Professional Documents
Culture Documents
Neuron atau sel saraf dan sel glia merupakan dua jenis sel penyusun sisem saraf. Neuron
merupakan sel fungsional pada system saraf, yang bekerja dengan cara menghasilkan potensi
aksi dan menjalarkan impuls dari satu sel ke sel berikutnya. Pembentukan potensi aksi
merupakan cara yang dilakukan sel saraf dalam memindahkan informasi. Pembentukan
potensial aksi juga merupakan cara yang dilakukan oleh system saraf dalam melaksanakan
fungsi kendali dan koordinasi tubuh.
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, sel saraf di dukung oleh sel glia. Jadi sel glia
merupakan sel yang berkaitan erat dengan neuron, yang berfungsi sebagai pendukung struktur
dan fungsi neuron, namun tidak terlibat dalam fungsi penjalaran impuls. Dalam otak manusia,
jumlah sel glia jauh lebih besar daripada junlah neuron. Perbandingan antara jumlah sel glia
dan neuron ialah 10:1. Sel glia berfungsi utuk menjamin agar kondisi lingkungan ionic disekitar
neuron dapat selalu tepat. Selain itu, sel glia juga berfungsi untuk membuang zat-zat sisa dari
sekitar neuron.
Salah satu sel glia yang sangat dikenal ialah sel schwan. Sel schwan merupakan salah
satu jenis sel glia yang berungsi sebagai pembungkus akson, membentuk selubung yang
disebut selubung mielin.
Ditinjau dari fungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu neuron motorik,
sensorik, dan interneuron. Neuron sensorik ialah sel saraf yang berfungsi untuk membawa
rangsang dari daerah tepi (perifer tubuh) ke pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang
atau medulla spinalis). Neuron motorik ialah sel saraf yang berfungsi membawa rangsang dari
pusat saraf ke daerah tepi (perifer tubuh). Interneuron atau saraf penghubung ialah sel saraf
yang terdapat di pusat saraf, yang menjadi penghubung antara neuron sensorik dan motorik.
Didalam neuron terdapat Glia dan sawar Darah Otak
A. Glia
Sel nonneuronal didalam sel saraf pusat adalah Glia yang disebut juga dengan sel glia
neuroglia, dan makroglio. Astrosit, oligondendrosit, sel ependimal dan makroglia merupakan
empat tipe sel glia yang ada didalam sistem saraf pusat. Banyak leporan penelitian yang
melaporkan bahwa sel glia jauh lebih aktif terlibat dalam aktifitas neuronal. Reseptor untuk
banyak neuro transmiter dapat ditemukan di sel glia. Struktur penunjang untuk neuron diberikan
oleh astrosit yang terlibat dalam pembentukan parut di sistem saraf pusat jika neuron
berdegenerasi.
Mielin pada sistem saraf pusat juga melakukan peranan yang memelihara neuron. Proses
fagositosis disitem saraf pusat melibatkan astrosit dan oligodendrosit. Sel ependimal melapisi
ventrikel otak dan kanalis sentralis medula spinalis permukaan ependima biasanya dilapisi oleh
silia. Silia berfungsi mempermudah pergerakan cairan serebrospinalis.
B. Sawar Darah Otak
Sawar Darah Otak adalah semi permeabel, yang membolehkan beberapa material untuk
menembusnya, tetapi menghalangi material lainnya. Jaringan endotelial memiliki ruangan kecil
di antara tiap sel individu sehingga substansi dapat lewat di antara bagian luar dan dalam
pembuluh darah. Meskipun, pada otak, sel-sel endotel saling berhubungan dan substansi-
substansi tidak dapat melewati aliran darah. (beberapa molekul, seperti glukosa, ditranspor oleh
darah dengan cara khusus).
