You are on page 1of 44

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

K
DENGAN DIAGNOSA RESIKO BUNUH DIRI
DI RUANG INTENSIF PRIA RSJ LIHUM BANJARMASIN

Disusun Oleh :
Kelompok 3

ANSHARI (PO.62.20.1.16.121)
DESTY NATALIA DAMAYANTHI (PO.62.20.1.16.129)
EKA SETIA PRATAMA R (PO.62.20.1.16.133)
GUVIKA JULNISA (PO.62.20.1.16.142)
IKA ULYA CAHYANI PUTRI (PO.62.20.1.16.145)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN REGULER III
2018

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN


A. Definisi................................................................................................................................ 1
B. Rentang Respon .................................................................................................................. 1
C. Tanda dan Gejala ................................................................................................................ 1
D. Daftar Masalah, Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan ............................................ 2
BAB II PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian ........................................................................................................................... 4
1. Data Identitas Pasien.................................................................................................... 4
2. Keluhan Utama ........................................................................................................... 4
3. Alasan Masuk Rumah Sakit ........................................................................................ 5
4. Faktor Presipitasi dan Predisposisi .............................................................................. 5
5. Pemeriksaan Fisik dan Keluhan Fisik.......................................................................... 6
6. Pengkajian Psikososial................................................................................................. 7
7. Pengkajian Status Mental ........................................................................................... 9
8. Kebutuhan Persiapan Pulang ..................................................................................... 12
9. Mekanisme Koping ................................................................................................... 15
10. Masalah Psikososial dan Lingkungan ...................................................................... 15
11. Kurang Pengetahuan Tentang .................................................................................... 16
12. Aspek Medik .............................................................................................................. 17
B. Diagnosa Keperawan ........................................................................................................ 19
1. Daftar Masalah Keperawatan ................................................................................... 19
2. Diagnosa Prioritas Masalah ....................................................................................... 19
3. Analisa Data............................................................................................................... 20
4. Pohon Masalah........................................................................................................... 23
C. Rencana Keperawatan....................................................................................................... 24
D. Catatan Perkembangan ..................................................................................................... 27
E. Evaluasi Keperawatan....................................................................................................... 39
1. Lembar Kegiatan Harian............................................................................................ 39
2. Lembar Skor Evaluasi Keperawatan ......................................................................... 40
3. Lembar Observasi Resiko Bunuh Diri ....................................................................... 41

i
i
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat
mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena merupakan
perilaku untuk mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh diri disebabkan karena stress
yang tinggi dan berkepanjangan dimana individu gagal dalam melakukan mekanisme
koping yang digunakan dalam mengatasi masalah. Beberapa alasan individu mengakhiri
kehidupan adalah kegagalan untuk beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stress,
perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/ gagal
melakukan hubungan yang berarti, perasaan marah/ bermusuhan, bunuh diri dapat
merupakan hukuman pada diri sendiri, cara untuk mengakhiri keputusasaan (Stuart,
2006).

B. Rentang Respom
Rentang Respon Proteksi diri

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Peningkatan diri Berisko destruktif destruktif diri Pencederaan diri Bunuh diri
Rentang Respon Proteksi diri
Sumber : Keliat 1999

C. Tanda dan Gejala


Tanda dan Gejala menurut Fitria, Nita (2014) :
1. Mempunyai ide untuk bunuh diri.
2. Mengungkapkan keinginan untuk mati.
3. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.
4. Impulsif.
5. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh).
6. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.

1i
7. Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat dosis
mematikan).
8. Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panik, marah dan
mengasingkan diri).
9. Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi, psikosis
dan menyalahgunakan alcohol).
10. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal).
11. Pengangguaran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami kegagalan
dalam karier).
12. Umur 15-19 tahun atau di atas 45 tahun.
13. Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan).
14. Latar belakang keluarga.
15. Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil.

D. Daftar Masalah, Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan


1. Daftar Masalah
a. Resiko bunuh diri berulang
b. Perilaku merusak diri sendiri
c. Alam perasaan depresi
d. Mekanisme koping tidak efektif
e. Isolasi sosial
f. Perubahan konsep diri

2i
2. Pohon Masalah

Effect Resiko Cidera / kematian

Core Problem Resiko Bunuh


Diri

Causa Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

(Nita Fitria, 2014)

3. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko Bunuh Diri

DAFTAR PUSTAKA
Fitria , Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Stuart, dkk 2006, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3 Jakarta : EGC

3i
BAB II
PROSE KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Data Identitas Pasien
a. Data pasien
- Nama ( inisial ) : Tn.K
- Usia / tanggal lahir : 18 Thn/ 15 November 1999
- Jenis kelamin : Laki-Laki
- Alamat :Jl.H.Djok Mentaya. Banjarmasin, Kalimantan
Selatan
- Suku / bangsa : Banjar/Indonesia
- Pendidikan : SD/SR
- Status pernikahan : Belum Menikah
- Agama / keyakinan : Islam
- Pekerjaan /sumber penghasilan :Tidak Bekerja
- Diagnosa medic : F 20.3 Skizofrenia Tak Terinci
- No. medical record : 02.61.XX
- Tanggal masuk : 06 Oktober 2018
- Informan : Pasien Dan Buku Status Rekam Medik
b. Penanggung jawab
- Nama : Ny.I
- Usia : Perempuan
- Jenis kelamin : 39 tahun
- Pekerjaan / sumber penghasilan : Swasta
- Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung Pasien
- Alamat :Jl.H.Djok Mentaya. Banjarmasin, Kalimantan
Selatan

2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan merasa sedih dan depresi karena di ejek “gila” oleh teman-teman
di sekolah dan ingin mengakhiri hidup. Pasien tampak tidak bersemangat
MASALAH KEPERAWATAN : Resiko Bunuh Diri

4i
3. Alasan Masuk Rumah Sakit
Dari status rekam medik, pasien diantar oleh keluarganya ke RSJ Sambang Lihum
pada tanggal 6 Oktober 2018 karena sudah tiga bulan tampak aneh, seperti berkata
diri ulama, orang berilmu tinggi. Keluarga mengatakan bahwa Pasien kadang-
kadang marahtanpa sebab. Selain itu, kurang lebih satu minggu yang lalu pergi ke
jalan dan meminta di tabrak mobil, serta kurang lebih satu bulan yang lalu terjun
dari loteng rumah karena mau bunuh diri. Saat di IGD RSJ Sambang Lihum pasien
juga menjatuhkan diri dari atas kursi dengan kepala duluan, namun sempat di cegah
keluarganya.
MASALAH KEPERAWATAN :Resiko Bunuh Diri, Resiko Perilaku Kekerasan

