Professional Documents
Culture Documents
Dalam teori ekonomi dikatakan bahwa manusia adalah makhluk ekonomi yang selalu berusaha
memaksimalkan kepuasannya dan selalu bertindak rasional. Para konsumen akan memaksimalkan
kepuasannya selama kemampuan finansialnya memungkinkan. Mereka mengetahui pengetahuan
tentang alternatif produk yang dapat memuaskan kebutuhan mereka. Selama uilitas marginal
(marginal Utility) yang diperoleh dari produk masih lebih besar atau sama dengan biaya yang
dikorbankan, orang-orang akan membeli suatu produk.
Yang dapat dipertanyakan dalam teori ini adalah konsep uilitas dan asumsi adalah bahwa konsumen
bersifat rasional.Lalu, apakah konsumen akan selalu bersifat rasional. Jawabannya jelas tidak.
Sebagai contoh kalau sedang makan, mana yang lebih sehat? Minum air putih ataukah minuman
soda, tentunya pilihannya air putih. Tetapi mengapa orang lebih suka minum Pepsi Cola di restoran
KFC atau MC Donalds.
Teori-teori Psikologis
Teori Pembelajaran
Teori ini menyatakan bahwa perilaku seseorang merupakan hasil belajar dari akumulasi pengalaman
selama hidupnya. Teori ini dikembangkan oleh Pavlov, Skinner dan Hull melalui percobaan pada
anjing. Anjing diberi rangsangan, kalau tanggapannya betul diberi daging, sedangkan kalau salah
anjing dipukul. Perlakuan itu diulang terus menerus sampai akhirnya anjing memberi tanggapan
yang sama dan betul semua. Akhirnya muncullah sebuah kebiasaan pada anjing. Dengan kata lain,
perilaku anjing merupakan hasil belajar dari pengalaman (learning).
Bagaimana dengan konsumen? Mereka tentu akan belajar dari pengalaman. Kalau suatu produk
atau toko mengecewakan, konsumen akan berpikir dua kali untuk memilihnya lagi.
Pilihan konsumen tentu tidak berdasarkan pada hasil belajar dari pengalaman sendiri. Namun yang
namanya manusia, belajar tidak hanya diperoleh dari pengalaman sendiri, akan tetapi juga dari
pengalaman dari orang lain.Oleh karena itu perlunya menciptakan komunikasi informal yang positif
tentang perusahaan agar dalam proses berbagi pengalaman diantara para konsumen, perusahaan
diuntungkan. Caranya adalah dengan menjaga kepuasan serta memelihara hubungan dengan
pelanggan yang ada serta menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan sosial.
Kelemahan teori ini yaitu ketika produk yang ditawarkan baru sama sekali dan belum seorang pun
memakainya.
Teori Motivasi
Teori Freud menyatakan bahwa seseorang tidak bisa memahami motivasi yang mendorong
perilakunya secara pasti. Teori Maslow menyatakan sebaliknya yaitu bahwa motivasi seseorang
dapat dihubungkan dengan kebutuhannya.
Teori Sosiologis
Teori ini menyatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, sepeti
keluarga dan kelompok-kelompok sosial. Pada dasarnya, seeorang akan berusaha mengharmoniskan
perilakunya dengan apa yang dianggap pantas oleh lingkungan sosialnya.Dengan demikian,
seseorang akan membeli produk kalau produk tersebut diterima kelompoknya.
Teori Anthropologis
Teori ini juga memandang bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, namun
pada konteks yang lebih luas. Termasuk didalam kelompok yang lebih besar ini adalah kebudayaan,
subkultur dan kelas sosial.
BAB III. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH
KONSUMEN
NAMA IRRIYAN
TI
NPM 18211536
KELAS 3EA17
• Perilaku pascapembelian
Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur
mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan
waspada terhadap informasi yang mendukung kepuasannya.
Tugas pemasar tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus mengamati kepuasan
pascapembelian, tindakan pascapembelian, dan penggunaan produk pascapembelian.
PEMBELIAN
Menurut (Engel,2000) pada tahap pembelian, konsumen memperoleh alternatif yang
dipilih atau pengganti yang dapat diterima bila perlu. Evaluasi yang telah dilakukan
membawa konsumen untuk melakukan pembelian. Jika ia mengalami kegagalan
untuk melakukan pembelian produk/ jasa yang diinginkannya (alternatif yang
dipilih), konsumen melakukan pembelian ke alternatif lain atau alternatif pengganti yang
masih dapat diterima.
Nilai pembelian konsumen memiliki dua katagori, yaitu :
• 1. Produk maupun merek, dikenal sebagai pembelian yang terencana
sepenuhnya, dimana pembelian yang terjadi merupakan hasil keterlibatan yang
tinggi dan pemecah masalah yang diperluas.
• 2. Kelas poduk, dapat dipandang sebagai pembelian yang terencana, jika pilihan
merek dibuat ditempat pembelian.
Menurut (Kotler,2002) ada dua faktor yang dapat mempengaruhi maksud pembelian
dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah pendirian orang lain. Sejauh mana
pendirian orang lain mempengaruhi alternatif yang disukai seseorang. Faktor yang kedua
situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.