You are on page 1of 23

56

1. ANALISA DATA

No Data senjang Etiologi Masalah

1. Ds: Adanya luka post operasi Nyeri


- Klien mengatakan nyeri sectio caesarea
pada luka post operasi ↓
di daerah abdomen Terputusnya kontinuitas
DO: jaringan
- Terdapat luka post ↓
operasi di perut bagian Merangsang hipotalamus
bawah yang masih ↓
tertutup. Persepsi nyeri
- Adanya nyeri tekan
- Klien tampak meringis
- Terlihat luka horizontal
pada abdomen ± 15 cm
- Skala nyeri 4

2. Ds: Lingkungan bising Gangguan


- Klien mengatakan tidak ↓ pemenuhan
bisa tidur Klien terjaga istirahat
Do: ↓ tidur
- Kantung mata terlihat Istirahat tidur tidak
hitam terpenuhi
- Klien menguap
- Klien mengantuk
- Tidur malam 3-4
jam/hari tidak tidur
siang
3. Do: Adanya luka post operasi Intoleransi
- Klien mengatakan sectio caesarea aktivitas
badan lemas tidak ↓
57

mampu beraktivitas Lemas, aktivitas


Do: terganggu
- Post operasi hari ke-3 ↓
- Aktivitas dibantu oleh Kelemahan fisik
keluarga
4. Ds: Adanya luka post operasi Defisit
- Klien mengatakan sectio caesarea perawatan
belum pernah mandi ↓ diri
karena takut lukanya Menahan nyeri
basah ↓
Do: Mobilisasi terganggu
- Badan lengket ↓
- Kuku panjang dan Perawatan diri tidak
kotor terpenuhi
- Post operasi hari ke-3

5. Ds: Rendahnya pendidikan Kurang


- Klien mengatakan tidak ↓ pengetahuan
tau jenis gizi untuk ibu Kurangnya informasi
menyusui mengenai gizi untuk ibu
Do: menyusui
- Klien selalu bertanya ↓
mengenai gizi untuk Kebutuhan gizi kurang
ibu menyusui. efektif

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
58

a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat

post operasi sectio caesarea.

b. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan

dengan lingkungan bising.

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan imobilisasi fisik akibat

adanya luka post operasi sectio caesarea.

e. Kurangnya pengetahuan tentang gizi ibu menyusui berhubungan

dengan kurangnya informasi.


59

a. INTERVENSI KEPERWATAN

NAMA : Ny. A USIA : 35 TAHUN

DIAGNOSA MEDIS : P3A0 PPSC NO. MEDREK : 86906

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


1 Nyeri berhubungan dengan Tupan: Nyeri teratasi. 1. Observasi tanda-tanda 1. Mengetahui
terputusnya kontinuitas Tupen: Setelah dilakukan vital perkembangan dan
jaringan akibat post operrasi perawatan ± 7 hari nyeri keadaan umum klien
sectio caesarea berkurang dengan selama masa nifas
Ds: Klien mengatakan nyeri kriteria hasil 2. Anjurkan klien untuk 2. Dengan teknik
pada luka post operasi di - Nyeri berkurang teknik relaksasi nafas relaksasi nafas dalam
daerah abdomen - Luka kering dalam di harapkan nyeri
Do: - Klien tidak mengeluh berkurang
- Terdapat luka post nyeri dengan skala 3. Atur posisi sesuai 3. Menahan peregangan
operasi di perut bagian nyeri 2 kenyamanan klien pada luka post operasi
bawah yang masih 4. Anjurkan klien 4. Asam mefenamat
tertutup. meminum obat asam bekerja pada pusat
- Adanya nyeri tekan mefenamat secara teratur otak lebih tinggi
- Terlihat luka horizontal 2x1 500 mg sesuai advis untuk menurunkan
60