Blood Brain Barrier mempunyai beberapa fungsi penting :
1. Melindungi otak dari “substansi asing” dari darah yang dapat melukai otak.
2. Melindungi otak dari hormon-hormon dan neurotransmitter di seluruh tubuh.
3. Mempertahankan lingkungan yang konstan pada otak.
SISTEM SYARAF
1.1 Otak
Otak belakang
Medulla. gembungan di atas sumsum tulang belakang, dimana bertanggung jawab
mengontrol pernafasan dan jenis jenis reflex serta air liur.
Pons. Berada di atas medulla. Berkonsentrasi pada balance, pendengaran, dan
beberapa fungsi parasimpatik.
Serebelum. Dua gumpalan dibelakang medulla. Bertanggung jawab memelihara
otot dan koordinasi otot, gerakan motorik.
Otak tengah
secara umum sebagai pusat reflex yang orientasinya mata dan telinga.
Tektum. Merupakan atap otak tengah.
Colliculum superior dan inferior. Terletak disetiap sisi tektum dan memproses informasi
sensorik.
Tegmentum. Mengandung inti untuk saraf cranial.
Substansia nigra. Meningkatkan kandungan dopamine.
Otak depan
Substansi abu-abu. Di pusat sumsum, di penuhi badan sel saraf dan dendrite.
Substansi putih. Terdiri dari myelin dan membawa info dari substansi abu abu ke otak
atau bagian sumsum tulan belakang.
Masing masing mengirim info sensorik ke otak dan menerima.
Beberapa kelainan yang terjadi pada semsum tulang belakang :
Sistem saraf tepi ( periphersl nervous system) atau yang biasa disingkat dengan
PNS adalah bagian yang berlokasi di luar tengkorak dan tulang belakag. Sistem saraf tepi juga
dinamakan sistem saraf parifer. Sistem saraf tepi merupakan bagian dari sitem saraf tubuh yang
meneruskan rangsangan (impuls) menuju dan dari sistem saraf pusat .
2.1 Otonom
adalah bagian sistem saraf pariferal yang mengatur lingkungan internal tubuh. Ia juga
terdiri atas saraf-saraf aferen (saraf sensorik) yang membawa sinyal-sinyal sensorik dari organ-
organ dalam keCNS dan saraf eferen (saraf motorik) yang membawa sinyal-sinyal motorik dari
CNS ke organ-organ dalam. Fungsi sistem saraf otonom adalah membawa pesan-pesan ke dan
dari organ internal tubuh, memantau proses-proses seperti bernapas, detak jantung, dan
pencernaan. Meskipun organ internal sepertin jantung, paru-paru, dan perut berisi ujung dan serat
sraf untuk mengkoduksi pesan-pesan sensoris pada otak dan sumsum tulang belakang , tetapi
sebagian besar dorongan ini tidak mencapai kesadaran . Dorongan afferent ini dari viscera
diterjemahkan kedalam respon reflek tanpa mencapai bagian otak sebelah atas: neuron sensoris
dari organ di kelompokkan dengan organ yang datang dari kulit dan otot involuntary disusun
sangat berbeda dari those yang memasok otot voluntary. Variasi di dalam lokasi dan penyusunan
neuron visceral efferent telah mengarahkan klasifikasi tadi sebagai bagian dari divisi yang
terpisah yang disebut autonomic nervous system.
Sistem saraf otonom mempunyai banyak ganglion (ganglia) yang berperan sebgai stasiun
pemancar. Didalam ganglia ini setiap pesan di transfer pada synapse dari neuron pertama ke
neuron kedua dan dari sana menuju sel kelenjar atau otot. Ini berbeda dengan yang berasal dari
sistem saraf voluntary (somatik) dimana setiap serat saraf motorik extends seluruh jalan dari
sumsum tulang belakang ke otot skeletat tanpa intervening synapse.
2.1.1 Simpatik
Adalah saraf motorik otonom yang project ( ke luar ) dari CNS di daerah
lumbar ( bagian belakang tubuh yang paling sempit, daerah pinggang) dan thoracic
( daerah dada ) di sumsum tulang belakang. Saraf simpatik berfungsi untuk
menggugah tubuh. System saraf sadar terdiri dari :
Saraf cranial : saraf yang keluar dari otak. Terdapat dua belas pasang. 3
pasang sarf sensori (1 2 8). 5bpasang saraf motorik (3 4 6 1 12). 5 pasang
saraf sensori dan motorik (5 7 9 10).
