You are on page 1of 8

Paradigma keperawatan pada keperawatan maternitas

meliputi manusia, lingkungan, sehat dan keperawatan.

a. Manusia
Terdiri dari wanita usia subur ,wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan
system reproduksi,kehamilan,melahirkan,nifas,antara dua kehamilan dan bayi baru lahir
sampai umur 40 hari, beserta keluarganya adalah anggota keluarga yang unik dan utuh,
merupakan makhluk bio-psikososial dan spiritual yang memiliki sifat berbeda secara
individual dan dipengaruhi oleh usia dan tumbuh kembangnya. Salah satu tugas
perkembangan wanita adalah pengalaman melahirkan anak yang dapat merupakan krisis
situasi dalam keluarga tersebut apabila tidak mampu beradaptasi dengan baik.

b.Lingkungan
Sikap, nilai dan perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya dan social
di samping pengaruh fisik proses kehamilan dan persalinan serta nifas akan melibatkan
anggota keluarga dan masyarakat. Proses kelahiran merupakan permulaan suatu bentuk
hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting, sehingga pelayanan maternitas akan
mendorong interaksi yang positif dari orang tua,bayi dan anggota keluarga lainnya
dengan menggunakan sumber-sumber dalam keluarga.

c. sehat
Sehat adalah suatu keaadan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat dinamis dimana
perubahan-perubahan fisik dan psikososial mempengaruhi kesehatan seseorang. Setiap
individu memiliki hak untuk sehat sehingga WUS dan ibu memiliki hak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

d. Keperawatan Ibu
Keperawatan ibu merupakan keperawatan pelayanan yang professional yang ditujukan
kepada wanita usia subur pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system
reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir
sampai umur 40 hari,beserta keluarganya yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan
dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan. Keperawatan ibu memberikan asuhan keperawatan holistic dengan
selalu menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya
berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.

Paradigma keperawatan maternitas (Dasar Kep,Profesional H. Zaidin Ali)


1. Manusia
a. Memiliki karakteristik biokimiawi, fisiologi interpersonal dan kebutuhan dasar
hidup yang selalu berkembang.

b. Perkembangan terjadi melalui interaksi dengan orang lain yang mampu memenuhi
kebutuhandirinya/membagi pengalamannya.
c. Kebutuhan manusia diorganisasikan meliputi perilaku serta berdasarkan
pengalaman masalalu.
d. Memiliki kehidupan yang seimbang sebagai sarana pertahanan diri dan upaya
mengurangi kecemasan akibat kebutuhan yang tak terpenuhi.

2. Lingkungan
a. Merupakan factor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia.
b. Lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh
terhadap penyakit.
c. Perawat bertanggung jawab dalam tatanan pengobatan yang merupakan bagian dari
lingkungan fisik dan social.

Lingkungan dibagi dalam 2 aspek yaitu;


 Aspek terstruktur
 Aspek tidak terstruktur
Aspek terstruktur meliputi;
 Alat
 Terapi
 Alur
Aspek tidak terstruktur meliputi;
 Interaksi antara perawat dengan klien dan dengan lingkungan sekitar.

3. Sehat
a. Merupakan symbol perkembangan kepribadian yang berlangsung secara terus-
menerus menuju kehidupan yang kreatif.
b. Perilaku sehat; perilaku pemenuhan kebutuhan kepuasan kesadaran diri dan
integrasi pengalaman,misalnya pengalaman sakit.
c. Manusia sehat berarti manusia yang tidak memiliki ansietas/ketegangan.
d. Intervensi keperawatan berfokus pada proses membina hubungan saling percaya
guna mengurangi ansietas.

KELUARGA

Keluarga adalah dua atau lebih individu yg bergabung karena Hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, hidupdalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama laindalam
perannya menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (Baylon dan Maglaya).
Adapun definisi keluarga menurut Friedman (1992) adalah dua individu atau lebih yang
bergabung bersama karena ada ikatan kedekatan emosi yang mengidentifikasi diri mereka
sebagai bagian dari keluarga.

1. Tipe tipe Keluarga


1. Keluarga inti
Terdiri dari orang tua dan anak anak yang bergantung kepada mereka. Keluarga ini hidup
berpisah dari keluarga asal suami dan keluarga asal istri dalam hal keuangan.

2. Keluarga besar
Keluarga besar trdiri dari keluarga inti dari individu lain yang mempunyai hubungan
darah. Individu ini dikenal sebagai sanak saudara dan mencakup kakek, nenek, bibi,
paman, dan sepupu. Keluarga adalah fokus sentral semua anggota yang tinggal bersama
sebagai suatu kelompok. Melalui jaringan pertalian keluarga. Keluarga besar menjadi
model peran dan dukungan bagi semua anggota keluarga.

3. Keluarga orang tua tunggal


Keluarga orang tua tunggal muncul karena kehilangan pasangan akibat meninggal,
bercerai, berpisah, atau ditinggalkan,karena kelahitan anak diluar nikah, atau karena
mengadopsi anak. Keluarga orang tua tungal cenderung rapuh secara ekonomi dan sosial.
Apabila tidak ditopang oleh masyarakat yang peduli, hal ini dapat menciptakan
lingkungan yang merugikan ddan tidak stabil bagi potensi pertumbuhan anak.
(Norton,Glick,1986)

4. Keluarga campuran
Keluarga campuran juga dikenal sebagai keluarga “rekonstruksi” atau “keluarga
kombinasi”, terdiri dari orang tua tiri dan anak tiri. Berpisah, bercerai, dan menika
kembali merupakan hal yang umum di Amerika Serikat. Di AS sekitar 50% pernikahan
berakir dengan perceraian. Bercerai dan menikah kembali dapat terjadi setiap saat dalam
siklu kehiduan keluarga. Sehingga memberi pengaruh yang berbeda pada fungsi keluarga.
Setiap saat dibutuhkan upaya untuk menstabilkan kembali kelompok keluarga yang lama
dan membangun serta menstabilkan kelompok keluarga yang baru. Upaya emosional ini
harus dilakukan sebelum perkembangan keluarga dan perkembangan individu dapat
berproses.

5. Keluarga homoseksual
Keluarga homoseksual semakin dikenal dalam masyarakat Barat. Anak anak dalam
keluarga ini dapat merupakan keturunan dari hubungan heteroseksual yang sebelumnya,
dikandung oleh salah satu anggota pasangan lesbian melalui inseminasi artifisial atau di
adopsi. Pasangan homoseksual memiliki kebutuhan biologis dan psikologis yang sama.
Mereka juga mencari perawatan berkualitas untuk diri mereka dan anak anak mereka.

2. Fungsi keluarga

Sejalan dengan kemajuan keluarga dalam siklus kehidupannya, dari dewasa muda
menuju komitmen dua individu untuk berbagi hidup dan mengakhiri nya dengan
perpisahan keluarga karena kematian atau perpisahan lain, keluarga mengemban
fungsi fungsi tertentu untuk kesejahteraan anggota anggota keluarga. Fungsi
keluarga mencakup lima bidang dasar biologi, ekonomi, pendidikan, psikologi,
dan sosio budaya(WHO, 1978). Fungsi fungsi interdependen ini bergantung
kepada kesehatan fisik dan mental anggota keluarga. Setiap keluarga
mengembangkan keyakinan, ilia, dan perasaan bersama yang digunakan sebagai
kriteria dalam memilih tindakan alternative.

1. Fungsi biologis

meliputi reproduksi, upaya merawata dan membesarkan anak, nutrisi,


pemeliharaan kesehatan dan rekreasi. Kemampuan untuk menjalankan fungsi
fungsi ini secara tidak langsung membutuhkan prasyarat tertentu : keturunan
genetic yang sehat, penatalaksanaan fertilitas , perawatan selama siklus
maternitas, perilaku diet yang baik, pemanfaatan pelayanan kesehatan yang
optimal , persahabatan , dabn perawatan anggota keluarga.

2. Fungsi ekonomi

meliputi mencari nafkah yang cukup untuk menjalankan fungsi fungsi lain,
mengembangkan anggaran nkeluarga, dan memastikan keamanan keuangan
anggota keluarga . untuk dapat melaksanakan tugas tugas ini, keluarga harus
memiliki keterampilan , kesempatan dan oengetahuan yang diperlukan.

3. Fungsi pendidikan

meliputi mengajarkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang berhubungan


dengan fungsi fungsi lain. Anggota keluarga harus mempunyai akses ke berbagai
sumber dan memiliki keterampilan yang dierlukan untuk memanfaatkan sumber
sumber ini agar mampu melaksanakan fungsi ini.