pada abdomen ± 15 cm dokter persepsi nyeri, asam


- Skala nyeri 3 mefenamat
merupakan obat
analgetik dimana
kegunaanya untuk
mengatasi nyeri
2 Gangguan pemenuhan Tupan: Kebutuhan 1. Batasi jumlah pengunjung 1.Membatasi jumlah
kebutuhan istirahat tidur istirahat tidur teratasi yang datang ( 1 pasien 1 pengunjung dapat
berhubungan dengan Tupen: ± 1 hari selama penunggu) mencegah kebisingan
linkungan bising perawatan gangguan 2. Ciptakan lingkungan yang 2.Dengan lingkungan
Ds:Klien mengatakan tidak istirahat tidur berkurang nyaman yang nyaman klien
bisa tidur dengan kriteria hasil: dapat tidur dengan
Do: - Klien dapat tidur nyenyak
- Kantung mata nyenyak 3. Atur posisi senyaman 3. Posisi yang baik dapat
terlihat hitam - Frekuensi tidur mungkin menjelang tidur memberi kenyamanan
- Klien menguap malam5-6 jam/hari menjelang tidur
- Klien mengantuk tidur siang 1-2
- Tidur malam 3-4 jam/hari
jam/hari tidak tidur
61

siang 4. Anjurkan mematikan 4. Mematikan lampu saat


lampu saat tidur tidur bisa
memproduksi hormon
melatonin yang
mampu memerangi
dan mencegah
berbagai penyakit
3 Intoleransi aktivitas Tupan: Intoleransi 1. Atur posisi 1 batal 1. Dengan mengatur
berhubungan dengan aktivitas teratasi dibawah lutut posisi 1 batal dibawah
kelemahan fisik Tupen: ± 3 hari selama lutut dapat terjadi
Ds: Klien mengatakan tidak perawatan intoleransi peregangan pada
bisa tidur aktivitas berkurang uterus sehingga dapat
Do: dengan kriteria hasil : mengurangi nyeri
- Kantung mata terlihat - klien mampu 2. Anjurkan klien 2. Memandirikan klien
hitam melakukan aktivitas melakukan aktivitas melakukan aktivitas
- Klien menguap mandiri secara mandiri secara bertahap secara bertahap
- Klien mengantuk bertahap 3. Beri penkes tentang 3. Memotivasi klien agar
- Frekuensi tidur malam 3- pentingnya mobilisasi mau melakukan
4 jam/hari tidak tidur mobilisasi
62

siang

4 Defisit perawatan diri Tupan: Defisit perawatan 1. anjurkan klien untuk 1. klien merasa nyaman
berhubungan dengan diri teratasi mandi (diseka) jika sudah mandi
imobilisasi fisik akibat Tupen: ± 1 hari selama 2. berikan penkes tentang 2. menambah
adanya luka post operasi perawatan defisit personal hygine pengetahuan klien
sectio caesarea perawatan diri berkurang tentang pentingnya
Ds: Klien mengatakan dengan kriteria hasil: personal hygine
belum pernah mandi karena - Klien bersih dan segar 3. motivasi klien untuk 3. memberi semangat
takut lukanya basah - Kuku klien pendek melakukan personal pada klien supaya mau
Do: dan bersih hygine secara mandiri melakukan personal
- Badan lengket hygine secara mandiri
- Kuku panjang dan kotor 4. Lakukan tindakan 4. Menjaga kebersihan
- Post operasi hari ke-3 memotong kuku pada kuku dapat mencegah
klien klien terserang
penyakit

5 Kurang pengetahuan Tupan: Pengetahuan gizi 1. Berikan penkes tentang 1. Menambah


tentang gizi ibu menyusui ibu menyusui teratasi gizi ibu menyusui pengetahuan klien
63

berhubungan dengan Tupen:Setelah dilakukan tentang gizi ibu


kurangnya informasi tindakan keperawatan ± 2 menyusui
Ds: Klien mengatakan tidak hari klien mengerti 2. Evaluasi setelah 2. Mengetahui sejauh
tau jenis makanan bergizi makanan apa yang harus dilakukan penkes mana klien dapat
untuk ibu menyusui. dikonsumsi untuk ibu mengerti tentang gizi
Do: menyusui. ibu menyusui
- Klien selalu bertanya
mengenai makanan
bergizi untuk ibu
menyusui
64