Olfactory Penglihatan
Optic Penglihatan
Oculomotor Mengontrol gerakan mata dan
pupil
Trochlear Mengonrol gerakan mata
Trigeminal Sensasi kulit dari sebagian besar
muka, mengontrol elastisitas
otot untuk mengunyah dan
menelan
Abducens Mengontrol gerakan mata
Facial Rasa dari dalam 2/3 dari lidah
menguasai ekspresi wajah,
menangis, salvasi, dan pelebaran
pembuluhb darah di kepala
Statoacoustic Keseimbangan pendengaran
Glossopharyngeal Rasa dan sensi dari tenggorokan
dan podterior ketiga atau lidah,
control menelan, air liur,gerakan
tenggorokan selama berbicara
Vagus Sensasi dari leher dan
tenggorokan, mengontrol
tenggorokan, kerongkongan, dan
laring: saraf parasimpatik ke
perut, inestines, dan organ lain
Accessory untuk mengontrol leher dan
Hypoglossal gerakan bahu
mengontrol otot lidah
Sistem saraf simpatik adalah sebuah jaringan saraf yang mempersiapkan organ
untuk kegiatan ketat seperti:
Meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, dll ("melawan atau lari"
respon),
Terdiri dari ganglia di sebelah kiri dan kanan sumsum tulang belakang.
Sebagian besar menggunakan norepinefrin sebagai neurotransmitter di sinapsis
postganglionik.
2.1.2 Parasimpatik
Adalah saraf-saraf motorik otonom yang memproyeksi dari otak dan bagian
sacral (punggung bagian bawah) sumsum tulang belakang . Saraf
parasimpatik berfungsi untuk menenangkan tubuh.
Sistem saraf parasimpatik memfasilitasi vegetatis, respon nya tidak bersifat
mendesak:
Menurunkan fungsi peningkatan pada sistem saraf simpatik
Terdiri dari akson preganglion panjang yang memanjang dari
sumsum tulang belakang dan serat postganglionik pendek yang
menempel pada organ itu sendiri.
Dominan selama keadaan santai
Akson postganglionok kebanyakan melepaskan asetilkolin sebagai
neurotransmitter.
Seluruh saraf simpatik dan parasimpatik adalah jalur neural dua tahap: Neuron
simpatik dan parasimpatik memproyeksi (menonjol) dari CNS dan hanya menempuh sebagian
jalan ke organ target sebelum mereka bersinapsis di neuron-neuron lain (neuron-neuron
tingkat dua) membawa sinyal-sinyal dari bagian jalan lainya. Akan tetapi, sistem simpatik
dan parasimpatik berbeda dalam arti bahwa, neuron-neuron simpatik yang memproyeksi dari
CNS bersinapsis di neuron-neuron tingkat kedua pada jarak yang cukup substansi dari organ
targetnya, sementara neuron-neuron parasimpatik yang keluar dari CNS bersinapsis di dekat
organ targetnya di neuron-neuron tingkat kedua yang pendek.
Secara garis besar lokasi bagian sistem saraf otonom adalah sebagai berikut:
1. Jalur simpatik mulai di dalam sumsum tulang belakang dengan tubuh sel
di dalam daerah lumbur dan dada, daerah thoracolumbar. Saraf simpatik
timbul dari sumsum tulang belakang pada tingkat pertama saraf thoracic
turun pada tingkat kedua sraaf tulang belakang lumbar. Dari bagian
sumsum ini serat saraf memanjang sampai pada ganglia sympathetic
chain (kerangka badan) , dua untai ganglia yang menyerupai sumsum
yang memanjang di sepanjang sisi tulang belakang dan leherbagian
bawah sampai daerah abdominasi sebelah atas. Ganglia kerangka badan
yang merupai merjan ini dinamakan lateral ganglia berisi tubuh sel dari
sekelompok neuron yang kedua, seratnya memanjang sampai kelenjar
dan jaringan otot involutary. Neruron kedua ini melepaskan sebagian
besar neurotransmitter norepinehrine (nonadrenalin) pada jaringan
effector.
