You are on page 1of 45

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA Tn. X DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


DEFISIT PERAWATAN DIRI
DI RUANG 23 PSIKIATRI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh :
ELVIAN NUR MAULIDIAH
NIM. 201610300511061
KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019

1
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Tn. X
DI RUANG 23 EMPATI RSUD DR SAIFUL ANWAR MALANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Departemen Jiwa


di Ruang 23E RSSA Malang
Oleh :
ELVIAN NUR MAULIDIAH
201610300511061
Telah diperiksa kelengkapannya pada:
Hari : Jum’at
Tanggal :
Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

Pembimbing Lahan Pembimbing Lahan

M. Rosyidul Ibad, M. Kep Wachid Abdillah, S.ST


NIP : NIP : 19800514 200801 1 013

Mengetahui
Kepala Ruang 23E RSUD Saiful Anwar

Rus Yuliati, S. Kep, Ns


NIP.196207281986032005

2
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA

RUANG RAWAT : 23 Empati


TANGGAL DIRAWAT / Jam : 07 Februari 2019

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn J (L) Tanggal Pengkajian : 19 Februari 2019
Umur : 46 Tahun RM No : 1142xxxx
Alamat : Lawang
Pekerjaan : Karyawan swasta
Pendidikan : -
Informasi : Pasien dan RM (pasien terlantar)
Dx Medis:
 Prolaps Recti suspek
 Lipoma et Gluteus Sinistra pro eksisi lipoma regio gluteus sinistra
 Skizofrenia (F20)

II. ALASAN MASUK


 Data Primer : pasien mengatakan masuk rumah sakit dibawa oleh
petugas satpol PP/ Polisi karena menjadi gelandangan di pinggir
jalan
 Data Sekunder : pasien terlantar dan tidak mempunyai keluarga
 Data Rm : pasien dibawa kerumah sakit oleh dinas sosial dengan
keluhan terdapat benjolan di pantat, pasien mengalami peningkatan
motorik (agitasi) dan bicara sering irelevan.

III. FAKTOR PRESIPITASI/ RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien ditemukan oleh dinas sosial akibat terlantar dan menjadi
gelandangan di pinggir jalan. Pasien mengemis dipinggir jalan sebelum
ditemukan oleh dinas sosial. Pasien mengatakan sering merasa stress jika

3
teringat masalah ekonomi dan keluarga. Pasien terlihat sering melamun,
diam dan bicara melantur. Pasien mengatakan sering merasa pusing dan
bingung. Pasien juga mengatakan mengeluh sakit dibagian pantatnya karena
terasa ada benjolan. Pasien sempat dilakukan perawatan benjolan ± 3 hari
oleh dinsos dan tidak ada perbaikan. Hari kamis 7 Februari 2019 pasien
dibawa ke UGD RSSA pada jam 09.00 WIB dan dilakukan pemeriksaan
dengan hasil terdapat benjolan di pantat kiri dengan karakteristik berukuran
± 15 cm, bewarna pink, basah, nyeri dan benjolan masuk lagi ke anus.
Pemeriksaan kesadaran compos mentis GCS 456, TTV dengan hasil TD :
180/89 mmHg, N : 108x/menit, S : 36 0C dan RR : 22x/menit. pada
pemeriksaan psikologis terdiagnosa Skizofrenia dan pasien dianjurkan untuk
MRS di ruang 23 Empati jam 15.12 WIB untuk menjalani rawat inap dan
memperoleh tindakan keperawatan yang sesuai dengan keluhan pasien.
Setelah ± 12 hari pasien MRS, keadaan pasien mulai membaik, masih
terdapat benjolan dan pasien mengeluh nyeri setelah beberapa hari yang lalu
pasien BAB dan benjolan keluar dari anus. Keadaan pasien tenang, bicara
masih melantur dan keadaan pasien kotor, baju tidak terpakai dengan rapi,
dan terdapat bau tidak sedap pada pasien.

IV. FAKTOR PREDISPOSISI


 RIWAYAT PENYAKIT LALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? ya tidak
Jelaskan : pasien mengatakan dulu pada tahun 1990an pasien pernah
dirawat di rumah sakit jiwa di Sulawesi Tenggara karena pasien sering
melamun, stress dan bingung sendiri. Pasien di rawat disana selama
beberapa minggu. Setelah ada perbaikan pasien di bawa pulang oleh
keluarganya. Pada tahun 2000an pasien ditemukan oleh dinas sosial
dengan kondisi terlantar, sering bicara melantur dan tidak jelas.
Kemudian pasien di bawa ke RSJ Sumberporong Lawang dan dirawat
beberapa minggu, kemudian pasien diperbolehkan untuk KRS karena
sudah kooperatif saat diajak berkomunikasi

4
2. Pengobatan sebelumnya Berhasil Kurang Berhasil
Tidak Berhasil
Jelaskan : pasien mengatakan minum obat sejak dulu masuk di RSJ
Sulawesi Tenggara. Pasien mengatakan sering diberikan obat
clorpromazine, trihexipenidil, dan haloperidol. Pasien masuk ke RSJ
sebanyak 3 kali karena sering lupa dan tidak minum obat karena habis.
Saat sudah terlantar jalanan pasien sudah tidak pernah mengkonsumsi
obat lagi.
3. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
ya tidak
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan

 RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pelaku/ usia Korban/ usia Saksi/ usia
1. Aniaya fisik korban/20th
2. Aniaya seksual
3. Penolakan
4. Kekerasan dalam keluarga
5. Tindakan kriminal

Jelaskan : pasien mengatakan pernah dibully dan dimusuhi oleh teman-


temannya saat kuliahnya. Pasien pernah dipukuli oleh teman-temannya.
Pasien juga pernah mengalami kecelakaan motor hingga mengalami luka
di area perut dan harus dijahit dan luka di dahi. Pasien mengatakan
pernah melakukan percobaan bunuh diri saat praktik beladiri diusia 25
tahun dengan menggunakan pisau tetapi gagal sehingga pasien
mengalami luka-luka
6. Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio,
kultural, spiritual):
Psikososial : pasien mengatakan kadang merasa sedih ketika mengingat
keluarganya yang memiliki sifat sangat pelit dan sering bertengkar

5
mengenai harta setelah kedua orang tuanya meninggal. Pasien juga
mengatakan sangat ingat saat ia dibuli oleh teman-temannya. Setelah
ituu pasien merasa tidak betah dan kabur dari rumah
7. Kesan Kepribadian klien: extrovert introvert lain-lain:
Jelaskan : pasien mengatakan sering bercerita kepada ibunya, sebelum
ibunya meninggal. Tetapi setelah itu pasien tidak pernah bercerita kalau
ada masalah.
Masalah Keperawatan: Ketidakefektifan Koping Individu

 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


1. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
ya tidak
Jelaskan : pasien mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit
jiwa
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan

V. STATUS MENTAL
1. Penampilan
tidak rapi penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti
tidak sesuai biasanya
Jelaskan : rambut pasien tampak memutih, rambut tipis, kulit kepala tampak
kotor, wajah kusam, tidak terlihat kotoran dimata, terdapat bau mulut. Pasien
menggunakan baju tetapi tidak rapi, baju selalu terbuka dan tidak pernah di
tali, terkadang pasien juga melepas bajunya lalu di taruh di kepala, bagian
celana bawah selalu kotor. Kamar pasien berbau bekas pipis, terdapat pispot
terisi pipis dan piring bekas makan menumpuk dibagian pojok kamar. Pasien
terlihat kurus.

Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri : Mandi, Berpakaian, Makan,


BAK/BAB

6
2. Kesadaran
 Kwantitatif/ penurunan kesadaran]
compos mentis apatis/ sedasi somnolensia
sopor subkoma koma
 Kwalitatif
tidak berubah berubah
meninggi gangguan tidur
hipnosa disosiasi
Jelaskan : pasien mengatakan sering terbangun saat tidur malam hari
karena kaget. Terlihat mata pasien berkantung dan mengantuk
Relasi : pasien mampu melakukan interaksi dengan orang lain secara
wajar, merespon saat diajak berinteraksi, terdapat kontak mata ketika
berkomunikasi dengan orang lain. Pasien berbicara melantur dan
melompat-lompat ketika bercerita
Limitasi : pasien kooperatif saat diajak berkomunikasi. Pasien bicara
dengan sopan ketika berinteraksi dengan perawat.
Kemampuan Menilai Realitas : pasien mampu menilai realitas saat ini.
Pasien mengatakan saat ini berada di RS Saiful Anwar dan dibawa oleh
satpol PP karena terlantar sebagai gelandangan dipinggir jalan.
Masalah Keperawatan : Gangguan Pola Tidur

3. Disorientasi
waktu tempat orang

Waktu
P : ”Pak tadi sudah mandi ?”
Px : ”sudah”
P : ”pak sekarang hari apa ?”
Px : ”nggak tau saya ya”
P : ” kalau sekarang ini pagi, siang atau malam pak?”
Px : ”emm malam ya ini ya”

7
Tempat
P : ” pak jem, ini sekarang pak jemmi dimana ?”
Px : ” dimana ini ya, di Saiful Anwar yaa”
P : ” iya benar pak. Pak jem sebelumnya tinggal dimana ?”
Px : ”yaa di jalanan kadang, dulu itu rumah saya di Lawang”
P : ”lawangnya itu dimana pak ?”
Px : ”di Jl. Ahmad Yani”
P : ”oo iya pak jem”

Orang
P : ”pak namanya siapa ?”
Px : ”nama saya J ”
P: “ nama ibu ayahnya Pak J siapa?”
K: ” nama ayah S dan Ibu S.”
P : “Pak masih ingat nama nama saya?”
K: “ siapa mbak? Saya lupa”

Jelaskan : pasien mengalami gangguan orientasi waktu dan orang


Masalah Keperawatan : Gangguan Memori

4. Aktivitas Motorik/ Psikomotor


Kelambatan:
hipokinesia, hipoaktivitas sub stupor katatonik
katalepsi flexibilitas serea

Peningkatan:
hiperkinesia, hiperaktivitas gaduh gelisah katatonik
TIK grimase tremor
gagap
stereotipi mannarism katalepsi
akhopraxia
command automatism atomatisma nagativisme

8
reaksi konversi
verbigerasi berjalan kaku/ rigit kompulsif
Jelaskan : pasien mampu memenuhi ADL dengan arahan, pasien lebih sering
beraktivitas di dalam kamar
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan

5. Afek/ Emosi
adequat tumpul dangkal/ datar labil
inadequat anhedonia marasa kesepian eforia
ambivalen apati marah depresif/sedih
cemas: ringan sedang berat panik
Jelaskan : pasien berbicara melantur, saat diberikan pertanyaan
jawaban pasien kemana-mana. Saat bercerita pasien tiba-tiba diam dan
merasa sedih tetapi setelah beberapa saat pasien bisa tertawa lagi. Pasien
mengatakan kalau dirinya saat ini merasa kesepian dan ingin keluar dengan
raut wajah sedih
Masalah Diagnosa : gangguan pengelolaan mood
6. Persepsi
halusinasi ilusi depersonalisasi derealisasi

Macam Halusinasi
pendengaran penglihatan perabaan
pengecapan penghidu/ pembauan lain-lain

Jelaskan : pasien mengatakan dulu sering mendengarkan suara-suara


aneh saat di dalam kamar menjelang tidur atau saat tidak ada aktivitas.
Dalam sehari pasien bisa mendengar suara tersebut berkali-kali ±2-3 kali
sehari. Suara tersebut berbunyi “pergi, pergi, kalau tidak, kamu akan saya
musuhi”, terkadang juga pasien mendengar seperti bunyi “ayo mati, ayo
mati”. Suara-suara tersebut muncul karena pasien merasa kesepian dan
sering melamun sendiri. Pasien mengatakan terkadang seperti ikut dan
terkadang menolaknya. Sekarang sudah jarang.

9
Masalah keperawatan : Gangguan persepsi sensorik halusinasi
pendengaran

7. Proses Pikir
 Arus Pikir
koheren inkoheren asosiasi longgar
fligt of ideas blocking pengulangan
pembicaraan/ persevarasi
tangansial sirkumstansiality logorea
neologisme bicara lambat bicara cepat
irelevansi
main kata-kata afasi assosiasi bunyi
lain2 sebutkan..

Jelaskan : pasien bicara dan bercerita dengan topik yang melompat, saat
diberikan pertanyaan pasien awalnya menjawab sesuai tetapi tiba-tiba
bercerita mengenai hal yang lain
Masalah Keperawatan: Gangguan Proses Pikir

 Isi Pikir
obsesif ekstasi fantasi
bunuh diri ideas of reference pikiran magis
alienasi isolaso sosial rendah diri
preokupasi pesimisme fobia sebutkan..
Ide-Ide aneh
waham: sebutkan jenisnya
agama somatik, hipokondrik kebesaran
curiga
nihilistik sisip pikir siar pikir
kontrol pikir
kejaran dosa

10
Jelaskan : Pasien mengatakan bahwa dirinya dulu lulusan akuntansi
fakultas ekonomi UMM kampus 2 dan sempat mau daftar fakultas
kedokteran di UI. Pasien juga mengatakan mau pergi ke jakarta untuk
bertemu dengan pak afandi yaitu seorang DPR. Pasien bercerita kalau dari
Sulawesi kabur dengan menggunakan pesawat lalu menggunakan kapal laut.
Selain itu pasien mengatakan bahwa dirinya belum mandi padahal baru tadi
pagi mandi dan pasien mengungkapkannya secara berulang-ulang.
Masalah Keperawatan: Gangguan Proses Pikir

 Bentuk Pikir
realistik nonrealistik
autistik dereistik
Jelaskan : pasien berbicara dan bercerita kadang tidak sesuai dengan
kenyataan
Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir

8. Memori
gangguan daya ingat jangka panjang
gangguan daya ingat jangka pendek
gangguan daya ingat saat ini amnesia, sebutkan
paramnesia, sebutkan jenisnya
hipermnesia, sebutkan

 Daya ingat Jangka Panjang


P : “Pak, saudaranya ada berapa”
Px : “4 mbak, saya nomer 1, saya dituakan”
P : “cewek cowoknya berapa?”
Px: “ceweknya 2, cowoknya 2” (terganggu)
P : ”pak J lahirnya tanggal berapa ?”
Px : ”tanggal berapa ya lupa saya”
 Daya ingat jangka pendek
P : ”pak J sudah berapa lama disini ?”