4. Faktor Presipitasi dan Predisposisi


a. Faktor Presipitasi
Pasien mengatakan dulu ia sering mengeluh di bully dan di palak oleh teman di
pesantren dan di kampungnya setelahorangtua pasien bercerai dan ayahnya
menikah lagi.
MASALAH KEPERAWATAN :Koping Individu Tidak Efektif, Koping
Keluarga Tidak Efektif

b. Faktor Predisposisi
1) Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu.
2) Pengobatan sebelumnya.
Pasien tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

c. Pelaku/UsiaKorban/UsiaSaksi/Usia
1) Aniaya fisik
2) Aniaya seksual
3) Penolakan V 14
4) Kekerasan dalam keluarga V 6-18
5) Tindakan kriminal V 13

5i
Pasien mengatakan sejak kecil selalu di pukul ibunya jika tidak sholat
dan rumah berantakan, selain itu ayah pasien juga memukul dan memarahinya
karena pernah tidak naik kelas saat kelas tiga sekolah dasar. Pasien
mengatakan pernah diusir ibunya saat usia 14 tahun karena rumah berantakan.
Saat di sekolah dasar, sekitar umur 13 tahun pasien pernah disuguhi minuman
keras sampai mabuk oleh pemuda-pemudi di kampungnya saat berjalan pulang
di gang rumahnya
MASALAH KEPERAWATAN : Koping Individu Tidak Efektif,
Resiko Perilaku Kekerasan,
Koping Keluarga Tidak Efektif

d. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?


Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
 Pasien mengatakan pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu ketika ia
selalu di ejek ‘gila’
 Orangtua pasien bercerai
 Pasien selalu dipukul ibu kandungnya, serta karena ibu kandungnya pernah
menyumpahi dia agar cepat mati.
MASALAH KEPERAWATAN : Koping Individu Tidak Efektif,
Koping Keluarga Tidak Efektif
Resiko Perilaku Kekerasan
5. Pemeriksaan Fisik dan Keluhan Fisik
Rabu, 10 Oktober 2018
a. Tanda vital : TD : 110/80 mmHg HR : 88 x/m
RR : 19 x/m T : 360C
b. Ukur : TB : ± 152 cm BB : 52 Kg
c. Keluhan fisik : Ya V Tidak
Tanda-Tanda Vital, TB dan BB pasien dalam batas normal dan pasien juga tidak
mengalami keluhan apapun pada fisiknya.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada

6i
6. Pengkajian Psikososial
a. Genogram

18

18 = Pasien = Cerai
----- = Tinggal serumah

= laki-laki

= perempuan

= Meninggal

= Menikah

= Keturunan

Keterangan :Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dalam keluarga,
pasien tinggal serumah dengan ibunya. Pasien belum menikah. Di dalam
rumah/keluarga yang berperan dalam pengambil keputusan adalah ibu pasien.
MASALAH KEPERAWATAN :Koping Keluarga Tidak Efektif

b. Konsep diri
1) Gambaran diri
Pasien secara fisik normal, bertubuh sedang. Pasien mengatakan tidak ada
anggota tubuh yang tidak disukai.

7i
2) Identitas
Pasien mengatakan nama nya “K.”. pasien mengatakan puas sebagai
seorang laki-laki.
3) Peran
Pasien mengatakan peran pasien didalam keluarga adalah sebagai seorang
kakak karena dirinya belum menikah. Namun pasien merasa perannya
belum terpenuhi karena belum bisa membanggakan kedua orangtuanya.
Peran pasien di RSJ Sambang Lihum sebagai seorang pasien dan terkadang
membantu perawat untuk membangunkan teman-temannya yang sedang
tidur untuk makan
4) Ideal diri
Saat di tanya pasien mengatakan sangat berharap cepat sembuh agar bisa
pulang ke rumah dan berkumpul lagi dengan keluarganya, serta pasien
berharap saat pulang dapat diterima dengan baik oleh keluarga dan
masyarakat. Pasien bercita-cita ingin menjadi seorang ustad.
5) Harga diri
Pasien mengatakan merasa malu dengan kondisinya sekarang karena di
bawa ke RSJ Sambang Lihum.Pasien juga mengatakanmalu dengan
pandangan orang lain apabila sudah keluar dari RSJ sambang lihum karena
merasa akan di ejek teman-temannya lagi. Kontak mata pasien kurang
MASALAH KEPERAWATAN : Harga Diri Rendah

c. Hubungan Sosial
1) Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang yang dekat dengan dirinya adalahteman semasa
sekolahnya. Karena ia terkadang menceritakan pera saannya pada temannya
tersebut.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Keluarga pasien mengatakan sebelum dirawat di RSJ sambang lihum pasien
jarang mengikuti kegiatan di masyarakat. Dan selama dirawat di RSJ
sambang lihum pasien selalu mau mengikuti kegiatan kelompok yang
dilakukan diruangan.

8i
3) Hambatan dalam berbuhungan d engan orang lain
Pasien mengatakan mau membaur dengan pasien yang lain di ruangan.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Pasien beragama Islam. Menurut pasien gangguan jiwa yaitu ketika
sesorang kehilangan akal sehatnya.
2) Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan saat berada di RSJ Sambang Lihum pasienrutin
melaksanakan shalat 5 waktu.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada

7. Pengkajian Status Mental


a. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian
tidak sesuai tidak seperti biasa

Jelaskan : pasien bersih, rambut bersih tidak ada ketombe, gigi dan mulut
bersih, kondisi kuku pasien bersih dan pendek. Cara berpakaian pasien bersih
dan rapi, pasien tidak memerlukan arahan perawat untuk kebersihan diri.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

b. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu


Memulaipembicaraan
Jelaskan: Pasien saat pertama dikaji diajak bicara kooperatif dan pasien dapat
memulai pembicaraan. Pasien mengungkapkan kesedihannya kepada perawat,
mengeluh ingin mengakhiri hidupnya dan mengeluh hidup ini tidak
berguna.Pasien terlihat ingin cepat-cepat mengakhiri pembicaraan dengan
perawat.