4. Fungsi psikologi

keluarga diharapkan memberi lingkungan yang meningkatkan perkembangan


kepribadian secara alami. Keluarga harus memberi perlindungan psikologis yang
optimal dan mebi9ngkatakna kemampuan untuk membangun hubungan dengan
orang orang di luar linbgkungan keluarga. Tugas tugas ini membutuhkan
kesehatan emosi yang bstabil, ikatan kasih bersama juga kemampuan untuk saling
mendukung, menoleransi stress, dan mengatasi stress.

5. Fungsi sosio budaya

berhubungan dengan sosialisasi anak anak. Fungsi ini meliputi penyampaian nilai
nilai ynag berhunbungan dengan perilaku, tradisi, bahasa, agama, dan sikap moral
masyarakat yang sebelumnya atau yang sedang berlaku. Akibatnya anggota
keluarga tunduk pada berbagai norma perilaku byang ditetapkan oleh masyarakat
mereka, yang berlaku un tuk semua tahap kehidupan orang dewasa. Untuk
melakuakn fungsi ini, keluarga harus memiliki “standar yang diterima” dan peka
terhadap berbagai kebutuhaan social anak sesuai tingkatan usia mereka.
3. Implikasi Untuk Keperawatan Maternitas

Keluarga sebagai suatu kelompok, dan keluarga sebagai individu secara stimultan
terlibat dalam tugas tugas perkembangan (Duvall,1977;Ericson 1968). Apabila tugas
perkembangan keluarga tidak selaras dengan tugas perkembangan individu, maka terjadi
ketidakharmonisan. Contohnya, seorang ayah yang masih remaja memperjuangakan
kebutuhan untuk lepas dari ikatan keluarganya, sementara ia diharapkan untuk
memantapkan keuangan dan dukungan lain untuk keluarga barunya. Seorang todler yang
sedang mempelajari perilaku perilaku yang dapat diterima secara sosial, ketika
diperkenalkan kepadannya seorang adik baru, maka dapat kembali ke perilaku kanak
kanak. Pengetahuan tentang implikasi situasi ini dapat bermanfaat saat membantu sebuah
keluarga mengembangkan koping yang sesuai.

Pendekatan perkembangan menghadirkan konsep keluarga yang berkembang secara


konstan, dan menjadi semakin selaras dengan realitas. Fase fase siklus kehidupan dalam
keluarga inti lebih mudah digambarkan daripada keluarga besar, karena keluarga besar
banyak melibatkan generasi.

Teori perkembangan memberi perawat maternitas sebuah dasar untuk memahami unit
keluarga juga memberi suatu pendekatan yang familier melalui penggunaan proses
keperawatan untuk meningkatkan kesehatan keluarga usia subur.

FAMILY CENTERED CARE


A. Pengertian Family Centered Care

Family centered care didefinisikan menut Hanson(199,dalam dunst dan Trivette


2009)sebagai pendekatan inovatif dalam merencanakan, melakukan,dan mengevaluasi
tindakan keperwatan yang diberikan didasarkan pada manfaat hubungan antara perawat
dan keluarga yaitu orang tua.

Stower (1992,dalam Fiane,2012),Family Centered Care merupakan suatu pendekatan


yang holistik. Pendekatan Family Centered Care tidak hanya memfokuskan asuhan
keperawatan pada anak sebagai klien dan individu dengan kebutuhan biologis,psikologis,
sosial, dan spiritual (biopsikososiospirital)tetapi juga melibatkan keluarga sebagai bagian
yang konstan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan anak.

Adapun menurut (McKay,84).Family centered care didasarkan pada terintegrasinya


perawatan keluarga dan individu untuk meningkatkan kesehatan individu & keluarga.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa, Keluarga mempunyai kemampuan untuk membuat
keputusan tentang perawatan selama masa kelahiran, memberikan informasi adekuat dan
mendapat dukungan profesional.