2. Jalur parasimpatik mulai di dalam daerah cranio sacral dengan
munculnya serat dari tubuh sel midbrain, dan bagian bawah sumsum
tulang belakang (sacral). Dari pusat-pusat inilah sekelompok serat yang
pertama memanjang sampai ganglia otonom yang biasanya berlokasi
didalam atau di dekat dinding organ effector . kemudian jalurnya terus
sepanjang sekelompok neuron kedua yang menstimulasi jaringan
visceral. Neuron ini merupakan neurotransmitter acetylcholine.
Pandangan konvesional tentang fungsi-fungsi reseptif sistem simpatik dan
parasimpatik menekankan tiga prinsip penting yaitu :
1. Bahwa saraf simpatik menstimulasi, mengorganisasikan , dan
memobilisasi sumber-sumber energi dalam situasi-situasi yang
mengancam, sementara saraf-saraf para simpatik bertindak untuk
menghemat energi.
2. Bahwa setiap organ target otonom menerima input simpatik dan
parasimpatik yang berlawanan , dan oleh sebab itu aktivitasnya dikontrol
oleh tingkat relatif aktivitas simpatik dan parasimpatik.
3. Bahwa perubahan simpatik merupakan indikasi adannya rangsangan
psikologis, sementara perubahan parasimpatik merupakan indikasi
relaksasi psikologis.
2.2 Somatik
adalah bagian PNS yang berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Ia terdiri atas afferent
nerves ( saraf aferen) atau yang disebut juga serabut saraf sensorik yaitu, yang mebawa
sinyal-sinyal atau informasi sensorik dari kulit, otot-otot skeletal/otot-otot rangka , sendi, mata,
telinga, dan lain-lain, kesistem saraf pusat, informasi atau sinyal-sinyal yang dikirim mengenai
berbagai kondisi seperti rasa sakit dan suhu dan eferent nerves ( saraf eferen) atau yang
disebut juga serabut saraf motorik yaitu yang memebawa sinyal-sinyal motirk dari sistem saraf
pusat ke otot-otot skeletal, atau memberitahukan otot-otot apa yang harus dilakukan.
2.2.1 Afferent
2.2.2 Efferent
2.3 Impuls
Sel saraf merupakan sel khusus penghantar impuls saraf. Impuls saraf dapat terjadi
karena berbagai macam rangsangan atau stimulus, misalnya panas, dingin, dan tekanan.
Rangsangan ini diterima oleh alat indra atau reseptor. Keberadaan rangsangan menimbulkan
perbedaan potensial di tempat yang berdekatan sehingga menyebabkan terjadinya denyut listrik
di sepanjang selaput neuron.
Kecepatan penjalaran impuls saraf melalui neuron kira-kira 300 kilometer per jam atau
sekitar 83 meter tiap detik. Akan tetapi, kekuatan pada penjalaran impuls saraf tidak berkurang
ketika, impuls berjalan melewati serabut neuron yang panjang atau melewati suatau
percabangan. Hal itu terjadi karena energi untuk penjalaran impuls saraf berasal dari energi yang
tersimpan di dalam rangsangan bukan pada sel sarafnya. Impuls saraf yang di kirim ke otak akan
diseleksi, kemudian diolah untuk menetukan jenis tanggapan terhadap rangsangan tersebut.
Selanjutnya tanggapan atau reaksi yang diberikan oleh otak dikirim ke otot atau kelenjar.