9i
MASALAH KEPERAWATAN : Resiko B unuh Diri

c. Aktivitas Motorik
Saat wawancara kontak mata dilakukan, pasien memandang lawan bicara saat
berbicara.Pasien terlihat ingin cepat-cepat mengakhiri pembicaraan dengan
perawat. Pasien gelisah dan tidak bersemangat. Pasien tampak mondar-mandir.
MASALAH KEPERAWATAN : Resiko Bunuh Diri, Resiko Perilaku
Kekerasan

d. Alam perasaan
Pasien mengatakan merasa sedih dan depresi karena di ejek “gila” oleh teman-
teman di sekolah dan ingin mengakhiri hidup saja. Pasien mengungkapkan
kesedihannya kepada perawatdan mengeluh hidup ini tidak berguna.
MASALAH KEPERAWATAN : Resiko Bunuh Diri

e. Afek
Mata pasien berkaca-kaca ketika menceritakan pengalamannya dan
perasaannya. Serta pasien juga merasa tidak diperhatikan karena tidak dibesuk
oleh keluarganya selama berada di RSJ Sambang Lihum
MASALAH KEPERAWATAN : Resiko Bunuh Diri

f. Interaksi selama wawancara


Saat perawat berbicara pasien memandang ke arah perawat, pasien koopratif,
pasien terlihat ingin cepat-cepat mengkahiri pembicaraannya dengan perawat.
MASALAH KEPERAWATAN : Resiko Bunuh Diri

g. Persepsi Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan Derealisasi

Pengecapan Penghidu Depersonalisasi


Jelaskan : Pasien mengatakan tidak melihat bayangan dan mendengar bisikan.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada

10
i
h. Proses pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of idea Blocking Pengulangan
pembicaraan/persevarasi
Jelaskan : Pasien kooperatif, saat ditanya jawaban pasien sesuai dengan yang
perawat tanyakan.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

i. Isi Pikir
Obsesi Fobia Pesimisme
Rendah diri Ide yang terkait Pikiran magis
Agama Somatikk Kebesaran
Nihilistic Sisip pikir Siar pikir
Jelaskan : Pada saat pengkajian pasien tidak mengalami gangguan isi pikir seperti
obsesi, fobia, dan waham.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

j. Tingkat kesadaran
Jelaskan :Tingkat kesadaran pasien composmetis GCS ( E 4, V 5, M 6).
Orientasi pasien terhadap orang lain baik, pasien dapat mengingat nama perawat
ketika perkenalan. Pasien dapat berorientasi waktu dengan baik, pasien dapat
mengingat hari dan jam. Pasien dapat berorientasi tempat dengan baik, pasien
mengetahui sekarang berada di RSJ Sambang Lihum
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

k. Memori
1) Gangguan daya ingat jangka panjang : pasien mampu mengingat jangka
panjang yaitu pasien dapat mengingat tanggal lahirnya, yaitu 15 November
1999
2) Gangguan daya ingat jangka saat ini : pasien mampu mengingat kejadian
yang baru saja terjadi RSJ Sambang Lihum yaitu pasien dapat mengingat
dia makan dan minum di RSJ Sambang Lihum.

11
i
3) Gangguan daya ingat jangka pendek :pasien mampu mengingat jangka
pendek yaitu pasien dapat mengingat 6 langkah cuci tangan yang diajarkan
oleh perawat
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

l. Tingkat konsentrasi
Mudah beralih Tidak mampu Tidak mampukonsentrasi
berhiung sederhana
Jelaskan : Tingkat konsentrasi pasien baik, saat dikaji pasien mampu berhitung
perkalian dengan baik. 1 x 2 = 2 , 2 x 2 = 4. 1 + 2 = 3, 2 + 2 = 4. Pasien mampu
berhitung 1 – 10 secara berurutan.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada

m. Kemampuan penilaian
Ketika pasien disuruh memilih sebaiknya memakai baju dulu baru mandi atau
mandi dulu baru memakai baju dan pasien menjawab mandi dulu baru memakai
baju.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

n. Daya tilik diri


Pasien menyadari penyakit yang di derita yaitu karena ia ingin mengakhiri
hidupnya. Dan menyadari bahwa pasien sedang di RSJ Sambang Lihum untuk
pengobatan.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

8. Kebutuhan Persiapan Pulang


a. Makan
V Bantuan minimal Bantuan total
Pasien makan 3 kali sehari dengan jumlah satu porsi yang disediakan, cara
makan pasien rapi, sebelum makan pasien mencuci tangan terlebih dahuludan
pasienmau membereskan habis makan.

12
i
b. BAB/BAK
Bantuan minimal Bantual total
Pasien BAB/BAK di kamar mandi, ketika selesai BAK/BAB pasien bisa
membersihkannya, merapikan diri dan berpakaian.
c. Mandi
Bantuan minimal Bantuan total
Pasien mandi 2 kali sehari tanpa bantuan orang lain, mandi menggunakan
sabun. Keramas 2 hari sekali, dan sikat gigi setiap hari.
d. Berpakaian/berhias
V Bantuan minimal Bantuan
Pasien saat berpakaian bisa mengenakan pakaiannya sendiri. pasien ganti
pakaian 1 x sehari.
e. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama: Pasien tidur setiap hari selama ± 2 jam

Tidur malam lama :Pasien tidur mulai pukul 21.00 s.d. 05.30

Kegiatan sebelum / sesudah tidur :pasien biasanya sesudah bangun


berinteraksi dengan anggota kelompok.

f. Penggunaan obat
Pada saat jam minum obat, pasien dibantu oleh perawat dalam menyiapkan obat
sesuai terapi yang diberikan dokter.

g. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan V Ya tidak
Ketika dirumah pasien juga harus rutin meminum obat sesuai aturan yang
diresepkan dokter dan kontrol berobat ke Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum

Perawatan pendukung Ya tidak


Ketika dirumah pasien harus diajarkan bagaimana cara tarik nafas dalam dan
mampu memukul bantal ketika sedang emosi.

13
i
h. Kegiatan di dalam rumah
Mempersiapkan makanan V Ya tidak
Ketika dirumah pasien mampu mempersiapkan makanan secara mandiri.

Menjaga kerapihan rumah V Ya tidak


Pasien ketika dirumah mampu membersihkan rumah agar pasien ada kegiatan
dansekaligus melatih kebisaan pasien.

Mencuci pakaian Ya V tidak


Ketika dirumah pasienmampu mencuci pakaiannya sendiri.

Pengaturan keuangan V Ya tidak


Ketika dirumah pasien diajarkan mengatur keuangan untuk melatih pasien agar
bisa mengatur keuangan.

i. Kegiatan di luar rumah


Belanja V Ya tidak
Pasienada hambatan dalam berbelanja untuk keperluan sehari-hari yaitu
hambatan dalam keuangan karena pasien tidak bekerja

Transportasi V Ya tidak

Lain-lain Ya tidak
Dalam melakukan perjalanan,pasien bisa menggunakan kendaraan sendiri,
pasien bisa secara mandiri belanja di warung dekat rumah.
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada ada

14
i
9. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksilambat/berlebih

Teknis relaksasi Bekerja berlebihan

Aktivitas kontraktif V Menghindar

Olahraga V Mencederai diri

Pasien mengatakan ketika ada masalah selalu menghindar dan berniat menciderai
dirinya, seperti saat ada masalah (di bully teman sekolahnya) pasien pernah berniat
meloncat dari loteng dan meminta pada seseorang untuk menabraknya menggunakan
mobil karena dia merasa malu.
MASALAH KEPERAWATAN :Koping individu tidak efektif.

10. Masalah Psikososial dan Lingkungan


V Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Pasien mengatakan tidak ada ikut dalam kelompok
V Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
Pasien mengatakan tidak mau berbaur dengan kelompok di lingkungan
rumahnya karena dikatakan orang gila

V Masalah dengan pendidikan, spesifik


Pasien hanya lulusan SD dan mengatakan tidak ingin melanjutkan pendidikan
karena sempat di bully temannya dan karena sempat tidak naik kelas
Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Pasien membantu ayahnya yang bekerja sebagai supir truk
V Masalah dengan perumahan, spesifik
Pasien mngatakan tinggal bersama ibu dan kedua adiknya kandungnya karena
kedua orang tuanya bercerai
V Masalah ekonomi, spesifik
Pasien mengatakan kebutuhan ekonominya dibiayai oleh ibu kandungnya
karena kedua orangtuanya telah bercerai

15
i
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam pelayanan kesehatan
Masalah lainnya, spesifik.
Tidak ada masalah lain.
MASALAH KEPERAWATAN : Koping individu tidak efektif, Koping
keluarga tidak efektif

11. Kurang Pengetahuan Tentang


Penyakit jiwa System pendukung
V Faktor presipitasi Penyakit fisik
V Koping Obat-obatan
Jelaskan :Pasien mengatakan ketika ada masalah bingung harus berbuat apa dan
sering kali diam dan menyendiri hingga berniat bunuh diri. Pasien mengatakan ia
sampai berniat bunuh diri karena merasa tertekan dan depresi akibat di ejek ‘gila’
dan masalah keluarganya
MASALAH KEPERAWATAN : Koping Individu Tidak Efektif, Resiko Bunuh
Diri

16
i
12. Aspek Medik
a. Diagnosa Medis
F 20.3 Skizofrenia Tak Terinci
Skizofrenia tak terinci adalah jenis skizofrenia dimana gejala-gejala yang
muncul sulit untuk digolongkan pada tipe skizofrenia tertentu. Skizofrenia tak
terinci dikaraktertistik dengan perilaku disorganisasi dan gejala-gejala psikosis
yang mungkin memenuhi lebih dari satu tipe/kelompok kriteria. Tanda dan
gejala Skizofrenia Tak Terinci yaitu halusinasi, waham, gejala-gejala psikosis
aktif yang menonjol (kebingungan, ikoheren) memenuhi kriteria diagnosis
skizofrenia tidak dapat digolongkan pada tipe paranoid, katatonik, hibefrenik,
residual dan depresi paska skizofrenia.

b. Terapi Medis
Nama obat Dosis Indikasi Kontra indikasi Efek samping
Clozapine 5 mg Obat antipsikotik Hipersensitifitas Takikardi,
2x1 yang digunakan clozapine atau ngantuk,
untuk mengatasi komponen lain pusing,
skizofrenia berat. dalam formulasi, insomnia,
riwayat konstipasi,
agranulositosis atau penambahan
granulositopenia berat badan,
karena klozapine, air liur
epilepsi tidak berlebih, mual,
terkontrol, depresi muntah,
sitem saraf pusat angina,
berat atau status perubahan ekg,
koma, ileus hipertensi,
paralitik, gangguan hipotensi,
myeloploriferatif, sinkope,
digunakan dengan kejang,
obat lain yang gangguan
mempunyai risiko penglihatan,
menimbulkan sakit kepala,
agranulositosis atau bingung,
penekanan sumsum anoreksia,
tulang tidak bisa
tidur, ansietas,
perasaan tidak
enak pada
perut, diare,
sakit
tenggorokan,
abnormalitas

17
i
urinary,
eosionofila,
leukopenia,
tremor,
hypokinesia
Trihexyphe 2 mg Mengatasi Obat antipsikotik Konstipasi
nidyl 2x1 gangguan gerakan yang digunakan Pusing
yang tidak normal untuk mengatasi Sulit buang air
dan tidak skizofrenia berat. kecil
terkendali akibat mulut kering
penyakit Pandangan
parkinson atau buram
efek samping Mual
obat.
Haloperidol 5 mg Meredakan gejala Memiliki Disfungsi
2 x 1/2 skizofrenia. hipersensitif atau ereksi.
Mengobati alergi terhadap Gangguan
skizoafektif. kandungan obat ini. siklus
Mengatasi Penderita penyakit menstruasi.
perilaku tidak parkinson. Pasien Keinginan
terkontrol pada depresi berat ssp. untuk terus
anak-anak Penderita supresi bergerak
hiperaktif. sumsum tulang. (akathisia).
Meredakan Memiliki penyakit Gangguan
gangguan mania jantung. Penderita pada gerakan
(perasaan senang gangguan fungsi otot (distonia).
yang luar biasa hati kronis. Pasien Gerakan tidak
dan begitu aktif). koma. Pasien lansia terkendali
Membantu yang memiliki pada lidah,
mengobati penyakit demensia. wajah, dan
tindakan agresi. Sumber: bibir.
Menurunkan haloperidol : Berat badan
pikiran negatif kegunaan, dosis, bertambah.
dan halusinasi. efek samping - Otot kaku.
mediskus Gejala seperti
penyakit
parkinson.
Sakit kepala.
Sulit tidur.
Lemas.

