Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
P07120216077
Perdarahan ini banyak disebabkan oleh hipertensi, selain itu faktor penyebab
lainnya adalah aneurisma kriptogenik, diskrasia darah, penyakit darah seperti
hemofilia, leukemia, trombositopenia, pemakaian antikoagulan angiomatosa
dalam otak, tumor otak yang tumbuh cepat, amiloidosis serebrovaskular.
Faktor risiko stroke dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor-faktor yang tidak
dapat diubah dan yang dapat diubah (Bustami, 2007). Penjabaran faktor risiko
tersebut sebagai berikut :
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang disgnostik yang dapat dilakukan adalah :
1. Laboratorium:mengarahpada pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, kolesterol,
dan bila perlu analisa gas darah, gula darah dsb.
2. CT scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau infark
3. MRI untuk mengetahui adanya edema, infark, hematom dan bergesernya struktur
otak
4. Angiografi untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai
pembuluh darah yang terganggu.
5. Fungsi Lumbal : Menunjukan adanya tekanan normal dan biasanya ada trombosis,
emboli serabral dan TIA, sedangkan tekanan meningkat dan cairan yang
mengandung darah menujukan adanya hemoragi suaraknoid intrakranial. Kadar
protein meningkat pada kasus trombosis sehubungan dengan adanya proses
imflamasi.
6. Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin adanya
daerah lesi yang spesifik.
7. Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang berlawanan dari
masa yang meluas; klasifikasi karptis interna terdapat pada trombosis serebral.
8. Ultrasonografi Doppler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah system
arteri karotis), aliran darah / muncul plak (arteriosklerotik).
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penderita dengan SH adalah sebagai berikut:
a. Terapi umum:
Untuk merawat keadaan akut perlu diperhatikan faktor – faktor kritis sebagai
berikut :
1) Menstabilkan tanda – tanda vital
a) Mempertahankan saluran nafas (sering melakukan penghisapan yang
dalam, trakeotomi, pasang alat bantu pernafasan bila batang otak terkena)
b) Kendalikan tekanan darah sesuai dengan keadaan masing – masing
individu; termasuk usaha untuk memperbaiki hipotensi maupun
hipertensi.
2) Deteksi dan memperbaiki aritmia jantung
3) Merawat kandung kemih. Sedapat mungkin jangan memasang kateter tinggal;
cara ini telah diganti dengan kateterisasi “keluar – masuk” setiap 4 sampai 6
jam.
4) Menempatkan posisi penderita dengan baik secepat mungkin :
a) Penderita harus dibalik setiap jam dan latihan gerakan pasif setiap 2 jam
b) Dalam beberapa hari dianjurkan untuk dilakukan gerakan pasif penuh
sebanyak 50 kali per hari; tindakan ini perlu untuk mencegah tekanan
pada daerah tertentu dan untuk mencegah kontraktur (terutama pada bahu,
siku dan mata kaki)
b. Terapi khusus:
Ditujukan untuk stroke pada therapeutic window dengan obat anti agregasi dan
neuroprotektan. Obat anti agregasi: golongan pentoxifilin, tielopidin, low heparin,
TPA.
Penilaian Nilai
Respon Mata (Eyes: S):
Spontan 4
Dengan bicara (panggilan) 3
Dengan rangsang nyeri (tekan pada saraf supraorbita/ kuku jari) 2
Tidak ada reaksi 1
Respon Verbal (V)
Orientasi (dapat menjawab dengan kalimat yang baik dan tahu dimana 5
ia berada, waktu, hari
Kacau (dapat menjawab namun disorientasi waktu dan tempat) 4
Tidak tepat (dapat mengucapkan kata-kata namun tidak berupa kalimat 3
dan tidak tepat)
Mengerang (tidak mengucapkan kata-kata, hanya suara mengerang) 2
Tidak ada respon 1
Respon Motorik (M)
Menurut perintah 6
Mengetahui lokasi nyeri (apabila ada respon yang bermaksud untuk 5
menampis nyeri)
Menghindar 4
Fleksi (respon fleksi saat diberikan nyeri) 3
Ekstensi (respon ekstensi saat diberikan nyeri) 2
Tidak ada respon 1
KETERANGAN:
1) 3-7 : prekoma, koma
2) 8-9 : somnolen
3) 10-12 : apatis
4) 13-15 : compos mentis
b) Kekuatan otot
5. Evaluasi
1. Evaluasi formatif : merefleksikan observasi perawat dan analis terhadap klien
terhadap respon langsung dan intervensi keperawatan
2. Evaluasi sumatif : merefleksikan rekapitulasi dan synopsis observasi dan analisis
mengenai status kesehatan klien terhadap waktu
DAFTAR PUSTAKA
Price, S.A & Wilson. L.M. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 vol 2. Jakarta: EGC
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
vol 3. Jakarta: EGC
Tarwoto, dkk. 2008. Keperawatan Medikal Bedah .Jakarta: Trans Info Media.
Ns. Ni Luh nyoman adi parwati S.Kep Ni Luh Komang Mega Ratnasari
NIP. 196803161988032001 NIM: P07120216077
Nama Pembimbing / CT
OLEH :
P07120216077