B. Prinsip Family Centered Care


a. Menurut Harrison(1993) FCC memiliki beberapa prinsip yaitu:
1. Menghargai (respecting) setiap bayi dan orang tuanya
2. Menghormati perbedaan (diversity) ras, etnic, budaya, sosial ekonomi, pengalaman
setiap orang tua dan persepsi mereka tentang perawatan
3. Mengenal dan membangun kekuatan (strengths) dari setiap bayi dan orang tua
disetiap situsi yang sulit dan penuh tantangan
4. Mendukung dan memfasilitasi setiap pilihan (choice) yang telah ditentukan oleh bayi
dan orang tua
5. Memastikan fleksibelitas (flexibility) pada kebijakan organisasi, prosedur dan
pemberi pelayanan sehingga dapat menyatu pada kebutuhan, kepercayaan dan nilai
budaya bayi dan keluarga
6. Berbagi (sharing) informasi yang jujur pada keluarga sehingga dapat menjadi dasar
dari keputusan yang diambil
7. Menyediakan atau memastikan keluarga memiliki dukungan (support) fomal maupn
informal
8. Berkolaborasi (collaborating)antara orang tua dengan setiap tatanan profesi
9. Mendukung (empowering) setiap bayi dan orang tua untuk menemukan, kekuatan
kepercayaan diri, menentukan pilihan dan membuat keputusan

b. Menurut Potter & Perry(2007), FCC memiliki beberapa prinsip yaitu:


1. Martabat dan Kehormatan

Praktisi keperawatan mendengarkan dan menghormati pandangan dan pilihan pasien.


Pengetahuan nilai, kepercayaan,dan latar belakang budaya pasien dan keluarga bergabung
dalam rencana asuhan keperawatan

2. Berbagi informasi

Praktisi keperawatan berkomunikasi dan memberitahukan infformasi yang berguna bagi


pasien dan keluarga dengan benar dan tidak memihak kepada pasen atau keluarga. Pasien
dan keluarga menerima informasi setiap waktu, lengkap, akurat, agar dapat berpartisipasi
dalam perawatan dan pengambilan keputusan.

3. Partisipsi

Pasen dan keluarga termotivasi dalam perawatan dan pengambilan keputusan sesuai yang
telah mereka buat

4. Kolaborasi

Pasien dan keluarga juga termasuk komponen dasar kolaborasi . perawatan kolaborasi
dengan pasein dan keluarga dalam pengambilan kebijakan dan pengembangan
program,implementasi dan evaluasi, desain fasilitas kesehatan dan pendidikan profesional
terutama dalam pemberian perawatan.
Konsep Inti

harga diri
dan saling
menghargai

kolaborasi
FCC Informasi

partisipasi

C. Keuntungan Psikologis Family Centered Care


Keuntungan jangka pendek
Pengalaman melahirkan yang memuaskan bagi ibu dan keluarga, hubungan antara ibu,
ayah, bayi dan anggota keluarga lebih memuaskan dan ibu lebih percaya diri terhadap
kemampuannya merawat bayi baru lahir.

Keuntungan jangka panjang

Pola asuh dapat berjalan lebih baik, hubungan antar anggota keluarga lebih harmonis dan
penuh kasih sayang

D. Model Konsep Family Centered Care


Pengasuhan yang dipusatkan pada keluarga menggambarkan perawatan yang aman
dan berkualitas yang mengenali dan menyesuaikan dengan kebutuhan fisik dan
psikososial keluarga, termasuk anak-anak yang baru lahir dan orang tua. Penekanannya
adalah pada pengembangan kesatuan keluarga yang menjaga keamanan fisik.
Model konsep Family centered care adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua
2. Mengikut sertakan keluarga dalam perawatan, kehamilan, persalinan, dan nifas
3. Mengikutsertakan orang tua dalam operasi
4. Mengatur kamar bersalin seperti suasana rumah
5. Menetapkan peraturan yang flexsibel
6. Menjalankan sistem kunjungan yang tidak ketat
7. Mengadakan kontrak dini bayi dan orang tua
8. Menjalankan room in (ruang awat gabung untuk ibu hamil)
9. Melibatkan keluarga dalam perawatan NICU
10. Pemulangan secepat mungkin dengan diikuti follow up

Perbedaannya dengan model konsep Tradisional care adalah


Traditional Care
1. Adanya pemisahan ibu dari keluarga selama proses persalinan
2. Pemisahan ruangan untuk PK I dan PK II
3. Aktifitas ibu dibatasi selama proses persalinan
4. Rutin menggunakan medikasi
5. Rutin melakukan Episiotomi dan prosedur lain
6. Posisi litotomi ketika melahirkan
7. Tidak ada klg dekat ketika terjadi komplikasi atau tindakan seksio caesaria
8. Kunjungan sibling (sanak saudara) dan keluarga saat postpartum terjadwal
9. Rawat gabung terbatas
10. Tidak ada kunjungan rumah

You might also like