18
i
c. Penunjang Diagnostik
Tanggal 6 Oktober 2018
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 12,2 gr% 13,5 - 16,5
Leukosit 6900 /mm 4.000 – 10.000
Eritrosit 1,6 /mm 4,5 – 6,5
Trombosit 267.000 /mm 150.000 – 450.000
Limfosit 42 % 25 – 40
MID 6 % 3–8
Granulosit 52 % 40 - 75
MCH 26 pg 27 – 34
MCV 82 FI 80 - 95
MCHC 30 gr/dL 30 - 35
Gula darah sewaktu 161 Mg/dL < 150
AST/GOT 15 u/L 15 - 40
ALT/GPT 13 u/L 10 - 40
Ureum 22 mg/dL 6 - 20
Kreatinin 0,7 mg/dL 0,9 – 1,3
HBS Ag Negatif Negatif

B. Diagnosa Keperawatan
1. Daftar Masalah Keperawatan
a. Resiko Bunuh Diri
b. Resiko Perilaku Kekerasan
c. Harga Diri Rendah
d. Koping Individu Tidak Efektif
e. Koping Keluarga Tidak Efektif

2. Diagnosa prioritas keperawatan


a. Resiko Bunuh Diri

19
i
3. Analisa Data
10 Oktober 2018
DATA MASALAH
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan merasa sedih dan depresi
karena di ejek “gila” oleh teman-teman di
sekolah
- Pasien mengatakan pernah berniat meloncat
dari loteng dan meminta pada seseorang untuk
menabraknya menggunakan mobil
- Pasien mengatakan ingin mengakhiri
hidupnya karena hidup ini tidak berguna.
- Pasien mengatakan ketika ada masalah
bingung harus berbuat apa dan sering kali
diam dan menyendiri hingga berniat bunuh
diri
RESIKO BUNUH DIRI
Data Objektif :
- Dari data rekam medik, kurang lebih satu
minggu yang lalu pasien pergi ke jalan dan
meminta untuk di tabrak mobil dan kurang
lebih satu bulan yang lalu terjun dari loteng
rumah karena mau bunuh diri. Saat di IGD
RSJ Sambang Lihum pasien juga
menjatuhkan diri dari atas kursi dengan kepala
duluan, namun sempat di cegah keluarganya.
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak tidak bersemangat
- Pasien tampak berkaca-kaca pada matanya
saat di tanya perasaannya
Data Subjektif:
RESIKO PERILAKU
- Pasien mengatakan sejak kecil selalu di pukul
KEKERASAN
ibunya jika tidak sholat dan rumah berantakan

20
i
- Pasien mengatakan ayah pasien juga memukul
dan memarahi karena pasien pernah tidak naik
kelas saat kelas tiga sekolah dasar
Data Objektif:
- Dari data rekam medik, Keluarga mengatakan
bahwa Pasien kadang-kadang marah tanpa
sebab
- Pasien tampak mondar-mandir.

Data Subjektif:
- Pasien mengatakan merasa malu dengan
kondisinya sekarang karena di bawa ke RSJ
Sambang Lihum.
- Pasien mengatakan malu dengan pandangan
HARGA DIRI RENDAH
orang lain apabila sudah keluar dari RSJ
sambang lihum karena merasa akan di ejek
teman-temannya lagi.
Data Objektif:
- Kontak mata kurang
Data Subjektif:
- Pasien mengatakan dulu ia sering mengeluh di
bully dan di palak oleh teman di pesantren dan
di kampungnya setelah orangtua pasien
bercerai dan ayahnya menikah lagi
- Pasien mengatakan pernah diusir ibunya saat
usia 14 tahun karena rumah berantakan KOPING INDIVIDU
- Pasien mengatakan sekitar umur 13 tahun TIDAK EFEKTIF
pasien pernah disuguhi minuman keras
sampai mabuk oleh pemuda-pemudi di
kampungnya saat berjalan pulang di gang
rumahnya
- Pasien mengatakan pengalaman yang tidak
menyenangkan yaitu ketika ia selalu di ejek

21
i
‘gila’
- Pasien mengatakan ketika ada masalah selalu
menghindar dan berniat menciderai dirinya
- Pasien mengatakan tidak mau berbaur dengan
kelompok di lingkungan rumahnya karena
dikatakan orang gila
- Pasien hanya lulusan SD dan mengatakan
tidak ingin melanjutkan pendidikan karena
sempat di bully temannya dan karena sempat
tidak naik kelas
Data Objektif:
- Pasien tampak sedih saat dikaji.
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan pernah diusir ibunya saat
usia 14 tahun karena rumah berantakan..
- Pasien mengatakan orangtua bercerai.
- Pasien mngatakan tinggal bersama ibu dan
kedua adiknya kandungnya karena kedua
orang tuanya bercerai
- Pasien mengatakan kebutuhan ekonominya KOPING KELUARGA
dibiayai oleh ibu kandungnya karena kedua TIDAK EFEKTIF
orangtuanya telah bercerai
- Pasien mengatakan ayah pasien juga memukul
dan memarahi karena pasien pernah tidak naik
kelas saat kelas tiga sekolah dasar
Data Objektif :
- Dari data rekammedik orangtua pasien
bercerai

22
i
4. Pohon Masalah

Effect Resiko Perilaku Kekerasan padadirisendiri, orang lain dan lingkungan

Resiko Bunuh Diri


Core Problem

Causa Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif Koping Keluarga Tidak Efektif

23
i
C. Rencana Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Umum Kriteria Hasil Intervensi


SP 1
1. Identifikasi beratnya maslah resiko bunuh diri :
syarat ancaman, percobaan (jika percobaan
segera rujuk).
2. Identifikasi benda-benda berbahaya dan
mengamankannya (lingkunan aman untuk
pasien).
3. Latih cara mengendalikan diri dari dorongan
bunuh diri : Buat daftar aspek postif diri
sendiri, latihan afirmasi / berpikir aspek positif
24 yang dimiliki.
4. Masukan pada jadwal latihan berpikir positif 5
x hari.

SP 2
1. Evaluasi kegiatan berpikir positif tentang diri
sendiri. Beri pujian. Kaji ulang resiko bunuh

i
diri.
2. Latih cara mengendalikan diri dari dorongan
bunuh diri : buat daftar aspek positif keluarga
dan lingkungan, latih afirmasi/berpikir positif
keluarga dan lingkungan.
3. Masukkan pada jadwal latihan berpikir positif
keluarga.

SP 3
1. Evaluasi kegiatan berpikir positif diri sendiri,
keluarga dan lingkungan, beri pujian, kaji
resiko bunuh diri.
2. Diskusikan harapan dan masa depan dan
lingkungan.
3. Diskusikan cara mencapaimharapan dan masa
depan.
4. Latih cara-cara mencapai harapan dan masa
depan secara bertahap (setahap demi setahap).
5. Masukan pada jadwal latihan berpikir positif
diri sendiri, keluarga dan lingkungan dan
tahapan kegiatan yang dilatih.