11
Px: ”nggak tau lupa”
P :” pak J kemarin dibawa kesini sama siapa ?”
Px : ”sama polisi”
P :” kenapa dibawa kesini pak J?”
Px: ”saya kan gelandangan nggak tau tiba-tiba dibawa sama polisi
naik mobil sama di kasih rokok”

 Daya ingat jangka saat ini


P : “Pak J, sudah makan?
Px : ”belum” (pasien sudah makan jam 11 )
P : ”loh tadi sudah makan gitu?”
Px: ”belum mbak.”
P : ”Jam berapa terakhir makan?”
Px: ”tadi pagi mbak” (terganggu)
P : ” pak masih ingat nama saya ?”
Px : ”siapa ya, lupa saya ”

Jelaskan : pasien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang,


jangka pendek dan saat ini
Masalah Keperawatan : Gangguan Memori

9. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


mudah beralih tidak mampu berkonsentrasi tidak mampu
berhitung sederhana
P : “dulu saat kerja sebagai apa, Pak?”
P : “sebagai tukang komputer mbak, bagian yang menghitung-hitung.”
Px : “pinter hitung-hitungan berarti Pak?”
P: “bisa, mbak.”
P : “coba pak kalau misalkan saya punya uang 8000 terus saya belikan kue
4000, sisa uang saya ada berapa pak ?
Px : ” 4000”

12
Jelaskan : Konsentrasi pasien mudah beralih jika ada orang yang berbicara
disampingnya. Saat pasien diajak berbicara, pasien menjawab pertanyaan-
pertanyaan, awalnya jawaban sesuai dengan pertanyaan. Namun, saat ada
hal lain seperti diberikan pensil kertas, pasien mengacuhkan dan jarang
menjawab pertanyaan perawat. Tingkat berhitung pasien dalam batas
normal, tetapi tingkat konsentrasi pasien mudah beralih.
Masalah Keperawatan: Gangguan Proses Pikir

10. Kemampuan Penilaian


gangguan ringan gangguan bermakna
P : ”pak mau sholat dulu apa mandi dulu terus makan ?”
Px : ”ya mandi dulu terus sholat”
P : ”coba lagi pak, mau sholat dulu apa makan dulu ?”
Px : ”ya mandi saya ambil wudhu terus sholat terus makan”

Jelaskan : pasien mampu memilih pilihan yang diberikan


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

11. Daya Tilik Diri/ Insight


mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-
hal diluar dirinya

Jelaskan : pasien menyadari kalau dirinya sekarang sedang


mengalami sakit jiwa dan sedang stress, pasien juga bercerita kalau dulunya
sering masuk rumah sakit jiwa dan kabur lalu menjadi gelandangan
Masalah Keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan

12. Interaksi selama Wawancara


bermusuhan tidak kooperatif mudah tersinggung
kontak mata kurang defensif curiga

13
Jelaskan : pasien sangat kooperatif saat diajak berkomunikasi dan
terdapat kontak mata saat berinteraksi
Masalah Keperawatan : tidak terdapat masalah keperawatan

VI. FISIK
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda vital:
TD : 140/90 mmHg N: 83 x/menit S: 36°C RR: 20 x/menit
3. Ukur:
TB: - BB: -
4. Keluhan fisik: tidak ya
Jelaskan : Pasien mengatakan nyeri di area pantat karena ada benjolan.
sulit dibuat duduk.
P: nyeri benjolan
Q: terasa nyut-nyutan, keluar darah
R: area pantat
S: skala nyeri 3
5. Pemeriksaan fisik :
Kepala
Kepala Inspeksi : bentuk simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
Kulit kepala Inspeksi : pertumbuhan rambut merata, warna rambut
keputihan, rambut tipis hampir tidak ada rambutnya,
kulit kepala bewarna sawo matang
Leher
Bentuk Normal.
Inspeksi Leher normal tidak ada pembesaran atau benjolan
Palpasi Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis, tidak ada nyeri tekan
Mata
Inspeksi Mata kanan dan kiri posisi simetris/sejajar, tidak
terdapat benjolan, tidak anemis, bulu mata tipis

Penglihatan Tidak terkaji


Telinga
Kebersihan/Kotoran/Bau Bersih tidak ada kotoran

14
Letak pina Sejajar dengan sudut mata.
Pendengaran Pasien langsung merespon ketika dipanggil
Hidung
Inspeksi Ukuran normal tidak ada pembesaran, tidak terdapat lesi
atau luka.
Palpasi Tidak ada nyeri tekan
Mulut
Inspeksi Bentuk bibir simetris, Gigi tampak bersih, Lidah
bewarna sedikit pucat, Bibir kering dan bewarna
kehitaman, mulut berbau, tidak terdapat benjolan
maupun luka
Palpasi Tidak terdapat nyeri tekan

Dada
Inspeksi Bentuk simetris, pergerakan dada simetris, tidak ada lesi
Auskultasi Suara nafas vasikuler, RR : 20 x/menit, irama regular
Palpasi Tidak ada nyeri tekan,vocal vremitus teraba sama kanan
dan kiri,
Perkusi Terdengar sonor pada paru-paru
Abdomen
Inspeksi Bentuk datar tidak ada luka
Auskultasi Bising usus terdengar
Palpasi Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi Pasien mengatakan perutnya tidak kembung
Genetalia
Genetalia Pasien mengatakan terdapat benjolan di anusnya dan
terasa sakit saat keluar, benjolan di anusnya keluar
masuk
Punggung
Inspeksi Tulang belakang simetris, warna tidak merata seperti
terdapat bekas-bekas luka garukan, terdapat benjolan-
benjolan pada punggung pasien
Palpasi Tidak terdapat nyeri tekan pada pungung
Perkusi Terdengar sonor
Kulit
Inspeksi Warna kulit pasien berwarna kecoklatan, CRT < 2 detik,
kuku kotor dan keras
Palpasi Tidak terdapat nyeri tekan, edema, lebam dan luka
Ekstremitas Bentuk ekstermitas simteris, tidak terdapat luka
Inspeksi maupun edema, kekuatan otot 5 5
5 5

15
Tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat krepitasi
Palpasi
Suhu/Turgor/Edema 36,6° C/Turgor, kulit kering/Tidak ada edema, CRT <2
detik

Masalah Keperawatan : Nyeri akut b/d agen cedera biologis (hemoroid)

VII. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit)


1. Konsep Diri
a. Citra tubuh: Pasien mengatakan malu karena memiliki benjolan di
pantatnya
b. Identitas : Pasien mengatakan tidak memiliki anak serta istri tidak
tahu dimana sudah kabur. Pasien mengatakan dulu dirinya adalah
mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di kampus UMM.
c. Peran : Pasien mengatakan dia adalah anak 1 dari 4 bersaudara.
Pasien dulunya bekerja sebagai tukang komputer, lalu berhenti dan
kemudian pasien hidup dijalanan menjadi gelandangan dan
mengemis
d. Ideal diri : Pasien mengatakan ingin berkumpul lagi dengan
keluarganya dan ingin keluar dari sini untuk bisa menjadi
gelandangan lagi
e. Harga diri : Pasien mengatakan tidak malu dengan sakit jiwanya.
Pasien mengatakan bahwa dirinya hanya stress karena banyak
pikiran
Masalah keperawatan : tidak dapat divalidasi
2. Genogram