3.Neurotransmitter
3.1 Pengertian Neurotransmitter
Puluhan jenis neurotransmiter yang telah teridentifikasi di bentuk melalui asupan yang
berbeda. Bahan dasar pembentuk neurotransmiter adalah asam amino. Asam amino merupakan
salah satu nutrisi otak terpenting, yang berfungsi meningkatkan kewaspadaan, mengurangi
kesalahan, dan memacu kegesitan pikiran. Asam amino di dapatkan dari sumber-sumber protein.
Kadar protein tinggi dapat ditemukan pada makanan/minuman seperti susu, daging, telur dan
keju. Sedangkan protein yang terdapat dalam sayur-sayuran memiliki kadar terbatas. (Damasio :
2009)
Neurotransmitter adalah penghantar bahan kimia dari system saraf. Neurotransmitter adalah
molekul yang dimana harus memenuhi sejumlah kriteria harus diklasifikasikan sebagai
neurotransmiter. Kriteria ini biasanya harus dipenuhi melalui berbagai ilmu pengetahuan dasar
dan studi penelitian klinis. Zat yang hanya memiliki telah ditunjukkan untuk memenuhi beberapa
kriteria yang disebut sebagai neurotransmitter putatif, berarti mereka belum terbukti secara
eksperimental untuk memenuhi semua kriteria. (Cook, 2006).
Neurotransmiter merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan dalam
gelembung sinaptik pada ujung akson. Zat kimia ini dilepaskan dari akson terminal melalui
eksositosis dan juga direabsorpsi untuk daur ulang. Neurotransmiter merupakan cara komunikasi
antar neuron. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan permeabilitas sel neuron, sehingga
neuron menjadi lebih kurang dapt menyalurkan impuls, tergantung dari neuron dan transmiter
tersebut. Contoh-contoh neurotransmiter adalah norepinefrin, acetilkolin, dopamin, serotonin,
asam gama aminobutirat (GABA), glisin, dan lain-lain.
1. Asetilkolin
Asetilkolin merupakan substansi transmitter yang disintesis diujung presinap dari koenzim
asetil A dan kolin dengan menggunakan enzim kolin asetiltransferase. Kemudian substansi ini
dibawa ke dalam gelembung spesifiknya. Ketika kemudian gelembung melepaskan asetilkolin ke
dalam celah sinap, asetilkolin dengan cepat memecah kembali asetat dan kolin dengan bantuan
enzim kolinesterase, yang berikatan dengan retikulum proteoglikan dan mengisi ruang celah
sinap. Kemudian gelembung mengalami daur ulang dan kolin juga secara aktif dibawa kembali
ke dalam ujung sinap untuk digunakan kembali bagi keperluan sintesis asetilkolin baru.
(Feriawati : 2006)
Aseltilkolin (Ach) biasanya merangsang penembakan neuron dan terlibat dalam aksi otot-
otot, belajar dan ingatan (Brooks, 2006). ACh ditemukan di seluruh sistem saraf pusat dan
parifer. Bisa laba-laba bisa hitam menyebabkan ACh memancar keluar dari sinaps antara
sumsum tulang belakang dan otot-otot rangka, menyebabkan kejang yang hebat. Obat kurare
yang digunakan oleh beberapa sukus asli di amerika selatan untuk menpersenjatai anak panah
mereka menghalangi reseptor untuk ACh, melumpuhkan otot-otot. Sebaliknya, nikotin
merangsanbg reseptor aseltilkolin. Penderita Alzheimer, gangguan otak degeneratif yang
melibatkan penururnan ingatan, memiliki kekurangan aseltilkolin. (Psikologi umum, Laura A.
King ;103). Beberapa obat meredakan gejala-gejala penyakit Alzheimer dengan
mengompensasikan kehilangan pasokan aseltilkolin dari otak. (Brooks : 2006)
A. Dopamin
B. Norepineprin
Disekresi oleh sebagian besar neuron yang badan sel/somanya terletak pada batang otak
dan hipothalamus. Secara khas neuron-neuron penyekresi norephineprin yang terletak di lokus
seruleus di dalam pons akan mengirimkan serabut-serabut saraf yang luas di dalam otak dan akan
membantu pengaturan seluruh aktivitas dan perasaan, seperti peningkatan kewaspadaan. Pada
sebagian daerah ini, norephineprin mungkin mengaktivasi reseptor aksitasi, namun pada yang
lebih sempit malahan mengatur reseptor inhibisi. Norephineprin juga sebagian disekresikan oleh
sebagian besar neuron post ganglion sistem saraf simpatisdimana ephineprin merangsang
beberapa organ tetapi menghambat organ yang lain. (Starwn & Geracioti; 2007). Norephinefrine
menghambat penembakan neuron dalam sistem saraf pusat, tetapi membangkitkan otot jantung,
usus, dan alat urogenitalia. Stress merangsang pelepasan norepinefrin (Starwn & Geracioti;
2007).
Neurotransmitter ini juga membantu mengendalikan kewaspadaan. Terlalu sedikit
norepinefrin dikaitkan dengan depresi, dan terlalu banyak memicu keadaan gelisah dan mania.
Misalnya, amfetamina dan kokain menyebabkan keadaan perilaku hiperaktif dan mania dengan
meningkatkan norepinefrin di otak secara cepat (Nelson & Gehlert; 2006).
C. Epinefrin
Epinefrin merupakan salah satu hormon yang berperan pada reaksi stres jangka pendek.
Epinefrin disekresi oleh kelenjar adrenal saat ada keadaan gawat ataupun berbahaya. Di dalam
aliran darah epinefrin dengan cepat menjaga kebutuhan tubuh saat terjadu ketegangan, atau
kondisi gawat dengan memberi suplai oksigen dan glukosa lebih pada otak dan otot. Selain itu
epinefrin juga meningkatkan denyut jantung, stroke volume, dilatasi dan kontraksi arteriol pada
gastrointestinal dan otot skeleton. Epinefrin akan meningkatkan gula darah dengan jalan
meningkatkan katabolisme dari glikogen menjadi glukosa di hati dan saat bersamaan
menurunkan pembentukan lipid dari sel-sel lemak. Epinefrin memiliki banyak sekali fungsi di
hampir seluruh tubuh, diantaranya dalam mengatur konsentrasi asam lemak, konsentrasi glukosa
darah, kontrol aliran darah ginjal, mengatur laju metabolisme, kontraksi otot polos, termogenesis
kimia, vasodilatasi, vasokonstriksi, dll. (Feriawati : 2006)
3. Serotonin
Pada beberapa studi yang telah dilakukan dapat dibuktikan bahwa pada beberapa orang
dengan gangguan cemas memiliki serotonin transporter yang tidak normal dan efek dari
perubahan ini adalah adanya peluang terjadinya depresi jauh lebih besar dibanding orang normal.
Dari peneltian terbaru juga didapatkan bahwa serotonin bersama-sama dengan asetilkolin dan
norepinefrin akan bertindak sebagai neurotransmitter yang dilepaskan pada ujung-ujung saraf
enteric. Kebanyakan nuclei rafe akan mensekresi serotonin yang membantu dalam pengaturan
tidur normal. Serotonin juga merupakan salah satu dari beberapa bahan aktif yang akan
mengaktifkan proses peradangan, yang akan dimulai dengan vasodilatasi pembuluh darah lokal
sampai pada tahap pembengkakan sel jaringan, selain itu serotonin juga memiliki kendali pada
aliran darah, kontraksi otot polos, rangsang nyeri, system analgesic, dan peristaltic usus halus.
Serotonin terlibat dalam pengaturan tidur, suasana hati, perhatian, dan belajar. Dalam mengatur
tidur dan bangun, serotonin bekerja sama dengan aseltilkolin dan norepinefrin (Miller &
O’Callaghan, 2006).
Tingkat serotonin yang rendah dikaitkan dengan depresi (Leykin et al, 2007). Obat
antidepresi Prozac bekerja denhgan meningkatkan tingkat serotonin di otak (Little, zhang, &
Cook, 2006).
