Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (PDPI, 2011).
dunia ini. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah
tenggara yaitu 33 % dari seluruh kasus TB di dunia, namun bila dilihat dari
jumlah penduduk terdapat 182 kasus per 100.000 penduduk. Di Afrika hampir
2 kali lebih besar dari Asia tenggara yaitu 350 per 100.000 penduduk,
diperkirakan angka kematian akibat TB adalah 8000 setiap hari dan 2 - 3 juta
merupakan penyumbang kasus TB nomor tiga di dunia setelah India, Cina dan
Afrika Selatan dan hal ini diperkirakan masih akan bertahan sampai akhir tahun
2015 (Dias, H. M., et al, 2012). Namun dalam laporan Kementrian Kesehatan
tahun 2011 menyatakan bahwa Indonesia sekarang berada pada peringkat ke-
lima setelah India, Cina, Afrika Selatan dan Nigeria dengan beban TB tertinggi di
Indonesia diperkirakan ada 430 ribu kasus TB baru dan 169 orang diantaranya
meninggal setiap harinya. Pada tahun 2012 tercatat angka insidensi TB adalah
Daerah Maluku. Hal ini dibuktikan dengan penemuan kasus TB BTA positif,
secara statistik pada diagram batang dibawah ini menunjukkan bahwa Provinsi
Sulawesi Utara, kedua Gorontalo dan Maluku diurutan ketiga sedangkan yang
Gambar 1: Catatan angka kasus TB paru BTA positif per 100.000 penduduk
relaps, dan juga meningkatkan mordibitas serta mortalitas. Saat ini, kasus
pengobatan lebih lama yaitu sampai 2 tahun sementara obatnya juga lebih
keras dan mahal (Wirawan, 2012). Ketidak patuhan dalam pengobatan juga
faktor sosial seperti tidak adanya dukungan sosial baik dari keluarga
dukungan dari keluarga dan juga peer akan dapat meningkatkan kepatuhan
pasien TB menjadi > 85%. Obat yang diberikan juga dalam bentuk
kombinasi dosis tetap (fixed dose) karena lebih menguntungkan dan sangat
samping OAT, PMO, dan edukasi yang adekuat dari petugas medis yang
Maluku”
Maluku?.
6
Bagian Timur,Maluku.
1.4.1.1 Tenaga medis dalam hal ini para dokter dan perawat dapat menjadi
1.4.2 Peneliti
internship.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tuberkulosis.
a) Tuberkulosis Primer
pneumoni, yang disebut sarang primer atau afek primer. Sarang primer
ini mungkin timbul di bagian mana saja dalam paru, berbeda dengan
b) Tuberkulosis Postprimer
hapusan dahak BTA positif, pada lobus atas, umumnya tidak terdapat
sarang dini yang umunya pada segmen apikal lobus superior atau lobus
menimbulkan kavitas.
(Hasan, 2010).
13
yaitu 33 % dari seluruh kasus TB di dunia, namun bila dilihat dari jumlah
kali lebih besar dari Asia tenggara yaitu 350 per 100.000 penduduk,
lima setelah India, Cina, Afrika Selatan dan Nigeria dengan beban TB
nasional prevalensi HIV pada pasien TB baru adalah 2.8%. Angka MDR-
dari estimasi di tingkat regional sebesar 4%) dan 20% dari kasus TB
BTA positif.
Paru.
(Hasan, 2010).
17
2.1.5.1 Kasus baru adalah pasien yang belum pernah diobati dengan
OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan
(4 minggu).
2.1.5.3 Kasus setelah putus berobat (Default ) adalah pasien yang telah
positif.
pengobatannya.
dilakukan pada :
kategori 2.
dengan kategori 2.
19
dianjurkan.
Rifampisin
RIF), 3 tablet (INH, RIF dan PZA) dan 4 tablet (INH, RIF,
PZA, EMB).
untuk dewasa dan FDC untuk anak-anak. Tablet FDC untuk dewasa
pengobatan setiap hari dalam tahap intensif dan untuk sisipan. Tablet 2
3 kali seminggu dalam tahap lanjutan. Baik tablet 4FDC maupun tablet
Tablet FDC untu anak-anak terdiri dari tablet 3FDC dan 2FDC.
Tablet ini digunakan untuk pengobatan setiap hari dalam tahap lanjutan.
FDC pada pasien anak juga disesuaikan dengan berat badan anak.
Sedangkan untuk pasien TB dewasa yang masuk dalam kategori II, dosis
selesai menelan obat. Bila pada akhir tahap intensif pengobatan pada pasien
TB BTA positif tidak terjadi konversi maka diberikan OAT sisipan berupa
Tablet 4FDC dan 2FDC dikemas dalam dos yang berisi 24 blister @28
tablet. Untuk tablet etambutol 400 mg dikemas dalam dos yang berisi 24
sebagai berikut:
a. Bila jenis obat penyebab efek samping itu belum diketahui, maka
samping tersebut.
c. Bila jenis obat penyebab dari reaksi efek samping itu telah
Lima kunci utama dalam strategi DOTS yaitu: (1) Komitmen; (2)
(WHO, 2011).
pertama
amikasin).
(Soedarsono, 2010).
30
2.1.11 Komplikasi
2.1.1.1 Pengetahuan
penderita yang rendah akan berisiko lebih dari dua kali terjadi
ulang pada akhir pengobatan fase awal dan satu bulan sebelum akhir
1992).