46

16
Keterangan :
Keterangan :

: perempuan 45 : Umur

: laki-laki : Pisah

: Cerai : Konflik

: Meninggal : Sangat Dekat

: Perkawinan : Dekat

: Klien

Jelaskan : pasien saat ini tidak memiliki rumah, pasien hidup terlantar dijalanan
sebagai gelandangan. Pasien adalah anak 1 dari 4 bersaudara. Pasien mengatakan
sebenarnya dia adalah anak kedua tetapi sesuai KK pasien adalah anak pertama
karena usianya dituakan. Pola asuh dalam keluarga pasien dulunya adalah otoriter
yaitu orang tua passien memberikan batasan-batasan dan tuntutan atau aturan
tegas pada anak. Pola komunikasi dalam keluarga tertutup karena saat ada
masalah tidak di musyawarahkan bersama dan pasien cenderung tidak mau
bercerita ketika ada masalah. Pasien memngatakan bahwa dirinya selalu membuat
keputusan sendiri karena keluarganya selalu bertengkar. Pasien lebih dekat dengan
ibunya sebelum ibunya meninggal. Pasien tidak suka dengan semua saudara-
saudaranya karena setelah kedua orang tuanya meninggal, saudara-saudaranya
selalu bertengkar mengenai uang dan sangat pelit.
Masalah keperawatan : gangguan proses keluarga
3. Hubungan Sosial
a. Hubungan terdekat :
Pasien mengatakan di rumah dulu dekat dengan terutama
ibu. Namun, setelah ibunya meninggal pasien memilih untuk kabur
dari rumah karena keluarganya sering bertengkar. Saat di
lingkungan kuliah dulu, pasien tidak mempunyai teman dekat.
b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat

17
Pasien mengatakan dulu sering mengikuti acara-acara di kampung,
seperi 17 agustusan. Sebelumnya saat masih kuliah, pasien sering
mengikuti organisasi mahasiswa tetapi pasien sering dibully oleh
teman-temannya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan bahwa dirinya orang yang pemikir. Pasien tidak
pernah membicarakan tentang suatu masalah ke orang lain karena
takut dimusuhi. Pasien terkadang menunduk kalau diajak berbicara.
Masalah keperawatan : hambatan interaksi sosial, ketidakefektifan mekanisme
koping
4. Spiritual dan kultural
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan sakit pasien adalah sebagai cobaan dari Allah.
Pasien tidak mempunyai keluarga atau sanak saudara yang dikenal di
sini sehingga tidak terdapat data sekunder mengenai keyakinan dan
nilai. Pasien pintar mengaji saat di minta untuk membaca surat-surat
pendek. Untuk sholat, pasien mengatakan melakukan sholat
semampunya
b. Konflik nilai/ keyakinan/ budaya
Dalam satu rumah tidak ada yang berbeda agama. Keluarga pasien
mengatakan bahwa pasien sering diam, jarang keluar dari kamar, jorok
karena pipis sembarangan terkadang dan kamarnya bau pesing
c. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan rajin sholat lima waktu bahkan juga pasien gemar
membaca Al Qur’an dan selalu mengisi waktu luang dengan sholat.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

VIII. AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)


1. Makan
Saat Diluar RS :
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

18
Jelaskan : pasien mengatakan makan seadanya, kadang pasien makan sisa
orang lain dan terkadang pasien juga diberi makan dengan orang-orang di
sekitarnya. Tidak terhitung berapa kali pasien makan. Pasien bisa makan
secara mandiri.
Saat Di RS :
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
Jelaskan : pasien makan secara mandiri. Pasien makan sesuai dengan
jadwal makan rumah sakit dan hanya perlu dibantu menyiapkan. Pasien
selalu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi rumah sakit yaitu
dengan lauk, nasi dan sayuran. Tempat makan selalu menumpuk di kamar
pojok kamar pasien.
2. BAB/BAK
Saat Diluar RS :
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
Jelaskan : saat di luar RS pasien BAB dan BAK sembarangan jika tidak
menemukan toilet dijalanan. Pasien mampu melakukannya secara mandiri.
Pasien BAK dengan frekuensi sering dengan bau khas, warna kuning
jernih. BAB jarang kemungkinan 2-3 hari sekali dengan konsistensi
kadang lembek.
Saat Di RS :
Bantuan minimal Sebagian Bantuan tota
Jelaskan : pasien BAK di pispot yang sudah disiapkan di kamarnya,
namun terkadang pasien juga BAK sembarangan di kamarnya. Pasien
memerlukan bantuan untuk arahan dimana BAB dan BAK seharusnya.
BAK dengan frekuensi sering, bau khas, warna kuning jernih. Pasien BAB
masih 1x selama 5 hari ini dengan konsistensi lembek dan keras, pasien
merasakan nyeri saat BAB karena terdapat benjolan pada anus, warna
coklat dan terdapat keluaran darah sedikit.
3. Mandi
Saat diluar RS :
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
Jelaskan : pasien mengatakan jarang mandi

19
Saat Di RS :
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
Jelaskan : pasien mandi 1x sehari dengan diarahkan oleh perawat. Pasien
mandi menggunakan sabun dan sikat gigi tidak pernah menggunakan odol.
4. Berpakaian/berhias
Saat Diluar RS :
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
Jelaskan : pasien mengatakan menggunakan baju seadanya, baju selayaknya
gelandangan. Pasien tidak menyisir raambutnya.
Saat Di RS :
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
Jelaskan : pasien meenggunakan baju yang disediakan oleh rumah sakit.
Pasien dapat menggunakan bajunya secara mandiri tetapi dibantu oleh
perawat saat merapikan bajunya, tetapi setelah beberapa saat baju kembali
berantakan. Pasien tidak pernah menggunakan sandal, tidak pernah menyisir
rambutnya (rambut tipis).
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama : pasien mengatakan jarang tidur siang
Tidur malam lama : pasien mengatakan tidur sering terbangun saat
malam hari, pasien merasa kesepian dan kadang merasa ketakutan
Aktivitas sebelum / sedudah tidur : pasien mengatakan sebelum dan
setelah bangun tidur hanya beraktifitas didalam kamar.
6. Penggunaan obat
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
Jelaskan : saat di luar rumah sakit, pasien jarang mengkonsumsi obat-
obatan karena tidak ada uang untuk membeli obat dan tidak ada yang
mengingatkan pasien untuk minum obat.
Saat di rumah sakit pasien mengkonsumsi obat di bantu dan disiapkan oleh
perawat
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan Lanjutan Ya Tidak
Sistem pendukung Ya Tidak