25
i
SP 4
1. Evaluasi kegiatan berpikir positif diri sendiri,
keluarga dan lingkungan, serta kegiatan yang
dipilih. Beri pujian.
2. Latih tahap kedua latihan mencapai masa
depan.
3. Masukan jadwal latihan berpikir positf kepada
diri sendiri keluarga lingkungan serta kegiatan
yang dipilih untuk persiapan masa depan.

SP 5
1. Evaluasi Kegiatan pemenuhan kebutuhan,
kegiatan yang dilatih, dan minum obat, beri
pujian
2. Nilai kemampuan yang telah mandiri
3. Nilai apakah frekuensi munculnua waham
berkurang. Apakah waham terkontrol.

26
i
D. Catatan Perkembangan

Hari/Tanggal/
Diagnosa
Jam dan Shift Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
dinas
Kamis, Resiko Data Subjektif : S:
11/10/2018 Bunuh diri - Pasien mengatakan merasa sedih dan - Pasien mengatakan perasaan ingin
Dinas Pagi depresi karena di ejek “gila” oleh bunuh dirinya mulai berkurang
teman-teman di sekolah dan - Pasien mengatakan punya kelebihan-
orangtuanya bercerai kelebihan yang dimiliki, seperti bisa
- Pasien mengatakan pernah karate, mengaji, dan memiliki suara
melakukan percobaan bunuh diri yang bagus.
dengan pergi ke jalan raya meminta - Pasien mengatakan mulai berpikir
ditabrak mobil, terjun dari atas positif
loteng rumah, serta menjatuhkan
dirinya dari atas kursi saat di IGD O:
- Pasien lebih bergairah dari yang
Data Objektif : sebelumnya
- Pasien tidak bersemangat - Pasien lebih bersemangat lagi
- Mata pasien berkaca-kaca ketika - Pasien kooperatif.
menceritakan perasaannya

27
i
SP 1 Resiko Bunuh Diri - Tanda-tanda vital:
1. Identifikasi beratnya masalah resiko TD : 110/70 mmHg
bunuh diri : isyarat anaman, N : 83 x/mnt
percobaan (jika percobaan segera RR : 20 x/mnt
rujuk) T : 36,20C
2. Identifikasi benda-benda berbahaya
dan mengamankannya (lingkungan A:
aman untuk pasien) Resiko Bunuh Diri
3. Latihan cara mengendalikan diri dari
dorongan bunuh diri : Buat daftar P:
aspek positif diri sendiri, Latihan - Lanjutkan SP 2
afirmasi/berpikir aspek positif yang
dimiliki
4. Masukan pada jadwal daftar latihan
berpikir positif 5x/hr

28
i
Catatan Perkembangan

Hari/Tanggal/
Diagnosa
Jam dan Shift Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
dinas
Resiko Data Subjektif : S:
Bunuh diri - Pasien mengatakan merasa sedih dan - Pasien mengatakan keluarganya masih
depresi karena di ejek “gila” oleh sayang dengan dirinya
teman-teman di sekolah - Pasien mengatakan teman-teman pasti
- Pasien mengatakan orangtuanya merindukan dirinya
bercerai O:
Data Objektif: - Pasien mampu melakukakan kembali
- Pasien kooperatif saat dikaji SP 1.
- Pasien tampak sedih - Pasien tenang
- Pasien kooperatif
- SP 2 Resiko Bunuh Diri. - Tanda-tanda vital :
1. Evaluasi kegiatan berpikir positif TD : 120/80 mmHg
tentang diri sendiri. Beri pujian. N : 83 x/mnt
Kaji ulang resiko bunuh diri. RR : 20 x/mnt
2. Latih cara mengendalikan diri dari T : 36,40C
dorongan bunuh diri: A:
- Buat daftar aspek positif Resiko Bunuh Diri

29
i
keluarga dan lingkungan P:
- Latih afirmasi / berpikir positif - Lanjutkan SP 3
keluarga dan lingkungan.
- Masukkan pada jadwal latihan
berpikir positif keluarga

30
i
Catatan Perekmbangan

Hari/Tanggal/
Diagnosa
Jam dan Shift Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
dinas
Sabtu, 13 Resiko Data Subjektif : S:
Oktober 2018 Bunuh diri - Pasien mengatakan bahwa hari ini - Pasien mengatakan harapan pasien bisa
pukul 10:30 pasien bahagia Karena mempunya cepat sembuh dan berkumpul kembali
banyak teman baru bersama keluarga
- Pasien mengatakan menyesal pernah - Pasien mengatakan becita-cita ingin
berpikir untuk bunuh diri menjadi seorang Ustad
Data Objektif : - Pasien mengatakan pada saat pulang
- Pasien bersemangat pasien berharap bisa diterima di
- Kontak mata dapat dipertahankan lingkungan masyarakat tempat
- Pasien tenang dan kooperatif tinggalnya
- Emosi stabil - Pasien mengatakan bahwa ayah
kandungnya menyayanginya
SP 3 Resiko Bunuh diri:
1. Evaluasi kegiatan berpikir positif O:
dri sendiri, keluarga dan - Pasien tidak mampu mengungkapkan
lingkungan, beri pujian. Kaji bagaimana cara mencapai harapan dan
resiko bunuh diri. cita-citanya

31
i
2. Diskusikan harapan dan masa - Pasien masih bingung saat dilatih cara-
depan dan lingkungan cara untuk mencapai harapan dan masa
3. Diskusikan cara mencapai depan
harapan dan masa depan - Pasien bahagia dan bersemangat saat
4. Latih cara-cara mencapai harapan berbicara sesame bersama perawat
dan masa depan secara bertahap - Pasien tenang dan kooperatif
(setahap demi setahap) - Kontak mata pasien dapat
5. Masukkan pada jadwal latihan dipertahankan
berpikir positif diri sendiri, - Emosi stabil
keluarga dan lingkungan dan - TTV :
tahap kegiatan yang dilatih TD : 110/70 mmHg
RR : 21 x/menit
N : 84 x/menit
S : 36,2 oC
A:
Resiko Bunuh Diri
P:
- Pertahankan HSP
- Ulangi SP 3, diskusikan harapan dan
masa depan dan lingkungan dan latih
cara mencapai harapan dan masa depan

32
i
Catatan Perkembangan

Hari/Tanggal/
Diagnosa
Jam dan Shift Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
dinas
Senin Resiko Data Subjektif : S:
15/10/2018 Bunuh diri - Pasien mengatakan bahwa hari ini - Pasien mengatakan bahwa ia menyukai
Dinas Pagi dia bahagia karena mempunyai suaranya karena suka mengaji
banyak teman baru - Pasien mengatakan bahwa dia
- Pasien mengatakan menyesal penah mempunyai sahabat yang sangat dekat
befikir bunuh diri dengan dia
Data Objektif : - Pasien mengatakan akan melatih
- Pasien taampak bahagia dan tenang kelebihannya selama ada waktu luang
bersama pasien lain - Pasien mengatakan bercita-cita menjadi
- Emosi pasien stabil seorang ustad
SP 3 Resiko Bunuh Diri: - Pasien mengatakan berusaha dengan
1. Evaluasi kegiatan berpikir positif caanya sendiri untuk mencapai
diri sendiri, keluarga dan harapannya yaitu dengan berusaha
lingkungan, beri pujian. Kaji cepat sembuh
resiko bunuh diri O:
2. Diskusi harapan dan masa depan - Pasien tenang dan kooperatif
dan lingkungan - Kontak mata pasien dapat

33
i
3. Diskusi cara mencapai harapan dipetahankan
dan masa depan - Pasien bahagia dan bersemangat saat
4. Latih caa-cara mencapai harapan berbicara bersama perawat
dan masa depan secara bertahap - Emosi stabil
(setahap demi setahap) - TTV:
5. Masukan pada jadwal latihan TD: 120/80 mmHg
befikir diri sendiri, keluarga dan N: 79 x/menit
lingkungan dan tahapan kegiatan RR: 18x/menit
yang dilatih S: 36,30C
A:
Resiko Bunuh Diri
P:
- Pertahankan HSP
- Lanjutkan SP 4 Latih tahap kedua
latihan cara mencapai masa depan

34
i
Catatan Perkembangan

Hari/ Tanggal/
Diagnosa
Jam dan Shift Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
dinas
Selasa Resiko Data Subjektif : S:
16/10/2018 Bunuh diri - Pasien mengatakan bahwa hari ini - Pasien mengatakan bahwa ia menyukai
Dinas Pagi dia bahagia karena mempunyai suaranya karena suka mengaji
banyak teman baru - Pasien mengatakan akan melatih
- Pasien mengatakan menyesal penah kelebihannya selama ada waktu luang
befikir bunuh diri - Pasien mengatakan bercita-cita menjadi
Data Objektif : seorang ustad
- Emosi pasien stabil - Pasien mengatakan berusaha dengan
- Tidak ada berbicara tentang caanya sendiri untuk mencapai
kematian harapannya yaitu dengan berusaha
- Tidak ada mempunyai ide bunuh diri cepat sembuh
- Pasien mengatakan ingin latihan
SP 4 Resiko Bunuh Diri mengaji agar cita-citanya tercapai
1. Evaluasi kegiatan berpikir positif menjadi ustad.
diri sendiri, keluarga dan O:
lingkungan, serta kegiatan yang - Pasien tenang dan kooperatif
dipilih. Beri pujian. - Kontak mata pasien dapat

35
i
2. Latih tahap kedua latihan mencapai dipetahankan
masa depan. - Emosi stabil
3. Masukan jadwal latihan berpikir - TTV:
positf kepada diri sendiri keluarga TD: 120/80 mmHg
lingkungan serta kegiatan yang N: 84 x/menit
dipilih untuk persiapan masa RR: 20x/menit
depan. S: 36,40C
A:
Resiko Bunuh Diri
P:
Lanjutkan SP 5 Resiko Bunuh Diri.
Menilai kemampuan yang telah
mandiri.

36
i
Catatan Perkembangan

Hari/Tanggal/
Diagnosa
Jam dan Shift Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
dinas
Rabu Resiko Data Subjektif : S:
17/10/2018 Bunuh diri - Pasien mengatakan bahwa hari ini - Pasien mengatakan bahwa ia menyukai
Dinas Pagi dia bahagia karena mempunyai suaranya karena suka mengaji
banyak teman baru - Pasien mengatakan akan melatih
- Pasien mengatakan menyesal penah kelebihannya selama ada waktu luang
befikir bunuh diri - Pasien mengatakan bercita-cita menjadi
Data Objektif : seorang ustad
- Pasien tampak bahagia dan tenang - Pasien mengatakan berusaha dengan
bersama pasien lain caanya sendiri untuk mencapai
- Emosi pasien stabil harapannya yaitu dengan berusaha
- Pasien tenang dan kooperatif cepat sembuh
SP 5 O:
1. Evaluasi Kegiatan pemenuhan - Pasien tenang dan kooperatif
kebutuhan, kegiatan yang dilatih, - Kontak mata pasien dapat
dan minum obat, beri pujian dipetahankan
2. Nilai kemampuan yang telah - Pasien bahagia dan bersemangat saat

37
i
mandiri berbicara bersama perawat
3. Nilai apakah frekuensi munculnya - Emosi stabil
waham berkurang. Apakah waham - Pasien mampu mandi, sarapan, latihan
terkontrol. kegiatan mengkaji, latihan berpikir
positif diri sendiri, minum obat dengan
mandiri
- TTV:
TD: 120/80 mmHg
N: 85 x/menit
RR: 18x/menit
S: 360C
A:
Resiko Bunuh Diri
P:
- Pertahankan SP 5
- Evaluasi kegiatan : Pasien mampu
mandi, sarapan, latihan kegiatan
mengkaji, latihan berpikir positif diri
sendiri, minum obat dengan mandiri

38
i
E. Evaluasi Keperawatan
1. Lembar Kegiatan Harian
Pelaksanaan
Waktu Kegiatan 12-11 13-11 14-11 15-11 16-11 17-11
M B M B M B M B M B M B
05.00 Bangun Tidur V V V V V V
06.00 Mandi V V V V V V
07.00 Sarapan V V V V V V
latihan berpikir positif V V V V V V
08.00
diri sendiri
09.00 Nonton Tv V V V V V V
10.00 Nonton Tv V V V V V V
Latihan Kegiatan V V V V V V
11.00
mengaji
12.00 Makan siang V V V V V V
latihan berpikir positif V V V V V V
13.00
lingkungan
14.00 Tidur siang V V V V V V
15.00 Tidur siang V V V V V V
latihan berpikir positif V V V V V V
16.00
diri sendiri
17.00 Mandi V V V V V V
18.00 Makan Malam V V V V V V
latihan berpikir positif V V V V V V
19.00
keluarga
20.00 Istirahat V V V V V V
latihan berpikir positif V V V V V V
21.00
keluarga
22.00 Tidur V v V V V V