2.1.1.2 PMO
obat.
agar tetap mau menelan obat serta merujuk pasien bila efek
samping memberat.
keluarga).
bahwa peran PMO yang kurang baik berisiko sebesar tiga kali
sembuh.
cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman
Patogenesis
Epidemiogi
Pemeriksaan
Penyakit
tuberkulosis
Definisi &
Klasifikasi kasus
Komplikasi Tujuan
Paduan OAT
Pengobatan
Efek samping
Strategi DOTS
Prinsip
Edukasi Petugas
kesehatan
Pengetahuan
Kepatuhan
PMO
36
Pengetahuan
Tingkat kepatuhan
PMO berobat:
Patuh dan;
Tidak patuh
Edukasi dari
petugas kesehatan
Keterangan:
Variabel yang
diteliti
37
2.5 Hipotesis
Timur, Maluku.
Maluku.
BAB III
METODE PENELITIAN
terkena penyakit (TB paru) yang pernah atau sedang berobat, menjalani
berobat pasien.
3.2.1 Tempat
3.2.2 Waktu
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampling
OAT.
disiapkan).
40
disiapkan).
kesehatan yaitu setiap hari pada tahap awal, tiga kali seminggu pada
jadwal yang telah ditetapkan dan tidak selalu menaati nasihat dari
petugas kesehatan
penyerta lainnya.
selama Maret 2019 – Mei 2019 yang memenuhi kriteria inklusi pada
penelitian ini.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan
data primer.
3.6.1 Data sekunder dari catatan rekam medik instalasi rawat jalan
>0,4716.
kesehatan
Penelusuran kepustakaan
Penentuan populasi
Penentuan sampel
Pengumpulan data
sekunder pasien
tuberkulosis paru melalui
rekam medis Ruang
TAHAP Puskesmas Bula Seram
PENGOLAHAN Bagian Timur, Maluku
Editing data
Analisis statistic
dahulu dan apabila muncul dua hingga lebih faktor yang dependen maka
bebas dan satu variabel tergantung. Pada uji hipotesis terhadap banyak
multivariat.
Variabel tergantung :
Variabel Bebas :
Tahap Kegiatan Feb Feb Feb Feb Mar Apr Mei Juni
Awal 1. Penentuan
masalah
penelitian
2. Penelusuran
kepustakaan
3. Penentuan
metode
penelitian
Olah 1. Pengumpulan
data sekunder
Data melalui rekam
medis
2. Pengumpulan
data primer
dengan
kuesioner
3. Editing data
4. Analisis data
Akhir 1. Penulisan
laporan
penelitian
2. Pemaparan
hasil
penelitian
49
DAFTAR PUSTAKA
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi. 7nd ed , Vol. 1. Jakarta
: Penerbit. Buku Kedokteran EGC, 2007 : 189-1. 2.
Niven, N., (2012). Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat dan Profesional
Kesehatan lain. Penerbit Buku Kedokteran.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka cipta
Lampiran:
KUESIONER PENELITIAN
Daftar pertanyaan ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi kepatuhan berobat pasien TB paru menggunakan OAT
di Puskesmas Bula Seram Bagian Timur, Maluku.
Responden Nomor :.....................................................
Tanggal :.....................................................
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban sesuai dengan apa yang Bapak/Ibu,
Saudara/i ketahui dan yang dialami.
IDENTITAS PENGISIAN
1. Nama :
2. Alamat domisili :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
5. Pendidikan :
a. Tidak pernah bersekolah
b. SD/Sederajat.
c. SMP/Sederajat.
d. SMA/Sederajat.
e. D1/D2/D3
f. S1/S2/S3
I. PENGETAHUAN
1. Apakah Bapak/ibu, saudara/i tahu tentang penyakit yang Bapak/ibu,
saudara/i alami sekarang?
a.Ya b.Tidak
2. Jika Ya, apa nama penyakitnya?
a.TBC Paru b.Atau lain-lain, sebutkan?....................................
3. Menurut sepengetahuan Bapak/ibu, saudara/i apakah penyakit TB Paru
dapat menular dari seseorang penderita kepada orang lain?
a.Ya b.Tidak
4. Apakah menurut sepengetahuan Bapak/ibu, saudara/i penyakit TB Paru
dapat disembuhkan melalui pengobatan yang diberikan?
a.Ya b.Tidak
54
II. PMO
1. Apakah Bapak/ibu, saudara/i sejak pertama sampai selesai pengobatan
dapat pengawasan langsung oleh seseorang /PMO agar menelan obat
secara teratur?
a.Ya b.Kadang-kadang c.Tidak
2. Apakah orang yang mengawasi Bapak/ibu, saudara/i minum obat ada
memberi dorongan agar Bapak/ibu, saudara/i mau berobat secara teratur?
a.Ya b.Kadang-kadang c.Tidak
3. Apakah orang yang mengawasi Bapak/ibu, saudara/i minum obat ada
mengingatkan untuk periksa ulang dahak pada waktu-waktu yang telah
ditentukan?
a.Ya b.Kadang-kadang c.Tidak
4. Apakah orang yang mengawasi Bapak/ibu, saudara/i minum obat selalu
memberikan penyuluhan kepada anggota keluarga, yang mempunyai
gejala-gejala tersangka TBC untuk segera memeriksakan diri ke Unit
Pelayanan Kesehatan (Puskesmas/Rumah sakit)?
a.Ya b.Kadang-kadang c.Tidak
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN