You are on page 1of 26

NEURON

Neuron atau sel saraf dan sel glia merupakan dua jenis sel penyusun sisem saraf. Neuron
merupakan sel fungsional pada system saraf, yang bekerja dengan cara menghasilkan potensi
aksi dan menjalarkan impuls dari satu sel ke sel berikutnya. Pembentukan potensi aksi
merupakan cara yang dilakukan sel saraf dalam memindahkan informasi. Pembentukan
potensial aksi juga merupakan cara yang dilakukan oleh system saraf dalam melaksanakan
fungsi kendali dan koordinasi tubuh.
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, sel saraf di dukung oleh sel glia. Jadi sel glia
merupakan sel yang berkaitan erat dengan neuron, yang berfungsi sebagai pendukung struktur
dan fungsi neuron, namun tidak terlibat dalam fungsi penjalaran impuls. Dalam otak manusia,
jumlah sel glia jauh lebih besar daripada junlah neuron. Perbandingan antara jumlah sel glia
dan neuron ialah 10:1. Sel glia berfungsi utuk menjamin agar kondisi lingkungan ionic disekitar
neuron dapat selalu tepat. Selain itu, sel glia juga berfungsi untuk membuang zat-zat sisa dari
sekitar neuron.
Salah satu sel glia yang sangat dikenal ialah sel schwan. Sel schwan merupakan salah
satu jenis sel glia yang berungsi sebagai pembungkus akson, membentuk selubung yang
disebut selubung mielin.
Ditinjau dari fungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu neuron motorik,
sensorik, dan interneuron. Neuron sensorik ialah sel saraf yang berfungsi untuk membawa
rangsang dari daerah tepi (perifer tubuh) ke pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang
atau medulla spinalis). Neuron motorik ialah sel saraf yang berfungsi membawa rangsang dari
pusat saraf ke daerah tepi (perifer tubuh). Interneuron atau saraf penghubung ialah sel saraf
yang terdapat di pusat saraf, yang menjadi penghubung antara neuron sensorik dan motorik.
Didalam neuron terdapat Glia dan sawar Darah Otak
A. Glia
Sel nonneuronal didalam sel saraf pusat adalah Glia yang disebut juga dengan sel glia
neuroglia, dan makroglio. Astrosit, oligondendrosit, sel ependimal dan makroglia merupakan
empat tipe sel glia yang ada didalam sistem saraf pusat. Banyak leporan penelitian yang
melaporkan bahwa sel glia jauh lebih aktif terlibat dalam aktifitas neuronal. Reseptor untuk
banyak neuro transmiter dapat ditemukan di sel glia. Struktur penunjang untuk neuron diberikan
oleh astrosit yang terlibat dalam pembentukan parut di sistem saraf pusat jika neuron
berdegenerasi.
Mielin pada sistem saraf pusat juga melakukan peranan yang memelihara neuron. Proses
fagositosis disitem saraf pusat melibatkan astrosit dan oligodendrosit. Sel ependimal melapisi
ventrikel otak dan kanalis sentralis medula spinalis permukaan ependima biasanya dilapisi oleh
silia. Silia berfungsi mempermudah pergerakan cairan serebrospinalis.
B. Sawar Darah Otak
Sawar Darah Otak adalah semi permeabel, yang membolehkan beberapa material untuk
menembusnya, tetapi menghalangi material lainnya. Jaringan endotelial memiliki ruangan kecil
di antara tiap sel individu sehingga substansi dapat lewat di antara bagian luar dan dalam
pembuluh darah. Meskipun, pada otak, sel-sel endotel saling berhubungan dan substansi-
substansi tidak dapat melewati aliran darah. (beberapa molekul, seperti glukosa, ditranspor oleh
darah dengan cara khusus).
Blood Brain Barrier mempunyai beberapa fungsi penting :
1. Melindungi otak dari “substansi asing” dari darah yang dapat melukai otak.
2. Melindungi otak dari hormon-hormon dan neurotransmitter di seluruh tubuh.
3. Mempertahankan lingkungan yang konstan pada otak.

SISTEM SYARAF

1.Central Nervous System

1.1 Otak

Otak di bagi menjadi tiga bagian besar :

Otak belakang
 Medulla. gembungan di atas sumsum tulang belakang, dimana bertanggung jawab
mengontrol pernafasan dan jenis jenis reflex serta air liur.
 Pons. Berada di atas medulla. Berkonsentrasi pada balance, pendengaran, dan
beberapa fungsi parasimpatik.
 Serebelum. Dua gumpalan dibelakang medulla. Bertanggung jawab memelihara
otot dan koordinasi otot, gerakan motorik.

Otak tengah

 secara umum sebagai pusat reflex yang orientasinya mata dan telinga.
 Tektum. Merupakan atap otak tengah.
 Colliculum superior dan inferior. Terletak disetiap sisi tektum dan memproses informasi
sensorik.
 Tegmentum. Mengandung inti untuk saraf cranial.
 Substansia nigra. Meningkatkan kandungan dopamine.
Otak depan

 Kelenjar pituitary. Kelenjar penghasil hormone dan melekat di hipotalamus.


 Thalamus. Stasiun tempat pertukaran pesan dari dan ke otak.
 Hipotalamus. Menyampaikan pesan ke kelenjar pituitary untuk mengubah pelepasan
hormone. Didalamnya terkandung emosi, motivasi dan agresi.
 Cerebral cortex. Struktur terbesar otak. Mengontrol pengalaman sadar dan tingkat
kecerdasan seseorang.
 Basal ganglia. Perencanaan gerakan motorik, aspek memori dan ekspresi emosional.
 Basal otak depan terdiri ari beberapa struktur yang terletak pada permukaan dorsal
otak bagian depan.
 Inti basalis. Menerima input dari hipotalamus dan ganglia basal. Serta mengirim
akson yang melepaskan asetilkolin ke korteks serebral. Bagian kunci dari system otak
untuk gairah, lemah dan perhatian.
 Hipokampus. Merupakan struktur besar yang terletak diantara thalamus dan korteks
serebral. Menyimpan beberapa jenis memori.
otak dan sumsum tulang belakang di lindungi oleh 3 selaput pelindung :
 Meninges. Didalamnya terdapat durameter, arachnoid(selaput laba-laba yang
halus), subarachnoid (berisi pembuluh darah dan cairan serebrospinal), pia
mater (menempel pada permukaan CNS).
 Serebrospinal fluid. Menopang dan memberikan bantalan pada otak. CSF di
produksi terus menerus oleh choroid plexuses.
 Cerebral ventrikels.

1.2 Sum sum tulang belakang


Sum sum tulang belakang (spinal
cord) merupakan bagian dari
system syaraf pusat yang terdapat
pada rongga tulang belakang.sum
sum tulang belakang berkoordinasi
dengan panca indera yang letaknya
dari leher ke bawah.dan struktur
dari sum sum tersebut beruas ruas
dan pada setiap sisi ruas terdapat
syaraf sensorik dan motorikseperti
gambar 1.2,berdasarkan hokum
Bell Magendie,yang merupakan
awal dari penemuan fungsi system
Gambar 1.2 diagram penampang melintang sumsum tulang belakang syaraf pusat,akar dorsal(berkas
akson) yang melalui sum sum tulang belakang membawa informasi sensori dan akar ventral yang
keluar dari sum sum tulang belaakang membawa informasi motor. Di dala sumsum tulang
belakang terdapat dua substansi yaitu :

 Substansi abu-abu. Di pusat sumsum, di penuhi badan sel saraf dan dendrite.
 Substansi putih. Terdiri dari myelin dan membawa info dari substansi abu abu ke otak
atau bagian sumsum tulan belakang.
 Masing masing mengirim info sensorik ke otak dan menerima.
Beberapa kelainan yang terjadi pada semsum tulang belakang :

disorder Deskripsi Penyebab


Paraplegia Loss of sensation and Cut through the spinal
voluntary muscle cord above the
control in both legs. segments attached to
Reflex remain the legs.
Quadriplegia Loss of sensation and Cut through the spinal
muscle control in all cord above the
four extremities segments controlling
the arms.
Hemiplegia loss of sensation and Cut half through the
muscle control in the spinal cord or (more
arm and leg on one commonly)damage to
side. one hemisphere of the
serebral korteks.
Tabes dorsalis Impaired sensation in Late stage of syphilis.
the legs and pelvic Dorsal roots of the
region, impaired leg spinal cord
reflexes and walking, deteriorated.
loss of bladder and
bowel control.
Amyotrophic lateral Gradual weakness and Unknown
sclerosis paralysis, starting with
the arms and later
spreading to the legs.
Both motor neurons
and axons from the
brain to the motor
neurons are destroyed.
poliomyelitis Paralysis Virus that damages cell
bodies of motor
neurons.
Paralysis Lack of voluntary Damage to the spinal
movement in part of cord, motor neurons, or
the body. their axons.