20
Jelaskan : sata diluar rumah sakit tidak ada sistem pendukung dan perawatan
lanjutan untuk pasien. Saat di dalam rumah sakit pasien mendapat dukungan
dan perawatan lanjutan dari dokter maupun perawat.
8. Aktivitas di dalam rumah
Mempersiapkan makanan Ya Tidak
Menjaga kerapihan rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya Tidak
Pengaturan keuangan Ya Tidak
Jelaskan : pasien tidak pernah melakukan kegiatan di dalam rumah

9. Aktivitas di luar rumah


Belanja Ya Tidak
Transportasi Ya Tidak
Lain-lain Ya Tidak

Masalah Keperawatan : defisit perawatan diri : mandi, berpakaian,


makan, BAB/BAK, Gangguan Pola Tidur

IX. MEKANISME KOPING


Adatif Maladapti
Bicara dengan orang lain Minum Alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat / berlebih
Teknik relokasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya ...................... menyendiri, merokok
Jelaskan : pasien mengatakan dulu kabur dari rumah karena masalah dengan
keluarganya. Pasien juga sering menyendiri dan merokok ketika ada
masalah.
Masalah Keperawatan : Ketidakefektifan koping individu

21
X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan
Jelaskan : Pasien mengatakan pasien yang terlantar karena dulu riwayat
kabur dari rumah. Pasien sering melamun. Selain itu saat kuliah pasien
sering dibully, dipukuli sampai berdarah.
Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan
Jelaskan : pasien mengatakan saat diluar pasien tidak karuan tidur dimana,
pasien hidup sebagai gelandangan. Saat ini, Lingkungan kamar pasien
berbau pipis. Jadi orang lain (keluarga pasien lain) lebih menghindari untuk
berkomunikasi dengan pasien karena pasien jorok dan tidak tahan dengan
baunya. Pasien kooperatif saat diajak berbicara. Namun, pasien jarang
membuka percakapan dulu dengan orang lain.
Masalah dengan pendidikan, uraikan
Jelaskan : pasien mengatakan dulu pernah sekolah di SMP Petra Kristen dan
sempat diajak berpindah agama kristen. Pasien juga mengatakan kalau
pernah kuliah jurusan ekonomi namun berhenti di tengah-tengah
Masalah dengan pekerjaan, uraikan
Jelaskan : Pasien mengatakan dulu kerjanya sebagai tukang komputer terus
pindah sebagai pedagang keliling jualan permen-permen dan rokok
dijalanan, tukang bengkel dan lain-lain.
Masalah dengan perumahan, uraikan
Jelaskan : Pasien tidak memiliki rumah tetap karena masalah ekonomi.
Rumah peninggalan orang tua di Sulawesi Tenggara ditempati oleh
saudaranya. Saat ini pasien tidak memiliki rumah dan hidup terlantar
dijalanan sebagai gelandangan
Masalah dengan ekonomi, uraikan
Jelaskan : Pasien mengatakan pernah menjadi orang kaya, kemudian
semakin lama semakin habis karena diambil oleh saudaranya. Saat ini pasien
mengemis di jalanan untuk mendapatkan uang. Kadang untuk makan pasien
mengambil sisa-sisa makanan dan kadang di kasih orang
Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan
Jelaskan : tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan

22
Masalah lainnya, uraikan
Masalah Keperawatan : Ketidakefektifan Mekanisme Koping; Defisit
Perawatan Diri: mandi, toileting, dan berpakaian; Hambatan interaksi sosial.

KURANG PENGETAHUAN TENTANG


Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor presiptasi Penyakit fisik
Koping Obat-obatan
Masalah Keperawatan : Defisiensi Pengetahuan

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosa medik :
 Prolaps Recti suspek
 Lipoma et Gluteus Sinistra pro eksisi lipoma regio gluteus sinistra
 Skizofrenia (F20)
Terapi medik :
Nama Obat Dosis Fungsi Obat Efek Samping
Haloperidol 0,75mg- Haloperidol adalah obat Sama seperti obat pada
0-0,75 golongan antipsikotik yang umumnya, haloperidol juga
mg bermanfaat untuk mengatasi memiliki efek samping
gejala psikosis pada penggunaan. Efek samping
gangguan mental, seperti tersebut meliputi:
skizofrenia. Obat ini juga Disfungsi ereksi.
dapat membantu mengurangi Gangguan siklus
gejala sindrom Tourette, menstruasi,
seperti gerakan otot yang Keinginan untuk terus
tidak terkontrol. bergerak (akathisia).
Haloperidol bekerja dengan Gangguan pada gerakan otot
mengembalikan (distonia).
keseimbangan zat kimia Gerakan tidak terkendali
alami dalam otak, yakni pada lidah, wajah, dan bibir,
neurotransmitter, sehingga Berat badan bertambah

23
dapat menimbulkan rasa Otot kaku,
tenang, meredakan Gejala seperti penyakit
kegelisahan, serta Parkinson, Sakit kepala,
mengurangi perilaku agresif Sulit tidur, Lemas
dan keinginan untuk
menyakiti orang lain.
Trihexypenidil 2x2mg Trihexyphenidyl adalah obat Efek samping
untuk mengobati gejala trihexyphenidyl yang
penyakit Parkinson atau biasanya terjadi adalah:
gerakan lainnya yang tidak Kering pada mulut, Bola
bisa dikendalikan, yang mata membesar atau
disebabkan oleh efek pandangan kabur, Lelah
samping dari obat psikiatri atau pusing, Sulit buang air
tertentu (antipsikotik seperti kecil atau sembelit, Gugup
chlorpromazine/haloperidol). atau cemas, Gangguan pada
Obat ini membantu perut
menurunkan rasa kaku pada Keringat berkurang
otot, keringat berlebih, dan
produksi saliva, serta
membantu meningkatkan
kemampuan berjalan pada
penderita Parkinson.

Trihexyphenidyl termasuk
dalam kelas obat
antiklonergik yang bekerja
dengan menghalangi zat
alami tertentu
(acetylcholine). Obat ini
tidak dapat membantu
masalah pergerakan di luar
kontrol yang disebabkan
oleh tardive dyskinesia, dan

24
malah dapat memperburuk
kondisi ini.

Pemberian Obat :
Tanggal Nama Obat Dosis Keterangan
8-10 Februari Haloperidol 0,75mg-0-0,75 mg 2 kali oral
2019
11 Februari Haloperidol 0,75mg-0-1,5 mg 2 kali oral
2019
12-13 Februari Haloperidol 1,5 mg-0-1,5 mg 2 kali oral
2019 Trihexypenidil (k/p 2mg 2 kali oral
kaku, gemetar)
14-18 Februari Haloperidol 1,5 mg 3 kali oral
2019 Trihexy (k/p kaku, 2mg 2 kali oral
gemetar)

XII. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Regimen terapi inefektif
2. Ketidakefektifan koping individu
3. Defisit Perawatan Diri : mandi, berpakaian, makan dan BAB/BAK
4. Gangguan Pola Tidur
5. Konfusi Akut
6. Gangguan pengelolaan mood
7. Halusinasi
8. Gangguan Proses Pikir
9. Gangguan Memori
10. Nyeri Akut
11. Gangguan proses keluarga
12. Defisiensi Pengetahuan

25
26
XIII. ANALISA DATA
No. DATA Diagnosa
1. DS : Ketidakefektan koping
 pasien mengatakan kadang merasa sedih ketika individu
mengingat keluarganya yang sangat pelit dan sering
bertengkar mengenai harta setelah kedua orang tuanya
meninggal. Setelah itu pasien merasa tidak betah dan
kabur dari rumah. Kemudian pasien hidup terlantar
dijalanan
 Pasien juga mengatakan sangat ingat saat ia dibuli oleh
teman-temannya.
 Pasien mengatakan dulu sering bercerita dnegan ibunya
sebelum ibunya meninggal. Tetapi setelahnya pasien
tidak pernah bercerita pada siapapun saat ada masalah
DO :
 Kepribadian introvet
 Mekanisme koping maladaptif yaitu pasien sering
menyendiri, merokok dan menghindar dengan kabur
dari rumahnya saat ada masalah
2. DS : Defisit Perawatan Diri :
 Pasien mengatakan sebelum di rumah sakit pasien Mandi, Berpakaian,
jarang mandi, jarang berganti baju karena tidak ada baju Makan, BAK/BAB
ganti lainnya dan jarang menggunakan sandal
 Pasien mengatakan sering makan makanan sisa orang
lain
 Pasien mengatakan sering BAK di lantai kamar saat
dirumah sakit
 Pasien mengatakan mandi menggunakan sabun jika ada.
Pasien sikat gigi tanpa menggunakan odol
DO :
 Pasien terlihat kusam

27
 Pasien mandi 1x/hari di arahkan oleh perawat
 Pasien menggunakan baju tidak rapi, tidak pernah
ditalikan dan kadang baju terbalik
 Pasien selalu menumpuk tempat makan dipojok kamar
dan berantakan
 Pasien makan dengan bediri dan tidak pernah mencuci
tangan
 Pasien terlihat kurus
 Pasien BAK di dalam kamarnya dengan menggunakan
pispot, terlihat masih ada bekas BAK di lantai dan
kamar bau pesing
 Pasien pernah BAB di dalam kamarnya
3. DS : Gangguan Pola Tidur
 Pasien mengatakan jarang tidur siang
 Pasien mengatakan saat tidur malam sering terbangun
tidak tau kenapa alasannya
 Pasien mengatakan saat malam sering ketakutan dan
merasa kesepian
DO :
 Terdapat kantung mata pada mata pasien
 Pada cctv terlihat pasien sering mondar-mandir di dalam
kamarnya saat malam hari
 Saat tidur pasin menutup seluruh tubuhnya dengan
selimut
4. DS : Gangguan memori
 Pasien mengatakan lupa dengan nama perawat padahal
barusan berkenalan
 Pasien mengatakan saat ini malam hari (sebenarnya
siang hari)
 Pasien mengatakan masih makan 1x padahal sudah
makan 2x hanya seling waktu beberapa menit yang lalu
DO :

28
 Pasien mengalami gangguan orientasi waktu dan orang
 Pasien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang
dan saat ini
5. DS : Gangguan pengelolaan
 Pasien mengatakan merasa sedih saat mengingat mood
keluarganya dan saat pasien dibuli oleh teman-temannya
 Pasien mengatakan merasa kesepian
DO :
 Pasien terlihat sedih
 Pasien bercerita melompat-melompat
 Saat bercerita pasien terlihat sedih tetapi setelah
beberapa saat pasien tertawa dengan cerita yang lain
6. DS : Gangguan persespsi
 Pasien mengatakan dulu sering mendengarkan suara- sensori halusinasi
suara aneh saat di dalam kamar menjelang tidur atau pendengaran
saat tidak ada aktivitas.
 Pasien mendengar ±2-3 kali sehari

 Pasien mengatakan suara tersebut berbunyi “pergi,


pergi, kalau tidak, kamu akan saya musuhi”, terkadang
juga pasien mendengar seperti bunyi “ayo mati, ayo
mati”.
 Pasien mengatakan sekarang sudah jarang mendengar
suara tersebut
DO :
 Pasien mengalami halusinasi pendengaran

 Frekuensi 2-3x sehari

 Pasien merespon dengan kadang menolaknya dan


kadang mengikutinya
7. DS : Gangguan Proses Pikir
 Pasien mengatakan bahwa dirinya dulu lulusan
akuntansi fakultas ekonomi UMM kampus 2 dan sempat
daftar fakultas kedokteran di UI.

29
 Pasien juga mengatakan mau pergi ke jakarta untuk
bertemu dengan pak afandi yaitu seorang DPR.
 Pasien bercerita kalau dari Sulawesi kabur dengan
menggunakan pesawat lalu menggunakan kapal laut.
 Selain itu pasien mengatakan bahwa dirinya belum
mandi padahal baru tadi pagi mandi dan pasien
mengungkapkannya secara berulang-ulang
DO :
 Pasien bercerita dengan topik yang melompat-melompat
 Pasien kadang bercerita tidak sesuai dengan kenyataan
 Pasien bercerita dnegan ide-ide yang aneh
8. DS : Nyeri Akut
 Pasien mengatakan nyeri di bagian pantatnya karena ada
benjolan.
 Pasien mengatakan setelah BAB kemarin sulit untuk
duduk dan tidur dengan tengkurap
P: nyeri benjolan
Q: terasa nyut-nyutan, keluar darah
R: area pantat
S: skala nyeri 3
T: muncul secara terus-menerus dan akan memberat saat
dibuat BAB
DO :
 Terdapat benjolan pada anus pasien bewarna merah
jambu terlihat saat pasien BAB di kamar sebelumnya
 Benjolan keluar masuk
9. DS : Gangguan proses
 Pasien mengatakan dia adalah anak 1 dari 4 bersaudara. keluarga
 Pasien mengatakan sebenarnya dia adalah anak kedua
tetapi sesuai KK pasien adalah anak pertama karena
usianya dituakan.
 Pola asuh dalam keluarga pasien dulunya adalah otoriter

30
yaitu orang tua passien memberikan batasan-batasan
dan tuntutan atau aturan tegas pada anak.
 Pasien mengatakan Pola komunikasi dalam keluarga
tertutup karena saat ada masalah tidak di
musyawarahkan bersama dan pasien cenderung tidak
mau bercerita ketika ada masalah.
 Pasien memngatakan bahwa dirinya selalu membuat
keputusan sendiri karena keluarganya selalu bertengkar.
 Pasien lebih dekat dengan ibunya sebelum ibunya
meninggal.
 Pasien tidak suka dengan semua saudara-saudaranya
karena setelah kedua orang tuanya meninggal, saudara-
saudaranya selalu bertengkar mengenai uang dan sangat
pelit.
DO :
 Pasien saat ini hidup terlantar di jalanan sebagai
gelandangan
 Pasien tidak memiliki keluarga
 Pola asuh dalam keluarga pasien dulunya adalah otoriter
yaitu orang tua pasien memberikan batasan-batasan dan
tuntutan atau aturan tegas pada anak.
10. DS : Defisiensi Pengetahuan
 Pasien mengatakan menyadari jika mengalami
gangguan jiwa
 Pasien mengatakan kurang mengerti dengan gangguan
jiwa yang dialaminya
 Pasien mengatakan tidak mengertia kenapa oleh polisi
dibawa kesini
DO : -