4. Neuropeptida
A. Small-molecule Neurotransmitter
Neurotransmitter umumnya disintesiskan dalam sitoplasma terminal buttons dan dibungkus
dalam synaptic vesikel akan di simpan dalam klaster-klaster di sebelah membran sinaptik. Proses
ini di mulai dengan berkumpulnya subtansi kimia di dalam cisterna yang akan di simpan di dekat
membran presinanpsis (membran presinapsis kaya akan kelenjar-kelenjar yang mengandung
kalsium). Bila mendapat stimulasi dari potensial aksi, saluran kalsium tadi akan terbuka dan ion
Ca+ akan masuk kedalam button. Masuknya Ca+ akan mendorong pembuluh sinapsis untuk
melakukan kontak dengan membran presinapsis dan melepaskan isinya kedalam celah sinapsis.
Proses ini disebut exocytocis. Proses ini berlangsung setiap kali stimulasi potensial aksi terjadi.
Ia berlangsung menyampaikan pesan kepada reseptor postsinapsis yang ada di sekitarnya.
(Puspitawati dan hapsari : 2014)
B. Large-molecule Neurotransmitter
Neurotransmitter umumnya berupa neuropeptida, yaitu asam amino pendek yang terdiri dari
3 sampai 36 asam amino dan merupakan protein-protein pendek. Neuropeptida terpasang dalam
sitoplasma badan sel di ribosom. Selanjutnya dibungkus dalam vesikel oleh kompleks golgi
badan sel dan diangkut oleh microtubules ke terminal button dengan kecepatan sekitar 40 cm per
hari. Vesikel yang berisi neuropeptida lebih besar di bandingkan neurotransmitter molekul kecil
dan umumnya tidak sedekat vesikel lain yang dekat membran presinaptik. (Puspitawati dan
hapsari : 2014)
Proses exocytosis juga terjadi dalam neurotransmitter molekul besar, dalam proses ini
substansi kimia yang dibutuhkan akan berkumpul dalam badan golgi dan dialirkan ke buttons
melalui microtubules. Proses awalnya exocytosis tetap sama, tetapi bila small-molecule
berlangsung pada setiap kali terjadi stimulasi, proses exocytosis Large-molecule akan
berlangsung secara bertahap. Large-molecule umunyta juga tidak dilepaskan pada celah sinapsis,
tetapi di lepaskan pada cairan ekstrasel dan pembuluh darah. Oleh karena itu, proses Large-
molecule ini biasanya terjadi pada reseptor yang letaknya jauh dari proses exocytosis dan
pengaruh disebarkan juga tidak terbatas pada neuron yang ada di sekitarnya, tetapi juga neuron-
neuron yang letaknya berjauhan. Oleh karena itu, proses initi lebih berfungsi sebagai
neuromodulator. Neuromodulator memilki peranan yang besar dalam mengontrol emosi dan
motivasi. (Puspitawati dan hapsari : 2014).
Dalam peristiwa transmisi, neurotransmitter yang dikeluarkan ada berbagai macam yang
akan menentukan proses yang berlangsung. Untuk proses small molecule neurotransmitter,
substansi kimia yang dihasilkan adalah amino acid neurotransmitter dan monoamine
neurotransmitter dan acetylcholine. Selain itu, dalam molekul neurotransmitter tak
konvensional. (Puspitawati dan hapsari : 2014).
Karena mekanisme-mekanisme aksinya yang tidak biasa, berlawanan dengan
neurotransmitter molekul besar neuropeptides (neuropeptida). Kebanyakan neurotransmitter
menghasilkan eksitasi atau inhibisi, atau bukan kedua-duanya. Akan tetapi, beberapa
menghasilkan eksitasi ketika menghasilkan inhibisi ketika mengikatkan diri pada sebagian
subtipe reseptor mereka dan menghasilkan inhibisi ketika mengikatkan diri pada subtipe reseptor
yang lain. (Pinel : 2012).