39
i
2. Lembar Skor Evaluasi Keperawatan
Nama : Tn. K No. Rekam Medis : 02.61.XX Tanggal Masuk : 6 Oktober 2018
HARI / NILAI
NO. MASALAH KEPERAWATAN 11-10- 12-10- 13-10- 14-10- 15-10- 15-10-
2018 2018 2018 2018 2018 2018
I Aspek Kebersihan Diri
1. Tidak mau mandi, kuku panjang
2. Mandi bila diarahkan, kumis dan janggut tidak terawat
3. Mulai ada minat untuk membersihkan diri 3 3 3
4. Mandi dan ganti pakaian dengan inisiatif sendiri 4 4
5. Mengurus kebersihan diri dengan baik dan teratur 5
II Aspek Tingkah Laku
1. Tidak mau bergaul dan menghindari orang lain
2. Masih merasa terasing dari banyak diam di tempat 2 2 2
3. Mulai ada minat untuk bergaul dan beraktivitas 3
4. Bergaul dengan orang lain 4 4
5. Perhatian terhadap lingkungan
III Aspek Dalam Pembicaraan
1. Tidak mau berbicari atau berbicara berlebihan
2. Mulai bicara jika diajak namun belum teratur
3. Mulai mau bicara dan agak teratur
4. Mau bicara dengan orang tertentu saja 4 4
5. Bicara dengan baik dan teratur 5 5 5 5
IV Aspek Emosi / Afek / Gaduh Gelisah
1. Emosi tidak dapat dikendalikan
2. Emosi mulai menurun dan dapat dikendalikan 2 2 2 2
3. Emosi mulai stabil (marah-marah atau sedih berkurang)
4. Emosi dapat diatasi dan menerima saran/pendapat 4 4
5. Emosi stabil, ekspresi, wajah cerah, dan bisa dikendalikan
V Aspek Pikiran
1. Pikiran kacau dan bermusuhan
2. Pikiran mulai terarah dan masih curiga
3. Pikiran mulai baik namun komunikasi terbatas
4. Pikiran baik disertai daya ingat dan konsentrasi mulai membaik 4 4 4 4
5. Pikiran stabil, konsentrasi dan daya ingat baik 5 5
VI Aspek halusinasi
1. Masih tertawa, senyum, bicara sendiri/marah tanpa sebab
2. Tertawa, senyum dan bcara sendiri mulai berkurang
3. Tertawa, senyum dan bicara sendiri sudah tidak ada
4. Tertawa, senyum dan ekspresi dengan wajah ceria dan dapat
bekerjasama
5. Halusinasi hilang disertai dengan ekspresi wajah ceria dan 5 5 5 5 5 5
interaksi yang aktif.
VII Aspek Istirahat / Tidur
1. Tidak dapat tidur, mondar-mandir dan gaduh gelisah
2. Tidak dapat istirahat, aktivitas motorik meningkat tidak dapat
duduk
3. Dapat tidur dan istirahat, namun sering terbangun pada malam hari 3 3 3 3
4. Tidur cukup, mulai ceria dan tak lesu 4 4
5. Tidur baik, istirahat dan tampak segar
VIII Aspek Makan
1. Tidak mau makan atau terlalu banyak makan
2. Mulai ada nafsu makan namun belum dapat makan dengan baik
3. Mau makan (setengah) porsi 3 3 3 3
4. Makan dengan baik dan kondisi fisik tampak baik 4 4
5. Makan teratur dan berat badan sesuai dengan tinggi badan

Keterangan
Total care : 8 – 16 Indikasi rawat inap / ruang akut
Parsial care : 17 – 29 Indikasi rawat inap / ruang intermediet
Minimal care : 30 – 40 Indikasi rawat jalan / ruang transit

40
i
3. Observasi Resiko Bunuh Diri
Nama : Tn. K Tgl.MRS : 6 Oktober 2018

NO.RM : 02.61.XX Rg. Perawatan : Ruang Itensif Pria

POLA PERILAKU KASUS BUNUH DIRI


TGL/HARI/JAM MEMIKIRKAN
NO (KAMIS KEADAAN TIDAK ADA ADA IDE, BUNUH DIRI
11 /10/2018) MENGANCAM PARAF
UMUM FISIK/ IDE BUNUH TIDAK ADA DENGAN TINDAKAN
BUNUH DIRI PETUGAS
MENTAL DIRI PERCOBAAN AKTIF, TIDAK
MENCOBA
OBSERVASI K/U & RBD
1 08.00 WITA CM, TENANG ADA ADA TIDAK ADA TIDAK ADA
OBSERVASI K/U & RBD
2 08.30 WITA CM, TENANG ADA ADA TIDAK ADA TIDAK ADA
OBSERVASI K/U & RBD
3 09.00 WITA CM, TENANG ADA ADA TIDAK ADA TIDAK ADA
OBSERVASI K/U & RBD
4 09.30 WITA CM, TENANG ADA ADA TIDAK ADA TIDAK ADA
OBSERVASI K/U & RBD
5 10.00 WITA CM, TENANG ADA ADA TIDAK ADA TIDAK ADA
OBSERVASI K/U & RBD
6 10.30 WITA CM, TENANG ADA ADA TIDAK ADA TIDAK ADA
OBSERVASI K/U & RBD
7 11.00 WITA CM, TENANG ADA ADA TIDAK ADA TIDAK ADA
OBSERVASI K/U & RBD
8 11.30 WITA CM, TENANG ADA ADA TIDAK ADA TIDAK ADA
OBSERVASI K/U & RBD
9 12.00 WITA CM, TENANG ADA ADA TIDAK ADA TIDAK ADA
OBSERVASI K/U & RBD
10 12.30 WITA CM, TENANG ADA ADA TIDAK ADA TIDAK ADA
OBSERVASI K/U & RBD
11 13.00 WITA CM, TENANG ADA ADA TIDAK ADA TIDAK ADA
OBSERVASI K/U & RBD
12 13.30 WITA CM, TENANG ADA ADA TIDAK ADA TIDAK ADA
OBSERVASI K/U & RBD
13 14.00 WITA CM, TENANG ADA ADA TIDAK ADA TIDAK ADA

41
i
Keterangan :
Skor 0 : Tidak ada ide bunuh diri yang lalu dan yang sekarang
Skor 1 : Ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh diri, tidak mengancam bunuh diri
Skor 2 : Memikirkan bunuh diri dengan aktif, tidak ada percobaan bunuh diri
Skor 3 : Mengancam bunuh diri, misalnya “Tinggalkan saya sendiri atau saya bunuh diri”
Skor 4 : Aktif mencoba bunuh diri

Penilaian :
Skor 0 : resiko rendah
Skor 1-2 : resiko sedang
Skor 3-4 : resiko tinggi

42
i

You might also like