31
XIV. POHON MASALAH

Gangguan Pemulihan Kesehatan EFEK

Defisit Perawatan Diri : Mandi, Berpakaian,


CORE PROBLEM
Makan, BAB dan BAK

Menurunnya Motivasi dalam perawatan diri

Koping individu tidak efektif : Kabur,


Menyendiri ETIOLOGI

Faktor Predisposisi : 1. Sudah tidak pernah


1. Riwayat Gangguan Jiwa sebelumnya mengkonsumsi obat
2. Ditinggal oleh istrinya 2. Terlantar dijalanan sebagai
3. Dulu sering dibuli dan dipukuli oleh gelanadangan
teman-temannya 3. Masalah ekonomi dan
4. Riwayat mengkonsumsi obat anti[iskotik kepikiran keluarga
tapi tidak berhasil
5. Riwayat masalah dengan keluarga dan
kabur dari rumah

32
XV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit Perawatan Diri : Mandi, Berpakaian, Makan, BAB dan BAK

Mahasiswa

(Elvian Nur Maulidiah )

33
STRATEGI PELAKSANAAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
PASIEN KELUARGA
SP 1 SP 1
1. Bina Hubungan Saling Percaya 1. BIna Hubungan Saling Percaya
 Mengucapkan salam  Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri  Memperkenalkan diri
 Menanyakan nama pasien  Menanyakan nama keluarga pasien
 Menjelaskan tujuan pertemuan  Menjelaskan tujuan pertemuan
 Melakukan kontrak waktu, tempat  Melakukan kontrak waktu, tempat,
dan topic tujuan dan orang
2. Mendiskusikan pentingnya kebersihan  Memberikan pendidikan kesehatan
diri, cara merawat diri dan melatih pada keluarga tentang masalah
pasien tentang cara-cara perawatan perawatn diri dan cara merawat
kebersihan jiwa anggota yang mengalami masalah
kurang perawatan diri
SP 2 SP 2
1. Melatih pasien berhias 1. Melatih keluarga dalam merawat pasien
 Berpakaian, menyisir rambut dan a. Bimbing keluarga merawat kebersihan
bercukur diri berdandan
 Perempuan : berpakaian, menyisir b. Bersama keluarga merawat kebersihan
rambut dan berhias diri : berdandan
c. Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal
SP 3 SP 3
1. Melatih pasien makan secara mandiri Membuat rencana pulang bersama pasien
 Menjelaskan cara mempersiapkan
makanan
 Menjelaskan cara makan yang tertib
 Menjelaskan cara merapikan
peralatan setelah makan
 Praktik makan sesuai dengan
tahapan makan yang baik

SP 4
1. Mengajarkan BAB/BAK yang baik dan
benar secara mandiri
 Menjelaskan tempat BAB/BAK
yang sesuai

34
 Menjelaskan cara membersihkan diri
setelah BAB/BAK
 Menjelaskan cara membersihkan
tempat BAB/BAK

35
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DEFISIT PERAWATAN DIRI
Pasien Hari 1
Nama : MR. X Ruangan : 23
Empati
Hari/tgl/jam IMPLEMENTASI EVALUASI
Selasa 1. Membina hubungan saling percaya S:
19 Februari dengan pasien  Pasien menjawab salam
a. Mengucapkan salam
2019 “waalaikumsalam”
b. Menanyakan kabar pasien
11.10 c. Memperkenalkan diri  Pasien mengatakan namanya “Jemmy
d. Menanyakan nama pasien dan Setyo Hadi”
nama panggilan yang disukai  Pasien mengatakan iya dan mau saat
e. Menjelaskan tujuan diajak berdiskusi
f. Melakukan kontrak waktu  Pasien mengatakan manfaat mandi
2. Mengidentifikasi pengetahuan
yaitu agar tubuhnya bersih dan tidak
pasien mengenai kebersihan diri
3. Menjelaskan pada pasien mengenai bau
 Pasien mengatakan tadi pagi sudah
pentingnya kebersihan diri
4. Melatih pasien mengenai mandi dengan menggunakan sabun
kebersihan diri dengan cara mandi dan tidak menggosok giginya
 Pasien mengatakan kemarin mandi
dan berpakaian :
a. Menjelaskan pada pasien hanya satu kali
mengenai merawat diri dengan O : k/u Baik, Compos Mentis GCS 456
cara mandi dan berpakaian TD : 140/90 mmHg
b. Menjelaskan pada pasien N : 83 x/menit
bagaimana cara mandi dan S : 360 C
berpakaian dengan benar RR : 20x/menit
c. Melatih pasien melakukan cara
 Pasien kooperatif saat diajak
mandi dan berpakaian yang baik
berinteraksi
dan benar
 Pasien mengerti mengenai pentingnya
5. Menganjurkan pasien untuk selalu
merawat kebersihan diri
mempraktikkan cara kebersihan diri
 Pasien melakukan kontak mata saat
yang sudah diajarkan
diajak berinteraksi
 Pasien banyak bercerita tetapi

36
melompat-lompat
A:
Kognitif :
 Pasien melakukan BHSP
 Pasien mampu menjawab salam yang
diberikan dengan benar
 Pasien mampu memperkenalkan
dirinya
 Pasien menyutujui kontrak yang
diajukan
 Pasien dapat menyebutkan kembali
mengenai manfaat kebersihan diri
 Pasien dapat menyebutkan berapa kali
melakukan mandi dalam sehari
Afektif :
 Pasien kooperatif
 Terdapat kontak mata
 Pasien berbicara denga jelas tetapi
kadangan melantur
 Pasien belum bisa menalikan
pakaiannya
Psikomotor :
 Pasien mau diajak bejabat tangan
 Pasien hanya beraktivitas didalam
kamar karena kamar dikunci
 Terkadang pasien selalu berjalan-jalan
keluar setelah mandi
 Pasien terlihat sering menggambar-
gambar dikertas
P:
Perawat : evaluasi SP 1 yang sudah dilakukan
Pasien : menganjurkan pasien untuk selalu
menjaga kebersihan dirinya dengan rutin
mandi dan menjaga pakaiannya agar terlihat
rapi

37
2. 1. Melakukan BHSP S:
a. Memberikan salam
 Pasien menjawab salam dengan
b. Menanyakan kabar / perasaan
c. Menanyakan pada pasien “waalaikumsalam”
apakah masih ingat  Pasien mengatakan ingat dengan
d. Melakukan kontrak waktu, wajah perawat tetapi lupa dengan
tempat dan topic namanya
2. Mengevaluasi cara kebersihan diri  Pasien mengatakan sudah makan tadi
yang sudah diajarkan sebelumnya pagi tanpa mencuci tangan dan
3. Mendiskusikan dengan pasien
membaca doa
mengenai cara makan dan  Pasien mengatakan sebelumnya tidak
toileting (BAB & BAK ) pernah membaca doa sebelum makan
a. Menjelaskan cara  Pasien membaca doa sebelum dan
mempersiapkan makan sesudah makan
b. Menjelaskan cara makan yang  Pasien mengatakan saat BAK, pasien
baik BAK di di wadah besi dan diletakkan
c. Mengajarkan pada pasien
di pojok kamar
berdoa dan mencuci tangan
 Pasien mengatakan kemarin BAB di
sebelum makan
kamar
d. Menjelaskan cara merapikan
O : K/U baik, compos mentis GCS 456
peralatan makan
e. Melatih cara makan sesuai TD : 150/90 mmHg
dengan yang diajarkan N : 89 x/menit
4. Menganjurkan pada pasien untuk
S : 36,80C
selalu mempraktikkan cara makan
RR : 19x/menit
syang sudah diajarkan
 Pasien terlihat kooperatif saat diajak
berkomunikasi
 Pasien makan dengan berdiri
 Pasien terlihat mengerti dengan apa
yang sudah disampaikan perawat
mengenai makan yang baik dan benar
 Pasien dapat mengulang doa sebelum
dan sesudah makan yang sudah
diajarkan
 Pasien dapat menyebutkan beberapa