2. Monoamine Neurotransmitter
Neurotransmitter monoamin disintesiskan dari asam amino. Sehingga namanya menjadi
monoamin (satu amino). Monoamin neurotransmitter lebih besar di banding asam amino dan
efeknya cenderung lebih melebar. Monoamin terlihat dalam kelompok kecil neuron yang badan-
badan selnya sebagian besar terletak di batang otak. Neuronnya memiliki akson yang bercabang-
cabang dengan banyak varicosities. Terdapat empat neurotransmitter monoamin, yaitu dopamin,
epinefrin, norepinefrin, dan serotonin. Empat neurotransmitter tersebut terbagi menjadi dua
divisi, yaitu catecholamines dan indolamines. Dopamin, norepinefrin dan epinefrin termasuk
katek kolamin yang masing masing disintesiskan dari asam amino tirosin. Tirosin diubah
menjadi L-Dopa, yang kemudian diubah lagi menjadi dopamin. Neuron-neuron yang melepaskan
norepinefrin memiliki sebuah enzim ekstra yang tidak ada di dopamin untuk mengubah dopamin
menjadi norepinefrin. Dengan cara serupa, neuron-neuron yang melepaskan enzim yang ada
dalam yang melepaskan norepinefrin, bersama enzim ekstra yang mengonversikan norepinefrin
menjadi epinefrin. (Puspitawati dan hapsari : 2014). Dan (Pinel : 2012)
Berlawanan dengan monoamin-monoamin lainnya, serotonin (disebut juga 5-
hidroksirtrpamin atau 5-HT) disintesiskan dari asam amino tritophan dan termasuk indolamin.
Neuron- neuron yang melepaskan norepinefrin disebut nonadrigenic atau adrenalin dan yang
melepaskan epinefrin disebut andregenik atau nonadrenalin. ((Puspitawati dan hapsari : 2014 :
96).
Ada dua alasan mengapa, dinamakan seperti ini. Yang pertama adalah epinefrin dan
norepinefrin masing masing pernah disebut andrenaline (adrenalin) dan noradrenaline
(noradrenalin) oleh banyak ilmuwan, sampai sebuah perusahaan obat mendaftarkan adrenalin
sebagai sebuah merek. Alasan ini akan menjadi jelas bagi anda ketika mencoba mengatakan
norepinephrinergic. (Pinel : 2012 : 115).
3. Acetycholine
Asetilkolin atau biasa di singkat (ach). Asetilkolin berada dalam golongan dengan sendirinya.
Asetilkolin merupakan hasil dari gabungan kelompok asetil ke sebuah molekul kolin. Asetilkolin
merupakan neurotransmitter yang berbeda di neurotransmitter junctions (ruang antara
neuromuskuler) di banyak sistem saraf dalam sistem saraf otonom dan sinapsis di beberapa
sistem saraf pusat. Asetilkolin dihancurkan di sinapsis oleh asetilkolinestrase. Neuron-neuron
yang melepaskan asetilkolin bersifat koligernik. (Feriawati : 2006)
B. Potensial Jeda
Membran neuron memiliki suatu gradien listrik, yakni yang berfungsi untuk
mempertahankan perbedaan muatan listrik antara bagian dalam dan bagian luar sel.
Membran tersebut terdiri dari dua lapisan yakni lapisan dalam dan lapisan luar yang
mengandung molekul fossolipid ( terdiri atas rantai asam lemak dan grup fosfat ). Struktur
membran sel memiliki kombinasi antara kelenturan, kekakuan, dan kemampuan untuk
memperlambat laju zat-zat kimia dari dak ke dalam sel. Di dalam membran ada suatu
polarisasi (perbedaan muatan listrik antara dua lokasi) saat tidak ada gangguan, tepatnya
neuron yang berada di dalam membran memiliki potensial listrik yang lebih negative
dibandingkan dengan neuron yang berada di luar membran. Perbedaan muatan listrik pada
neuron saat keadaan rileks ini dinamakan potensial jeda, hal ini terjadi karena adanya
protein-protein bermuatan negatif di dalam sel.