2. Peripheral nervous system

Sistem saraf tepi ( periphersl nervous system) atau yang biasa disingkat dengan
PNS adalah bagian yang berlokasi di luar tengkorak dan tulang belakag. Sistem saraf tepi juga
dinamakan sistem saraf parifer. Sistem saraf tepi merupakan bagian dari sitem saraf tubuh yang
meneruskan rangsangan (impuls) menuju dan dari sistem saraf pusat .

2.1 Otonom

adalah bagian sistem saraf pariferal yang mengatur lingkungan internal tubuh. Ia juga
terdiri atas saraf-saraf aferen (saraf sensorik) yang membawa sinyal-sinyal sensorik dari organ-
organ dalam keCNS dan saraf eferen (saraf motorik) yang membawa sinyal-sinyal motorik dari
CNS ke organ-organ dalam. Fungsi sistem saraf otonom adalah membawa pesan-pesan ke dan
dari organ internal tubuh, memantau proses-proses seperti bernapas, detak jantung, dan
pencernaan. Meskipun organ internal sepertin jantung, paru-paru, dan perut berisi ujung dan serat
sraf untuk mengkoduksi pesan-pesan sensoris pada otak dan sumsum tulang belakang , tetapi
sebagian besar dorongan ini tidak mencapai kesadaran . Dorongan afferent ini dari viscera
diterjemahkan kedalam respon reflek tanpa mencapai bagian otak sebelah atas: neuron sensoris
dari organ di kelompokkan dengan organ yang datang dari kulit dan otot involuntary disusun
sangat berbeda dari those yang memasok otot voluntary. Variasi di dalam lokasi dan penyusunan
neuron visceral efferent telah mengarahkan klasifikasi tadi sebagai bagian dari divisi yang
terpisah yang disebut autonomic nervous system.

Sistem saraf otonom mempunyai banyak ganglion (ganglia) yang berperan sebgai stasiun
pemancar. Didalam ganglia ini setiap pesan di transfer pada synapse dari neuron pertama ke
neuron kedua dan dari sana menuju sel kelenjar atau otot. Ini berbeda dengan yang berasal dari
sistem saraf voluntary (somatik) dimana setiap serat saraf motorik extends seluruh jalan dari
sumsum tulang belakang ke otot skeletat tanpa intervening synapse.

2.1.1 Simpatik

Adalah saraf motorik otonom yang project ( ke luar ) dari CNS di daerah
lumbar ( bagian belakang tubuh yang paling sempit, daerah pinggang) dan thoracic
( daerah dada ) di sumsum tulang belakang. Saraf simpatik berfungsi untuk
menggugah tubuh. System saraf sadar terdiri dari :

 Saraf cranial : saraf yang keluar dari otak. Terdapat dua belas pasang. 3
pasang sarf sensori (1 2 8). 5bpasang saraf motorik (3 4 6 1 12). 5 pasang
saraf sensori dan motorik (5 7 9 10).

 Olfactory  Penglihatan
 Optic  Penglihatan
 Oculomotor  Mengontrol gerakan mata dan
pupil
 Trochlear  Mengonrol gerakan mata
 Trigeminal  Sensasi kulit dari sebagian besar
muka, mengontrol elastisitas
otot untuk mengunyah dan
menelan
 Abducens  Mengontrol gerakan mata
 Facial  Rasa dari dalam 2/3 dari lidah
menguasai ekspresi wajah,
menangis, salvasi, dan pelebaran
pembuluhb darah di kepala
 Statoacoustic  Keseimbangan pendengaran
 Glossopharyngeal  Rasa dan sensi dari tenggorokan
dan podterior ketiga atau lidah,
control menelan, air liur,gerakan
tenggorokan selama berbicara
 Vagus  Sensasi dari leher dan
tenggorokan, mengontrol
tenggorokan, kerongkongan, dan
laring: saraf parasimpatik ke
perut, inestines, dan organ lain
 Accessory  untuk mengontrol leher dan
 Hypoglossal gerakan bahu
 mengontrol otot lidah

Sistem saraf simpatik adalah sebuah jaringan saraf yang mempersiapkan organ
untuk kegiatan ketat seperti:

 Meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, dll ("melawan atau lari"
respon),
 Terdiri dari ganglia di sebelah kiri dan kanan sumsum tulang belakang.
 Sebagian besar menggunakan norepinefrin sebagai neurotransmitter di sinapsis
postganglionik.

Gejala ganguan saraf simpatik :

 Tekanan darah tinggi


 Disfungsi ereksi pada pria
 Penyakit jantung
 Masalh dengan pernafasan dan menelan
 Sakit kepala
 Kehilangan memori
 Tremor, kejang
 Hilangnya kekuatan otot
 Cadel

2.1.2 Parasimpatik

Adalah saraf-saraf motorik otonom yang memproyeksi dari otak dan bagian
sacral (punggung bagian bawah) sumsum tulang belakang . Saraf
parasimpatik berfungsi untuk menenangkan tubuh.
Sistem saraf parasimpatik memfasilitasi vegetatis, respon nya tidak bersifat
mendesak:
 Menurunkan fungsi peningkatan pada sistem saraf simpatik
 Terdiri dari akson preganglion panjang yang memanjang dari
sumsum tulang belakang dan serat postganglionik pendek yang
menempel pada organ itu sendiri.
 Dominan selama keadaan santai
 Akson postganglionok kebanyakan melepaskan asetilkolin sebagai
neurotransmitter.

Seluruh saraf simpatik dan parasimpatik adalah jalur neural dua tahap: Neuron
simpatik dan parasimpatik memproyeksi (menonjol) dari CNS dan hanya menempuh sebagian
jalan ke organ target sebelum mereka bersinapsis di neuron-neuron lain (neuron-neuron
tingkat dua) membawa sinyal-sinyal dari bagian jalan lainya. Akan tetapi, sistem simpatik
dan parasimpatik berbeda dalam arti bahwa, neuron-neuron simpatik yang memproyeksi dari
CNS bersinapsis di neuron-neuron tingkat kedua pada jarak yang cukup substansi dari organ
targetnya, sementara neuron-neuron parasimpatik yang keluar dari CNS bersinapsis di dekat
organ targetnya di neuron-neuron tingkat kedua yang pendek.

Secara garis besar lokasi bagian sistem saraf otonom adalah sebagai berikut:

1. Jalur simpatik mulai di dalam sumsum tulang belakang dengan tubuh sel
di dalam daerah lumbur dan dada, daerah thoracolumbar. Saraf simpatik
timbul dari sumsum tulang belakang pada tingkat pertama saraf thoracic
turun pada tingkat kedua sraaf tulang belakang lumbar. Dari bagian
sumsum ini serat saraf memanjang sampai pada ganglia sympathetic
chain (kerangka badan) , dua untai ganglia yang menyerupai sumsum
yang memanjang di sepanjang sisi tulang belakang dan leherbagian
bawah sampai daerah abdominasi sebelah atas. Ganglia kerangka badan
yang merupai merjan ini dinamakan lateral ganglia berisi tubuh sel dari
sekelompok neuron yang kedua, seratnya memanjang sampai kelenjar
dan jaringan otot involutary. Neruron kedua ini melepaskan sebagian
besar neurotransmitter norepinehrine (nonadrenalin) pada jaringan
effector.
2. Jalur parasimpatik mulai di dalam daerah cranio sacral dengan
munculnya serat dari tubuh sel midbrain, dan bagian bawah sumsum
tulang belakang (sacral). Dari pusat-pusat inilah sekelompok serat yang
pertama memanjang sampai ganglia otonom yang biasanya berlokasi
didalam atau di dekat dinding organ effector . kemudian jalurnya terus
sepanjang sekelompok neuron kedua yang menstimulasi jaringan
visceral. Neuron ini merupakan neurotransmitter acetylcholine.
Pandangan konvesional tentang fungsi-fungsi reseptif sistem simpatik dan
parasimpatik menekankan tiga prinsip penting yaitu :
1. Bahwa saraf simpatik menstimulasi, mengorganisasikan , dan
memobilisasi sumber-sumber energi dalam situasi-situasi yang
mengancam, sementara saraf-saraf para simpatik bertindak untuk
menghemat energi.
2. Bahwa setiap organ target otonom menerima input simpatik dan
parasimpatik yang berlawanan , dan oleh sebab itu aktivitasnya dikontrol
oleh tingkat relatif aktivitas simpatik dan parasimpatik.
3. Bahwa perubahan simpatik merupakan indikasi adannya rangsangan
psikologis, sementara perubahan parasimpatik merupakan indikasi
relaksasi psikologis.

2.2 Somatik

adalah bagian PNS yang berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Ia terdiri atas afferent
nerves ( saraf aferen) atau yang disebut juga serabut saraf sensorik yaitu, yang mebawa
sinyal-sinyal atau informasi sensorik dari kulit, otot-otot skeletal/otot-otot rangka , sendi, mata,
telinga, dan lain-lain, kesistem saraf pusat, informasi atau sinyal-sinyal yang dikirim mengenai
berbagai kondisi seperti rasa sakit dan suhu dan eferent nerves ( saraf eferen) atau yang
disebut juga serabut saraf motorik yaitu yang memebawa sinyal-sinyal motirk dari sistem saraf
pusat ke otot-otot skeletal, atau memberitahukan otot-otot apa yang harus dilakukan.

2.2.1 Afferent

2.2.2 Efferent

2.3 Impuls

Sel saraf merupakan sel khusus penghantar impuls saraf. Impuls saraf dapat terjadi
karena berbagai macam rangsangan atau stimulus, misalnya panas, dingin, dan tekanan.
Rangsangan ini diterima oleh alat indra atau reseptor. Keberadaan rangsangan menimbulkan
perbedaan potensial di tempat yang berdekatan sehingga menyebabkan terjadinya denyut listrik
di sepanjang selaput neuron.

Kecepatan penjalaran impuls saraf melalui neuron kira-kira 300 kilometer per jam atau
sekitar 83 meter tiap detik. Akan tetapi, kekuatan pada penjalaran impuls saraf tidak berkurang
ketika, impuls berjalan melewati serabut neuron yang panjang atau melewati suatau
percabangan. Hal itu terjadi karena energi untuk penjalaran impuls saraf berasal dari energi yang
tersimpan di dalam rangsangan bukan pada sel sarafnya. Impuls saraf yang di kirim ke otak akan
diseleksi, kemudian diolah untuk menetukan jenis tanggapan terhadap rangsangan tersebut.
Selanjutnya tanggapan atau reaksi yang diberikan oleh otak dikirim ke otot atau kelenjar.

Untuk mengirimkan informasi kepada neuron lainya, sebuah neuron mengirimkan


impuls-impuls listrik singkat (“klik”) melalui aksonnya kepada neuron berikutnya. Membran
sel pada neuron (sel saraf) yang tidak di stimulasi membawa muatan listrik. Ion positif dan ion
negatif terkonsentrasi pada kedua sisi membran ini, sisi dalam membran saat ‘istirahat’ adalah
negatif jika dibandingkan dengan sisi luarnya. Impuls saraf adalah pembalikan lokal muatan
pada membran sel saraf yang menjalar di sepanjang membran seperti aliran listrik. Perubahn
listrik yang mendadak ini dinamakan potensial aksi. Dengan demikian stimulis adalah suatu
daya yang dapat memancing potensial aksi. Perubahan listrik ini adalah hasil sari perpindahan
yang cepat antara ion kalium (potassium) dan natrium (sodium) melintasi membran sel.
Pembalikan terjadi dengan sangat cepat (kurang dari 1/1000 detik) dan di ikuti dengan cepat
kembalinya membran pada keadaan semula sehingga dapat di stimulasi kembali. Serat saraf
yang bermeylin mengkonduksi impuls lebih cepat dibanding serat yang tidak ada meylinnya,
karena adanya “lompatan” impuls listrik dari satu nodus ke nodus lain pada selubung meylin .
dari pada harus secara kentinvu di sepanjang serat.

 Bagaimana neuron sel hidup menghasilkan impuls listrik?


Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu menelusuri lebih jauh sifat
neuron dan cairan yang membuatnya mengambang. Sebuah neuron seperti balon
yang dipenuhi sejenis cairan dan di kelilingi oleh sejenis cairan yang agak
berbeda. Akson merupakan sebuah “balon” yang telah dibentangkan untuk
membentuk tabung yang panjang dan berongga. Tabung akson begitu tipisnya,
sehingga beberapa lusin akson dalam satu bundel akan setebal rambut manusia.
Mengambang dalam cairan di dalam dan di luar tabung adalah partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion. Beberapa ion, terutama natrium dan kalium,
berisi muatan positif. Ion bermuatan negatif,yaitu klorin dan unsur lainnya juga
ada. Membran sel mengecah ion positif dan negatif mengalir secara acak
kedalam atau keluar sel. Neuron mencinptakan sinyal-sinyal listrik dengan
menggerakan ion positif dan negatif secara bolak- balik melalui membran luarnya.
 Bagaimana pergerakan ion sepanjang membran muncul?
Cukup sederhana. Yang melekat didinding balon kita adalah ratusan dari ribuan
gerbang kecil yang disebut saluran ion yang membuka dan menutup agar ion-ion
melewati dan keluar dari sel. Biasanya ketika neuron beristrahat, tidak
mengirimkan informasi, saluran ion tertutup, dan sedikit muatan negatif muncul
didalam membran sel. Pada bagian luar membran sel, muatanya bersifat positif.
Oleh karena itu perbedaan dalam muatan, membran neuron yang beristirahat
dikatakan mengalami polarisasi (polarize).
Neuron menjadi aktif ketika impuls yang datang “misalkan reaksi dari
tusukan sebuah peniti atau melihat wajah seseorang “ membangkitkan voltase
neuron dengan gerbang ion natrium bermuatan positif mengalir ke neuron,
menciptakan lebih banyak neuron bermuatan positif dan mendepolarisasi
membran dengan menurunkan perbedaan muatan antara cairan dalam dan luar
neuron. Kemudian, saluran kalium terbuka, dan ion-ion kalium bermuatan positif
keluar melalui membran semitelap neuron. Aliran keluar ini mengembalikan
neuron ke muatan negatif. Setelah itu, proses yang sama muncul seiring kelompok
saluran berikutnya terbuka dengan singkat. Berjalan ke akson, seperti deretan
panjang pintu lemari terbuka dan menutup secara berantai.
Pikirkan tentang akson yang meneruskan informasi dari reseptor sentuhan
di kaki menuju sumsum tulang belakang dan otak anda. Jika akson tersebut
menggunakan konduksi listrik, maka kecpatan penerusan informasi oleh akson
dapat menyamai kecepatan cahaya. Namun karena tubuh anda tersusun atas
senyawa karbon dan bukan kabel tembangga, maka kekuatan impuls akan sangat
berkurang ketika diteruskan menuju otak dan sumsum tulang belakang anda.
Suatu sentuhan di pundak akan lebih terasa dibandingkan dengan sentuhan di
perut anda. Orang yang tubuh nya pendek akan dapat lebih merasakan ibu jari
kaki nya dari pada orang yang tubuh nya tinggi.
Cara kerja akson akan mencegah terjadinya hal tersebut . Akson tidak hanya
meneruskan impuls, melainkan impuls diregenerasi oleh akson pada tiap titik
tertentu. Bayangka sebaris orang yang salig berpegangan tangan. Orang pertama
menekan tangan orang kedua, kemudian orang kedua menekan tangan orang
ketiga dan seterusnya. Impuls akan di teruskan sepanjang barisan tanpa
mengalami pelemahan karena tiap orang meregenerasi impuls tersebut.
Cara penerusan impuls pada akson mencegah terjadinya rasa sentuhan yang
lebih pada pundak anda dari pada sentuhan pada ibu jari kaki. Walaupun begitu,
masih ada masalah yang di hadapi akson dalam penghantaran impuls: yaitu akson
mentransmisi informasi dengan kecepatan yang sedang (kisaran nya mulai dari di
bawah 1 m/s hingga sekitar 100 m/s). Oleh karena itu, sentuhan dipundak akan
tiba di otak lebih cepat daripada sentuhan pada ibu jari kaki. Jika ada orang yang
menyentuh pundak dan ibu jari kaki Anda secara bersamaan, maka mungkin anda
tidak menyadari bahwa otak Anda tidak menerima stimulus tersebut secara
bersamaan. Bahkan jika seseorang menyentuh tangan kanan Anda dan kemudian,
menyentuh lagi tangan kiri Anda, maka Anda tidak akan menyadari dari sisi
sentuhan tersebut berasal (kecuali jeda antar-sentuhan melebihi 70 milisekon
[ms] ). (S. Yamamoto dan Kitazawa, 2001). Otak tidak tidak dipersiapkan untuk
menangkap semua perbedaan-perbedaan kecil pada stimulus sentuhan yang
diterima.

3.Neurotransmitter
3.1 Pengertian Neurotransmitter

Neurotransmitter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron.


terbungkus oleh vesikel sinapsis, sebelum dilepaskan bertepatan dengan datangnya potensial
aksi. Neurotransmitter adalah bahan kimia yang bersifat endogen yang mengirimkan sinyal dari
neuro ke sel target di sinap, Neurotransmitter yang dikemas kedalam vesikel sinaptik
berkerumun dibawah membran disisi presynaptic sinaps, dan dilepaskan kedalam celah sinaptik,
di mana mereka mengikat pada reseptor di membran pada sisi postsynaptic dari sinaps.
(Feriawati : 2006).

Pelepasan neurotransmiter biasanya mengikuti kedatangan sebuah potensial aksi pada


sinapsis, tetapi juga dapat mengikuti potensi listrik dinilai. Rendahnya tingkat dasar rilis
sederhana, juga terjadi tanpa stimulasi listrik. Neurotransmitter disintesis dari precusor berlimpah
dan sederhana, seperti asam amino, yang tersedia dari julah kecil langkah biosintesis untuk
mengkonversi. Ketika gelombang tersebut mencapai sinapsis, sejumlah molekul neurotransmitter
dilepaskan dan bergerak menuju penyerap yang terletak pada membrane neuron lain yang berada
di dekat sinapsis. Seluruh aktivitas manusia yang berkenaan dengan otak di atur melalui tiga
cara, yaitu sinyal listrik pada neuron, zat kimiawi yang di sebut neurotransmitter dan hormon
yang dilepaskan ke dalam darah. Hampir seluruh aktivitas di otak memanfaatkan
neurotransmitter. (King : 102).

1. Zat zat Neurotransmitter

Neurotransmitter mempunyai tiga golongan, neurotransmitter molekul-kecil konvesional


asam amino, monoamines (monoamin), dan acetycholine (asetilkolin). Disamping itu, ada empat
kelompok neurotranmitter molekul-kecil, yang sering di sebut neurotransmitter tak konvensional
karena mekanisme-mekanisme aksinya yang tidak biasa. Berlawanan dengan neurotransmitter
molekul-kecil, hanya ada satu golongan neurotransmitter molekul-besar : neuropeptides
(neuropeptida). Kebanyakan neurotransmitter menghasilkan eksitasi atau inhibisi, atau bukan
kedua-duanya. Akan tetapi, beberapa menghasilkan eksitasi ketika mengikatkan diri pada
sebagian subtipe reseptor mereka dan menghasilkan inhibisi ketika mengikat diri pada subtipe
reseptor yang lain. Ada banyak neurotransmitter yang berbeda. Tiap-tiap nya memainkan peran
dan fungsi khusus dalam jalur yang spesifik. Sementara bebrapa neurotransmitter merangsang
atau membangkitkan neuron untuk menembak, lainnya dapat menghambat neuron untuk
menembak. (King : 103).

Puluhan jenis neurotransmiter yang telah teridentifikasi di bentuk melalui asupan yang
berbeda. Bahan dasar pembentuk neurotransmiter adalah asam amino. Asam amino merupakan
salah satu nutrisi otak terpenting, yang berfungsi meningkatkan kewaspadaan, mengurangi
kesalahan, dan memacu kegesitan pikiran. Asam amino di dapatkan dari sumber-sumber protein.
Kadar protein tinggi dapat ditemukan pada makanan/minuman seperti susu, daging, telur dan
keju. Sedangkan protein yang terdapat dalam sayur-sayuran memiliki kadar terbatas. (Damasio :
2009)

Neurotransmitter adalah penghantar bahan kimia dari system saraf. Neurotransmitter adalah
molekul yang dimana harus memenuhi sejumlah kriteria harus diklasifikasikan sebagai
neurotransmiter. Kriteria ini biasanya harus dipenuhi melalui berbagai ilmu pengetahuan dasar
dan studi penelitian klinis. Zat yang hanya memiliki telah ditunjukkan untuk memenuhi beberapa
kriteria yang disebut sebagai neurotransmitter putatif, berarti mereka belum terbukti secara
eksperimental untuk memenuhi semua kriteria. (Cook, 2006).