38
cara makan yang baik dan benar

39
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DEFISIT PERAWATAN DIRI
Pasien Hari 2
Nama : MR. X Ruangan : 23
Empati
Hari/Tgl/Ja IMPLEMENTASI EVALUASI
m
Rabu 1. Melakukan BHSP S:
a. Memberikan salam
20 Februari  Pasien menjawab salam
b. Menanyakan kabar /
2019 dengan “waalaikumsalam”
perasaan
12.05 c. Menanyakan pada pasien  Pasien mengatakan ingat

apakah masih ingat dengan wajah perawat

dengan perawat tetapi lupa dengan namanya


d. Melakukan kontrak  Pasien mengatakan sudah

waktu, tempat dan topic makan tadi pagi tanpa


2. Mengevaluasi cara kebersihan mencuci tangan dan
diri yang sudah diajarkan membaca doa
sebelumnya  Pasien mengatakan
3. Mendiskusikan dengan pasien sebelumnya tidak pernah
mengenai cara makan dan membaca doa sebelum
toileting (BAB & BAK ) makan
a. Menjelaskan cara  Pasien membaca doa
mempersiapkan makan sebelum dan sesudah
b. Menjelaskan cara makan
makan
yang baik  Pasien mengatakan saat
c. Mengajarkan pada pasien
BAK, pasien BAK di di
berdoa dan mencuci
wadah besi dan diletakkan
tangan sebelum makan
d. Menjelaskan cara di pojok kamar
 Pasien mengatakan kemarin
merapikan peralatan
BAB di kamar
makan
e. Melatih cara makan sesuai O : K/U baik, compos mentis GCS
dengan yang diajarkan 456
4. Menganjurkan pada pasien

40
untuk selalu mempraktikkan TD : 160/100mmHg
cara makan syang sudah N : 82x/menit
diajarkan S : 36,70 C
RR : 21x/menit
 Pasien terlihat kooperatif
saat diajak berkomunikasi
 Pasien makan dengan
berdiri
 Pasien terlihat mengerti
dengan apa yang sudah
disampaikan perawat
mengenai makan yang baik
dan benar
 Pasien dapat mengulang
doa sebelum dan sesudah
makan yang sudah
diajarkan
 Pasien dapat menyebutkan
beberapa cara makan yang
baik dan benar
 Pasien dapat menyebutkan
dimana tempat BAB dan
BAK yang benar
A:
Kognitif :
 Pasien menjawab salam
yang diajukan
 Pasien lupa dengan nama
perawat
 Pasien mampu
menyebutkan kembali
beberapa cara makan yang
benar yaitu dengan duduk
dan membaca doa sebelum

41
makan
 Pasien dapat mengulang
kembali doa sebelum dan
sesudah makan
 Pasien dapat menyebutkan
kembali dimana BAB dan
BAK yang benar dan
bagaimana
membersihkannya
Afektif :
 Pasien mau diajak berjabat
tangan
 Terdapat kontak mata
 Pasien menuruti apa yang
diminta dan dianjurkan
perawat
Psikomotor :
 Pasien beraktivitas di dalam
kamar
 Pasien dapat
mempraktikkan apa yang
diperintah perawat
 Pasien bisa makan dengan
duduk
 Pasien bisa mandi secara
mandiri
 Pasien tidak pernah
menalikan bajunya
P:
Perawat : Evaluasi SP 1,2,3,4
Pasien : menganjurkan pasien
untuk melakukan semua kegiatan
pemenuhan ADL dengan benar
untuk menjaga kebersihan dirinya

42
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DEFISIT PERAWATAN DIRI
Pasien Hari 3
Nama : MR. X Ruangan : 23
Empati
Hari/Tgl/Jam IMPLEMENTASI EVALUASI
Kamis 1. Melakukan BHSP S:
a. Memberikan salam
21 Februari  Pasien menjawab salam
b. Menanyakan kabar dan
2019 “waalaikumsalam”
perasaan saat ini
10.45 c. Menanyakan pada  Pasien mengingat perawat

pasien apakah masih tetapi lupa dengan nama

ingat dengan perawat perawat


d. Melakukan kontrak  Pasien mengatakan akan

waktu pulang dan dijemput oleh


2. Mengevaluasi cara keluarganya
kebersihan diri yang sudah  Pasien mengatakan cara

di ajarkan sebelumnya mandi dengan


a. Menyakan kembali pada menggunakan sabun dan
pasien pentingnya meenggosok gigi
kebersihan diri  Pasien mengatakan kalau
b. Menanyakan pada makan harus duduk dan
pasien mengenai cara- membaca doa
cara mandi berpakaian,  Pasien mengatakan BAK
makan dan BAB yang boleh diluar, kadang BAK
benar di kali kalau tidak disini
3. Menganjurkan pada pasien  Pasien mengatakan mau
untuk rutin mengkonsumsi minum obat
 Pasien mengatakan kadang
obat jika memang nanti
di luar mengemis kalau di
dibawakan obat
4. Menganjurkan pasien untuk tempat sebelumnya pasien
selalu melakukan kegiatan menyapu dan mengepel
tanpa mengganggu orang  Pasien mengatakan tidak

lain disekitarnya akan mengganggu orang

43
lain
O : K/U baik, Compos Mentis
GCS 456
TD : 140/90 mmHg
N : 84x/menit
S : 36,5 0C
RR :
 Pasien kooperatif saat
diajak berkomunikasi
 Pasien merespon dengan
baik saat diajak
berkomunikasi
 Pasien terlihat mampu
menjawab semua
pertanyaan yang diberikan
walaupun hanya beberapa
dari jawaban yang
seharusnya
 Pasien terlihat menurut
dengan apa yang di
anjurkan perawat
 Pasien mengerti dengan
informasi yang diberikan
perawat
O:
Kognitif :
 Pasien mampu menjawab
salam dengan baik
 Pasien lupa dengan nama
perawat
 Pasien mampu mengingat
cara kebersihan diri yang
sudah diajarkan
 Pasien mengerti dan mau

44
mengkonsumsi obat
Afektif :
 Pasien kooperatif
 Terdapat kontak mata
Psikomotor :
 Pasien
P:
Perawat :
Pasien : menganjurkan pasien
untuk menjaga kebersihan dirinya
dan melakukan kegiatan tanpa
mengganggu orang lain

45

You might also like