4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


NAMA : Ny. A USIA : 35 TAHUN
DIAGNOSA MEDIS : P3A0 PPSC NO. MEDREK : 86906
No DX Tanggal& jam Implementasi Evaluasi Paraf
Kep
1 I Rabu 25/05/2016 I : Mengukur tanda-tanda vital S :Klien mengatakan masih nyeri Ratna
10.00 WIB E : TD : 110/80 mmHg O :Ekspresi wajah klien masih
S : 36,5 o C meringis kesakitan
N : 86 x/menit A : Masalah belum teratasi
R : 22 x/menit P : Menganjurkan teknik relaksasi
I :Mengajarkan klien teknik relaksasi nafas jika nyeri dirasakan
dalam dengan cara tarik nafas lewat - Menganjurkan klien untuk
hidung, tahan 3 detik lalu hembuskan minum obat secara teratur
perlahan lewat mulut
E : Klien dapat mempraktekan kembali teknik
relaksasi nafas dalam
I : Atur posisi sesuai kenyamanan Klien
E : Klien dapat beristirahat dengan nyaman
I : Menganjurkan klien minum obat asame
65

fenamat secara teratur 2x1 500 mg sesuai


advis dokter
E : Klien dapat minum obat secara teratur
sesuai advis dokter, pagi pukul 07.00 WIB,
siang pukul 14.00 WIB, dan malam pukul
21.00 WIB
2 II Rabu 25/05/2016 I :Batasi jumlah pengunjung yang S : Klien mengatakan sudah bisa Ratna
10.20 WIB datang (1 pasien 1 penunggu) tidur
E : klien dapat tidur dengan tenang O:
I : Atur posisi senyaman mungkin bagi klien - Tidur malam 5-6 jam
E :Klien dapat tidur dengan nyaman - Klien tampak segar
I : Anjurkan mematikan lampu saat tidur A:Gangguan pemenuhan
E: Klien mengatakan merasa nyaman dengan kebutuhan istirahat tidur
suasana gelap saat tidur teratasi
P : Pertahankan hasil
3 III Rabu 25/05/2016 I : Megatur posisi satu bantal dibawah lutut S : klien mengatakan masih lemas Ratna
10.35 WIB E: klien mengatakan nyeri berkurang saat O: klien tidak bisa melakukan
dilakukan posisi tersebut aktivitas secara mandiri
I: Anjurkan klien melakukan aktivitas secara A: Masalah belum teratasi
66

bertahap P: Bantu klien dalam beraktivitas


E : Klien mulai melakukan aktivitas secara - Anjurkan pada klien melakukan
bertahap aktivitas secara bertahap
-Libatkan keluarga dalam
aktivitas
IV Rabu 25/05/2016 I : Membantu klien untuk mandi (Diseka) S : Klien mengatakan sudah Ratna
10.45 WIB E :Klien terlihat lebih rapi dan wangi setelah merasa nyaman setelah mandi
mandi (Diseka)
I :Memberikan penked tentang pentingnya O :
personal hygeine - Klien terlihat bersih dan
E :Klien memahami tentang pentingnya wangi
personal hygine - Aktivitas dibantu keluarga
I :Memotivasi klien untuk melakukan A : Masalah teratasi
personal hygine secara mandiri P : Pertahankan hasil
E: Klien mengatakan ingin melakukan
perawatan kebersihan diri secara mandiri
I : Lakukan tindakan motong kuku pada klien
E: Kuku klien terlihat bersih
5 V Rabu 25/05/2016 I : Berikan penkes tentang gizi ibu menyusui S :klien mengatakan sudah Ratna
67

11.05 WIB E :klien memahami tentang gizi ibu menyusui mengerti tentang manfaat
dan klien dapat menyebutkan maanfaat gizi ibu menyusui
gizi ibu menyusui O : Klien bisa menyebutkan jenis
I : Evaluasi setelah dilakukan penkes makanan gizi pada ibu menyusui
E : Klien dapat menyebutkan pengertian gizi A : Masalah teratasi
paada ibu menyusui dan makanan pada P : Pertahankan hasil
ibu menyusui
68

CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE 3


No DX Tanggal Jam Catatan perkembangan Paraf
kep
1 I Rabu 10.00 S : Klien mengatakan mengatakan Ratna
25/05/ 2016 WIB masih nyeri
O : Luka post operasi masih basah,
ekspresi wajah klien meringis
A : Masalah belum teratasi.
P:
- Anjurkan klien untuk teknik
relaksasi nafas dalam
- Anjurkan klien untuk
melakukan teknik distraksi
saat merasa nyeri
- Anjurkan klien minum obat
Asam Mefenamat 500 mg 3x1
per oral secara teratur
I :
- Mengajarkan klien teknik
relaksasi nafas dalam dengan
cara tarik nafas lewat hidung,
tahan 5 detik lalu hembuskan
perlahan lewat mulut
- Menganjurkan klien untuk
melakukan teknik distraksi
dengan cara menonton
televisi, berbincang-bincang,
dll
E : Nyeri belum teratasi
2 II Rabu S: Klien mengatakan sudah bisa Ratna
69

