimbangan, hormonal, karsinoma sel kecil)
glukosa dalam urine (ketidakseimbangan hormonal tumor epidermid)
6) Nyeri / kenyamanan
Gejala : Nyeri dada (ketidakbiasaannya ada pad atahap dini dan tidak selalu pada tahap lanjut) dimana dapat tidak
dapat dipengaruhi oleh perubahn posisi.nyeri bahu tangan (khususnya pada sel besar adenokarsinoma).
nyeri tulang sendi : erosi kartilago sekunder terhadap peningkatan hormon pertumbuhan (sel besra atau
adenokarsinoma).nyeri abdomen hilang timbul.
7) Pernafasan
Gejala : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya atau produksi sputum, nafas pendek. Pakarja yang
terpejam polutan, debu industri (misalnya abses obsida besi debu batu bara, materi radio aktif), dan
riwayat merokok
Tanda : dispenea, meningkat dengan bekerja peningkatan freemitus taktil (menunjukan konsulidasi). krekel/mengi
pada inspirasi atau ekspirasi (gangguan aliran udara) hemopitis.
8) Keamanan
Tanda : Demam mungkin ada (sel besar atau adenokarsinoma) kemerahan, kulit pucat (ketidakseimbangan
karsinoma sel kecil)
9) Seksualitas
Tanda : Ginekomasatik (prubahan hormon neo plastik, karsinoma sel besar), amenorea/impotent.
10) Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : faktor redikao keluarga kankar khususnya paru tuberkulosis
(Sumber : Doengoes Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3 EGC)
1.2.2. Diagnosa Keperawatan
1.2.2.1 Preoperasi Gale, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, 2000,dan Doenges, Rencana Asuhan
Keperawatan, 1999)
1) Kerusakan Pertukaran Gas b/d : Hipoventilasi
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d : kehilangan fungsi silia jalan nafas, peningkatan jumlah atau
viskositas secret paru, meningkatnya jalan nafas
3) Ketakutan atau ansietas b/d : factor psikologis, perubahan status kesehatan, takut mati
4) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d iintake yang tidak adekuat
5) Gangguan pola nafas b/d penurunan ekspansi paru
6) Gangguan komunikasi verbal b/d tidak dapat bicara
7) Kelebihan volume cairan b/d peningkatan natrium/retensi urine
8) Nyeri b/d invasi kanker ke pleura, dinding dada
1.2.2.2 Pasca operasi (Doengoes, Rencana Asuhan Keperawatan, 1999)
1) Kerusakan pertukaran gas b/d: pengangkatan jaringan paru, gangguan suplai oksigen, penurunan
kapasitas pembawa oksigen darah/ kehilangan darah
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d : peningkatan jumlah atau fiskositas sekret, keterbatasan gerakan
dada/nyeri, kelemahan atau kelelahan
3) Nyeri atau akut b/d: insisi bedah, trauma jaringan, dan gangguan saraf internal
4) Ansietas b/d : krisis situasi, ancaman atau perubahan status kesehatan, ancaman kematian
5) Kurang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis b/d kurang mengingat atau kurang informasi