Asam amino: glutamat, aspartat, D-serin, γ-aminobutyric acid (GABA), glisin


Monoamina dan amina biogenik lain: dopamin (DA), norepinefrin (noradrenalin, NE, NA),
epinefrin (adrenalin), histamin, serotonin (SE, 5-HT). Lain-lain: asetilkolin (Ach), adenosin,
anandamide oksida, nitrat, dll. Selain itu, lebih dari 50 neuroactive peptida telah ditemukan, dan
yang baru ditemukan secara teratur. Banyak dari ini adalah “co-dirilis” bersama dengan
pemancar kecil-molekul, tetapi dalam beberapa kasus peptida adalah pemancar primer di
sinaps. β-endorphin adalah contoh yang relatif terkenal neurotransmitter peptida; ini aktif terlibat
dalam interaksi yang sangat spesifik dengan reseptor opioid pada sistem saraf pusat. Ion tunggal,
seperti seng synaptically dirilis, juga dianggap oleh beberapa neurotransmitter , seperti juga
beberapa molekul gas seperti oksida nitrat (NO) dan karbon monoksida (CO). Ini bukan
neurotransmitter klasik oleh definisi ketat, bagaimanapun, karena meskipun mereka semua telah
menunjukkan eksperimental yang akan dirilis oleh terminal presynaptic dengan cara kegiatan-
tergantung, mereka tidak dikemas ke dalam vesikel. (feriawati : 2006)
Sejauh pemancar yang paling umum adalah glutamat, yang rangsang pada lebih dari 90% dari
sinapsis dalam otak manusia . Yang berikutnya yang paling umum adalah GABA, yang
penghambatan di lebih dari 90% dari sinapsis yang tidak menggunakan glutamat. Meskipun
pemancar lain yang digunakan dalam sinapsis jauh lebih sedikit, mereka mungkin sangat penting
fungsional-sebagian besar obat-obatan psikoaktif mengerahkan efek mereka dengan mengubah
tindakan beberapa sistem neurotransmitter, sering bertindak melalui pemancar selain glutamat
atau GABA. GABA (asam gama-aminobutirat) ditemukan pada seluruh sisitem saraf pusat. Ia
diyakini menjadi neurotransmitter sebanyak spertiga sinaps otak. GABA penting di dalam otak
karena menjaga penembakan banyak neuron (Liu & Lachmp, 2006). Ia membantu ketetapan
sinyal yang dibawa dari satu neuron ke nueron berikutnya. Tingkat GABA yang rendah dikaitkan
dengan kecemasan. Valium atau obat-obatan anti kecemasan lainnya meningkatkan efek
penghambatan dari GABA. Obat adiktif seperti kokain dan amfetamin mengerahkan efek mereka
terutama pada sistem dopamin. Obat-obatan opiat adiktif mengerahkan efek mereka terutama
sebagai analog peptida opioid fungsional, yang, pada gilirannya, mengatur tingkat dopamin.
(Fields : 2007).

2. Macam-macam Neurotransmitter beserta fungsi :

Neurotransmiter merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan dalam
gelembung sinaptik pada ujung akson. Zat kimia ini dilepaskan dari akson terminal melalui
eksositosis dan juga direabsorpsi untuk daur ulang. Neurotransmiter merupakan cara komunikasi
antar neuron. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan permeabilitas sel neuron, sehingga
neuron menjadi lebih kurang dapt menyalurkan impuls, tergantung dari neuron dan transmiter
tersebut. Contoh-contoh neurotransmiter adalah norepinefrin, acetilkolin, dopamin, serotonin,
asam gama aminobutirat (GABA), glisin, dan lain-lain.

1. Asetilkolin

Asetilkolin merupakan substansi transmitter yang disintesis diujung presinap dari koenzim
asetil A dan kolin dengan menggunakan enzim kolin asetiltransferase. Kemudian substansi ini
dibawa ke dalam gelembung spesifiknya. Ketika kemudian gelembung melepaskan asetilkolin ke
dalam celah sinap, asetilkolin dengan cepat memecah kembali asetat dan kolin dengan bantuan
enzim kolinesterase, yang berikatan dengan retikulum proteoglikan dan mengisi ruang celah
sinap. Kemudian gelembung mengalami daur ulang dan kolin juga secara aktif dibawa kembali
ke dalam ujung sinap untuk digunakan kembali bagi keperluan sintesis asetilkolin baru.
(Feriawati : 2006)
Aseltilkolin (Ach) biasanya merangsang penembakan neuron dan terlibat dalam aksi otot-
otot, belajar dan ingatan (Brooks, 2006). ACh ditemukan di seluruh sistem saraf pusat dan
parifer. Bisa laba-laba bisa hitam menyebabkan ACh memancar keluar dari sinaps antara
sumsum tulang belakang dan otot-otot rangka, menyebabkan kejang yang hebat. Obat kurare
yang digunakan oleh beberapa sukus asli di amerika selatan untuk menpersenjatai anak panah
mereka menghalangi reseptor untuk ACh, melumpuhkan otot-otot. Sebaliknya, nikotin
merangsanbg reseptor aseltilkolin. Penderita Alzheimer, gangguan otak degeneratif yang
melibatkan penururnan ingatan, memiliki kekurangan aseltilkolin. (Psikologi umum, Laura A.
King ;103). Beberapa obat meredakan gejala-gejala penyakit Alzheimer dengan
mengompensasikan kehilangan pasokan aseltilkolin dari otak. (Brooks : 2006)

2. Noepinefrin, epinephrine, dan dopamine

Noepinephrine, epinephrine, dan dopamine dikelompokkan dalam cathecolamines.


Hidroksilasi tirosin merupakan tahap penentu (rate-limiting step) dalam biosintesis cathecolamin.
Disamping itu, enzim tirosin hidroksilase ini dihambat oleh oleh katekol (umpan balik negatif
oleh hasil akhirnya). (Damasio : 2009)

A. Dopamin

Merupakan neurotransmiter yang mirip dengan adrenalin dimana mempengaruhi proses


otak yang mengontrol gerakan, respon emosional dan kemampuan untuk merasakan kesenangan
dan rasa sakit. Dopamin sangat penting untuk mengontrol gerakan keseimbangan. Jika
kekurangan dopamin akan menyebabkan berkurangnya kontrol gerakan seperti kasus pada
penyakit Parkinson. Jika kekurangan atau masalah dengan aliran dopamine dapat menyebabkan
orang kehilangan kemampuan untuk berpikir rasionil, ditunjukkan dalam skizofrenia. dari perut
tegmental area yang banyak bagian limbic sistem akan menyebabkan seseorang selalu curiga dan
memungkinkan untuk mempunyai kepribadian paranoia. Jika kekurangan Dopamin di bidang
mesocortical dari daerah perut tegmental ke neocortex terutama di daerah prefrontal dapat
mengurangi salah satu dari memori. (Feriawati : 2006)
Dopamin (dopamine) membantu mengendalikan pergerakan volunter dan mempengaruhi
tidur, suasana hati, perhatian, dan belajar, (Monti & Monti, 2007). Obat-obat perangsang, seperti
kokain dan ampetania menghasilkan gairah, kewaspadaan, meningkatkan sesuana hati,
menurunkan kelelahan, dan terkadang meningkatkan aktivitas motorik terutama dengan
mengaktifkan reseptor dopamin (ikegami et al, 2007).
Tingkat dopamin yang rendah dikaitkan dengan penyakit parkinson, penurunan
pergerakan fisik (Marvanova & Nichols, 2007). Meskipun aktor Michael J.Fox terkena parkinson
pada usia 20-an akhir, penyakit ini tidak biasa menjangkitu mereka yang berusia di bawah usia
30 tahun dan menjadi semakin umum seiring orang-oramng mengalami penuaan (cantuti-
castelvetri, shukitt-Hale, & Joseph, 2003). Tingkat dopamin yang tinggi dikaitkan dengan
skezofrenia, gangguan jiwa berat. (King : 104).

B. Norepineprin

Disekresi oleh sebagian besar neuron yang badan sel/somanya terletak pada batang otak
dan hipothalamus. Secara khas neuron-neuron penyekresi norephineprin yang terletak di lokus
seruleus di dalam pons akan mengirimkan serabut-serabut saraf yang luas di dalam otak dan akan
membantu pengaturan seluruh aktivitas dan perasaan, seperti peningkatan kewaspadaan. Pada
sebagian daerah ini, norephineprin mungkin mengaktivasi reseptor aksitasi, namun pada yang
lebih sempit malahan mengatur reseptor inhibisi. Norephineprin juga sebagian disekresikan oleh
sebagian besar neuron post ganglion sistem saraf simpatisdimana ephineprin merangsang
beberapa organ tetapi menghambat organ yang lain. (Starwn & Geracioti; 2007). Norephinefrine
menghambat penembakan neuron dalam sistem saraf pusat, tetapi membangkitkan otot jantung,
usus, dan alat urogenitalia. Stress merangsang pelepasan norepinefrin (Starwn & Geracioti;
2007).
Neurotransmitter ini juga membantu mengendalikan kewaspadaan. Terlalu sedikit
norepinefrin dikaitkan dengan depresi, dan terlalu banyak memicu keadaan gelisah dan mania.
Misalnya, amfetamina dan kokain menyebabkan keadaan perilaku hiperaktif dan mania dengan
meningkatkan norepinefrin di otak secara cepat (Nelson & Gehlert; 2006).