25/05/2016 tidur
O : Tidur malam 5-6 jam
- Klien tampak segar
A : Gangguan pemenuhan
kebutuhan istirahat tidur teratasi
P : Pertahankan hasil
3 III Rabu S : Klien mengatakan lemas Ratna
25/05/2016 berkurang namun masih
merasakan nyeri
O : Mampu melakukan aktivitas
ringan
A: Intoleransi aktivitas teratasi
P: Pertahankan hasil
4 IV Rabu S: Klien mengatakan badanya Ratna
25/05/2016 sudah bersih dengan cara diseka
yang dibantu oleh keluarga
O : Klien terlihat segar dan wangi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan hasil
5 V Rabu S: klien mengatakan sudah Ratna
25/05/2016 mengerti tentang gizi ibu
menyusui
O : Saat ditanya klien dapat
menjawab pertanyaan tentang
pengertian gizi ibu menyusui
dan manfaat gizi ibu menyusui
A : Masalah teratasi.
P : Pertahankan hasil
70

CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE 4


No DP Hari/Tanggal Catatan perkembangan Paraf
1 I Kamis S : Klien mengatakan nyeri berkurang Ratna
26/05/2016 O : Ekspresi wajah klien tidak meringis
10.00 WIB lagi
A : Masalah teratasi.
P : Pertahankan hasil
2 IV Kamis I: Klien mengatakan sudah mandi Ratna
26/05/2016 (diseka) personal hygine secara
10.15 WIB mandiri
O : Klien terlihat segar dan wangi
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan hasil

CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE 5


No Dx Hari/Tanggal Catatan perkembangan Paraf
1 I Jumat S : Klien mengatakan sudah tidak Ratna
27/05/2016 merasakan nyeri pada luka post
09.30 WIB operasi
O : Luka operasi kering
A : Masalah teratasi
P : Anjurkan kepada keluarga untuk
untuk kontrol ke bidan atau
puskesmas terdekat jika ada keluhan
71

A. Pembahasan

Setelah penulis melakukan Asuhan keperawatan pada klien Ny. A post operasi

sectio caesarea hari ke 3 atas indikasi cephalo pelvic disproportion di Ruang

Flamboyan Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten Subang dari tanggal 23 sampai

denga 24 Mei 2016. Penulis menggunakan metode pendekatan proses keperawatan

yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan yaitu perawat

menerapkan pengetahuan dan pengalaman untuk mengumpulkan data tentang

klien. Pengkajian dan pendokumentasian yang lengkap tentang kebutuhan klien

dapat meningkatkan efektivitas asuhan keperawatan (Potter & Perry, 2006). Hal

ini penting dilakukan karena menunjang tahap proses perawatan berikutnya.

Fokus utama pengkajian pada kllien dengan post operasi sectio caesarea hari ke

3 atas indikasi cephalo velvic dispropotion adalah adanya nyeri.

Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe dengan fokus pada keadaan

luka post operasi klien. Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung kaki

merupakan cara pendekatan yang sistematis dan cara yang paling sering

digunakan pemeriksaan fisik dilakukan melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskultasi (Potter & perry, 2006).

Berdasarkan pengkajian yang penulis lakukan, ditemukan permasalahan

diantaranya terdapat luka pos operasi sectio caesarea dan terasa nyeri. Masalah

tersebut dikarenakan terputusnya kontinuitas jaringan yang menyebabkan

keluarnya zat bradikinin, serotin, dan histamin. Klien mengeluh tidak bisa tidur.
72

Hal ini menyebabkan gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur. Klien

mengatakan aktivitasnya terganggu karena keadaan fisiknya yang lemah akibat

menahan nyeri yang dirasakan, sehingga menjadi intoleransi aktivitas dan klien

belum mandi karena terdapat luka post operasi diperutnya merasa nyeri ketika

menggerakan badanya dan kurangnya pengetahuan gizi ibu menyusui.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisis data subjektif dan objektif

yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakan diagnosa

keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berfikir kompleks tentang

data yang dikumpulkan dari klien, keluarga. Rekam medik, dan pemberi

pelayanan kesehatan yang lain (Potter & Perry, 2006).

