You are on page 1of 20

ANALISA SEFALOMETRI

 DOWNS
 STEINER
 TWEED
TITIK – TITIK SEFALOMETRI

• sella (S),
• nasion (N),
• A point,
• B point,
• anterior nasal spine (ANS),
• posterior nasal spine (PNS),
• pogonion (Pog),
• gnathion (Gn),
• menton (Me),
• gonion (Go),
• Articulare (Ar),
• condylon (Co),
• basion (Ba),
• porion (Po),
• ptergomaxillary fissure (PTM)
• orbitale (Or),
• upper incisor apex (UIA), upper incisor crown tip (UIE), lower incisor apex (LIA), and lower incisor crown tip (LIE).
ANALISA DOWNS
POLA SKELETAL SUDUT RENTANG KELASI KELASII KL III
(kaukasoid)

Sudut Fasial / FH – NPog, Sudut 820 – 950 Rerata 87,80 : Sudut mengecil menunjukkan dagu Sudut membesar
wajah : mengukur bagian dalam dari (rerata 87,80) dengan profil wajah yang resesif menunjukkan
derajat resesi / perpotongan garis seimbang (well dagu yang
protrusi dari wajah (N-Pog) dan FH ballance) menonjol
mandibula
Sudut NA – APog: (- 8,50 ) - 100 Positif , bila garis Positif, bila basis gigi maksila Sudut
kecembungan perpotongan garis N- Rerata 00 APog terletak di menonjol relatif terhadap mandibula kecembungan
muka : mengukur titik A ke Titik A – Pog dengan profil depan garis NA. wajah negatif,
kelebihan (Gb.6.15). Sudut diukur wajah berhubungan
mandibula atau derajat lengkung basal seimbang degan profil yang
protrusi / retrusi pada batas anterior (well prognatik
mandibula; (titik A) relatif ke profil bakance)
hubungan rahang wajah total (N – Pog)
satu dengan
lainnya;
konveksitas
maksila; dan
inklinasi
mandibula
POLA SKELETAL SUDUT RENTANG KL I KL II snb
(kaukasoid) KL III
Bidang A-B: mengukur AB – NPog : garis antara 00 – (- 90 ) Negatif, atau akan Negatif besar, Sudut positif,
hubungan batas anterior titik A dan B, (rerata neg 4,60) positif bila kelasI dengan pola wajah karena
basis apikal satu dengan membentuk sudut dengan mandibula kelasII mandibula yang
yang lain terhadap garis dengan garis N-Pog. yang menonjol menonjol
wajah (N-Pog) Karena titik B biasanya /prominen
di depan titik A, maka
biasanya sudut nya
negatif.

Sumbu pertumbuhan “Y” : Gn – FH, sudut bagian 530 - 660 Rerata 59,40 Membesarnya sudut, menunjukkan
menunjukkan derajat posisi luar sebagai sudut ‘Y’ (rerata 59,40) dengan profil pola wajah kelasII d/p kelasIII
dagu ke bawah, belakang, wajah seimbang tendensi; pertumbuhan vertikal lebih
terhadap wajah bagian atas (well balance) besar dari pada horisontal (atau ke
depan) dari mandibula.
Sudut mengecil, menunjukkan pola
pertumbuhan wajah horisonal lebih
besar dari vertikal dari mandibula.
POLA DENTAL PENGUKURAN RENTANG KL I KL II KL III
(kaukasoid) PROTRUSIF RETRUSIF

Cant of occlusion OP-FH : bidang.oklusi: digambar 1,50 – 140 Hubungan pararel Lebih banyak dengan ramus
plane = bidang oklusi dari garis perpotongan antara (rerata 9,30) dari kedua bidang positif pola wajah yang panjang
cusp molar pertama ke insisal menunjukkan angka kelas II maka sudut
overbite atau bila insisif sangat Jika bagian anterior nol derajat. mengecil
terletak malposisi maka bidang lebih rendah dari .
disarankan regio dari cusp posterior maka sudut
overlapping dari cusp premolar menjadi positif
dan molar

Sudut antar insisal U1 U1 – L1: sudut ini dibentuk dari 1300 – 135,50 Sudut bagian dalam dari U1-L1 relatif kecil, maka perlu
–L1 garis insisal edge dan apeks akar (rerata 9,30) dilihat masing-masing insisif yang terletak ke depan.
gigi insisif sentral maksila dan
mandibula
Incisor – OP plane: U1 - OP : insisif atas terhadap 3,50 – 200 Bagiann inferior sudut dapat dibaca deviasi positif atau
inklinasi relatif insisif bidang oklusi (rerata 14,50) negatif dari sudut yang benar . positif meningkat
mandibula terhadap menunjukkan inklinasi insisif ke depan.
oklusi fungsional pada

POLA DENTAL PENGUKURAN RENTANG KL I KL II KL III


(kaukasoid) PROTRUSIF RETRUSIF

Incisor –MP : Sdt 1 bwh – MP (Bid. Mandibula ), (- 8,50) – 70 Positif bila insisif miring /
perpotongan MP dengan garis yang (rerata 1,40) condong ke depan dalam basis gigi.
melewati insisal edge dan apeks akar
gigi insisif mandibula.
Protrusi insisif U1 – APog : jarak antara insisal edge (- 1 mm) – 5 mm (rerata Positif bila insisal edge Negatif bila ujung insisal
maksila dari insisif sentral ke garis titik A ke 2,7 mm) didepan garis A-Pog, (insisal edge) dibelakang
Pog protrusi gigi insisif maksila garis A-Pog, retrusi gigi
insisif maksila

PARAMETER MINIMUM (derajat) MAKSIMUM (derajat) RERATA (derajat) SD (derajat)

POLA SKELETAL
Sdt Fasial 82 95 87,8 3,6
Sdt kecemb. Muka -8,5 10 0 5,1
Bidang A-B -9 0 -4,6 3,7
Sdt Mandibula: 17 28 21,9 3,2
Sumbu pertumbuhan “Y” 53 66 59,4 3,8

POLA DENTAL
Cant of occlusion plane 1,5 14 93 3,8
Sdt. Antar insisal 130 150,5 135,4 5,8
Incisor –OP plane 3,5 20 14,5 3,5
Incisor –MP -8,5 7 14 3,8
Protrusi insisif maksila -1 mm + 5 mm +2,7 mm +1,8 mm

PARAMETER MINIMUM MAKSIMUM RERATA SD (derajat) PASIEN 1 PAISEN 2


(derajat) (derajat) (derajat)

POLA SKELETAL
Sdt Fasial 82 95 87,8 3,6 82 89
Sdt kecemb. Muka -8,5 10 0 5,1 12 -10
Bidang A-B -9 0 -4,6 3,7 -11,5 3
Sdt Mandibula: 17 28 21,9 3,2 19 26
Sumbu pertumbuhan “Y” 53 66 59,4 3,8 55 55

POLA DENTAL
Cant of occlusion plane 1,5 14 93 3,8 6 6

Sdt. Antar insisal 130 150,5 135,4 5,8 100 110


Incisor –OP plane 3,5 20 14,5 3,5 30 26
Incisor –MP -8,5 7 14 3,8 17 4
Protrusi insisif maksila -1mm + 5 mm +2,7 mm +1,8 mm +13 mm + 4 mm

ANALISIS STEINER

SKELETAL PENGUKURAN RERATA KL I KL II KL III


(kaukasoid)

Maksila: titik A merupakan batas <SNA, dapat diketahui posisi 820 Wajah Sudut membesar, Sudut membesar,
basis apikal dari maksila. Titik A maksila terhadap basis Seimbang wajah protrusif wajah retrusif
bukan referensi yang ideal ttp masih kranial dengan < SNA terhadap terhadap
luas digunakan. tengkorak tengkorak

Mandibula: titik B merupakan batas < SNB, mengukur mandibula 800 Wajah Sudut mengecil Sudut membesar
basis apikal mandibula. protrusif atau retrusif seimbang
terhadap basis kranial (SN)
Hubungan maksila dan mandibula, < ANB, diskrepansi 20 20 , Lebih dari 20 Kurang dari 2 atu
menunjukkan posisi rahang satu anteroposterior dari basis Hubungan menunjuk nol atau neg 1,
dengan yng lain. Tidak terlalu apical maksila terhadap maksila dan kan kelasII skeletal neg 2, neg3:
penting apakah maksila protrusi atau mandibula mandibula menunjukkan
retrusi terhadap tengkorak tetapi seimbang mandibula
lebih penting untuk mengetahui terletak lebih
selisih antara SNA dan SNB. depan dari
maksila