C. Epinefrin
Epinefrin merupakan salah satu hormon yang berperan pada reaksi stres jangka pendek.
Epinefrin disekresi oleh kelenjar adrenal saat ada keadaan gawat ataupun berbahaya. Di dalam
aliran darah epinefrin dengan cepat menjaga kebutuhan tubuh saat terjadu ketegangan, atau
kondisi gawat dengan memberi suplai oksigen dan glukosa lebih pada otak dan otot. Selain itu
epinefrin juga meningkatkan denyut jantung, stroke volume, dilatasi dan kontraksi arteriol pada
gastrointestinal dan otot skeleton. Epinefrin akan meningkatkan gula darah dengan jalan
meningkatkan katabolisme dari glikogen menjadi glukosa di hati dan saat bersamaan
menurunkan pembentukan lipid dari sel-sel lemak. Epinefrin memiliki banyak sekali fungsi di
hampir seluruh tubuh, diantaranya dalam mengatur konsentrasi asam lemak, konsentrasi glukosa
darah, kontrol aliran darah ginjal, mengatur laju metabolisme, kontraksi otot polos, termogenesis
kimia, vasodilatasi, vasokonstriksi, dll. (Feriawati : 2006)

3. Serotonin

Serotonin (5-hydroxytryptamine, atau 5-HT) adalah suatu neurotransmitte rmonoamino


yang disintesiskan dalam neuron-neuron serotonergis dalam sistem saraf pusat (CNS) dan sel-sel
enterochromaffin dalam saluran pencernaan. Pada system saraf pusat serotonin memiliki peranan
penting sebagai neurotransmitter yang berperan pada proses marah, agresif, temperature tubuh,
mood, tidur, human sexuality, selera makan, dan metabolisme, serta rangsang muntah. Serotonin
memiliki aktivitas yang luas pada otak dan variasi genetic pada reseptor serotonin dan
transporter serotonin, yang juga memiliki kemampuan untuk reuptake yang jika terganggu akan
memiliki dampak pada kelainan neurologist. (Cook, 2006)

Obat-obatan yang mempengaruhi jalur dari pembentukan serotonin biasanya digunakan


sebagai terapi pada banyak gangguan psikiatri, selain itu serotonin juga merupakan salah satu
dari pusat penelitian pengaruh genetic pada perubahan genetic psikiatri. (Damasio : 2009)

Pada beberapa studi yang telah dilakukan dapat dibuktikan bahwa pada beberapa orang
dengan gangguan cemas memiliki serotonin transporter yang tidak normal dan efek dari
perubahan ini adalah adanya peluang terjadinya depresi jauh lebih besar dibanding orang normal.
Dari peneltian terbaru juga didapatkan bahwa serotonin bersama-sama dengan asetilkolin dan
norepinefrin akan bertindak sebagai neurotransmitter yang dilepaskan pada ujung-ujung saraf
enteric. Kebanyakan nuclei rafe akan mensekresi serotonin yang membantu dalam pengaturan
tidur normal. Serotonin juga merupakan salah satu dari beberapa bahan aktif yang akan
mengaktifkan proses peradangan, yang akan dimulai dengan vasodilatasi pembuluh darah lokal
sampai pada tahap pembengkakan sel jaringan, selain itu serotonin juga memiliki kendali pada
aliran darah, kontraksi otot polos, rangsang nyeri, system analgesic, dan peristaltic usus halus.
Serotonin terlibat dalam pengaturan tidur, suasana hati, perhatian, dan belajar. Dalam mengatur
tidur dan bangun, serotonin bekerja sama dengan aseltilkolin dan norepinefrin (Miller &
O’Callaghan, 2006).

Tingkat serotonin yang rendah dikaitkan dengan depresi (Leykin et al, 2007). Obat
antidepresi Prozac bekerja denhgan meningkatkan tingkat serotonin di otak (Little, zhang, &
Cook, 2006).

4. Neuropeptida

Neuropeptida merupakan kelompok transmitter yang sangat berbeda dan biasanya


bekerja lambat dan dalam hal lain sedikit berbeda dengan yang terdapat pada transmitter molekul
kecil. (Feriawati : 2006)

Sekitar 40 jenis peptida diperkirakan memiliki fungsi sebagai neurotransmitter. Daftar


peptida ini semakin panjang dengan ditemukannya putative neurotransmitter (diperkirakan
memiliki fungsi sebagai neurotransmitter berdasarkan bukti-bukti yang ada tetapi belum dapat
dibuktikan secara langsung). Neuropeptida sudah dipelajari sejak lama, namun bukan dalam
fungsinya sebagai neurotransmitter, namun fungsinya sebagai substansi hormonal. Peptida ini
mula-mula dilepaskan ke dalam aliran darah oleh kelenjar endokrin, kemudian hormon-hormon
peptida itu akan menuju ke jaringan-jaringan otak. Dahulu para ahli meyangka bahwa peptida
dihasikan dalam kelenjar hormon danmasuk ke dalamjaringan otak, namun saat ini sudah dapat
dibuktikan bahwa peptida yang berfungsi sebagai neurotransmitter, dapat disintesa dan
dilepaskan oleh neuron di susunan saraf. Neuropeptida tidak disintesis dalam sitosol pada ujung
presinap. Namun demikian, zat ini disintesis sebagai bagian integral dari molekul protein besar
oleh ribosom-ribosom dalam badan sel neuron. Molekul protein selanjutnya mula-mula
memasuki retikulum endoplasma badan sel dan kemudian ke aparatus golgi. (Cook : 2007)
Neurotransmitter Endorfins, salah satunya neurotransmitter yang merupakan candu alami
yang terutama merangsang penembakan neuron. Endorfins melindungi tubuh dari rasa sakit dan
meninggalkan perasaan senang, pelajari jaraj jauh, wanita melahirkan, dan seseorang yang syok
setelah tabrakan mobil, mereka semua telah meningkatkan tingkat endorfrinsnya (Armstrong &
Hatfield, 2006). Pada awal abad keempat sebelum masehi, orang-orang Yunani menggunakan
opium untuk membangkitkan rasa senang. Lebih dari 2.000 tahun kemudian, formula ajaib
dibalik kecanduan opium akhirnya ditemukan. Pada awal tahun 70-an, para ilmuwan
menemukan opium menyambung ke sistem candu alami yang berada di dalam jalur otak (Pert,
1999; Pert & Snyder, 1973). Morfin (narkotika terpenting dari opium) meniru tindakan endorfins
dengan merangsang reseptor dalam otak yang terlibat dengan kesenangan dan rasa sakit (Vetter
et al, 2006).

Neurotransmitter Lokasi Fungsi Implikasi psikis


Koinergenik : System saraf otonom Bangun, tidur, Meningkatkan derajat
Asetilkolin simpatis dan parasimpatis, persepsi, nyeri, dan depresi dan
terminal saraf presinapsis pergerakan memori. menurunkan derajat
parasimpatis, terminal penyakit.
postsinapsis.
System saraf pusat :
serebral korteks,
hipokampus, system
limbic, basal ganglia.
Monoamine System saraf otonom, Pernapasan, Menurunkan derajat
Norephineprin terminal saraf postsinapsis persepsi, daya depresi,
simpatis. penggerak, pikiran, meningkatkan derajat
System saraf pusat : kardiovaskular, mania keadaan cemas
thalamus, system limbic, bangun dan tidur. dan skizofrenia.
hipokampus, serebelum,
korteks serebri.
Dopamine Frontal korteks, system Pergerakan dan Menurunkan derajat
limbic, basal ganglia, koordinasi, penyakit Parkinson
thalamus, hipofisis posterior emosional, penilaian, dan depresi,
dan medulla spinalis. pelepasan prolaktin. meningkatkan derajat
mania dan skizofrenia.
Serotonin Hipotalamus, thalamus, Bangun, tidur, libido, Menurunkan derajat
system limbic,korteks nafsu makan, depresi,
serebral, serebelum, medulla perasaan, agresi, meningkatkan derajat
spinalis. persepsi, nyeri, kecemasan.
koordinasi dan
penilaian.
Histamine Hipotalamus - Menurukan derajat
depresi.
Asam amino : Hipotalamus, hipokampus, Kemunduran Menurunkan derajat
GABA : ( gama korteks, serebelum, basal aktivitas tubuh korea Huntington,
amino buthyric ganglia, medulla spinalis, gangguan ansietas,
acid ) retina. skizofrenia, dan
berbagai jenis
epilepsy.
Glisin Medulla spinalis, batang Menghambat motor derajat tok
otak. neuron berulang. sik/keracunan “glicin
enchephalopy”
Glutamate dan Sel-sel pyramid/kerucut dari Menilai informasi Menurunkan tingkat
aspartat korteks, serebelum dan sensori, mengatur derajat dan gerakan
sistem sensori aferen primer, berbagai motor dan yang berhubungan
hipokampus, thalamus, reflex spinal. dengan gerakan
hipotalamus, medulla motor spastic.
spinalis.
Neuropeptida : Thalamus, hipotalamus, Mengatur nyeri dan Modulasi aktivitas
endorphin dan struktur limbic dan batang mengatur peristaltic dopamine oleh opiod
enkefalin otak. Enkefalin juga di (enkefalin). peptida dapat
temukan di traktus menumpukkan
gastrointestinal. berbagai ikatan
terhadap gejala
skizofrenia.
Substansi p Hipotalamus, struktur limbic, Pengaturan nyeri. Menurunkan derajat
otak tengah, batang otak, korea Huntington.
thalamus, basal ganglia dan
medulla spinalis. Ditemukan
juga pada traktus
gastrointestinal dan kelenjar
saliva.
Somatostatin Korteks serebral, thalamus, Menghambat Menurunkan derajat
hipokampus, basal ganglia, norephineprin, penyakit alzeimer ,
batang otak, medulla merangsang meningkatkan derajat
spinalis. pelepasan serotonin, korea Huntington.
dopamine asetilkolin.

Didalam mekanisme transmisi sinapsis terdapat 2 macam neurotransmitter, yaitu small-


molecule neurotransmitter dan large-molecule neurotransmitter.

A. Small-molecule Neurotransmitter
Neurotransmitter umumnya disintesiskan dalam sitoplasma terminal buttons dan dibungkus
dalam synaptic vesikel akan di simpan dalam klaster-klaster di sebelah membran sinaptik. Proses
ini di mulai dengan berkumpulnya subtansi kimia di dalam cisterna yang akan di simpan di dekat
membran presinanpsis (membran presinapsis kaya akan kelenjar-kelenjar yang mengandung
kalsium). Bila mendapat stimulasi dari potensial aksi, saluran kalsium tadi akan terbuka dan ion
Ca+ akan masuk kedalam button. Masuknya Ca+ akan mendorong pembuluh sinapsis untuk
melakukan kontak dengan membran presinapsis dan melepaskan isinya kedalam celah sinapsis.
Proses ini disebut exocytocis. Proses ini berlangsung setiap kali stimulasi potensial aksi terjadi.
Ia berlangsung menyampaikan pesan kepada reseptor postsinapsis yang ada di sekitarnya.
(Puspitawati dan hapsari : 2014)
B. Large-molecule Neurotransmitter
Neurotransmitter umumnya berupa neuropeptida, yaitu asam amino pendek yang terdiri dari
3 sampai 36 asam amino dan merupakan protein-protein pendek. Neuropeptida terpasang dalam
sitoplasma badan sel di ribosom. Selanjutnya dibungkus dalam vesikel oleh kompleks golgi
badan sel dan diangkut oleh microtubules ke terminal button dengan kecepatan sekitar 40 cm per
hari. Vesikel yang berisi neuropeptida lebih besar di bandingkan neurotransmitter molekul kecil
dan umumnya tidak sedekat vesikel lain yang dekat membran presinaptik. (Puspitawati dan
hapsari : 2014)
Proses exocytosis juga terjadi dalam neurotransmitter molekul besar, dalam proses ini
substansi kimia yang dibutuhkan akan berkumpul dalam badan golgi dan dialirkan ke buttons
melalui microtubules. Proses awalnya exocytosis tetap sama, tetapi bila small-molecule
berlangsung pada setiap kali terjadi stimulasi, proses exocytosis Large-molecule akan
berlangsung secara bertahap. Large-molecule umunyta juga tidak dilepaskan pada celah sinapsis,
tetapi di lepaskan pada cairan ekstrasel dan pembuluh darah. Oleh karena itu, proses Large-
molecule ini biasanya terjadi pada reseptor yang letaknya jauh dari proses exocytosis dan
pengaruh disebarkan juga tidak terbatas pada neuron yang ada di sekitarnya, tetapi juga neuron-
neuron yang letaknya berjauhan. Oleh karena itu, proses initi lebih berfungsi sebagai
neuromodulator. Neuromodulator memilki peranan yang besar dalam mengontrol emosi dan
motivasi. (Puspitawati dan hapsari : 2014).
Dalam peristiwa transmisi, neurotransmitter yang dikeluarkan ada berbagai macam yang
akan menentukan proses yang berlangsung. Untuk proses small molecule neurotransmitter,
substansi kimia yang dihasilkan adalah amino acid neurotransmitter dan monoamine
neurotransmitter dan acetylcholine. Selain itu, dalam molekul neurotransmitter tak
konvensional. (Puspitawati dan hapsari : 2014).
Karena mekanisme-mekanisme aksinya yang tidak biasa, berlawanan dengan
neurotransmitter molekul besar neuropeptides (neuropeptida). Kebanyakan neurotransmitter
menghasilkan eksitasi atau inhibisi, atau bukan kedua-duanya. Akan tetapi, beberapa
menghasilkan eksitasi ketika menghasilkan inhibisi ketika mengikatkan diri pada sebagian
subtipe reseptor mereka dan menghasilkan inhibisi ketika mengikatkan diri pada subtipe reseptor
yang lain. (Pinel : 2012).

A. Substansi kimia Small Molecule Neurotransmitter


1. Amino acid Neurotransmitter (asam amino neurotransmitter)
Asam amino merupakan jenis neurotransmitter yang paling cepat beraksi dalam sistem saraf
pusat pada directed synapses. Terdapat empat jenis neurotransmitter yang termasuk asam amino,
yaitu glutamat, aspartat, glisin, GABA. Untuk tiga jenis yang pertama terdapat dalam protein
yang biasa kita makan, sedangkan GABA disintesiskan oleh modifikasi sederhana dari striuktur
glutamat. Glutamat adalah neurotransmitter eksitatori paling menonjol dalam sisitem saraf
mamlia, sedangkan GABA adalah neurotransmitter yang inhibitorik yang paling menonjol, tetapi
GABA juga ditemukan dalam beberapa sinapsis memiliki efek eksitatorik. (Puspitawati dan
hapsari : 2014). Dan (Pinel : 2012)

2. Monoamine Neurotransmitter
Neurotransmitter monoamin disintesiskan dari asam amino. Sehingga namanya menjadi
monoamin (satu amino). Monoamin neurotransmitter lebih besar di banding asam amino dan
efeknya cenderung lebih melebar. Monoamin terlihat dalam kelompok kecil neuron yang badan-
badan selnya sebagian besar terletak di batang otak. Neuronnya memiliki akson yang bercabang-
cabang dengan banyak varicosities. Terdapat empat neurotransmitter monoamin, yaitu dopamin,
epinefrin, norepinefrin, dan serotonin. Empat neurotransmitter tersebut terbagi menjadi dua
divisi, yaitu catecholamines dan indolamines. Dopamin, norepinefrin dan epinefrin termasuk
katek kolamin yang masing masing disintesiskan dari asam amino tirosin. Tirosin diubah
menjadi L-Dopa, yang kemudian diubah lagi menjadi dopamin. Neuron-neuron yang melepaskan
norepinefrin memiliki sebuah enzim ekstra yang tidak ada di dopamin untuk mengubah dopamin
menjadi norepinefrin. Dengan cara serupa, neuron-neuron yang melepaskan enzim yang ada
dalam yang melepaskan norepinefrin, bersama enzim ekstra yang mengonversikan norepinefrin
menjadi epinefrin. (Puspitawati dan hapsari : 2014). Dan (Pinel : 2012)
Berlawanan dengan monoamin-monoamin lainnya, serotonin (disebut juga 5-
hidroksirtrpamin atau 5-HT) disintesiskan dari asam amino tritophan dan termasuk indolamin.
Neuron- neuron yang melepaskan norepinefrin disebut nonadrigenic atau adrenalin dan yang
melepaskan epinefrin disebut andregenik atau nonadrenalin. ((Puspitawati dan hapsari : 2014 :
96).
Ada dua alasan mengapa, dinamakan seperti ini. Yang pertama adalah epinefrin dan
norepinefrin masing masing pernah disebut andrenaline (adrenalin) dan noradrenaline
(noradrenalin) oleh banyak ilmuwan, sampai sebuah perusahaan obat mendaftarkan adrenalin
sebagai sebuah merek. Alasan ini akan menjadi jelas bagi anda ketika mencoba mengatakan
norepinephrinergic. (Pinel : 2012 : 115).

3. Acetycholine
Asetilkolin atau biasa di singkat (ach). Asetilkolin berada dalam golongan dengan sendirinya.
Asetilkolin merupakan hasil dari gabungan kelompok asetil ke sebuah molekul kolin. Asetilkolin
merupakan neurotransmitter yang berbeda di neurotransmitter junctions (ruang antara
neuromuskuler) di banyak sistem saraf dalam sistem saraf otonom dan sinapsis di beberapa
sistem saraf pusat. Asetilkolin dihancurkan di sinapsis oleh asetilkolinestrase. Neuron-neuron
yang melepaskan asetilkolin bersifat koligernik. (Feriawati : 2006)

4. Neurotransmitter tak konvesional


Neurotransmitter bekerja secara berbeda dengan neurotransmitter molekul kecil lainnya.
Salah satu golongan nya adalah soluble gas neurotransmitter (neurotransmitter berupa gas yang
dapat larut) yang terdiri dari dua jenis, oksida nirit dan karbon monoksida. Neurotransmitter
jenis ini di produksi dalam sitoplasma neural yang kemudian akan segera menyebar ke seoanjang
membran sel di dalam cairan ektraseluler akan di lanjutkan ke sel yang berdekatan.
Neurotransmitter ini dapat dengan mudah melewati membran sel karena dapat larut dalam lipid
(lemak). Setelah berada dalam sel lain, neurotransmitter ini akan menstimulasi pembawa kedua
dan dalam bebrapa detik diaktifkan dengan cara dikonversikan ke dalam molekul lain. Golongan
neurotransmitter tak konvensional lainnya adalah endokannabinoids yang berupa dengan delta-
9tetrahydrocannabinol (HTC) yang meruopakan unsur pokok psychoactive utama mariyuana
(ganja). Yang termasuk endokannabinoids adalah anandamida. Endokannabinoids diproduksi
sgera sebelum di lepaskan dan di sintesiskan dari senyawa lemak dalam membran sel.
Endokannabinoids cenderung dilepaskan dari dendrit dan badan sel dan sebagian besar efeknya
cenderung pada neuron presinaptik yang menghambat transmisi sinaptik selanjutnya.
(Puspitawati dan hapsari : 2014).

A. Substansi kimia large molecule neurotransmitter


1. Nueropeptides
Sekitar 100 neuropeptida telah teridentifikasi. Aksi masing-masing neuropeptida
bergantung pada sekuen asam aminonya. Neuropeptida sudah dipelajari sejak lama, bukan dalam
fungsinya sebagai neurotransmitter, tetapi fungsinya sebagai substansi hormonal. Peptida ini
mula-mula di lepaskan ke dalam aliran darah oleh kelenjar edotrin, kemudian hormon-hormon
peptida itu akan menuju ke jaring jaring otak. Dahulu para ahli menyangka peptida dihasilkan
dalam kelenjar hormon dan masuk kedalam jaringan otak. Namun, saat ini sudah dapat
dibuktikan bahwa peptida yang berfungsi sebagai neurotransmitter dapat disisntesis dan
dilepaskan oleh neuron di susunan saraf. (Puspitawati dan hapsari : 2014 : 97)
Transmitter neuropeptida dikeompokkan menjadi lima kelompok. Kelima kelompok
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Peptida pituitari, yaitu peptida yang berisi neuropeptida yang di intifikasi sebagai
hormon yang dilepaskan oelh pituitari.
2. Peptida hipotalamik, yaitu peptida yang berisi neuropeptida yang di identifikasi
sebagai hormon yang dilepaskan oleh hipotalamus.
3. Peptida otak usus, yaitu peptida yang berisi neuropeptida yang ditemukan di usus.
4. Peptida opioid, yaitu neuropeptida yang strukturnya sperti kandungan aktif opium.
5. Peptida yang bermacam-macam (miscellaneous peptides), yaitu kategori peptida
yang berisi semua transmitter neuropeptida yang tidak dapat dimasuk kan kedalan
keempat kategori lainnya. (Puspitawati dan hapsari : 2014)
A. Penjalaran Impuls
Peran akson dalam jaringan sistem saraf manusia sangat penting, yakni sebagai pengirim
informasi dari reseptor menuju otak dan sumsum tulang belakang. Kecepatan akson tersebut
sama dengan kecepatan cahaya jika akson menggunakan konduksi listrik, namun hal itu
tidak akan terjadi. Karena tubuh manusia tersusun atas senyawa karbon sehingga kekuatan
penjalaran impuls akan berkurang saat diteruskan menuju otak dan sumsum tulang belakang.
Selain meneruskan impuls, akson bertugas untuk meregenerasi impuls di titik tertentu.
Dalam mentransmisi informasi, akson memiliki kecepatan yang sedang (kisarannya mulai
dari di bawah 1 m/s hingga sekitar 100 m/s ). Sehingga seseorang akan lebih cepat
merasakan sentuhan di pundak dibandingkan merasakan sentuhan pada kaki.

B. Potensial Jeda
Membran neuron memiliki suatu gradien listrik, yakni yang berfungsi untuk
mempertahankan perbedaan muatan listrik antara bagian dalam dan bagian luar sel.
Membran tersebut terdiri dari dua lapisan yakni lapisan dalam dan lapisan luar yang
mengandung molekul fossolipid ( terdiri atas rantai asam lemak dan grup fosfat ). Struktur
membran sel memiliki kombinasi antara kelenturan, kekakuan, dan kemampuan untuk
memperlambat laju zat-zat kimia dari dak ke dalam sel. Di dalam membran ada suatu
polarisasi (perbedaan muatan listrik antara dua lokasi) saat tidak ada gangguan, tepatnya
neuron yang berada di dalam membran memiliki potensial listrik yang lebih negative
dibandingkan dengan neuron yang berada di luar membran. Perbedaan muatan listrik pada
neuron saat keadaan rileks ini dinamakan potensial jeda, hal ini terjadi karena adanya
protein-protein bermuatan negatif di dalam sel.

You might also like