Adapun diagnosa yang mungkin timbul pada klien post operasi sectio

caesarea menurut teori diantaranya:

a. Gangguan pola nafas berhubungan dengan posisi klien.

b. Kurang volume cairan berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat

(kulit tak utuh).

c. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.

d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan efek anestesi.

e. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat post

operasi sectio caesarea.

f. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan

lingkungan bising.

g. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.


73

h. Defisit perawatan diri berhubungan dengan imobilisasi fisik akibat adanya

luka post operasi sectio caesarea.

Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada saat pengkajian pada

klien Ny. A tanggal 23 Mei 2016 adalah sebagai berikut:

b. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat post

operasi sectio caesarea

c. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan

lingkungan bising.

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan imobilisasi fisik akibat adanya

luka post operasi sectio caesarea.

f. Kurang pengetahuan tentang gizi berhubungan kurangnya informasi.

Adapun diagnosa yang tidak diangkat sesuai dengan teorinya adalah :

a. Gangguan pola nafas berhubungan dengan posisi klien, karena saat

mengkaji klien tidak mengeluh sesak, tidak menggunakan alat bantu

pernafasan, dan setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital,

pernafasan klien dalam batas normal yaitu 22x/menit. Hal ini dilihat dari

sumber Buku Diagnosa Keperawatan NANDA karangan (M, Judith dkk,

2011), yaitu gangguan pola nafas adalah pertukaran udara atau ekspirasi

tidak adekuat, dengan karakteristik adanya penurunan tekanan inspirasi

atau ekspirasi dan menggunakan otot pernafasan tambahan.

b. Kurang volume cairan berhubungan dengan perdarahan, karena pada saat

dikaji klien tidak mengalami perdarahan, tekanan darah normal 110/80

mmHg, nadi normal 86x/menit dan suhu normal 36,5° C. Hal ini dilihat
74

dari sumber buku Diagnosa NANDA karangan (M, judith, dkk, 2011),

yaitu kurang volume cairan adalah keadaan individu yang mengalami

penurunan cairan intravaskilar, intersitial, atau cairan intrasel, dengan

karakteristik adanya penurunan tekanan darah, penurunan tekanan nadi,

dan suhu tubuh meningkat.

c. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat

(kulit tak utuh), karena pada saat dikaji klien tidak mengalami tanda-tanda

infeksi. Luka operasi tampak kering, tidak ada kemerahan, tidak ada

panas maupun bengkak. Hal ini dilihat dari Buku Sumber (M, judith, dkk,

2011), yaitu resiko infeksi adalah peningkatan resiko masuknya organime

patogen dengan karakteristik adanya kalor (panas), dolor (rasa sakit),

rubor (kemerahan). Tumor (pembekakan), functiolaesa (perubahan

fungsi).

d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan efek anestesi, karena pada

saat dikaji klien tidak mengalami gangguan pertukaran gas. Pernafasan

dalam batas normal yaitu 22x/menit dan tidak tampak adanya sianois.

Hal ini dilihat dari sumber buku NANDA karangan (M, judith, dkk,

2011), yaitu gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau kekurangan

dalam oksigenasi atau pengeluaran karbondioksida di dalam membran

kapiler alveoli dengan karakteristik adanya takikardi, sianosis dan

pernafasan abnormal.

Sedangkan diagnosa baru ditemukan yang tidak terdiri diteori adalah :

a. kurangnya pengetahuan tentang gizi ibu menyusui berhubungan dengan

kurangnya informasi.
75

Setiap manusia memiliki keunikan masing-masing dan pengetahuan yang

berbeda-beda dipengaruhi oleh ras, tingkat pendidikan dan wilayah, jadi

tidak semua orang mengetahui tentang gizi ibu menyusui.