Mandibula Plane: digambar antara MP – SN, Mandibula plane Rerata 320 Sudut membesar atau mengecil menunjukkan pola
gonion dan gnation. dibentuk relatif terhadap pertumbuhan yang tidak menguntungkan
basis kranial anterior

DENTAL PENGUKURAN RERATA (kaukasoid) KL II KL III

Posisi Insisif maksila: posisi relatif dan inklinasi aksial U1 - NA (mm) 4 mm


dari insisif maksila terhadap garis nasion ke titik A
(NA).
Insisif maksila terhadap NA di baca derajat U1 - NA (sdt) 220
menunjukan hubungan sudut relatif dari insisif.

Posisi insisif mandibula L1 – NB (mm) 4 mm

Hubungan insisif mandibula L1 - NB (sdt) 250

Sudut interinsisal: adalah posisi relatif dari insisif Ui - L1 (sdt) 1300


maksila terhadap terhadap insisif mandibula.

Karena dagu berkontribusi pada outline wajah maka Pog – NB (mm) Perbedaan 2 mm dari Perbedaan kurang dari 3 mm
area dagu sebaiknya dievaluasi. Derajat prominen dagu pengukuran tersebut tidak diinginkan (less desirable)
berkontribusi terhadap peletakkan gigi di LG. masih dapat diterima tetapi ditoleransi bila lebih dari
4 mm tetapi perlu dikoreksi
ANALISA TWEED

FACIAL TRIANGLE PENGUKURAN KAUKASOID SUDUT BKURANG SUDUT BERTAMBAH

FMA (Frakfort Mandibula Angle): FMA : FMA 220 – 280 Lebih dari 30 Kurang dari normal
FMA 300 dan FMIA 650, menunjukkan arah (rerata250) menunjukkan sedikit menunjukkan pertumbuhan
pertumbuhan wajah pertumpuhan vertikan vertikal.
bagian bawah, baik FMA meningkat selama
horizontal maupun perawatan menunjukkan
vertikal. downward dan backward
rotation – mandibula karena
kekuatan ortodontik yang tidak
terkontrol

FMIA (Frakfort Mandibula FMIA : menunjukkan 660 – 68 80 sudut mandibula yang sudut mandibula yang rendah
Incisive Angle) : Pola skeletal indikator facial tinggi dan insisif dan proklinasi insisif
yaitu hubungan insisif mandibula balance. mandibula tegak mandibula.
terhadap mandibula.
IMPA (Incisor Mandibula Plane IMPA : bagian bawah. 87o Dengan sudut Sudut diatas normal : Sudut merngecil insisif bawah
Angle): sebagai petunjuk 870 menunjukkan insisif bawah protrusi retrusi
menjaga posisi insisif mandibula insisf tegak
dalam tulang basal.
PROFIL WAJAH PENGUKURAN KAUKASOID KL II KL III

Steiner’s “ S” Line Ls – ‘S line’ Bibir terletak pada Bibir terletak didepan Bibir terletak
Li – ‘S line’ garis ‘S’ garis ‘S’ dibelakang garis ‘S’

Bibir bawah terhadap ‘E line’ dari Ricketts Li – E line Neg 2 mm pada Bibir bawah retraksi Bibir bawah protraksi
: jarak antara bibir bawah terhadap garis umur 9 th. Positif
estetik (hidung – dagu) adalah indikasi artinya didepan
keseimbangan jaringan lunak garis ’E line’

Sudut nasolabial, diukur dari bidang labrale LsSn – SnLs 1150 dengan deviasi Sudut mengecil bibir Sudut membesar bibir
superior (Ls) - subnasale (NS) ke garis Sn – klinik = 2mm atas protrusi atas retraksi
titik tangen pada tepi inferior hidung

You might also like