3. Perencanaan

Pada tahap ini penuli menyusun rencana tindakan yang disesuaikan dengan

permasalahan yang ditemukan antara lain:

a. Pada diagnosa pertama yaitu nyeri berhubungan dengan terputusnya

kontinuitas jaringan akibat pos operasi sectio caesarea, tindakan yang

diberikan adalah klien dibantu untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam,

atur posisi sesuai kenyamanan klien, anjurkan klien meminum obat asam

mefenamat secara teratur 2x1 500 mg sesuai advis dokter.

b. Pada diagnosa kedua yaitu gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur

berhubungan dengan lingkungan bising, untuk mengatasinya yaitu batasi

jumlah pengunjung yang datang ( 1 pasien 1 penunggu), ciptakan lingkungan

yang nyama, atur posisi senyaman mungkin menjelang tidur, anjurkan

mematikan lampu saat tidur.

c. Pada diagnosa ketiga yaitu Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan fisik, tindakan yang diberikan adalah atur posisi 1 batal dibawah

lutut, anjurkan klien melakukan aktivitas mandiri secara bertahap, beri penkes

tentang pentingnya mobilisasi.

d. Pada diagnosa keempat yaitu defisit prawatan diri berhubungan dengan

imobilisasi fisik akibat adanya luka post operasi sectio caesarea tindakan

yang dilakukan yaitu anjurkan klien untuk mandi (diseka), berikan penkes
76

tentang personal hygine, motivasi klien untuk melakukan personal hygine

secara mandiri, lakukan tindakan memotong kuku pada klien .

e. Diagnosa kelima yaitu kurangnya pengetahuan tentang gizi berhubungan

dengan kurangnya informasi, tindakan yang diberikan yaitu berikan penkes

tentang gizi ibu menyusui, evaluasi setelah dilakukan penkes.

4. Implementasi

Pada dasarnya rencana tindakan (intervensi) keperawatan yang dibuat

dipublikasikan ke dalam tahap pelaksanaan implementasi keperawatan yang

diberikan pada klien Ny. A dengan kasus post partum sectio caesarea atas

indikasi cephalo pelvic disproportion yang merupakan pengkajian dari seluruh

tindakan keperawatan yang dibuat sebelumnya :

a. Pada diagnosa pertama yaitu nyeri berhubungan dengan terputusnya

kontinuitas jaringan akibat pos operasi sectio caesarea, tindakan yang

diberikan adalah klien dibantu untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam,

atur posisi sesuai kenyamanan klien, anjurkan klien meminum obat asam

mefenamat secara teratur 2x1 500 mg sesuai advis dokter.

b. Pada diagnosa kedua yaitu gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur

berhubungan dengan lingkungan bising, untuk mengatasinya yaitu batasi

jumlah pengunjung yang datang ( 1 pasien 1 penunggu), ciptakan lingkungan

yang nyaman, atur posisi senyaman mungkin menjelang tidur, anjurkan

mematikan lampu saat tidur.

c. Pada diagnosa ketiga yaitu intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan fisik, tindakan yang diberikan adalah atur posisi 1 batal dibawah
77

lutut, anjurkan klien melakukan aktivitas mandiri secara bertahap, beri penkes

tentang pentingnya mobilisasi.

d. Pada diagnosa keempat yaitu defisit prawatan diri berhubungan dengan

imobilisasi fisik akibat adanya luka post operasi sectio caesarea tindakan

yang dilakukan yaitu anjurkan klien untuk mandi (diseka), berikan penkes

tentang personal hygine, motivasi klien untuk melakukan personal hygine

secara mandiri, lakukan tindakan memotong kuku pada klien.

e. Diagnosa kelima yaitu kurangnya pengetahuan tentang gizi berhubungan

dengan kurangnya informasi tindakan yang diberikan yaitu berikan penkes

tentang gizi ibu menyusui, evaluasi setelah dilakukan penkes.

5. Evaluasi

Evaluasi Merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang berguna untuk

mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan keperawatan yang

dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Pada tahap ini penulis tidak

mendapat hambatan karena klien dapat di evaluasi segera setelah pelaksanaan

tindakan, juga penulis melakukan evaluasi hasil (sumatif) yaitu penilaian terhadap

kriteria yang dapat dalam tujuan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan dari tanggal 23 Mei 2016 di RSUD

Kabupaten Subang, dan tanggal 25 sampai 28 Mei 2016 melakukan home visite

hasilnya menunjukan kemajuan bagi kesehatan klien. Gangguan pemenuhan

kebutuhan istirahat tidur, intoleransi aktivitas dan kurangnya pengetahuan

teratasi pada tanggal 26 Mei 2016, sedangkan nyeri dan defisit perawatan diri

teratasi pada tanggal 27 Mei 2016, selanjutnya penulis menganjurkan klien untuk

kontol ke Bidan atau Puskesmas terdekat apabila ada keluhan.


78

You might also like